The Effect of the Application Examples Non Examples Learning Model in Science Biology Subjects to Improve the Control of the Concept of 7th Grade Students in SMPN 9 Ambon

This research is a classroom action research that aims to determine whether there is an influence on the application of the examples non examples learning model in an effort to improve the mastery of the concepts of VII-3 grade students of SMPN 9 Ambon in learning biology especially on microscope material. The subjects in this study were students of class VII-3, SMP Negeri 9 Ambon with a total of 28 students consisting of 15 male students and 13 female students. The research procedure is a series of stages of research from beginning to end. The CAR procedure consists of 2 cycles with 3 meetings per cycle, according to the level of the problem to be solved and the conditions to be improved. Each cycle consists of four stages as follows: 1) planning; 2) implementing actions; 3) observation and evaluation of actions; and 4) reflection of actions. The data in this study were collected through tests, observations, interviews applying the Examples Non Examples learning model, and discussions between teachers, peers and collaborators to reflect the results of the PTK cycle. The results of the study show that: (1) The model of learning examples non examples can improve the mastery of microscope material in students of class VII-3, SMP Negeri 9 Ambon; (2) Student learning outcomes for microscope material have increased from cycle I to cycle II; (3) Student learning outcomes have increased along with the increase in students\u27 cooperative skills

Pengujian dan Analisa Performa Daya dan Torsi Electric Scooter 2 kW dengan Menggunakan Chassis Dynamometer

Kendaraan listrik merupakan kendaraan yang menggunakan motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Salah satu contoh kendaraan listrik adalah electric scooter atau E-sooter. Pada penelitian ini dilakaukan pengujian dan analisa performa daya dan torsi pada electric scooter 2 kW. Pengujian dilakukan dengan menggunakan chassis dynamometer superflow SF-250A. Electric scooter yang digunakan adalah electric scooter SH, DJ dan QS. Pada mode normal dan sport electric scooter SH didapatkan power maksimal berturut-turut sebesar 3,1 kW dan 5 kW dengan torsi maksimal sebesar 147,67 Nm dan 263,47 Nm. Untuk electric scooter DJ, power maksimal yang didapatkan pada mode eco, normal dan sport berturut-turut sebesar 3,7 kW, 3,5 kW dan 4,2 kW dengan torsi maksimal sebesar 178,04 Nm, 161,77 Nm dan 189,57 Nm. Terakhir pada electric scooter QS, power maksimal yang didapatkan pada mode eco, normal dan sport berturut-turut sebesar 4 kW, 4 kW dan 4,1 kW dengan torsi maksimal sebesar 181,25 Nm, 184,34 Nm dab 196,53 Nm

Uncertainty Characterisation in Remotely Sensed Soil Moisture

Dolman, A.J. [Promotor]Jeu, R.A.M. de [Copromotor

The impact of land surface temperature on soil moisture anomaly detection from passive microwave observations

For several years passive microwave observations have been used to retrieve soil moisture from the Earth's surface. Low frequency observations have the most sensitivity to soil moisture, therefore the current Soil Moisture and Ocean Salinity (SMOS) and future Soil Moisture Active and Passive (SMAP) satellite missions observe the Earth's surface in the L-band frequency. In the past, several satellite sensors such as the Advanced Microwave Scanning Radiometer-EOS (AMSR-E) and WindSat have been used to retrieve surface soil moisture using multi-channel observations obtained at higher microwave frequencies. While AMSR-E and WindSat lack an L-band channel, they are able to leverage multi-channel microwave observations to estimate additional land surface parameters. In particular, the availability of Ka-band observations allows AMSR-E and WindSat to obtain coincident surface temperature estimates required for the retrieval of surface soil moisture. In contrast, SMOS and SMAP carry only a single frequency radiometer and therefore lack an instrument suited to estimate the physical temperature of the Earth. Instead, soil moisture algorithms from these new generation satellites rely on ancillary sources of surface temperature (e.g. re-analysis or near real time data from weather prediction centres). A consequence of relying on such ancillary data is the need for temporal and spatial interpolation, which may introduce uncertainties. Here, two newly-developed, large-scale soil moisture evaluation techniques, the triple collocation (TC) approach and the <i>R</i><sub>value</sub> data assimilation approach, are applied to quantify the global-scale impact of replacing Ka-band based surface temperature retrievals with Modern Era Retrospective-analysis for Research and Applications (MERRA) surface temperature output on the accuracy of WindSat and AMSR-E based surface soil moisture retrievals. Results demonstrate that under sparsely vegetated conditions, the use of MERRA land surface temperature instead of Ka-band radiometric land surface temperature leads to a relative decrease in skill (on average 9.7%) of soil moisture anomaly estimates. However the situation is reversed for highly vegetated conditions where soil moisture anomaly estimates show a relative increase in skill (on average 13.7%) when using MERRA land surface temperature. In addition, a pre-processing technique to shift phase of the modelled surface temperature is shown to generally enhance the value of MERRA surface temperature estimates for soil moisture retrieval. Finally, a very high correlation (<i>R</i><sup>2</sup> = 0.95) and consistency between the two evaluation techniques lends further credibility to the obtained results

Analisa Mesin Perajang Kentang Menggunakan Pisau Horizontal

Perajangan dengan menggunakan pisau horizontal membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan demikian diperlukan alat perajangan kentang untuk menghemat waktu produksi. Mesin perajang kentang merupakan mesin yang berfungsi sebagai perajang kentang dalam jumlah yang banyak dan kontinyu. Alat perajang keripik kentang merupakan alat mekanik yang menggunakan motor listrik sebagai tenaganya. Telah dilakukan berbagai penelitian untuk perancangan alat / mesin perajang keripik kentang yang efektif salah satunya dengan memanfaatkan motor listrik. Prototipe mesin perajang kentang dibuat menggunakan motor penggerak 1400 RPM. puli penggerak 12 inch, 8 inch dan 5 inch. Kemudian untuk mereduksi kecepatan putaran disambung menggunakan v-belt ke variasi pulley 12 inch, 8 inch, dan 5 inch sehingga didapat putaran piringan perajang yaitu 292 RPM, 437 RPM, dan 700 RPM. Analisa dilakukan untuk menguji bagaimana kapasitas mesin yang dihasilkan dan ketebalan keripik kentang saat dirajang. Kecepatan putaran perajang yang terbaik ditentukan dari hasil kapasitas mesin yang paling banyak. Kapasitas alat yang tinggi ada di kecepatan putaran 700 RPM sebesar 56,59 kg/jam. Sedangkan yang terendah ada di kecepatan putaran 292 RPM dengan sebesar 34,70 kg/jam. Ketebalan keripik kentang tertinggi ada dikecepatan 292 RPM dengan ketebalan sebesar 2,1 mm. Sedangkan yang terendah ada kecepatan putaran 700 RPM dengan ketebalan sebesar 0,8 mm. Alat pengiris kentang dengan 3 variasi kecepatan putaran memberikan pengaruh nyata terhadap kapasitas efektif alat dan memberikan pengaruh nyata terhadap ketebalan. Kata kunci: keripik kentang, mesin perajang kentang, pisau horizontal, kecepatan putaran mesi

Analisis Strategi Respon Krisis Universitas Gadjah Mada dalam Kasus Kekerasan Seksual

Sejak tahun 2020 sampai dengan 2022, angka kekerasan seksual meningkat. Komnas Perempuan mencatat kasus kekerasan berbasis gender (KBG) di ranah pendidikan tercatat paling tinggi pada lingkungan perguruan tinggi. Salah satu universitas yang mengalami krisis kekerasan seksual yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). Pada 8 Oktober 2022, kabar mengenai kasus kekerasan seksual mahasiswa Hubungan Internasional (HI) UGM muncul melalui media berita, sehingga UGM melakukan strategi respon krisis untuk menjaga reputasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi respon krisis yang dilaksanakan oleh UGM, lalu menganalisa sejauh mana strategi respon krisis yang dilaksanakan oleh UGM sesuai dengan guideline Situational Crisis Communication Theory, penelitian dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif dan dengan sampel yaitu artikel-artikel pada media berita yang mengandung pernyataan respon krisis UGM. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Hasil dari penelitian ini yaitu UGM menggunakan strategi respon krisis excusing, justification, dan reminding. Strategi respon krisis yang paling banyak digunakan yaitu excusing pada 17 artikel, sehingga berdasarkan guideline SCCT, UGM belum tepat dalam melakukan respon krisis. UGM seharusnya memperbanyak penggunaan strategi respon krisis reminding sebab strategi tersebut sesuai berdasarkan guideline SCCT

Struktur Sel Sekresi Daun Jeruk Kalamansi (Citrus microcarpa Bunge.) di Pulau Ambon

 Perbedaan lokasi tumbuh dapat mengakibatkan perbedaan penampilan fenotipik tanaman yang dapat diamati secara morfologi dan anatomi seperti struktur anatomi sel sekretori. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur sel sekretori daun jeruk kalamansi di pulau Ambon. Metode jelajah dilakukan pada 13 lokasi di Pulau Ambon untuk koleksi sampel, dan pada setiap lokasi diambil 3 tanaman sebagai 3 ulangan. Tiap tanaman diambil 5 daun pada setiap sisi pohon tanaman jeruk kalamansi dengan ukuran panjang 5-7 cm dan warna hijau tua. Pembuatan preparat mengikuti metode free hand section. Pengamatan menggunakan kamera Optilab pada mikroskop Olympus dengan perbesaran 400x. Pengukuran diameter sel menggunakan fitur measure pada software Image Ruster. Data kualitatif berupa struktur sel sekresi daun jeruk Kalamansi ditampilkan dalam bentuk gambar dan dideskripsikan sesuai hasil yang terlihat, sedangkan data hasil pengukuran diameter sel sekresi adalah rerata 3 ulangan dan ditampilkan sebagai mean ± standar deviasi (SD). Hasil penelitian menunjukkan adanya sel sekretori yang berjumlah satu sel. Struktur sel sekretori terdiri dari sel epitel, sel selubung, dan rongga sekretori. Bentuk sel sekresi ada yang bulat dan lonjong. Diameter rongga sekretori berkisar antara 106,08-167,60 µm.  Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa sel sekresi pada daun jeruk kalamansi pada lokasi-lokasi berbeda di Pulau Ambon bervariasi baik bentuk maupun ukurannya. Differences in habitat can induce differences in the phenotypic appearance of plants that can be observed morphologically and anatomically such as the anatomical structure of secretory cells. The purpose of this study was to determine the structure of the secretory cells in the leaves of Calamansy citrus in Ambon island. Tracking method was done for sample collections, and at each location 3 plants were taken as replicates. Each plant was taken 5 leaves with a length of 5-7 cm and dark green color. Prior to be observed, the fresh sample was done with free-hand section method.   Microscopy observations were done by a light microscope at 400x magnification. Measurement of cell diameter was done by the measure feature in Image Ruster software.  Qualitative data such as secretory cell structures of Calamansy citrus leaves were shown in form of images and described according to the results, while the data of the measurement of secretory cell diameters is the average of 3 replications and was shown as mean ± standard deviation (SD).  The results showed the presence of secretory cells which amounted to one cell. The secretory cell structure is composed of epithelial cells, sheath cells, and secretory cavities. Cell shapes vary, including round and oval. The diameter of the secretory cell cavity ranges from 106.08-167.60 µm.  

ANALISA KELUHAN PELANGGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. ALAKASA EXTRUSINDO TBK

ANALISA KELUHAN PELANGGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 PADA PT. ALAKASA EXTRUSINDO TB

Rancang Bangun Alat Pemanas Air Tenaga Surya Sederhana

Indonesia merupakan negara yang sepanjang tahun terkena sinar matahari. Artinya, Indonesia kaya akan sumber energi terbarukan, yaitu energi matahari. Salah satu bentuk pemanfaatan energi matahari adalah untuk memanaskan air pada dalam bentuk alat pemanas air tenaga surya. Prinsip kerja alat pemanas air tenaga surya yaitu dengan memanfaatkan energi radiasi langsung dari matahari dan radiasi pantulan dari plat bergelombang ke pipa yang dialiri oleh air. Agar panas tidak keluar kelingkungan, digunakan kaca dan glass wool sebagai isolator pada kolektor dan karung goni pada drum penampung air Dari hasil percobaan, diperoleh bahwa daya yang dapat dihasilkan oleh alat ini sebesar 47287,168