32 research outputs found

    HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS (STUDI DI YAYASAN KANKER WISNU WARDHANA SURABAYA)

    Get PDF
    Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi terbanyak diantara 5 jenis kanker pada wanita. Kanker serviks mempunyai insidensi tertinggi dinegara berkembang dan di Indonesia khususnya. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SK.RT) tercatat proporsi penyebab kematian kanker serviks semakin meningkat dari 4,8% tahun 1992 menjadi 5,0% tahun 1995 dan meningkat lagi menjadi 6,0% tahun 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling yaitu simple random sampling dengan alat bantu berupa kuesioner dan rekam medik. Sampel pada penelitian ini adalah semua wanita yang melakukan pap smear di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya selama kurun waktu 1-30 Juni 2005 yaitu sebanyak 28 responden. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan narasi serta dilakukan.uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil x2 hitung (5,56) > x2 tabel (3,84) maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya sehingga disarankan agar Yayasan Kanker Wisnuwardhana lebih intensif dalam melakukan pemeriksaan pada ibu yang beresiko tinggi sehingga kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin semakin meningkat. Selain itu bagi masyarakat dapat menjaga dan memperhatikan kesehatannya sehingga dapat mendeteksi dengan melakukan pap smear atau mengetahui gejala secara dini dan juga mengerti dan menyadari akan bahaya kanker serviks

    HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PARITAS DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS (STUDI DI YAYASAN KANKER WISNU WARDHANA SURABAYA)

    Get PDF
    Kanker serviks merupakan karsinoma ginekologi terbanyak diantara 5 jenis kanker pada wanita. Kanker serviks mempunyai insidensi tertinggi dinegara berkembang dan di Indonesia khususnya. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SK.RT) tercatat proporsi penyebab kematian kanker serviks semakin meningkat dari 4,8% tahun 1992 menjadi 5,0% tahun 1995 dan meningkat lagi menjadi 6,0% tahun 2001. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dilakukan secara probability sampling yaitu simple random sampling dengan alat bantu berupa kuesioner dan rekam medik. Sampel pada penelitian ini adalah semua wanita yang melakukan pap smear di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya selama kurun waktu 1-30 Juni 2005 yaitu sebanyak 28 responden. Hasil disajikan dalam bentuk tabel dan narasi serta dilakukan.uji statistik chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel. Dari hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square didapatkan hasil x2 hitung (5,56) > x2 tabel (3,84) maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor paritas dengan kejadian kanker serviks di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya sehingga disarankan agar Yayasan Kanker Wisnuwardhana lebih intensif dalam melakukan pemeriksaan pada ibu yang beresiko tinggi sehingga kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin semakin meningkat. Selain itu bagi masyarakat dapat menjaga dan memperhatikan kesehatannya sehingga dapat mendeteksi dengan melakukan pap smear atau mengetahui gejala secara dini dan juga mengerti dan menyadari akan bahaya kanker serviks

    Skrining Senyawa Antibakteri dari Minyak Atsiri Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata) terhadap Staphylococcus aureus dengan Metode Bioautografi Kontak

    Get PDF
    Fingerroot are generally used as a remedy for rheumatism, gastroenteritis, mucositis, diuretic, malaria, bowel disorders, flatulence, skin diseases, diarrhea, mouth sores, and intestinal worms. Essential oils found in Fingerroot are generally used as antibacterial. The purpose of this study is to determine the antibacterial activity of Fingerroot essential oils against Staphylococcus aureus and to determine the antibacterial compound of Fingerroot essential oils (Boesenbergia pandurata) using contact biautography methods. Fingerroot essential oil was obtained by the Stahl distillation method. Determination of the class of efficacious compounds was carried out by contact bioautography method and anisaldehyde-sulfuric acid and vanillin sulfate were used as spray reagent. The Fingerroot essential oil yields 0.38% and monoterpenes was determined as an antibacterial agent against Staphylococcus aureus

    BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOMEROOM UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

    Get PDF
    Konsep diri yang rendah sering kali menjadi permasalahan yang utama dalam hal perkembangan siswa. Mereka cendenrung merasa rendah diri, pesimis, takut akan kritikan dan muncul rasa untuk menarik diri. Dalam kasus ini, konsep diri rendah menjadi faktor penyebab gagalnya prestasi akademik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini membahas tentang peningkatan konsep diri siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Surabaya dengan jumlah subjek tujuh siswa. Bertujuan untuk meningkatkan konsep diri siswa melalui bimbingan kelompok teknik homeroom yang dilakukan selama lima kali pertemuan. Penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental dengan one group pretest post-test design. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan skor antara sebelum dan sesudah pemberian perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat peningkatan skor konsep diri pada siswa setelah diberikannya perlakuan bimbingan kelompok teknik homeroom. Dengan menggunakan uji Wilcoxon dapat diketahui nilai Z hitung sebesar 0.017 dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) diketahui Z hitung> Z tabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 0.017 < 0.0071, selain itu nilai mean dari post test lebih besar dari pretest yaitu 121.4 < 146.1. Sehingga penggunaan bimbingan kelompok teknik homeroom ini dapat meningkatkan konsep diri siswa. Dengan adanya penelitian ini, konselor maupun pihak sekolah dapat menggunakan teknik homeroom sebagai alternatif untuk meningkatkan konsep diri siswa. Untuk para pembaca diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian terutama mengenai konsep diri dan teknik homeroom. Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Teknik Homeroom, Konsep diri

    Antimicrobial photodynamic therapy with erythrosine photosensitizer against immune response in chronic periodontitis model

    Get PDF
    Chronic periodontitis is a progressive inflammatory disease of the supporting tissues of the teeth caused by dental plaque bacteria with a clinical sign of periodontal pockets. A Gram-negative bacterium that can trigger this inflammatory disease is Porphyromonas gingivalis. Antimicrobial photodynamic therapy with blue LED light irradiation and photosensitizer erythrosine can reduce the survival rate of P. gingivalis. This study aimed to determine the effects of antimicrobial photodynamic therapy (APDT) exposure with blue LED light irradiation and PS erythrosine on the number of macrophages, lymphocytes, and gingival fibroblasts in gingival tissue of Sprague Dawley rats as chronic periodontitis models. This study used a posttest-only control group design to examine 27 Sprague Dawley rats which were divided into P group (healthy rats), N group (untreated chronic periodontitis rats), and PDT groups (chronic periodontitis model given 1 mg/ml PS erythrosine and irradiated with blue LED light for 60 seconds). Cell observation of histologic preparations of rat gingival tissue with hematoxylin-eosin (H&E) staining was carried out on the 1st, 3rd, and 5th days. Histological preparations of gingival tissue with H&E staining was carried out on the 1st, 3rd, and 5th days. Statistical analysis used a one-way ANOVA and the Kruskal-Wallis test, continued with LSD and the Mann-Whitney post-hoc tests. Results showed significant difference in the mean of macrophages in the PDT group compared to the untreated chronic periodontitis group on the 1st, 3rd, and 5th days (p < 0.05). The mean lymphocyte in the PDT group was significantly different from the untreated chronic periodontitis group on the 1st, 3rd, and 5th days (p < 0.05), and significantly lower than that in the healthy group (p < 0.05) but only on the 3rd and 5th days. The mean fibroblast in the PDT group was significantly different compared to the untreated chronic periodontitis group on the 1st, 3rd, and 5th days (p < 0.05). In conclusion, there were significant differences in the number of macrophages, lymphocytes, and fibroblasts in a chronic periodontitis rat model after treatment with APDT exposure with blue LED and erythrosine photosensitizer

    AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL TANGKAI (Begonia multangula Blume Stalk) TERHADAP PERTUMBUHAN (Aggregatibacter actinomycetemcomitans)

    Get PDF
    Periodontitis adalah penyakit gigi dan mulut yang paling sering ditemukan pada masyarakat dan dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Salah satu bakteri penyebab periodontitis adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Perawatan periodontitis dilakukan dengan terapi mekanik (scaling and root planning) disertai terapi kimiawi (antibiotik dan obat kumur). Penggunaan terapi kimiawi yang berkepanjangan dapat menyebabkan resistensi bakteri, gangguan pengecapan dan perubahan warna gigi. Alternatifnya dapat digunakan bahan herbal yang memiliki daya antibakteri Tangkai Begonia multangula Blume di beberapa wilayah digunakan sebagai tanaman obat serta memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol tangkai Begonia multangula Blume terhadap pertumbuhan A. actinomycetemcomitans secara in vitro. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris dengan sampel A. actinomycetemcomitans ATCC 43718. Tangkai Begonia multangula Blume diekstraksi menggunakan metode maserasi dan dibuat 5 seri konsentrasi (3,12%, 6,25%, 12,5%, 25%, dan 50%). Uji antibakteri dilakukan metode difusi kertas cakram dengan kontrol positif Chlorhexidine gluconate 2% serta kontrol negatif DMSO 1%. Diameter zona hambat selanjutnya dianalisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol tangkai Begonia multangula Blume meningkat seiring peningkatan konsentrasi dengan aktivitas tertinggi pada konsentrasi 50% dengan zona hambat sebesar 20,33 mm (p&lt;0,05). Simpulan dalam penelitian ini bahwa ekstrak etanol tangkai Begonia multangula Blume memiliki aktivitas sebagai antibakteri A. actinomycetemcomitans

    Prevalence, associated factors and outcomes of pressure injuries in adult intensive care unit patients: the DecubICUs study

    Get PDF
    Funder: European Society of Intensive Care Medicine; doi: http://dx.doi.org/10.13039/501100013347Funder: Flemish Society for Critical Care NursesAbstract: Purpose: Intensive care unit (ICU) patients are particularly susceptible to developing pressure injuries. Epidemiologic data is however unavailable. We aimed to provide an international picture of the extent of pressure injuries and factors associated with ICU-acquired pressure injuries in adult ICU patients. Methods: International 1-day point-prevalence study; follow-up for outcome assessment until hospital discharge (maximum 12 weeks). Factors associated with ICU-acquired pressure injury and hospital mortality were assessed by generalised linear mixed-effects regression analysis. Results: Data from 13,254 patients in 1117 ICUs (90 countries) revealed 6747 pressure injuries; 3997 (59.2%) were ICU-acquired. Overall prevalence was 26.6% (95% confidence interval [CI] 25.9–27.3). ICU-acquired prevalence was 16.2% (95% CI 15.6–16.8). Sacrum (37%) and heels (19.5%) were most affected. Factors independently associated with ICU-acquired pressure injuries were older age, male sex, being underweight, emergency surgery, higher Simplified Acute Physiology Score II, Braden score 3 days, comorbidities (chronic obstructive pulmonary disease, immunodeficiency), organ support (renal replacement, mechanical ventilation on ICU admission), and being in a low or lower-middle income-economy. Gradually increasing associations with mortality were identified for increasing severity of pressure injury: stage I (odds ratio [OR] 1.5; 95% CI 1.2–1.8), stage II (OR 1.6; 95% CI 1.4–1.9), and stage III or worse (OR 2.8; 95% CI 2.3–3.3). Conclusion: Pressure injuries are common in adult ICU patients. ICU-acquired pressure injuries are associated with mainly intrinsic factors and mortality. Optimal care standards, increased awareness, appropriate resource allocation, and further research into optimal prevention are pivotal to tackle this important patient safety threat
    corecore