Jurnal Teknik ITS
Not a member yet
    3689 research outputs found

    Analisis Kondisi dan Perbaikan Perkerasan pada Ruas Jalan Gresik – Paciran KM SBY 28 sampai dengan KM SBY 38 dengan Menggunakan Metode PCI dan SDI

    Get PDF
    Ruas jalan Gresik – Paciran merupakan akses utama menuju pertambangan, pusat industri dan pelabuhan di Kabupaten Lamongan, Kota Gresik dan Kota Surabaya sehingga dilewati oleh berbagai macam jenis kendaraan termasuk truk dengan muatan. Pada ruas jalan ini terdapat berbagai macam kerusakan di beberapa titik pada ruas jalan tersebut. Kondisi ini tentu mengganggu kenyamanan dan keamanan pengguna jalan sehingga diperlukan perbaikan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas dan untuk mencegah kerusakan lebih berat. Metodologi yang digunakan dalam analisis kondisi dan perbaikan perkerasan ruas jalan ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder, studi literatur dan analisis data meliputi pengolahan data, penetapan nilai kondisi jalan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan Surface Distress Index (SDI), penentuan metode penanganan, perencanaan perbaikan. Dari analisis hasil survei volume kendaraan yang melewati ruas jalan Gresik – Paciran didapatkan volume kendaraan sebesar 60.527 kendaraan/hari. Berdasarkan analisis hasil survei didapatkan tipe kerusakan perkerasan jalan pada ruas jalan Gresik – Paciran antara lain Depression, Alligator Cracking, Shoving, Block Cracking, Edge Cracking, Patching and Utility Cut Patching, Rutting, dan Weathering/Ravelling. Dari hasil penilaian kondisi perkerasan jalan, diperoleh bahwa dengan menggunakan metode SDI nilai kondisi perkerasan jalan pada beberapa segmen dalam kondisi “Baik” dan kondisi “Sedang” sedangkan dengan menggunakan metode PCI nilai kondisi perkerasan jalan pada beberapa segmen dalam kondisi “Excellent”, “Very Good”, “Good”, “Fair”, “Poor”, dan “Very Poor”. Dari tipe dan tingkat kerusakan didapatkan metode penanganan dengan patching dan rekonstruksi

    Analisis Kinerja Waktu dan Biaya Proyek Revitalisasi RCC RU VI Balongan dengan Metode Probabilistic Earned Value

    Get PDF
    Proyek Revitalisasi RCC RU VI Balongan direncanakan selesai dalam waktu 363 hari dengan biaya sebesar Rp201.635.083.031. Dalam pelaksanaannya, proyek ini memiliki banyak kendala yang memungkinkan pelaksanaan proyek tersebut mengalami keterlambatan dan kerugian. Oleh karena itu, diperlukan analisis kinerja waktu dan biaya, serta memprediksi waktu dan biaya agar dapat menentukan langkah apa yang dilakukan jika terjadi keterlambatan dan pengeluaran yang berlebih dari suatu proyek. Salah satu cara untuk mengetahui kinerja proyek adalah dengan menggunakan pendekatan Probabilistic. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probabilistic Earned Value. Metode ini bertujuan untuk mengurangi hambatan atau gangguan pada kegiatan proyek, sehingga prediksi kondisi menjadi lebih akurat. Data yang dibutuhkan antara lain rincian anggaran biaya, time schedule, laporan bulanan, dan biaya aktual. Dari data yang didapatkan tersebut kemudian dilakukan analisis waktu, biaya, varians dan indikator kinerja proyek, serta estimasi biaya untuk menyelesaikan proyek tanpa dan dengan pendekatan probabilistic. Prakiraan biaya penyelesaian sisa pekerjaan atau Estimate to Complete (ETC) dan biaya penyelesaian proyek atau Estimate at Complete (EAC) ditinjau dari tiga kondisi yang berbeda yaitu dalam kondisi optimistic, most likely, dan pessimistic. Hasil perhitungan Time Estimated (TE) diperoleh waktu perkiraan akhir adalah 405 hari, dimana proyek mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan yaitu 363 hari. Hasil perhitungan Estimate to Complete (ETC) Probabilistic adalah Rp75.555.411.474, serta hasil perhitungan Estimate at Completion (EAC) Probabilistic adalah Rp197.022.299.560 yang menunjukkan bahwa biaya lebih kecil dari nilai kontrak proyek yaitu Rp201.635.083.030. Hasil perbandingan menunjukkan terdapat beberapa nilai ETC dan EAC Probabilistic yang lebih besar dari ETC dan EAC Deterministic. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlunya memperhitungkan unsur ketidakpastian dalam melakukan pengendalian proyek agar perhitungan prediksi biaya penyelesaian proyek lebih akurat, serta meminimalisir terjadinya gangguan keuangan proyek

    Penentuan Arahan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di Kawasan Perkotaan Lumajang

    Get PDF
    Ruang Terbuka Hijau merupakan faktor penting dalam terbentuknya suatu kota yang ideal. Pedoman mengenai ketetapan penyediaan RTH telah diatur dalam peraturan perundangan yang mewajibkan setiap daerah memiliki 30% RTH dari luas wilayah dengan proporsi 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kota Lumajang masih tergolong minim. Berdasarkan RDTR BWP Lumajang Tahun 2018-2038 disebutkan bahwa RTH publik eksisting sebesar 7,2669 hektar yang seharusnya 705,39 hektar dari luas wilayah. Minimnya luas RTH publik yang tersedia ini diakibatkan oleh keterbatasan lahan yang dapat digunakan untuk penyediaan RTH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan arahan penyediaan Ruang Terbuka Hijau Publik di kawasan perkotaan Lumajang. Dalam merumuskan arahan penyediaan RTH publik, dilakukan melalui beberapa tahap analisis yaitu pada sasaran 1 mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyediaan RTH publik pada kawasan perkotaan Lumajang menggunakan metode analisis delphi. Selanjutnya pada sasaran 2, faktor-faktor yang didapatkan dari hasil analisis delphi digunakan sebagai faktor penentu dalam merumuskan arahan penyediaan RTH publik dikawasan Perkotaan Lumajang dengan metode deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis diketahui bahwa faktor yang berpengaruh dalam penyediaan RTH publik dikawasan Perkotaan Lumajang yaitu keterbatasan lahan, alih fungsi lahan, RTH dalam rencana tata ruang, implementasi rencana kerja, anggaran penyediaan RTH, partisipasi masyarakat, pertumbuhan penduduk, dan harga lahan. Penelitian ini menghasilkan 15 arahan penyediaan RTH publik dikawasan Perkotaan Lumajang

    Analisis Perencanaan Investasi Pembangunan Perumahan di Jalan Raya Anggaswangi Kabupaten Sidoarjo

    Get PDF
    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan tiap tahunnya. Semakin meningkat pertumbuhan penduduk maka kebutuhan akan tempat tinggal juga meningkat. Salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal adalah dengan membangun sebuah perumahan. Dalam pembangunan sebuah perumahan perlu memperhatikan peraturan-peraturan pemerintah agar sebuah perumahan dinyatakan layak dan tidak memberikan dampak negatif pada lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perencanaan investasi pembangunan perumahan di Jalan Raya Anggaswangi Kabupaten Sidoarjo yang sesuai dengan peraturan pemerintah. Analisis yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu membuat perencanaan pembangunan perumahan dan menganalisis kelayakan finansial dari pembangunan perumahan sesuai hasil perencanaan. Pendapatan yang diperhitungkan yaitu pendapatan dari penjualan unit rumah. Modal investasi yang digunakan diasumsikan menggunakan modal sendiri dan pinjaman bank. Perencanaan pembangunan perumahan mendapatkan hasil proyek perumahan dibangun diatas lahan seluas 5,02 ha dengan persentase pembagian lahan 60% peruntukan bangunan dan 40% untuk ruangan terbuka. Dari hasil perencanaan didapat unit rumah tipe 36/72 sebanyak 240 unit dan rumah tipe 45/90 sebanyak 131 unit. Dari hasil analisis kelayakan finansial pada proyek dengan MARR 8% dan masa investasi 5 tahun, diperoleh NPV sebesar Rp15.072.873.045, PP pada tahun ke-5 masa investasi, dan IRR sebesar 13,41% lebih besar dari MARR. Berdasarkan ketiga parameter tersebut, rencana pembangunan perumahan ini layak untuk dilakukan

    Kajian Instalasi Pengolahan Air Demineralisasi dari Nalco Water An Ecolab Company

    Get PDF
    Air merupakan hal utama untuk memenuhi kebu-tuhan sehari-hari, baik domestik maupun industri. Industri akan selalu membutuhkan kualitas air dengan standar yang tinggi untuk kebutuhan prosesnya, biasanya air digunakan adalah air demineralisasi. Air demineralisasi atau bisa disebut sebagai air murni merupakan air tanpa mineral yang diproses dengan cara mengurangi atau menghilangkan ion-ion mineral yang terkandung dalam air. Demineralisasi air dapat dilaku-kan dengan beberapa teknologi, antara lain pertukaran ion (ion exchange) dan membran reverse osmosis (RO). Teknologi ion exchange maupun RO memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk menghilangkan kontaminan berupa partikel ion yang ada dalam air, namun kedua teknologi tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kajian dilakukan dengan mengetahui efisiensi removal kualitas air dengan parameter pH, kesadahan, alkalinitas, silika (SiO2), Fe (besi) dan konduktivitas pada setiap unit instalasi. Selain itu, akan dilakukan analisis operasional dan maintenance, biaya penggunaan bahan kimia, serta beban pencemar lingkungan yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air dengan teknologi ion exchange dan teknologi membran. Hasil yang didapatkan berdasarkan efisiensi removal dari kedua instalasi adalah nilai konduktivitas masih di atas 10 µs/cm, namun instalasi dengan teknologi membran lebih baik dalam merevomal parameter. Instalasi dengan teknologi membran membutuhkan waktu lebih lama untuk satu kali cleaning in place (CIP) dibandingkan teknologi ion exchange yang membutuhkan waktu lebih singkat untuk satu kali regenerasi resin. Sedangkan, instalasi dengan teknologi ion exchange membutuhkan lebih banyak bahan kimia dan air untuk maintenance, sehingga biaya yang dikeluarkan akan lebih mahal. Berdasarkan dari beban pence-mar yang dihasilkan, teknologi dengan ion exchange mengha-silkan lebih banyak beban pencemar dibandingkan dengan teknologi membran

    Pra Desain Pabrik Tepung Glukomanan dari Chips Porang (Amorphophallus oncophyllus) dengan Metode Kombinasi Purifikasi Mekanis dan Kimiawi Bertingkat dengan Menggunakan Ethanol

    Get PDF
    Pabrik tepung glukomanan dilakukan melalui proses purifikasi secara mekanis dan kimiawi. Pabrik tepung glukomanan direncanakan untuk berjalan dengan kapasitas 3.000 ton/tahun sepanjang 330 hari per tahun. Bahan baku yang digunakan adalah chips porang. Pabrik ini direncanakan akan dibangun di Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Purifikasi mekanis dan kimiawi dilakukan pada suhu 30°C dan pada tekanan 1 atm menggunakan tangki berpengaduk. Dari studi evaluasi ekonomi pabrik ini, didapatkan penaksiran modal (CAPEX) sebesar Rp313.263.377.108; biaya operasional (OPEX) sebesar Rp359.811.485 per ton produk. Berdasarkan analisa ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pabrik tepung glukomanan dengan kapasitas 3.000 ton/tahun adalah beresiko rendah dan layak secara ekonomis. Berdasarkan analisa ekonomi terhadap pabrik ini menunjukkan laju pengembalian modal (IRR) didapatkan sebesar 18,8% dengan bunga pinjaman 8% per tahun. Waktu pengembalian modal (POT) selama 3 Tahun. NPV yang didapatkan juga bernilai positif yaitu Rp164.415.903.554. Dari data analisa kelayakan di atas disimpulkan bahwa pabrik ini menguntungkan dan layak untuk didirikan

    Evaluasi Kinerja Keterpaduan Layanan Bus Angkutan Umum Massal Antar Operator Menurut Presepsi Pengguna (Studi Kasus Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo)

    Get PDF
    Pada tahun 2018 Surabaya meresmikan layanan bus dalam kota yaitu Suroboyo Bus dibawah Dinas Perhubungan Kota Surabaya dan disusul peresimian Trans Semanggi Suroboyo dibawah Kementerian Perhubungan akhir tahun 2021 yang tergabung dalam program nasional Teman Bus. Namun, sejak bulan pertama beroperasinya Trans Semanggi Suroboyo isu keterpaduan menjadi sorotan anggota komisi C bidang pembangunan DPRD Surabaya berdasarkan fakta empiris yaitu headway yang tinggi; halte-halte penghubung berjauhan; dan jadwal yang tidak sinkron pada halte-halte connecting/halte transit. Meserpon hal tersebut pada akhir tahun 2022, Pemerintah Kota Surabaya telah berencana untuk memadukan kedua layanan ini dalam hal tarif, aplikasi, dan rute dalam upaya meningkatkan efektivitas angkutan umum massal. Mendukung upaya tersebut, penilian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kinerja keterpaduan layanan bus angkutan umum massal antar operator menurut presepsi pengguna (Studi Kasus Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dalam penelitian adalah data primer melalui proses observasi dan penyebaran kuesioner serta data sekunder melalui proses studi literatur dan inventarisasi data instansi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan analisis delphi analisis IPA (Importance Performance Analysis). Hasil temuan penelitian ini adalah didapatkan sembilan faktor yang mempengaruhi kinerja keterpaduan layanan Suroboyo Bus dan Trans Semanggi Suroboyo sebagai bus angkatan umum massal antar operator di Surabaya. Evaluasi sembilan faktor tersebut menurut pengguna adalah didapatkan nilai gap negatif, tingkat kepuasan 80%, dan terkelompokan dalam kuadran IPA yaitu kuadran I (prioritas utama) faktor keterpaduan fasilitas SAUM dan armada, keterpaduan mendapatkan informasi, keterpaduan jadwal, serta keterpaduan sistem ticketing dan tarif; kuadran II (pertahankan prestasi) faktor keterpaduan rute perjalanan; kuadaran III (prioritas rendah) yfaktor keterpaduan lokasi titik temu; serta keterpaduan informasi real-time; dan kuadran IV (berlebihan) faktor keterpaduan kebijakan dan regulasi; serta keterpaduan rencana penggunaan lahan

    Arahan Pemanfaatan Lahan Melalui Pendekatan Telapak Ekologis di Kabupaten Lamongan

    Get PDF
    Kabupaten Lamongan menyandang gelar “Lumbung Pangan Nasional” karena kekayaan akan hasil pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan yang melimpah. Namun, pada tahun 2020 konversi lahan produktif yang terjadi sangat pesat dan merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan konsumsi membuat Kabupaten Lamongan memerlukan arahan pemanfaaan lahan melalui pendekatan telapak ekologis. Analisis dilakukan melalui perhitungan biokapasitas, telapak ekologis, keseimbangan daya dukung lingkungan, dan arahan pemanfaatan lahan. Arahan pemanfaatan lahan membandingkan kondisi biokapasitas eksisting 2020, rencana pola ruang 2040, telapak ekologis eksisting 2020 dan 2040. Hasil arahan pemanfaatan lahan diolah menggunakan analisis delphi untuk mendapatkan konsensus dari expert judgment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Lamongan secara agregat mengalami surplus pada level 1 dengan nilai defisit ekologis sebesar 12133297,4`1 Gha atau sebesar 9,0186 Gha/kapita. Biokapasitas lahan lebih besar 1359 % dari 150% dari telapak ekologisnya (BK>150% TE). Kondisi biokapasitas wilayah masih bisa memenuhi kebutuhan penduduk dan lahan surplus dapat mensuplai kebutuhan wilayah lain yang mengalami defisit. Penelitian ini menghasilkan arahan pemanfaatan lahan berupa integrasi, konservasi, normalisasi, rehabilitasi, intensifikasi, dan ekstensifikasi lahan

    Perencanaan Lay-Out Gedung Parkir Berdasarkan Analisis Kebutuhan Ruang Parkir di Stasiun Surabaya Pasar Turi

    Get PDF
    Stasiun Surabaya Pasar Turi merupakan stasiun besar kelas A yang dengan tingkat pertumbuhan penumpang semakin pesat setiap tahunnya. Sejalan dengan tingkat pertumbuhan penumpang, tentunya jumlah penggunaan kendaraan pribadi atau pun yang memasuki wilayah stasiun meningkat pesat. Penggunaan kendaraan pribadi meningkat pesat juga disebabkan karena kurangnya fasilitas transportasi umum dan cakupan rute yang masih belum melewati Stasiun Surabaya Pasar Turi, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan dengan transportasi umum. Bersumber pada kondisi yang ada, perlu dilakukan analisis fasilitas parkir guna mengetahui gambaran kapasitas parkir serta kebutuhan parkir yang ada. Untuk memperoleh alternatif tersebut, analisis yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah diberikan pada pedoman perencanaan parkir. Pedoman yang akan digunakan adalah “Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota 1998” , serta beberapa referensi lain yang berkaitan dengan analisa parkir. Dari hasil analisis didapatkan jumlah pengguna fasilitas gedung parkir pada tahun rencana (2032) yaitu 546 motor dan 447 mobil. Dari jumlah pengguna fasilitas pada tahun rencana tersebut direncanakan gedung parkir yang dapat menampung 594 motor dan 548 mobil

    Analisa CFD Kinerja Eco Reefer Container 20 Feet dengan Aplikasi Dinding Panel Komposit Berbahan Serat Kapas

    Get PDF
    Dalam pengoperasian Reefer Container kebutuhan daya yang besar didorong dengan peningkatan penggunaan Reefer Container kedepannya dan juga permasalahan penurunan kualitas komoditas akibat perubahan suhu membuat sektor industry dan peniliti mencari cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan desain dari dinding insulasi Reefer Container tersebut. Dinding insulasi berfungsi untuk menjaga suhu di dalam Reefer Container agar muatan tidak terpengaruh dari suhu luar. Salah satu material yang bisa digunakan sebagai bahan insulasi adalah serat kapas, karena serat kapas memiliki nilai konduktivitas termal yang rendah. Pada penilitian ini akan dilakukan analisa penggunaan serat kapas sebagai dinding komposi pada Reefer Container 20 Feet menggunakan bantuin komputasi dengan simulasi FEM untuk menganlisa distribusi suhu pada dindingnya dan CFD untuk menganlisa suhu didalam ruangnya. Simulasi FEM dilakukan sebanyak 4 variasi material dan komposisi dinding insulasi yaitu 100% Polyurethane dengan rata rata suhunya bernilai -0,876°C, 25% Serat Kapas : 75% Polyurethane dengan rata rata suhunya bernilai -4,354°C, 50% Serat Kapas : 50% Polyurethane dengan rata rata suhunya bernilai -4,8576°C, 75% Serat Kapas : 25% Polyurethane dengan rata rata suhunya bernilai -3,5278°C. Simulasi CFD untuk menganalisa distribusi suhu didalam ruang Reefer Container 20 Feet dilakukan dengan 2 variasi dinding dengan 2 kondisi yaitu, 100% Polyurethane tanpa muatan dengan rata rata suhunya bernilai -29,798°C dan suhu minimumnya bernilai -29,886°C, 50% Serat Kapas : 50% Polyurethane -29,804°C dan suhu minimumnya bernilai -29,902°C, 100% Polyurethane dengan muatan rata rata suhunya bernilai -28,731°C dan suhu minnimumnya bernilai -29,19°C, 50% Serat Kapas : 50% Polyurethane tanpa muatan dengan rata rata suhunya bernilai -29,034°C dan suhu minimumnya bernilai -29,351°C

    3,384

    full texts

    3,689

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Teknik ITS
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇