111 research outputs found

    IDENTIFIKASI POTENSI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISITIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI KECAMATAN BONTORAMBA KABUPATEN JENEPONTO

    Get PDF
    Drought usually occurs, especially during the dry season in Bontoramba, Jeneponto Regency, South Sulawesi. Therefore, it is necessary to study the potential of groundwater to meet the water needs of the Bontoramba community during the dry season. A way to identify groundwater is by using the resistivity method. This method is applied with Schlumberger configuration that gives good results vertically. The purpose of this study was to identify the potential for groundwater both in position and depth based on the results of the interpretation of measurements using the resistivity method of the Schlumberger configuration. This research is experimental research with a descriptive method. Data were processed, analyzed, and interpreted using Res2dinv. Through the results of this interpretation, modeling of the distribution of the aquifer layer in the soil is then carried out which is projected as groundwater. The results showed that the groundwater layer in path 1 and path 2 were on average at a depth of 10-30 m, path 3 and path 4 at a depth more than 30 m from the ground surface

    PEMANFAATAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH SEBAGAI MEDIA PEMBAWA PERINTAH KENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA

    Get PDF
    PEMANFAATAN JARINGAN LISTRIK TEGANGAN RENDAH SEBAGAI MEDIAPEMBAWA PERINTAH KENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGG

    ANALISIS RADIO FREKUENSI PADA MULTI-NODE SENSOR BESARAN LISTRIK BERBASIS LORA

    Get PDF
    ANALISIS RADIO FREKUENSI PADA MULTI-NODE SENSOR BESARAN LISTRIK BERBASIS LOR

    Analisis Potensi Debit Air Tanah Melalui Pumping Test Metode Step Draw Down pada Sumur Bor Irigasi di Desa Bonto Rannu, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

    Get PDF
    The rice fields in Bonto Rannu Village, Kajang District, Bulukumba Regency are dominated by rainfed rice fields. This species has limitations in the dry season because irrigation/agricultural irrigation is completely dependent on rainwater. Therefore, it is necessary to identify alternative irrigation sources for the sustainability of farmers' farming activities in Bonto Rannu Village. This study aims to analyze the quantity of groundwater wells by testing in the form of a pump test (pumping test) with the step draw down method. The optimum discharge (Qopt) of well 1 is 0.01876 m3/s or 67.53 m3/hour with an optimum Sw of 2.891 m. This shows that groundwater in well 1 can be pumped at 67.53 m3/hour with a decrease in water level of 2.891 m with the pump condition still technically safe. As for well 2, the optimum discharge (Qopt) is 0.00318 m3/s or 11.45 m3/hour with an optimum Sw of 2.100 m. These data indicate that there are limited groundwater reserves.The rice fields in Bonto Rannu Village, Kajang District, Bulukumba Regency are dominated by rainfed rice fields. This species has limitations in the dry season because irrigation/agricultural irrigation completely depends on rainwater. Therefore, it is necessary to identify alternative irrigation sources to sustain farmers' farming activities in Bonto Rannu Village. This study aims to analyze the number of groundwater wells by testing in the form of a pump test (pumping test) with the step draw-down method. The optimum discharge (Qopt) of well 1 is 0.01876 m3/s or 67.53 m3/hour with an optimum Sw of 2.891 m. This shows that groundwater in well one can be pumped at 67.53 m3/hour with a decreased water level of 2.891 m, with the pump condition still technically safe. As for well 2, the optimum discharge (Qopt) is 0.00318 m3/s or 11.45 m3/hour with an optimum Sw of 2.100 m. These data indicate that there are limited groundwater reserves

    PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KEDISIPLINAN DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BARUGA ASRINUSA DEVELOPMENT

    Get PDF
    Problems that occur in PT. Baruga Asrinusa Development is a matter of leadership style, this can be seen from the conflict between the company and employees. This conflict occurs due to misunderstanding between superiors and employees. This study aims to find out and analyze the influence of leadership style, discipline, and incentives on employee performance, as well as to know and analyze variables that have a dominant effect on employee performance in PT. Baruga Asrinusa Development. The research was conducted for 3 months from September to November 2018 with a population of 227 people and sampling techniques that are random samples from a population of 50 people who were sampled. The analysis method used in this research is quantitative descriptive method, with double regression testing preceded by performing validity and reliability test of question items of each variable as well as assumption test. The results of this study showed that the coefficient of leadership style influence on employee performance which shows that it has a significant positive effect on employee performance, coefficient of disciplinary influence on employee performance that shows that discipline has a significant positive effect on employee performance, coefficient of effect of incentives on employee performance which indicates that the provision of incentives has a significant positive effect on employee performance. This can be interpreted that the leadership style, discipline, and incentives for employee performance at PT. Baruga Asrinusa Development will increase. And the highest value is the incentive variable so that the variable that has the most influence is the incentive variable. Keywords: leadership style, discipline, incentives, and performance

    EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL (GRAFIS) DALAM PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA ARAB BAGI SANTRIWATI PONDOK PESANTREN IMMIM PUTRI PANGKEP

    Get PDF
    Penelitian ini membahas masalah penggunaan Media Visual (Grafis) dalam penguasaan kosakata bahasa Arab bagi santriwati di pondok Pesantren IMMIM Putri Pangkep. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan media yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Arab, mendeskripsikan cara penggunaan media pembelajaran visual (Grafis), dan menganalisis efektifitas penggunaan media pembelajaran visual (Grafis) pada peserta didik kelas VII.A Pondok Pesantren IMMIM Putri, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research. Data diperoleh melalui observasi, pretest dan posttest serta wawancara. Data dianalisis secara statistik menggunakan aplikasi SPSS yaitu paired sampel T test. Penerapan media pembelajaran media visual (Grafis) dilakukan dengan cara peserta didik dibagi ke dalam tiga kelompok, setiap kelompok mengumpulkan lima kosakata lingkungan pesantren. Kemudian peneliti mengintruksikam untuk menghafal kosakata tersebut dengan melihat gambar yang telah disediakan oleh peneliti, dan juga ada latihan di beberapa pertemuan selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pretest dan posttest terlihat adanya peningkatan penguasaan kosakata bahasa Arab setelah menggunakan media visual grafis. Data menunjukkan bahwa nilai rerata pretest adalah 25.28% dan nilai posttest meningkat menjadi 63.89 %. Dengan demikian efektifitas penggunaan media visual grafis masuk dalam kriteria tinggi. Hasil uji paired sampel T test juga menunjukkan nilai Signifikan Sig. (2-tailed) adalah 0.000 (p < 0,05). Artinya terjadi peningkatan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Arab di Pondok Pesantren IMMIM Putri Kecamatan Minasate’ne, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan setelah penggunaan media pembelajaran visual (Grafis)

    Tanda dalam Ritual Ziarah Makam Leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros (Suatu Tinjauan Semiotika Pierce)

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran ritual ziarah makam leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros dan menganalisis bentuk tanda pada benda dalam ritual ziarah makam leluhur di Kampala menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data berupa gambaran ritual dan makna benda-benda yang digunakan dalam proses ziarah kubur tersebut. Data yang didapatkan kemudian dianalisis melalui reduksi data untuk diklasifikasikan berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce dan disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi deskripsi lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rangkaian ziarah makam leluhur di Kampala terdiri atas tiga tahap yaitu appasabbi, appanaung dan ziarah kubur. Kuburan yang diziarahi juga terdri atas tiga lokasi berbeda yaitu (1) makam Karaeng Kampala atau Karaeng Buraneya, (2) makam Karaeng Baineyya dan (3) makam Toa Boe serta Bissu Kampala. Terdapat delapan belas benda yang digunakan dalam rangkaian proses ziarah makam ini. Semua benda tersebut memiliki ciri tanda yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi trikotomi Pierce. Pada tataran objek didominasi oleh indeks dan simbol. Pada tataran representamen didominasi oleh legisign. Sedangkan pada tataran interpretan didominasi oleh dicisign. Kata Kunci: Tanda, Ziarah Makam Leluhur, Semiotika Charles Sanders Pierce Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran ritual ziarah makam leluhur di Kampung Kampala Kabupaten Maros dan menganalisis bentuk tanda pada benda dalam ritual ziarah makam leluhur di Kampala menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan data berupa gambaran ritual dan makna benda-benda yang digunakan dalam proses ziarah kubur tersebut. Data yang didapatkan kemudian dianalisis melalui reduksi data untuk diklasifikasikan berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Pierce dan disajikan dalam bentuk gambar yang dilengkapi deskripsi lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rangkaian ziarah makam leluhur di Kampala terdiri atas tiga tahap yaitu appasabbi, appanaung dan ziarah kubur. Kuburan yang diziarahi juga terdri atas tiga lokasi berbeda yaitu (1) makam Karaeng Kampala atau Karaeng Buraneya, (2) makam Karaeng Baineyya dan (3) makam Toa Boe serta Bissu Kampala. Terdapat delapan belas benda yang digunakan dalam rangkaian proses ziarah makam ini. Semua benda tersebut memiliki ciri tanda yang berbeda-beda berdasarkan klasifikasi trikotomi Pierce. Pada tataran objek didominasi oleh indeks dan simbol. Pada tataran representamen didominasi oleh legisign. Sedangkan pada tataran interpretan didominasi oleh dicisign. Kata Kunci: Tanda, Ziarah Makam Leluhur, Semiotika Charles Sanders Pierc

    Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata Di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin

    Full text link
    Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah pesisir khususnya kawasan Muara Sungai Musi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan ekowisata mangrove karena daerah ini memiliki potensi ekosistem mangrove. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kesesuaian kawasan mangrove sebagai penunjang dalam pengembangan ekowisata di Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian yaitu survei lapangan dan analisis SIG. Stasiun pengamatan ditentukan sebanyak 8 stasiun secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk ekowisata mangrove di Muara Sungai Musi kategori sangat sesuai (S1) terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 3, kategori sesuai (S2) stasiun 2, 4, 5, 6, 7 dan 8. Secara spasial kategori potensi kawasan mangrove sebagai ekowisata terdiri “sangat sesuai” 1.079,59 ha, “sesuai” seluas 1.344,737 ha, dan tidak sesuai seluas 1.991,339 ha

    PADENDANG OGI MUSIK UPACARA RITUAL MAPPALEPPE\u27 TINJA\u27MASYARAKAT BUGIS WAJO SULAWESI SELATAN Padendang Ogi The Music of Mappal8ppel Tinja\u27 Ritual Ceremony in the Bugi Wajo Community of South Sulawesi

    Get PDF
    ABSTRACT The aim of this research is to provide an understanding of the meaning of a performance of Padendang Ogi music in the ritual ceremony Mappaleppe\u27 Tinja\u27, and takes the form of an organoIogical, musicological, and cultural study. The angle of approach used is multi- disciplinary, with a cultural analysis and interpretation, and the data were collected through a bibliographical study, observation, and interviews. There are three main points to be focused on in the study. First, the reason for performing the music Padendang Ogi in the ritual Ceremony Mappaleppe\u27 Tinja\u27. Second, the connection or relationship between Padendang Ogi music and the Mappaleppe\u27 Tinja\u27 ritual ceremony. And third, the meaning of relationship between Padendang Ogi music and the Mappaleppe Tinja\u27 ritual ceremony. Basically, Padendang Ogi music is performed during the Mappaleppe\u27 Tinja\u27 ritual ceremony because of a desire from within the aristocratic community to honour the traditions and customs of their ancestors, known as ammemanging mattottoring. Padendang Ogi music is believed to possess supernatural powers which can give magi simpatetis for the inner prosperity of those who are holding the ritual ceremony. Padendang Ogi music has become an omen or a sign for the aristocracy to gain a prestige within the community. Padindang Ogi music is identified with the goddess Dewi Sange\u27 Sara which is a ritual part of community life. The relationship between Padendang Ogi music and the ritual ceremony Mappaleppe\u27 Tinja\u27, in addition to its ties with the myth of Dewi Sang\u27 Sari\u27e, the concept Sulapa\u27 Eppana ogre, the concept Dua Temmassarang Tellu Temmallaiseng, and as a symbol of sexual relations, is also connected to the power of truth of \u27Myr and `Baa" . The meaning of this relationship will either directly or indirectly creates a character with dedication, respect, and humilitya feeling of family, togetherness, co-operation and unity, create an interactive communication between members of the communityincrease community servicecreate peace and well-being, both of a material and spiritual naturestrengthen relationships between families and members of the communitycreate a harmonious communityincrease and broaden the insight of the community, particularly in understanding the meaning of lifedirecting members of the community to know and understand themselves, which in turn will gradually bring them closer to God. ⢠Keywords: performance music - ritual ceremony - the meaning of relationships. .

    Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin

    Get PDF
    Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah pesisir khususnya kawasan Muara Sungai Musi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan ekowisata mangrove karena daerah ini memiliki potensi ekosistem mangrove. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kesesuaian kawasan mangrove sebagai penunjang dalam pengembangan ekowisata di Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian yaitu survei lapangan dan analisis SIG. Stasiun pengamatan ditentukan sebanyak 8 stasiun secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk ekowisata mangrove di Muara Sungai Musi kategori sangat sesuai (S1) terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 3, kategori sesuai (S2) stasiun 2, 4, 5, 6, 7 dan 8. Secara spasial kategori potensi kawasan mangrove sebagai ekowisata terdiri “sangat sesuai†1.079,59 ha, “sesuai†seluas 1.344,737 ha, dan tidak sesuai seluas 1.991,339 ha.Kata kunci : Banyuasin, Ekowisata, Mangrove, Sungai Musi
    • …
    corecore