174 research outputs found

    KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KREMBANGAN

    Get PDF
    Penelitian ini didasarkan pada fenomena yang terjadi yaitu adanya perkembangan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar dan yang membayar. Ditinjau dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa wajib pajak tidak patuh dalam membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 padahal menurut media www.pajak.go.id kepatuhan wajib pajaknya cukup tinggi, yaitu 54,84%. Permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimanakah kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Krembangan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Krembangan. Metode penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan mengoperasionalkan satu variabel yaitu Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pasal 21. Variabel penelitian ini adalah berskala nominal. Ada 7 (tujuh) point kepatuhan wajib pajak yaitu Mendaftarkan Diri, Mengisi Surat Pemberitahuan, Menyampaikan Surat Pemberitahuan, Batas waktu menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan, Penyampaian Surat Pemberitahuan, Pembetulan Surat Pemberitahuan, dan Pembayaran Pajak Terutang. Dalam penelitian ini yang dikategorikan adalah Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pasal 21 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Krembangan yang terbagi menjadi lima antara lain tidak patuh, kurang patuh, cukup patuh, patuh, dan sangat patuh. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Dari hasil perhitungan Chi Kuadrat dari 195 responden (wajib pajak) yang dikategorikan sebagai kepatuhan wajib pajak terbagi menjadi 5 (lima) kategori yaitu kategori tidak patuh 30 responden atau 15,4%, kurang patuh 58 responden atau 29,7%, cukup patuh 36 responden atau 18,5%, patuh 35 responden atau 17,9%, dan sangat patuh 36 responden atau 18,5%. Dan juga dari hipotesis dalam penelitian ini dan akan diuji kebenarannya, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian terbukti bahwa ada perbedaan kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Penghasilan Pasal 2

    Strategi Pengembangan UMKM Kerajinan Caping dari Tanaman Mengkuang Berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Pontianak

    Get PDF
    Keterbatasan bahan baku, pemasaran yang belum luas, tenaga kerja yang belum memadai, kurangnya keterampilan dalam manajemen, serta pembuatan kerajinan dan belum adanya standar kualitas produk untuk bersaing agar dapat ke pasar nasional, menyebabkan UMKM ini tidak dapat berkembang dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi yang tepat untuk pengembangan UMKM. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci yaitu Dinas Koperasi dan UMKM, pengurus UMKM, ketua pengrajin dan Akademi Ide Kalimantan (AIKAL) dan informan biasa terdiri dari pengrajin, distributor, dan pesaing. Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode studi kasus untuk mendeskripsikan profil UMKM kerajinan caping pontianak dan menganalisis faktor internal serta eksternal untuk merumuskan strategi pengembangan UMKM caping pontianak. Hasilnya menunjukan bahwa alternatif strategi terletak pada kuadran SO (Strengths-Opportunities) yaitu terdiri dari: 1) efisiensi biaya pendistribusian bahan baku; 2) memanfaatkan secara optimal digital marketing sebagai media promosi produk UMKM; 3) menciptakan keterkaitan jalinan usaha kemitraan antara lembaga keuangan dan UMKM; 4) menjaga permintaan produk dan kelangsungan pasokan bahan baku; 5) menyelenggarakan pendampingan dan pelatihan untuk membantu keuangan umkm; 6) meyakinkan pihak investor sehingga terbukanya lapangan pekerjaan

    PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA LOW VISION DI KELAS X SMA NEGERI 6 BANDUNG

    Get PDF
    SMA Negeri 6 Kota Bandung bergerak sebagai sekolah inklusif. Kasus yang ditemukan adalah adanya penurunan motivasi belajar oleh siswa low vision dalam mata pelajaran matematika. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah mengenai pembelajaran matematika siswa low vision di kelas X SMA Negeri 6 Kota Bandung. Hal yang diungkap mencakup perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, kendala pembelajaran, dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pembelajaran matematika atas permasalahan yang dikeluhkan oleh siswa low vision pada studi pendahuluan. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pengujian keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi teknik. Subjek penelitian terdiri dari siswa low vision, guru matematika, wakasek kesiswaan (ketua pokja inklusif SMA Negeri 6 Bandung) dan kepala sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika untuk siswa low vision sudah dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa, sekolah sedang berupaya dalam penyediaan media pembelajaran dan penguatan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pelayanan inklusif. Hasil penelitian merekomendasikan agar pihak sekolah lebih memperkuat persepsi dan memberikan dukungan serta dorongan khususnya kepada guru yang terkait dalam melayani dan melaksanakan pembelajaran untuk siswa low vision. Menjalain kerjasama dengan jaringan luar sekolah yang dapat membantu mensukseskan pelayanan pendidikan inklusif di SMA Negeri 6 Bandung. ; This study reveals the problems on mathematics learning towards low vision students in tenth grade of SMAN 6 Bandung. The problems include lesson plans, learning implementation, learning evaluation, learning problems, and efforts made in overcoming learning obstacle. This study aims to investigate the overviewof mathematics learning of the issues complained of by the students with low vision in the preliminary study. The approach used in this study is qualitative case study method. The data collections used were deep interviews, observation, and documentation study. The triangulation technique is used to test the data validity. Based on the result and discussion, the mathematics learning to low vision students in inclusive school has not been done properly. Teachers do not make a lesson plan, the school doesn’t have a clear and systematic inclusive program service, the difficultiesarise from the lack of perception and awareness from teachers to serve students with special needs have not been evenly distributed, the implementation and learning evaluation has not fully adjust with the need of students with special needs such as low vision students. The result of this study recommends the school to fix the service system in written clearly, and systematically in accordancewith school’s vision and mission. And to make cooperation with a network outside of the school who can help to create an inclusive education service in SMAN 6 Bandung

    THE IMPLEMENTATION OF WHOLE BRAIN WRITING GAME IN TEACHING WRITING

    Get PDF
    Abstract: This study was a case study, involving 24 students at the third semester of English Education Department who were taking a course of writing II in Slamet Riyadi Surakarta. The goals of the study are to find out how Whole Brain Writing Game (WBWG) stimulates the students to generate and to develop ideas writing process, to identify the constraints experienced by the students when writing and how they coped with those problems. Over six months of conducting the research; field notes, transcribed interviews, and responses from questionnaire served as the data. The results showed that the Whole Brain Writing Game (WBWG) stimulated the students to generate and to develop ideas writing process by conducting two parts: Complexors and Puzzles. Complexors gave the students hundreds of repetitions in basic writing skills. Puzzles guided the students through a set of writing patterns. When students were playing with Complexors, they worked in teams to orally create as many Complexor tasks as possible in a minute. Complexors are speed games designed to build oral fluency. Writing a topic sentence was enormously simplified because students could speak 20 topic sentences in a row. When students were playing with Puzzles they worked individually or in teams, completing prewriting and writing tasks. Using a set of writing rules, students completed ever more elaborate, and challenging, essay patterns. Keywords:Whole Brain Writing Game, Teaching Writing, Case Stud

    IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY USING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (A Classroom Action Research at the Third Grade of SD Negeri Kalimacan in Academic Year 2009/2010)

    Get PDF
    In recent year, English as a foreign language has been learned by Indonesian learners since they were in Elementary School. At the elementary school, English is taught as local content subject. The importance of English as the key to the international communication and commerce makes it compulsory subject for students from the Junior High School up to the Senior High School. English vocabulary is one of the elements in teaching English at the elementary school. Vocabulary is the basic competence that must be reached by students in order to get other competencies like reading, writing, listening, and speaking. It is difficult to master the other competences without mastering and understanding the vocabulary. Rivers in Nunan (1991: 117) argues that the acquisition of an adequate vocabulary is essential for successful second language use because without an extensive vocabulary, we will be unable to use the structures and functions we may have learned for comprehensible communication. In the field of education, including English education in Indonesia, our education is still dominated by the view that knowledge is a set of facts which have to be memorized. Teaching learning process focuses on teacher as prominent source of knowledge. As a result, students have problems to understand academic concepts as what they usually get is something abstract and lecture method. Many students can serve good level of memorization of teaching material but in the end of teaching learning process they actually do not understand it at all. Actually memorization of teaching materials lasts for a short time in their memory and knowledge is not sets of facts which have to be memorized. Zahorik (1995) in DEPDIKNAS (2003) states: Knowledge is constructed by humans. Knowledge is not a set of facts, concepts, or laws waiting to be discovered. It is not something that exists independent of knower. Humans create or construct knowledge as they attempt to bring meaning to their experience. Everything that we know, we have made. Based on this opinion, learning process which focuses on the teacher is no longer suitable. It is because our brain is continuously finding meaning and saving meaningful cases, and learning process has to involve students in finding meaning. Teaching and learning process has to make it possible for the students to understand the meaning of their learning material. Contextual teaching learning is one of the methods appropriate in teaching English for children. In a CTL learning environment, students discover meaningful relationships between abstract ideas and practical applications in a real world context. Students learn something by experiencing by themselves. Contextual Teaching and Learning creates a team, whether in the classroom, language laboratory, or in the worksite. Students learn best b y actively constructing their own understanding (CTL Academy Fellow, 1999). Considering the importance of implementing a method in teaching English, the writer decides to carry out a research on “Improving Students’ Vocabulary Mastery using Contextual Teaching Learning (A Classroom Action 6 Research at The Third Grade of SDN Kalimacan, Kalijambe, Sragen in Academic Year 2009/2010)

    PKM Product Innovation White AC Sweet Potato Becomes Chips and Cupcake in Sukodono

    Get PDF
    Most of the livelihoods of Sukodono Village’s people, Pujer District, Bondowoso Regency are farming; various kinds of agricultural products produced by the residents of Sukodono Village are white AC sweet potato. But, the yield of many white AC sweet potatoes which is not sold well causes decays and makes farmers give up. When I was a field supervisor of KKN Unmuh Jember, the KKN students and I promoted the Nafiah Posdaya which had once been formed. With the hope to overcome the problem of the white AC sweet potato farmers, namely by processing white AC sweet potato into chips and cupcakes manually. Because of the limited manual equipment, the white AC sweet potato used for the basic ingredients of chips and cupcakes is still in small quantities. Also, chips which are produced manually are not crunchy; contain lots of oil, long time production process and small amount of production. To overcome this, product innovation needs to be done by making white ac sweet potato chips with vacuum frying and spinner technology as well as making white ac sweet potato cupcakes with an electric mixer to mix dough and oven it. The problem is those partners do not have the knowledge, skills and capital to develop and be innovation product white ac sweet potato. There are four main activities in the Community Partnership Program dedication activities that are carried out by providing material training and practicing (1) implementing vacuum frying and spinner machines to make white AC sweet potato chips (2) packing with beautiful package (3) making cupcake with basic ingredients from white AC sweet potato (4) marketing model based on E-commerce Web-based Information Technology. The results of this training are crispy white AC sweet potato chips with a distinctive sweet potato taste because the slices are thicker than the other chips and delicious white ac sweet potato cupcake with attractive toping is a promising market opportunity. It is expected that the Community Partnership Program activities can improve the welfare of partners

    Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan dan Penggunaan Aplikasi Jamsostek Mobile Online (JMO) dengan Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT)

    Get PDF
    Aplikasi Jamsostek Mobile Online (JMO) sangat bermanfaat bagi penggunanya, karena memudahkan penggunanya penggunanya untuk  pelaporan kecelakaan kerja juga peserta bisa mengajukan klaim Jaminan Hari Tua  (JHT) kapanpun dan dimanapun tanpa perlu mengunggah dokumen. Awalnya sebelum ada JMO peserta harus ke kantor Jamsostek, dengan adanya aplikasi JMO sangat memudahkan penggunanya, tidak perlu mengantri dan tidak keluar biaya transportasi, serta hemat waktu. Penggunaan aplikasi Jamsostek Mobile Online (JMO) menimbulkan reaksi pada diri pengguna atau pemakainya, yaitu berupa penerimaan maupun penolakan. Dalam penelitian ini digunakan model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) untuk mengetahui tingkat penerimaan pengguna terhadap suatu sistem informasi. Tingkat penerimaan pengguna terhadap aplikasi JMO berbasis android dengan menggunakan model UTAUT dijelaskan dengan deskripsi variabel penelitian antara lain Performance Expectancy (PE), Effort Expectancy (EE), Social Influence (SI), Facilitating Conditions (FC) dan Use Behavior (UB). Pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling pada 100 responden yang telah menggunakan JMO berbasis android. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa PE (Performance Expectancy) berpengaruh signifikan terhadap BI (Behavioural Intentions) dengan nilai koefisien sebesar 0,364 dan nilai C.R. 3,017. EE (Effort Expectancy) berpengaruh signifikan terhadap BI (Behavioural Intentions) dengan nilai koefisien sebesar 0,201 dan nilai C.R. 2,192. SI (Social Influence) berpengaruh signifikan terhadap BI (Behavioural Intentions) dengan nilai koefisien sebesar 0,282 dan nilai C.R. 2,607. FC (Faciliating Conditions) signifikan terhadap BI (Behavioural Intentions) dengan nilai koefisien sebesar 0,246 dan nilai C.R. 2,729

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X.3 SMA MUHAMMADIYAH 4 ANDONG KABUPATEN BOYOLALI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis karangan eksposisi dengan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD. Subjek penerima tindakan adalah kelas X.3 SMA Muhammadiyah 4 Andong Boyolali yang berjumlah 30 siswa. Subjek pelaksanaan tindakan adalah peneliti untuk menganalisis setiap siklus untuk mengetahui hasil dari pekerjaan siswa setelah diketahui hasilnya dikelompokkan jumlah siswa yang berhasil dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan dan dikalikan seratus, sedangkan subjek yang membantu dalam perencanaan dan pengumpulan data adalah guru kelas dan kepala sekolah, data dikumpulkan melalui observasi, tes, catatan lapangan. Analisis data secara deskriposi kualitatif dilakukan dengan metode alur yang terdiri reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan eksposisi dalam membuat karangan eksposisi dari 59.45% pada siklus pertama menjadi 81.08% pada siklus ketiga. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi
    • 

    corecore