11 research outputs found
PENGARUH KONVERSI LAHAN PERSAWAHAN KE INDUSTRI BATU BATA TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM ( Studi Pada Dusun 5 di Desa Sendang Asih Kecamatan Sendang Agung Kabupaten Lampung Tengah)
ABSTRAK
Penelitian ini membahas sebuah pengaruh konversi lahan
terhadap pendapatan Masyarakat Dusun 5 Desa Sendang Asih
Kecamatan Sendang Agung, dengan pengalihan Lahan persawahan
menjadi industri batu bata yang ada di dusun 5 desa sendang asih
kecamatan sendang agung masyarakat dapat mengubah lahan yang
tidak produktif menjadi lahan yang bermanfaat, selain itu masyarakat
juga mengkonversikan lahan bertujuan untuk meningkatkan pedapatan
mereka agar lebih baik lagi terhadap perekonomian dan kesejahtraan
para pelaku konversi lahan yang ada sehingga perekonomian
masyarakat cukup stabil baik segi sandang,papan,pangan cukup.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini Apakah
konversi lahan persawahan ke industri batu bata berpengaruh terhadap
pendapatan masyarakat dusun 5 di desa sendang asih kecamatan
sendang agung kabupaten lampung tengah? Dan Apakah konversi
lahan persawahan ke industri batu bata berpengaruh terhadap
pendapatan masyarakat dusun 5 di desa sendang asih kecamatan
sendang agung kabupaten lampung tengah dalam perspektif ekonomi
islam?.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan lahan
persawahan yang sebelum di konversikam dan setelah di konversikan
terhadap pendapatan masyarakat dusun 5 desa sendang asih. Pada
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, dimana
pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kusioner secara
purposive sampling dari 158 populasi dan menghasilkan 39,5
responden sehingga dibulatkan menjadi 40 responden. Untuk
membantu mengolah data agar lebih valid menggunkan aplikasi SPSS
versi 23
Adapun hasil penelitian ini ialah dapat disimpulkan bahwa
variabel (X1) konversi lahan persawahan ke industri batu bata
berpengaruh terhadap variabel (Y) Keputusan Pendapatan masyarakat.
Karena dengan adanya konversi lahan ini pendapatan yang diperoleh
masyarakat dapat meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari mereka. Dan dalam Pandangan Islam tentang konversi
lahan diperbolehkan hal ini dikarenakan Allah membolehkan manusia
untuk menggunakan dan mengelola sumber daya alam dengan baik.
KATA KUNCI: Konversi Lahan, Pendapatan Masyarakat.
ABSTRACT
This research discusses the influence of land conversion on the
income of the people of Hamlet 5, Sendang Asih Village, Sendang
Agung District, by converting rice fields into a brick industry in
Hamlet 5, Sendang Asih Village, Sendang Agung District, the
community can convert unproductive land into useful land. Apart from
that, the community also converts land with the aim of increasing their
income so that it will improve the economy and welfare of the existing
land converters so that the community's economy is quite stable in
terms of clothing, shelter and sufficient food.
The formulation of the problem in this research does the
conversion of rice fields to the brick industry affect the income of the
people of Hamlet 5 in Sendang Asih village, Sendang Agung
subdistrict, Central Lampung district? And does the conversion of rice
fields to the brick industry affect the income of the people of hamlet 5
in Sendang Asih village, Sendang Agung sub-district, Central
Lampung district from an Islamic economic perspective? This
research aims to compare the rice fields before conversion and after
conversion on the income of the hamlet people. 5 villages of Sendang
Asih. This research used a descriptive quantitative method, where data
collection was carried out by distributing questionnaires using
purposive sampling from 158 populations and resulted in 39.5
respondents so that it was rounded up to 40 respondents. To help
process the data to make it more valid, use the SPSS version 23
application
The results of this research can be concluded that the variable (X1)
conversion of rice fields to the brick industry has an effect on the
variable (Y) Community Income Decisions. Because with this land
conversion, the income earned by the community can increase to meet
their daily living needs. And in the Islamic view of land conversion,
this is permitted because Allah allows humans to use and manage
natural resources well.
KEYWORDS: Land Conversion, Community Income
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PENATALAKSANAAN REGIMENT TERAPEUTIK PADA PASIEN STROKE DI RT 06 RW 06 DESA KEJAPANAN KECAMATAN GEMPOL PASURUAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
Kementrian Kesehatan menunjukkan, stroke merupakan penyebab kematian
pertama di Indonesia sepanjang 2014, dengan presentase 21,1%. Tujuan dari
penelitian studi kasus ini adalah untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik pada pasien
stroke.
Desain dalam Penelitian ini menggunakan metode studi kasus subyek yang
digunakan adalah pasien stroke yang mengalami masalah dan diagnosis yang
sama, yaitu ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik. Metode
pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi, pemeriksaan
fisik. Asuhan keperawatan yang dilakukan mulai dari tahap pengkajian,
menentukan diagnosa, menyusun perencanaan keperawatan, melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan dan tahap akhir yaitu evaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 minggu kunjungan yang mengalami masalah dan diagnosis
yang sama, yaitu ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik pada
keluarga Ny. Is dan Ny. W dapat teratasi ditandai dengan meningkatnya
pengetahuan serta keterampilan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang
menderita stroke.
Kesimpulan dari studi kasus dan penelitian adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan pada keluarga Ny. Is dan Ny. W masalah ketidakefektifan
penatalaksanaan regiment terapeutik teratasi. Untuk itu diharapkan bagi perawat
agar memberikan informasi dan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada
pasien stroke
Growth and Production of Sweet Corn (Zea mays var. Saccharata) with Organic and Anorganic Fertilizer in Kendal
This study aims to examine the response of growth and production of sweet corn plants in application of organic and inorganic fertilizers. The research was conducted on July - October 2019 in Merbuh Village, Singorojo Sub-District, Kendal District and at Ecology and Plant Production Laboratory, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semarang. The study used a randomized block design with 7 monofactor treatments with and each experimental unit was repeated 4 times. The treatments consisted of inorganic fertilizer (P0), chicken manure+inorganic (P1), goat manure+inorganic (P2), cow manure+inorganic (P3), chicken manure ‘plus’ (P4), goat manure ‘plus’ (P5), cow manure ‘plus’ (P6). Data were analyzed by variance and for treatments that showed signoficant differences further tests were carried out using DMRT at the 5% level. The observed variables were plant height, number of leaves, stalk diameter, cob production with cornhusk, and cob production without cornhusk. The results showed that the application of organic and inorganic fertilizers only affected stalk diameter. Stalk diameter in cow manure+inorganic gave the highest results compared to other treatments. There is  no influence on variables observed shows that the addition of gamal leaves as a source of N-organic and phosphate rock (BP) as P-organic in manure plus (chicken, goat, cow) can be an alternative solution to substitute inorganic fertilizers (urea and TSP) on sweet corn plant
Ultradeformable vesicles: concepts and applications relating to the delivery of skin cosmetics
Skin aging is a phenomenon resulting in reduced self-confidence, thus becoming a major factor in social determinants of health. The use of active cosmetic ingredients can help prevent skin aging. Transfersomes are well known to be capable of deeply penetrating the dermis. This scoping review provides an insight into transfersomes and their prospective use in anti-aging cosmetics. Numerous reports exist highlighting the successful skin delivery of therapeutic agents such as high-molecular-weight, poorly water soluble and poorly permeable active ingredients by means of transfersomes. Moreover, in vitro and in vivo studies have indicated that transfersomes increase the deposition, penetration and efficacy of active ingredients. However, the use of transfersomes in the delivery of active cosmetic ingredients is limited. Considering their similar physicochemical properties, transfersomes should possess considerable potential as a delivery system for anti-aging cosmetics
PISA READING LITERACY PERFORMANCE AND ITS CORRELATION WITH ENGAGEMENT IN READING ACTIVITY AND READING INTEREST
This study was aimed at finding out students’ PISA reading literacy performance level, their engagement in reading activity, and their reading interest category. It also investigated whether or not there was a correlation between students’ engagement in reading activity and PISA reading literacy performance, students’ reading interest and PISA reading literacy performance, the predictor variables (students’ engagement in reading activity and students’ reading interest) and criterion variable (students’ PISA reading literacy performance), and whether or not there was contribution between engagement in reading activity aspects and PISA reading literacy performance. The population of this study was state senior high school students in Ilir Timur II and Kalidoni districts in Palembang. The sample of the study was 252 students who were chosen by using Slovin’s formula purposive sampling. In collecting the data, the students were asked to answer PISA reading 2009 test and to respond to two questionnaires (engagement in reading activity and reading interest questionnaires). In analyzing the data, Pearson product moment coefficient correlation was used. The results showed that students’ PISA reading literacy was categorized in level 3, which is far below the school minimum mastery criteria (KKM). However, their engagement in reading activity was categorized as moderate and their reading interest was categorized as high. There was a very weak correlation between students’ engagement in reading activity and their PISA reading literacy performance, and a very weak correlation between students’ reading interest and their PISA reading literacy performance. There was a very weak correlation between two predictor variables (students’ engagement in reading activity and reading interest) and criterion variable (PISA reading literacy performance), as well. Keywords:  engagement in reading, reading interest, PISA reading literacy performanc
Improving the anti-ageing activity of coenzyme Q10 through protransfersome-loaded emulgel
Coenzyme Q10 (CoQ10) is a naturally produced organic molecule which acts as an antioxidant agent, including in skin anti-ageing, and plays a major role in the social determinants of health. However, its level in the body will decrease during ageing. Therefore, an external supplement is required to repair damaged skin, especially the skin dermis layer. This study aims to evaluate the use of a protransfersomal emulgel to improve the skin delivery and stability of CoQ10 which demonstrates low water solubility, poor permeability and instability. CoQ10 was initially dissolved in oleic acid at a weight ratio of 1:56. Protransfersome was then loaded with CoQ10 (Protransf-CoQ10) and prepared using a composition of L-α-Phosphatidylcholine and Tween 80 at a molar ratio of 85:15. The Protransf-CoQ10 was dispersed in an emulgel base consisting of Tween 80 and Span 80 to produce Protransf-CoQ10 emulgel. The in vivo studies of anti-aging activity and irritability were further evaluated by applying daily 200 mg of emulgels twice a day to a 4 cm2 section on the back of a UV-ray aging-induced male Balb/c mouse 20 min before irradiation. The results showed that Protransf-CoQ10 could transform into transfersomal vesicles with particle sizes of approximately 201.5 ± 6.1 nm and a zeta potential of − 11.26 ± 5.14 mV. The dispersion of Protransf-CoQ10 into emulgel base resulted in stable Protransf-CoQ10 Emulgel during 28 days of observation at low temperatures. Moreover, the in vivo study revealed that Protransf-CoQ10 Emulgel successfully increases the collagen density and number of fibroblast cells in UV radiation skin-aged induced-mice which reflects its potential for repairing the skin ageing process. In addition, the 24-h topical application of Protransf-CoQ10 Emulgel showed that no erythema or skin rash was observed during the study. In conclusion, loading CoQ10 into protransfersomal Emulgel successfully enhanced the stability and anti-ageing efficacy enabling its potential use as anti-ageing cosmetics
Students’ Perception On The Use Of Flashcard In Teaching English Speaking Skill (A Case Study For The Sixth Grade Students Of Mi Al-Muhsinun)
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa internasional yang digunakan dalam hubungan internasional dan secara luas digunakan pada semua cabang pengetahuan. Pemerintah Indonesia memutuskan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah formal. Semenjak tahun 1994, Bahasa Inggris telah ditetapkan sebagai salah satu pelajaran muatan local di sekolah dasar pada tahun keempat, kelima dan keenam. Di Indonesia, terkadang untuk menggapai kemampuan berbicara di kelas, siswa mengalami beberapa kesulitan. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk menganalisis penggunaan flashcard sebagai media pada saat mengajar berbicara. Peneliti mendeskripsikan mengenai persepsi siswa sebelum dan sesudah penggunaan flashcard sebagai media saat proses mengajar berbicara pada siswa kelas enam di MI Al-Muhsinun. Penelitian ini mencoba untuk menjawab dua masalah penelitian yaitu: 1) Apa persepsi siswa sebelum penggunaan flashcard sebagai media, 2) Apa persepsi siswa setelah penggunaan flashcard sebagai media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis data dalam bentuk angket dan transkrip yang berisi persepsi siswa mengenai kesulitan dalam belajar berbicara. Hasil dari angket sebelum penggunaan flashcard menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak dapat belajar berbicara dengan mudah. Itu menjadi alasan kenapa mereka tidak dapat berbicara Bahasa Inggris dengan baik. Karena kesulitan yang dihadapi oleh siswa, semua siswa menyatakan bahwa mereka ingin melakukan aktivitas yang berbeda pada kelas berbicara. Hasil transkrip wawancara siswa membuktikan bahwa kesulitan utama saat belajar berbicara Bahasa Inggris adalah kosa kata. Hasil dari angket setelah penggunaan flashcard menunjukkan bahwa kemampuan berbicara para siswa meningkat dan para siswa merasa lebih berani untuk berbicara menggunakan Bahasa Inggris. Semua siswa setuju tenteng penggunaan flashcard saat belajar berbicara Bahasa Inggris dan mereka ingin melanjutkan penggunaan flashcard dimasa depan. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan media yang berbeda seperti dot to dot picture, boneka tangan, puzzle, dan lain sebagainya dan dapat juga melakukan penelitian tindakan kelas untuk mendapatkan analisis dan penjelasan yang lebih mendalam dan detail
Analisis vegetasi di Savana Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS)
INDONESIA:
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru TN-BTS merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keragaman hayati yang cukup tinggi sehingga berpotensi mampu menjaga keseimbangan ekosistem alami maupun sebagai sumber daya hayati yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan. Savana merupakan vegetasi utama dikawasan TN-BTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan jenis vegetasi savana, ada tidaknya perbedaan komposisi dan kelimpahan jenis vegetasi savana, dan jenis vegetasi savana yang dominan di daerah tidak terbaka dan pasca kebakaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS). Penelitian dilakukan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada bulan Februari sampai dengan Mei 2010. Penelitian ini dilakukan pada daerah TN-BTS seluas 50.276,20 ha dengan menggunakan metode belt transek.
Hasil penelitian di daerah tidak terbakar diperoleh 29 spesies, 11 spesies tumbuhan perdu dan 18 spesies tumbuhan herba. Pada daerah pasca kebakaran terdapat 28 spesies, 14 spesies tumbuhan perdu dan 14 spesies tumbuhan herba. Kelimpahan jenis tertinggi di daerah tidak terbakar pada tumbuhan herba adalah dari jenis Imperata cylindrica L (106,57 %) dan kelimpahan jenis terendah adalah dari jenis Cyperaceae 1 (0,72%). Pada tumbuhan perdu nilai kelimpahan jenis tertinggi adalah dari jenis Pteridium aquilinum L (248,33%) dan nilai kelimpahan jenis terendah adalah dari jenis Bidens pilosa L (0,94%). Pada daerah pasca kebakaran nilai kelimpahan jenis tertinggi pada tumbuhan herba adalah dari jenis I. cylindrica L (137,87%) dan nilai kelimpahan jenis terendah adalah dari jenis Cephalanthera longifolia L (0,63%). Pada jenis perdu nilai kelimpahan jenis tertinggi adalah dari jenis P. aquilinum L (161,46%) dan nilai kelimpahan jenis terendah adalah dari jenis Comandra umbellata L (1,35%). Pada daerah yang tidak terbakar memiliki komposisi jenis yang lebih banyak dari pada di daerah pasca kebakaran. Kelimpahan jenis vegetasi pada tumbuhan perdu di daerah pasca kebakaran lebih tinggi dari pada di daerah tidak terbakar. Jenis vegetasi yang mendominasi pada jenis herba di daerah tidak terbakar dan pasca kebakaran adalah dari jenis I. cylindrica L. Pada jenis perdu di daerah tidak terbakar dan pasca kebakaran didominasi oleh jenis P. aquilinum L
Pengaruh Lama Ekstraksi Terhadap Karakteristik Fisika Kimia Gelatin Kulit Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus) Menggunakan Perendaman Asam Askorbat
Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hasil hidrolisis parsial kulit, tulang, dan jaringan ikat putih. Gelatin didapatkan dari kolagen yang terdapat pada tulang dan kulit. Sifat gelatin yaitu tidak berbau, hampir tidak memiliki rasa, tidak berwarna atau tidak berwarna kuning kecoklatan, dan larut dalam air. Gelatin memiliki manfaat sebagai penstabil, pembentuk gel, pengikat, perekat, pengemulsi, dan edible coating. Tipe gelatin berdasarkan cara pembuatannya dibagi menjadi dua jenis gelatin yaitu gelatin tipe A dan gelatin tipe B. Gelatin tipe A diperoleh melalui perendaman bahan baku menggunakan asam encer. Pada gelatin tipe B diperoleh dengan pengkondisian menggunakan larutan basa. Aplikasi gelatin pada bahan makanan antara lain sebagai agen pembentuk gel, pengental, pengemulsi, pembentuk busa, edible film dan stabilizer, di bidang farmasi gelatin banyak digunakan untuk pembuatan kapsul lunak dan keras.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama ekstraksi terhadap karakteristik fisika kimia gelatin kulit kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) menggunakan perendaman asam askorbat. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang pada bulan Desember 2018 – Februari 2019.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Rancangan percobaan dalam penelitian utama adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 3 perlakuan dan 6 kali ulangan. Kemudian untuk data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang dilakukan, dengan uji F pada taraf 5% dan jika didapatkan hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan uji Tukey pada taraf 5%.
Hasil penelitian menunjukkan lama ekstraksi berpengaruh terhadap kualitas gelatin kulit ikan kakap merah mencakup nilai rendemen, kekuatan gel, viskositas, derajat keasaman (pH), kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan analisis profil asam amino. Gelatin kulit ikan terbaik didapatkan pada lama ekstraksi selama 7 jam dengan kualitas meliputi nilai rendemen sebesar 18,26; kekuatan gel 6,72 N; viskositas 5,64cP; pH 5,50%; kadar air 8,80 %; kadar abu 0,55%; kadar protein 89,72%; kadar karbohidrat 0,70% dan kadar lemak 0,42%. Hasil analisis profil amino diperoleh kandungan asam amino tertinggi Glisin 16,54% dan asam amino terendah L-Tirosin 0,37%. Saran yang dapat saya berikan yaitu perlu adanya penelitian lanjutan terhadap gelatin kulit ikan untuk memenuhi standar nasional kebutuhan konsumsi seperti uji kelarutan, uji mikrobiologi dan uji daya cerna