25 research outputs found

    SOSIALISASI PEMETAAN TERUMBU KARANG UNTUK INVENTARISASI EKOWISATA BAHARI DALAM PERSPEKTIF PENGINDERAAN JAUH DAN SIG

    Get PDF
    Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis (SIG) sangatlah banyak. Salah satunya sebagai sarana dalam membangun ekowisata bahari di Provinsi Bengkulu. Dengan memanfaatkan teknologi tersebut kita dapat membuat sebuah peta yang disajikan dalam bentuk infografis tentang terumbu karang. Terumbu karang merupakan salah satu aset yang ada di perairan Provinsi Bengkulu yang memiliki daya tarik ekowisata bahari yang tinggi. Dengan dilakukan sosialisasi mengenai ekowisata bahari serta pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan SIG kepada klub selam MSDC. Diharapkan dapat berperan aktif dalam membangun database spasial ekosistem di perairan Bengkulu untuk menunjang terciptanya Provinsi yang memiliki ekowisata bahari tinggi dan dapat menarik minat wisatawan. Serta dapat berkolaborasi dengan masyarakat sekitar serta nelayan dalam menyiapkan sarana dan prasarana ekowisata bahari

    PEMETAAN DISTRIBUSI SPASIAL PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT SENTINEL-2A DI DESA BATU LUNGUN KECAMATAN NASAL KABUPATEN KAUR

    Get PDF
    Lamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi (Anthophyta) yang tumbuh subur dilingkungan laut. Lamun di lingkungan perairan juga berfungsi sebagai habitat dan sumber makanan bagi berbagai jenis hewan, termasuk ikan, burung dan invertebrata. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemetaan distribusi spasial lamun dan menghitung tingkat akurasi dengan data citra Sentinel-2A di Desa Batu Lungun Kecamatan Nasal Kabupaten Kaur. Pengambilan data lapangan dilakukan secara systematic random sampling. Data diambil dengan metode Underwater Photo Transect (UPT) yang dilakukan di 138 titik dengan bantuan transek kuadrat berukuran 10 x 10 meter dengan jarak antar transek ±20 meter. Foto hasil survei lapang dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak CPCE (Coral Point Count with Excel Extensions). Berdasarkan hasil pengamatan di perairan Pantai Batu Lungun ditemukan 2 jenis lamun yaitu jenis Thallasia hemprichii dan Cymodocea rotundata. Luasan tutupan lamun jarang dengan kondisi tutupan lamun buruk sebesar 1,40 ha (12%), luas tutupan lamun sedang dengan kondisi sedang sebesar 2,76 ha (24%), luas tutupan lamun padat dengan kondisi baik sebesar 4,43 ha (39%) dan luas tutupan lamun sangat padat dengan kondisi sangat baik sebesar 2,82 ha (25%). Tingkat akurasi secara keseluruhan yaitu (Overall Accuration) yaitu sebesar 61,53 %

    Analisis Sebaran Konversi Lahan Pertanian di Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu

    Get PDF
    This study aims to determine the pattern of land use change and the pattern of distribution of land conversion that occurred in Muara Bangkahulu District in the period 2010-2022. This study uses a quantitative method with a spatial analysis approach that utilizes Geographic Information System technology and surveys to conduct ground checks in the field on the interpretation of land conversion results from satellite imagery data. The analysis used is nearest neighbor analysis and descriptive analysis. The results showed that there were only two patterns of land change that occurred in Muara Bangkahulu District, namely oil palm plantation areas turning into residential areas and agricultural areas turning into residential areas. The high rate of change of land use into residential areas is due to the subsidized housing program in Muara Bangkahulu District. The pattern of distribution of land conversion that occurs can be seen through the pattern of distribution of settlements in Muara Bangkahulu District which is included in the random category with a value of T = 1.064934 meaning that land conversion occurs in each village and the change tends to be permanent because it has changed its function to become built-up land or settlements

    PELATIHAN PEMBUATAN SISTEM KEHADIRAN SISWA BERSAMA MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS BENGKULU MENGGUNAKAN QR CODE BERBASIS ANDROID DI MIS AL-ISLAM KELURAHAN SUMBER JAYA KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Pengambilan data kehadiran siswa yang dilakukan pada MIS Al-Islam Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu masih secara manual dengan menggunakan buku absen. Guru harus memanggil nama siswa satu per satu atau mengisi list kehadiran secara manual. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak efektif dalam melaporkan data kehadiran siswa. Masalah lain yang muncul akibat penggunaan cara manual ini adalah sering hilangnya data kehadiran, kesulitan dalam mencari data kehadiran siswa, dan keterlambatan dalam pengolahan data. Untuk mengatasi permasalahan ini, dilakukan pelatihan kepada para guru di MIS Al-Islam Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu untuk membuat sistem kehadiran siswa dengan menggunakan QR Code berbasis android. Dengan menggunakan teknologi QR Code, pengambilan data kehadiran siswa dapat lebih efisien. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan tahap pengenalan terkait dengan QR Code dan juga tahap pelatihan kepada guru MIS Al-Islam Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu terkait dengan cara membuat sistem kehadiran siswa dengan menggunakan QR Code berbasis android. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini memberikan pengetahuan baru bagi guru, meningkatkan keahlian para guru dalam mengimplementasikan teknologi, dan guru bisa membuat sistem kehadiran siswa dengan menggunakan QR Code berbasis android. Dengan demikian, proses pembuatan laporan kehadiran siswa diharapkan bisa lebih terorganisir, mudah, dan cepat.   Kata Kunci: Kehadiran Siswa, QR Code, MIS Al-Islam, Androi

    Utilization of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Technology for Mapping Mangrove Ecosystem

    Get PDF
    Technological developments, especially in remote sensing in mangrove mapping are growing. One of them is the use of Unmanned Aerial Vehicle (UAV) as a vehicle for capturing aerial photo data. This study aims to map the mangrove ecosystem in order to find out spatial information with UAV technology and to identify mangrove species, distribution, and associations. The ground survey was conducted on 02 until 04 May 2019 in North of Lancang Island, Seribu Islands, DKI Jakarta Province. The mangrove data collection was carried out in four stations with marking, tracking the mangrove area and drone flights for taking aerial photo data. Based on the research, it was found that the mangroves were in good condition with an area of around 4 hectares, consisting of Rhizophora mucronata. However, there is a lot of waste around the mangrove ecosystem, especially inorganic waste in the form of plastic. Where the presence of garbage can cover the roots of the mangrove so that it can affect respiration and cause death in mangroves. The application of UAV technology that is integrated with GIS in mangrove ecosystem mapping is expected to be an alternative in extracting mangrove databases for future coastal ecosystem management

    Kajian Analisis Struktur Komunitas Mangrove di Muara Jenggalu Kota Bengkulu

    Get PDF
    This research was carried out in September 2022 at Muara Jenggalu, Bengkulu City. The mangrove vegetation in Muara Jenggalu, Bengkulu City consists of 8 (eight) true mangrove species : Avicennia alba, Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza,Lumnitzera littorea, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris and Xylocarpus granatum. Associated mangrove species consist of 3 (three) species, namely Nypa Fruticans, Hibiscus tiliaceus L, and Pandanus tectorius.The most common types of mangroves found in the Jenggalu Estuary, Bengkulu City, are Rhizophora apiculata and Sonneratia alba. The density of mangrove species in Muara Jenggalu, Bengkulu City, is categorized as rare, with a density value of mangrove species ≤ 1,000 ind/ha. Coverage of mangrove species in Muara Jenggalu is 69.59-86.27%. The lowest type of closure is 0.18-49.68%. The type of mangrove with the highest IVI in Muara Jenggalu, namely Sonneratia alba, plays an important role in the mangrove area of Muara Jenggalu with an IVI range of ≥ 121.55-163.28. The dominance index ranged from 0.45-0.78, and the diversity index (H') ranged from 0.34-0.93

    EVALUASI TINGKAT AKURASI KLASIFIKASI HABITAT BENTIK PERAIRAN DANGKAL PADA PERBEDAAN JUMLAH KELAS MENGUNAKAN CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI: STUDI KASUS: PULAU SEBARU BESAR, KEPULAUAN SERIBU

    Get PDF
    Pulau Sebaru Besar merupakan salah satu pulau yang terdapat di bagian utara Kepulauan Seribu yang memliki keanekaragaman habitat perairan laut dangkal. Citra resolusi tinggi diintegrasikan dengan data observasi lapang dapat menjadi alternatif sumber informasi terkait habitat bentik perairan laut dangkal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi akurasi hasil klasifikasi habitat bentik perairan dangkal di Pulau Sebaru Besar Kepulauan Seribu menggunakan citra WorldView-2 dengan penerapan 9 dan 7 kelas serta melakukan uji akurasi hasil klasifikasi. Data citra WorldView-2 yang digunakan merupakan salah satu citra resolusi tinggi dengan resolusi spasial 1,84 x 1,84 meter2 yang diakuisisi pada tanggal 7 Mei 2018. Survei lapang habitat bentik perairan dangkal dilakukan pada tanggal 10-12 Mei 2018 dan 09-10 Desember 2018 dengan teknik foto kuadrat yang menghasilkan sampelsampel sebanyak 159 titik. Persentase tutupan habitat setiap foto kuadrat dianalisis dengan perangkat lunak Coral Point Count with Excel extensions (CPCe). Berdasarkan hasil penelitian akurasi klasifikasi pemetaan habitat bentik perairan dangkal untuk 9 dan 7 kelas dihasilkan akurasi sebesar 63,2% dan 67,5% dengan algoritma Maximum Likelihood Classification (MLC). Habitat bentik perairan dangkal dapat dipetakan dengan baik, sehingga bisa menjadi masukan basis data informasi untuk pengelola Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKpS) kaitannya dalam usaha monitoring habitat bentik terkhusus terumbu karang dan upaya konservasi habitat perairan laut dangkal

    KEMAJUAN DESA TEBAT LAUT MELALUI PENGEMBANGAN WEBSITE DESA

    Get PDF
    Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari program kerja kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode 97 Kelompok 49 Universitas Bengkulu yang dilaksanakan di Desa Tebat Laut, Kecamatan Seberang Musi, Kabupaten Kepahiang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi Desa Tebat Laut pada bidang pemasaran dan percepatan akses dan pelayanan publik, perekonomian, pendidikan dan potensi wisata melalui digitalisasi desa untuk menciptakan desa maju yang sesuai dengan perkembangan zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Program kerja ini dilaksanakan dengan menggunakan metode observasi sistematik non-partisipasi yang mana dalam menyiapkan bahan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan diperlukan suatu persiapan yang matang agar ilmu yang hendak disampaikan pada masyarakat atau perangkat desa (sebagai sasaran kegiatan) dapat terlaksana dengan baik. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) adanya website desa tersebut dapat mempermudah khalayak umum dalam mengakses informasi mengenai desa hingga membuka potensi yang lebih luas agar desa dapat dikenal luas oleh masyarakat dan (2) meningkatkan kinerja perangkat desa dalam hal memanfaatkan IPTEK untuk penggunaan dan pengelolaan website desa dengan tujuan mencapai desa maju yang cakap akan teknologi. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini telah menghasilkan luaran berupa website desa yang sudah dapat dioperasikan dan diakses sehingga berdampak terhadap pengelolaan sistem informasi pada desa terutama di Desa Tebat Laut

    MOLLUSCA DIVERSITY IN PAMEUNGPEUK BEACH, SOUTH OF GARUT, WEST JAVA

    Get PDF
    Moluska memiliki cara unik dalam mempertahankan dirinya pada daerah intertidal, selain itu moluska di daerah ini memiliki keanekaragaman yang berbeda dibandingkan zona lainnya. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam terkait keanekaragaman dan cara adaptasi moluska pada daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan keanekaragaman moluska, cara adaptasi moluska pada gelombang tinggi, potensi ekonomis moluska, serta menentukan klaster komunitas moluska di Pantai Pamengpeuk, Jawa Barat. Penelitian ini berlokasi di Pantai Bubujung, Pantai Karang Paranje, Pantai Santolo Indah, Pantai Karang Papak, Pantai Taman Manalusu, Pantai Cicalobak, Pantai Karang Wangi, Pantai Ranca Buaya 2 dan Pantai Ranca Buaya 1 dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil pengamatan ditemukan 37 spesies moluska yang terdiri dari 33 jenis gastropoda dan 4 jenis bivalvia. Moluska di daerah ini beradaptasi dengan cara bersembunyi pada bebatuan dan mencari daerah yang lembab untuk mempertahankan kadar air di dalam tubuhnya. Famili dengan jumlah individu dan penyebaran tertinggi adalah Nodilittorina, Trochoides, dan Littorinidae. Indeks keanekaragaman (H') moluska tertinggi yaitu Pantai Ranca Buaya 1 dengan indeks keanekaragaman 2,8, sedangkan indeks kemerataan tertinggi (e) yaitu Pantai Parenje (0,92). Moluska yang berpotensi ekonomis untuk dikembangkan di Pantai Pamengpeuk, Garut Selatan antara lain Planaxis sulcata, Nerita polita, Nerita picea, Cerithium eburneum, dan Turbo setosus. Pantai Pemengpeuk memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan kelestarian dan perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.Mollusk in intertidal zone have a unique way for self-defend and have different spesies biodiversity than other zones. So we need to learn in-depth of the diversity and ways of their adaptation. The aim of this study were to determine the spesies and diversity of mollusk, to observe the adaptation and the economic benefits of mollusk, and determine of mollusk cluster community. This research were located in Pameungpeuk, Garut, West Java included Bubujung, Karang Paranje, Santolo Indah, Karang Papak, Taman Manalusu, Cicalobak, Karang Wangi, Ranca Buaya 2 and Ranca Buaya 1 Beach. The observation found 37 species of mollusks consist of 33 species gastropoda and 4 species bivalvia. Mollusks adapt by hiding in rocks and looking for moist areas to maintain water levels in their bodies. Species with a high number of individuals and distribution were Nodilittorina, Trochoides, and Littorinidae. The highest diversity index (H’) of mollusk is found in Ranca Buaya 1 (H’ 2.8) and the higest index of evenness (e) is found in Parenje beach (0.92). The mollusks that have potential economic to be developed in Pamengpeuk beach included Planaxis sulcata, Nerita polita, Nerita picea, Cerithium eburneum, and Turbo setosus. Pemengpeuk Beach has a high level of diversity and distribution of mollusks so that it potential to be developed in order to improve the sustainability and economy of the people in that region

    KAJIAN KESESUAIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DALAM UPAYA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan menghadapi persoalan serius karena ketersediaan lahan pertanian pangan yang dialihfungsikan ke lahan non pertanian terus meningkat. Konversi lahan pertanian menjadi non pertanian cenderung terjadi di Kota Bengkulu. Kecamatan Muara Bangkahulu menjadi salah satu kecamatan yang mengalami laju konversi lahan yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dengan ketentuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bengkulu, dan mengetahui kesesuaian pelaksanaan alih fungsi lahan dengan ketentuan Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis spasial dan metode survei lapangan. Kesesuaian penggunaan lahan ditentukan dengan metode analisis spasial menggunakan aplikasi software SIG (Sistem Informasi Geografis). Selanjutnya dianalisis secara deskriptif yaitu mengkaji penentuan kesesuaian bentuk penggunaan lahan didasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan pembangunan perumahan di Kecamatan Muara Bangkahulu yang ada saat ini diperuntukan untuk kawasan permukiman berdasarkan peta rencana pola ruang Kota Bengkulu. Namun, jika dilihat dan segi tata guna lahan pada awalnya kawasan tersebut merupakan kawasan pertanian yang dikonversi menjadi kawasan perumahan. Hal ini berdampak terhadap produksi padi sawah yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Selain itu, masih ada beberapa perumahan yang berada tidak sesuai dengan peruntukannya. Upaya pemerintah yang telah dilakukan dalam rangka perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan masih kurang. Dalam pelaksanaannya diperlukan suatu koordinasi dan mekanisme melalui sanksi yang tegas agar pelaksanaan perlindungan lahan pertanian dapat terlaksana dengan baik tidak hanya sekedar Undang- Undang
    corecore