1,928 research outputs found
LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA Jl. A.M Sangaji No. 50 Jetisharjo, Yogyakarta
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta semester
khusus tahun 2014 yang berlokasi di SMA Negeri 11 Yogyakarta telah dilaksanakan
oleh mahasiswa pada tanggal 2 Juli - 17 September 2014. Kelompok PPL di lokasi ini
terdiri dari 6 mahasiswa dari 3 program studi, yaitui, Bimbingan Konseling,
Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Geografi. Tujuan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) adalah melatih mahasiswa agar memiliki pengalaman faktual tentang
proses pembelajaran dan kegiatan kependidikan lainnya di sekolah, sebagai bekal
untuk mengembangkan diri sebagai tenaga keguruan yang profesional yang memiliki
pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi
penyusunan RPP, praktek mengajar, pembuatan soal evaluasi, serta kegiatan lainnya
yang diselenggarakan di sekolah.
Praktek mengajar dimulai dari tanggal 8 Agustus sampai dengan 13 September
2014, dilakukan sebanyak total 15 kali pertemuan di kelas X IIS 1, X II 2, dan X
MIA 7. Pokok bahasan yang diajarkan untuk kelas X meliputi Pengertian ilmu
ekonomo, pembagian ilmu ekonomi, prinsip motif dan tindakan ekonomi,
kelangkaan, biaya peluang, skala prioritas, pilihan, pengelolaan keuangan, masalah
pokok ekonomi, sistem ekonomi. Program kegiatan PPL dapat terlaksana dengan baik
dan lancar berkat adanya bimbingan dan arahan dari guru pembimbing dan dosen
pembimbing selama praktek mengajar serta peran aktif peserta didik selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM). Selain itu terlaksananya program
PPL ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari pihak sekolah yang telah
memberikan keluasan kesempatan kepada para mahasiswa PPL untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Namun terdapat hambatan yang ditemui praktikan dalam melaksanakan PPL
yakni praktikan masih kurang dalam penguasaan kelas, selama pembelajaran
berlangsung seringkali praktikan mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa
terutama saat menerangkan materi karena ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan. Praktikan menyadari bahwa munculnya hambatan dalam
pelaksanaan kegiatan PPL adalah hal yang wajar. Karena hal ini merupakan salah
satu tantangan yang harus dihadapi praktikan selama kegiatan PPL
Intervensi Paket Modul dan Audiovisual pada Peningkatan Pengetahuan dan Hard Skill Mahasiswa pada Mata Kuliah Kepererawatan Maternitas
COVID-19 telah mengubah tatanan pendidikan di Indonesia. Terjadi perubahan besar dalam pembelajaran dari pendidikan formal di kelas menjadi belajar dari rumah, dengan sistem online. Sistem pendidikan online tentu tidak mudah. Selain disiplin pribadi untuk belajar mandiri, ada fasilitas dan sumber daya yang harus disediakan. Kegiatan laboratorium yang mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan bagi pasien terpaksa diubah menjadi pembelajaran audiovisual. Dalam pembelajaran keperawatan bersalin terdapat praktik yang dilakukan di laboratorium yang mengembangkan hard skill dan pengetahuan mahasiswa. Desain penelitian ini adalah pretest dan posttest without control group. Pelaksanaan pembelajaran audiovisual dan intervensi modul diberikan dalam 4 sesi yang terdiri dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan masa nifas. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket pengetahuan dan penilaian hard skill pada siswa dengan menggunakan zoom. Jumlah responden sebanyak 63 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pembelajaran audiovisual terhadap pengetahuan siswa p=0,001 dan soft skill p=0,001. Penelitian ini menunjukkan peningkatan skor sebesar 80% dari jumlah responden. Penelitian ini merekomendasikan pemberian pembelajaran audiovisual untuk meningkatkan keterampilan laboratorium pengetahuan dalam keperawatan maternitas
PENGGUNAAN OPEN-GUIDED INQUIRY WORKSHEET DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEGIATAN OSEAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP
Kurikulum 2013 menekankan terlaksanannya kegiatan pengalaman belajar pokok selama proses pembelajaran langsung guna mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar kompetensi lulusan. Pengalaman belajar pokok tersebut meliputi kegiatan mengamati (Observing), menanya (queStioning), mengumpulkan informasi (collEcting information), mengasosiasi (Associating), dan mengkomunikasikan (commuNicating). Dalam penelitian ini, pengalaman belajar pokok tersebut diistilahkan dengan OSEAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan dalam kegiatan OSEAN dan prestasi belajar siswa setelah digunakan lembar kerja terbuka berbentuk open-guided inquiry worksheet dalam pembelajaran berbasis masalah pada materi kalor. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang siswa kelas VII yang dipilih menggunakan teknik cluster random sampling di salah satu SMP Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain one group pre-test – post-test design. Kegiatan OSEAN yang diamati adalah kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran yang diukur menggunakan lembar observasi dan kegiatan OSEAN dalam memecahkan masalah sains yang diukur menggunakan open-guided inquiry worksheet. Sedangkan prestasi belajar siswa diukur menggunakan soal pilihan ganda yang diujikan saat pre-test dan post-test. Hasil analisis terhadap data penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dalam kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran dengan peningkatan terbesar berada pada kegiatan mengumpulkan informasi. Didapat pula peningkatan nilai siswa untuk kegiatan OSEAN dalam memecahkan masalah. Selain itu, didapat pula N-gain sebesar 0,38 yang menunjukkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa berada dalam kategori sedang.
Kata Kunci: OSEAN, Pembelajaran Berbasis Masalah, Open-Guided Inquir
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI PADA KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 SRAGEN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Ciri-ciri pembelajaran
budi pekerti yang dilakukan oleh guru pada kelas akselerasi di SMA Negeri 1
Sragen 2. Strategi pembelajaran budi pekerti agar dapat menghasilkan nilai-nilai
luhur yang diharapkan. 3. Hambatan dan kendala apa yang dirasakan oleh guru
dalam pembelajaran budi pekerti sehingga menghasilkan nilai-nilai luhur.
Sejalan dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan rancangan etnografi. Data dikumpulkan melalu i instrumen
berbentuk observasi, dokumentasi; wawancara mendalam. Data dianalisis dengan
menggunakan metode analisis kualitatif model interaktif.
Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: Pembelajaran budi
pekerti di kelas akselerasi dapat dilakukan dengan: a. menyediakan pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam membuat rancangan,
proses, dan penelitian; b. menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang
merangsang keingintahuan siswa; c. Memonitor, mengevaluasi, dan menunjukkan
apakah pemikiran si siswa jalan atau tidak. Dalam pembelajaran budi pekerti di
kelas akselerasi guru berperan sebagai mediator dan fasilitator bukan sebagai
pentransfer ilmu pengetahuan. Untuk mewujudkan adanya keteladanan yang baik
dari guru atau kepala sekolah dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan
jalan: (1) Sebagai contoh (teladan); (2) Menciptakan komunikasi yang baik
antar warga sekolah; (3) Memberikan instruksi kepada semua warga sekolah;
(4) Menberikan fasilitas yang memadai; (5) Menciptakan kegiatan yang dapat
menumbuhkan nilai-nilai moralitas pada siswa; (6) Membuat kerja sama dengan
orang tua siswa
Pengelolaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 7 Surakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1) karakteristik perencanaan bimbingan dan konseling; 2) karakteristik pelaksanaan dan pengendalian bimbingan dan konseling; dan 3) karakteristik evaluasi
pengelolaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 7 Surakarta dalam penanganan kedisiplinan siswa serta solusi yang dilakukan. Jenis penelitian adalah penelitian penelitian deskriptif kualitatif. Desain penelitian adalah model pendekatan etnografi. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 7 Surakarta dengan objek berupa pengelolaan kedisiplinan di sekolah tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan menggunakan analisis interaktif. Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi, member check, dan key informant review. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Proses perencanaan program dilakukan melalui langkah-langkah: identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Salah satu bentuk pelaksanaan studi kelayakan yang dilakukan di SMP Negeri 7 Surakarta adalah menerapkan hukuman berjenjang
untuk meningkatkan disiplin bagi siswa; 2) Pelaksanaan dan Pengendalian Bimbingan dan Konseling: (a) Langkah strategis dilakukan melalui penyusunan tata tertib sekolah, pemberian layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru
Bimbingan dan Konseling, serta melalui pemberian sanksi yang bersifat mendidik bagi siswa yang melanggar tata tertib sekolah, (b) Ada tiga bentuk pengaturan
perilaku yang dilakukan sekolah, yaitu pengaturan terhadap kelakua n, kerajinan, dan kerapian, (c) Pengaturan perilaku disiplin siswa yang dilakukan sekolah melalui penetapan tata tertib sekolah didasarkan pada asas tujuan, dan (d) melakukan upaya perbaikan perilaku disiplin siswa melalui layanan informasi Bimbingan dan Konseling; 3) Evaluasi program layanan Bimbingan dan Konseling dalam penanganan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 7 Surakarta dilaksanakan setiap semester, yaitu pada akhir semester. Aspek yang dinilai dalam evaluasi mencakup enam aspek penilaian, yaitu: 1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan; 2)
Keterlaksanaan program; 3) Hambatan-hambatan yang dijumpai; 4) Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar; 5) Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan; dan 6) Perubahan
kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan
Meningkatkan Kemampuan Membedakan Perbuatan Benar Dan Salah Melalui Metode Bercerita Menggunakan Wayang Kardus Pada Kelompok B Di TK Pertiwi 1 Puluhan, Jatinom,Klat
Peningkatan Membedakan Perbuatan Benar dan Salah Perlu Ditingkatkan, oleh karena itu pembelajaran harus menarik dan menyenagkan. Salah satu untuk meningkatkan kemampuan membedakan perbuatan benar dan salah adalah melalui metode bercerita dengan menggunakan wayang kardus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
membedakan perbuatan benar dan salah, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas , sedangkan subjek penelitian adalah anak didik kelompok B TK Pertiwi I Puluhan, semester II tahun ajaran 2011/2012. Adapun jumlah anak didik kelompok B TK Pertiwi I Puluhan adalah 9 anak. Penelitian ini bersifat kalaboratif antara peneliti yang merangkap sebagai kepala sekolah dan guru kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan membedakan perbuatan benar dan salah melalui metode bercerita dengan menggunakan wayang kardus. Peningkatan pada siklus I sebesar 15,28%, peningkatan siklus II sebesar
14,36%, dan siklus III sebesar 10,19%. Untuk peningkatan kemampuan membedakan perbuatan benar dan salah melalui bercerita dengan menggunakan wayang kardus juga didukung indicator yaitu mampu menunjukkan perilaku yang benar, memahami perbuatan benar dan salah , mampu menyebutkan perilaku yang benar dan salah. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bercerita dengan menggunakan wayang kardus dapat meningkatkan membedakan perbuatan benar dan salah
ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA TANI JAGUNG MANIS HIBRIDA PADA KELOMPOK TANI TGK BAK ASAN DI DESA LAMBADA PEUKAN KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR
Jagung manis (Zea mays L Saccharata) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan Selatan bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Di masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri. Beberapa di antaranya adalah bioenergi, industri kimia, kosmetika, dan farmas
A TRANSLATION ANALYSIS OF THE WORD IF AND ITS EQUIVALENCE IN ENGLISH CONDITIONAL SENTENCE IN THE GOOD EARTH INTO BUMI YANG SUBUR BY PEARL S BUCK
The objectives of this research are to figure out and describe the varieties of English Conditional Sentence (ECS) translated into Indonesian Conditional Sentence (ICS) and the message equivalence in The Good Earth into Bumi Yang
Subur. This research uses descriptive- qualitative study which uses methods of seeking, collecting, classifying, and analyzing, then drawing conclusion. The collected data are analyzed by using the document method. From 80 data, the writer finds 8 varieties of ECS which is translated into
ICS. They are the ECS type I which is translated into implicit ICS 4 data or 3, 2%, the ECS type I which is translated into explicit ICS-KS 28 data or 22, 4%, the
ECS type I which is translated into explicit ICS-KA 3 data or 2, 4%, the ECS type II which is translated into implicit ICS 1 data or 0, 8%, the ECS type II which is translated into explicit ICS-KS 28 data or 22, 4%, the ECS type II which is translated into explicit ICS-KA 5 data or 4, 0%, the ECS type III which is translated into explicit ICS- KS 4 data or 3, 2%, and the ECS type III which is translated into explicit ICS-KA 6 data or 4, 8%. The last finding is that the data are determined as equivalent translations,
73 data or 58, 4% and 7 data or 5, 6% as non-equivalent translations. It means that the translation done by the translator of The Good Earth into Bumi Yang Subur belongs a good translation
- …