27 research outputs found

    LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki misi yaitu untuk menyiapkan dan menghasilkan tenaga kependidikan (guru) yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara profesional, maka pelaksanaan PPL ini akan sangat membantu mahasiswa dalam memasuki dunia kependidikan dan sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti perkuliahan. Salah satu tempat yang menjadi lokasi PPL UNY 2015 adalah SMK Negeri 4 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Sidikan No. 60, Umbulharjo, Yogyaarta, DIY. Kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus – 12 September 2015. Pelaksanaan kegiatan PPL dimulai dari observasi hingga pelaksanaan PPL yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu persiapan mengajar, pelaksanaan mengajar, dan evaluasi hasil mengajar. Kegiatan mengajar dilaksanakan setelah konsultasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada guru pembimbing terlebih dahulu. Pelaksanaan PPL dilaksanakan di kelas X AP, kelas X Boga dan kelas X Busana. Selain itu, praktikan juga berperan dalam kegiatan persekolahan lainnya seperti piket guru, upacara hari Senin, upacara 17 Agustus dan lain-lain. Dengan adanya pengalaman tentang penyelenggaraan sekolah ini diharapkan praktikan mempunyai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional. Hasil dari pelaksanaan PPL selama kurang lebih satu bulan di SMK Negeri 4 Yogyakarta ini dapat dirasakan hasilnya oleh mahasiswa berupa penerapan ilmu pengetahuan dan praktik keguruan di bidang Pendidikan Bahasa Inggris yang diperoleh di bangku perkuliahan. Dalam pelaksanaan program-program tersebut tidak pernah terlepas dari hambatan-hambatan. Akan tetapi hambatan tersebut dapat diatasi dengan adanya semangat dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak yang terkait

    Gambaran Life Skill Mahasiswa Universitas Andalas

    Get PDF
    Life skill is all skills and knowledges that needed to get an effective life in addition academic skill which is important to develop in each developmental stages, included adolescent. One of groups in adolescent whom need life skill is college students. College students need to improve their life skill so they can fullfill their developmental tasks and roles properly. That was intent on abridging college students to face social changes either in college and post campus life. This study aimed to describe the life skill of Andalas University’s students. This study used quantitative design with descriptive methods. The population in this study was all S1 (bachelor degree) students in Campus 1 Andalas University. The sampling technique that used was proportionate stratified random sampling with total 266 samples. The measuring tool was Life-Skills Development Scale-Adolescent Form (LSDS-B) scale developed by Gazda, Ginter, and Darden on 1990 with 46 aitems and scale reliability on 0,915. The result of this study showed that from 266 subjects, there were 179 subjects (67,3%) had life skill in high category and 87 subject (32,7%) in medium category. This result showed that in general, Andalas University’s students already had skills that defined in life skill dimensions. Keyword: Life Skill, College Students, Developmental Tas

    PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP KENAKALAN REMAJA DI MTS PSA (PONDOK SATU ATAP) ISTIQOMAH ISLAMIYAH PANARAGAN JAYA TULANG BAWANG BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK PELAKSANAAN PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK TERHADAP KENAKALAN REMAJA DI MTS PSA (PONDOK SATU ATAP) ISTIQOMAH ISLAMIYAH PANARAGAN JAYA TULANG BAWANG BARAT Sekolah mempunyai peranan penting dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku moral anak, dengan menanamkan nilai-nilai agama agar tercipta insan yang religius pada anak. Sekolah juga merupakan lembaga pendidikan dasar dan menengah dijajaran kementrian pendidikan nasional. Sekolah menjadi kebutuhan mendasar bagi semua orang, sehingga sekolah dianggap sebagai rumah kedua bagi anak didik (murid) untuk mendapatkan pendidikan setelah pendidikan pertama dari keluarga (orang tua). Pendidikan ialah proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, dan pencerahan pengetahuan. Akan tetapi proses pendidikan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diimbangi dengan Akidah Akhlak yang baik. Penelitian ini dilatar belakangi oleh keingintahuan peneliti mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja, apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja, serta bagaimana solusi mengenai faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dan jenis penelitian lapangan (field research) dengan alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah dengan teknik interaktif, dengan cara triangulasi sumber data. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja di MTs PSA (Pondok Satu Atap) Istiqomah Islamiyah Panaragan Jaya mencakup tiga tahap yaitu Merencanakan, Melaksanakan, dan Menindaklanjuti. Dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak juga melakukan beberapa metode yang digunakan yaitu, pertama metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, diskusi, pemberian tugas, dan keteladanan. Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja adalah kurangnya pemberian Punishment, serta belum maksimal dalam melaksanakan pendekatan saintifik, Solusi terhadap faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak terhadap kenakalan remaja adalah pertama memberikan Punishment secara tegas, serta melaksanakan pendekatan Saintifik. Kata Kunci : Pelaksanaan Pembelajaran, Akidah Akhlak, Kenakalan Remaja ABSTRACT Schools have an important role in shaping the personality and moral behavior of children, by instilling religious values so that religious people are created in children. Schools are also primary and secondary education institutions in the ranks of the national education ministry. Schools are a basic need for everyone, so schools are considered the second home for students (students) to get education after the first education from the family (parents). Education is the process of guiding people from darkness, ignorance, and enlightenment to knowledge. However, the educational process will not run well if it is not balanced with a good moral creed. This research is motivated by the curiosity of researchers regarding how to implement the Akidah Akhlak learning for juvenile delinquency, what are the inhibiting factors in implementing the Akidah Akhlak learning for juvenile delinquency, and what are the solutions regarding the inhibiting factors in implementing the Akidah Akhlak learning for juvenile delinquency. In this study, researchers used descriptive qualitative research and field research with the data collection tools used were observation, interviews, and documentation. Researchers used primary data sources and secondary data sources. While the data analysis technique used is an interactive technique, by means of triangulation of data sources. Based on the results of this study, it shows that the implementation of the Akidah Akhlak lesson on juvenile delinquency at MTs PSA (One-roof Islamic Boarding School) Istiqomah Islamiyah Panaragan Jaya includes three stages, namely Planning, Implementing, and Follow-up. In carrying out learning Aqidah Akhlak also carried out several methods used, namely, the first method of lectures, questions and answers, demonstrations, discussions, giving assignments, and exemplary. The obstacles faced by teachers in implementing the Akidah Akhlak learning for juvenile delinquency are the lack of giving Punishment, and not being maximal in carrying out a scientific approach. The solution to the inhibiting factors in the implementation of Akidah Akhlak learning for juvenile delinquency is to first give Punishment strictly, and implement a scientific approach. Keywords: Implementation of Learning, Moral Beliefs, Juvenile Delinquenc

    Populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) Di Kawasan Hutan Wisata Kilometer Nol Sabang

    Get PDF
    Penelitian populasi Monyet Ekor Panjang (Macaca fasicularis) dilakukan di kawasan Hutan Wisata Kilometer Nol Kota Sabang dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan populasi monyet ekor panjang. Metode yang digunakan adalah metode survey eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi monyet ekor panjang yang terdapat di kawasan Hutan Wisata Kilometer Nol Kota Sabang terdiri dari 15 individu, diantaranya 3 monyet muda dan 12 monyet dewasa (1 jantan dan 11 betina). Populasi monyet ekor panjang banyak ditemukan di kawasan hutan wisata  disebabkan karena pada lokasi tersebut terdapat banyak sumber pakan dan pepohonan sebagai tempat aktivitasnya

    Analisa metodologis tafsir Al-Hikmah: Tafsir kontemporer Juz 'amma karya Aam Amirudin

    Get PDF
    Perkembangan pemikiran metodologi tafsir Al-Qur'an menjadi faktor yang juga mendukung berkembangnya produk tafsir. Tentunya diperlukan beberapa metode atau cara penafsiran Al-Qur'an untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Adapun metode yang digunakan untuk menafsirkan Al-Qur'an diklasifikasikan menjadi empat metode: Tahlili, Ijmali, Muqaran dan Maudhu'i. Sedangkan dilihat dari sumber tafsirnya, tafsir terbagi menjadi dua yaitu tafsir bi al-ma'tsur dan tafsir bi al-ra'yi. Kemudian corak tafsir secara umum terbagi menjadi enam, yaitu Sufi,Fiqh, Filsafat, Ilmi, Lughowi dan Adabi al-ijtima'i. Dalam menggunakan metode dan corak ketika menafsirkan al-Qur’an, seorang mufassir menggunakan metode dan corak yang berbeda-beda. Salah satunya adalah Aam Amirudin seorang ulama yang berasal dari Bandung, Jawa Barat. Karya tafsirnya adalah Tafsir Al-Hikmah: Tafsir Kontemporer Juz ‘Amma dengan karakteristik juga keilmuan yang dikuasainya tentunya memberi warna tersendiri terhadap metode dan corak tafsirnya.Dalam kajian ini penulis ingin mengkaji tentang apa sumber, metode dan corak yang digunakan oleh Aam Amirudin dalam menafsirkan Al-Qur’an, serta apa saja kelebihan dan kekurangan Tafsir Al-Hikmah ini. Kajian pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah library research (studi kepustakaan) yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain library research, dalam penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan dengan cara wawancara/interview. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penulisan Tafsir Al-Hikmah dilatarbelakangi karena ada salah seorang jama’ah yang bertanya mengenai tafsir yang mudah difahami, Aam Amirudin pun mencoba mengaplikasikan metode tafsir yang mudah dicerna oleh setiap kalangan dan beliau akhirnya menulis Tafsir Al-Hikmah. Tafsir Al-Hikmah menggunakan metode tahlili, sedangkan corak yang digunakan dalam tafsir ini adalah corak ilmi dan adabi ijtima’i. Adapun kelebihan Tafsir Al-Hikmah adalah penggunaan bahasa yang tidak bertele-tele, penjelasannya dihubungkan dengan fenomena di masyarakat. Sedangkan kekurangannya adalah tidak konsisten dalam menterjemahkan mufradat/kosa kata

    Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Pengetahuan PMO (Pengawas Menelan Obat) Pasien TB Paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 2022

    Get PDF
    Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO), Indonesia adalah negara ke-3 tertinggi dengan jumlah kasus TB paru terbesar di dunia. Kasus TB di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, termasuk di Provinsi Aceh. Pada tahun 2021 kasus tuberkulosis di Provinsi Aceh meningkat sebesar 32,69% dan Lhokseumawe termasuk salah satu daerah dengan peningkatan kasus TB yang tergolong tinggi. Pemerintah Indonesia telah membuat suatu program pemberantasan tuberkulosis dengan suatu regimen pengobatan yang akan diawasi oleh seorang PMO (Pengawas Menelan Obat). Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan PMO pasien TB paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 2022. Penelitian ini melibatkan 60 orang PMO sebagai responden. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan menggunakan rancangan one group pretest-posttest design. Data dikumpulkan menggunakan pengisian lembar kuesioner. Hasil penelitian ini didapatkan karakteristik responden dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak dari laki-laki, mayoritas responden berada pada usia dewasa tengah (41-60 tahun), mayoritas berpendidikan SMA/MAN, pekerjaan terbanyak adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) dan hubungan kekerabatan dengan pasien terbanyak adalah seorang istri. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pengetahuan responden dari yang semula 26,7% menjadi 88,3% dalam kategori baik setelah diberikan edukasi. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan PMO (Pengawas Menelan Obat) pasien TB paru di Puskesmas Kota Lhokseumawe Tahun 202

    Self Healing Pada Mahasiswa Yang Mengalami Stress Akademik

    Get PDF
    The emergence of the self-healing phenomenon is of great interest to Generation Z during the pandemic, starting in 2021 until now. Self-healing is a process of treatment or healing that is carried out by oneself through beliefs that are owned and supported by the environment and external supporting factors. Self healing is usually also done because students are experiencing academic stress. While academic stress is a tension due to too many tasks that have piled up. For this reason, this research wants to find out more about the self-healing carried out by students due to academic stress by involving 100 active students. This study uses a Likert scale instrument which is generated from academic stress data which is arranged based on two aspects, namely stressors and reactions to academic stressors. With the technique used in research using descriptive statistical techniques. As well as the analysis obtained based on the T test produces a significant difference between men and women. The results of this study indicate that women are taller than men. This self-healing method can also be used as a reference for students as an effort to reduce academic stress, for example, listening to music, sports, pursuing hobbies, etc.Kemunculan fenomena self healing banyak diminati generasi Z saat pandemi berlangsung, tepatnya dimulai pada tahun 2021 hingga saat ini. Self healing sebagai proses pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan oleh diri sendiri melalui kepercayaan yang dimiliki serta didukung oleh lingkungan dan faktor pendukung eksternal. Self healing biasanya juga dilakukan karena mahasiswa yang mengalami stress akademik. Adapun stress akademik merupakan suatu ketegangan akibat terlalu banyak tugas yang menumpuk. Untuk itu, penelitian ini ingin mencari tahu lebih dalam gambaran tentang self healing yang dilakukan oleh mahasiswa karena adanya stress akademik dengan melibatkan 100 mahasiswa aktif. Penelitian ini menggunakan instrumen skala likert yang dihasilkan dari data stres akademik yang disusun berdasarkan dua aspek yaitu stressor dan reaksi terhadap stressor akademik. Dengan teknik yang digunakan dalam penelitian menggunakan teknik stastisik deskriptif. Serta analisa yang didapatkan berdasarkan uji T menghasilkan perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Metode self healing ini juga dapat menjadi referensi kepada mahasiswa sebagai upaya dalam mengurangi stress akademik, sebagai contoh antara lain mendengarkan musik, olahraga, menyalurkan hobi, dll

    ANALISIS YURIDIS NORMATIF MELALUI PENANGANAN KEKERASAN PEREMPUAN DAN ANAK DI KABUPATEN NGAWI

    Get PDF
    Abstrak: Dalam memberikan pelayanan bantuan hukum harus didasarkan prinsip kesamaan di mata hukum. Bantuan hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum merumuskan tentang peran paralegal, paralegal diartikan secara legitimasi yuridis dalam tatanan hukum nasional yang tercantum dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum. Kegiatan pelatihan paralegal dilakukan untuk mengatasi permasalahan sedikitnya jumlah advokat bersertifikat di Kabupaten Ngawi. Dengan adanya pelatihan paralegal, diharapkan dapat meningkatkan jumlah individu yang memiliki pengetahuan dan keterampilan hukum untuk memberikan bantuan hukum yang memadai kepada masyarakat. Pelaksanaan kegiatan berupa pelatihan dan pendampingan paralegal dengan teknik pemberian informasi atau penyuluhan hak hukum masyarakat tentang cara penyelesaian kasus tindak pidana kekerasan seksual. Waktu kegiatan akan dilaksanakan pada tanggal 14-15 Januari 2023 dan dihadiri oleh 50 peserta, termasuk Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Se-Kabupaten Ngawi dan perwakilan mahasiswa dari kampus di Kabupaten Ngawi dan Karesidenan Madiun. Pemateri kegiatan ini diisi oleh tim pengabdian, dosen Fakultas Ilmu Hukum Univesitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Hasil dari kegiatan pelatihan paralegal ini menunjukkan bahwa 62,5% peserta memahami konsep dan materi umum tentang keparalegalan serta aspek di dalamnya sehingga peserta dinilai sudah siap dan mampu memberikan pelayanan hukum serta menumbuhkan kesadaran Hukum kepada masyarakat.Abstract: In providing legal aid services must be based on the principle of equality in the eyes of the law. Legal aid in accordance with Law Number 16 of 2011 concerning Legal Aid formulates the role of paralegals, paralegals are defined legitimately juridically in the national legal order listed in Article 9 and Article 10 of Law Number 16 of 2011 concerning Legal Aid. Paralegal training activities are conducted to overcome the problem of the small number of certified advocates in Ngawi Regency. With the paralegal training, it is expected to increase the number of individuals who have legal knowledge and skills to provide adequate legal assistance to the community. The implementation of activities in the form of paralegal training and mentoring with the technique of providing information or counselling on the legal rights of the community on how to resolve cases of sexual violence. The activity will be held on 14-15 January 2023 and attended by 50 participants, including Nasyiatul Aisyiyah Branch Leaders throughout Ngawi Regency and student representatives from campuses in Ngawi Regency and Madiun Karesidenan. The speakers for this activity were the service team, lecturers from the Faculty of Law, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) and members of the Witness and Victim Protection Agency (LPSK). The results of this paralegal training activity showed that 62.5% of participants understood the concept and general material about paralegals and the aspects in it so that participants were considered ready and able to provide legal services and foster legal awareness to the community
    corecore