44 research outputs found

    Ketahanan Korosi Sambungan Friction Stir Welding dengan Variasi Material Pin Tool

    Get PDF
    The use of friction stir welding (FSW) for welding materials that have low weldability such as aluminum is a breakthrough in manufacturing. Therefore, FSW is widely used in aircraft structures. FSW has advantages such as superior mechanical properties, green manufacturing, energy saving, and others. Despite its advantages, there have been very few studies analyzing corrosion in FSW. This study aims to find out whether there is corrosion in the FSW connection with the variations of the pin material which serves as a soft metal stirrer in the FSW process. The method of joining the material is carried out by a friction stir welding (FSW) process using the pin tool ST60, ST60 hardened, and stainless-steel with a plate-shaped specimen. After friction stir welding (FSW) connection and temperature measurement on the specimen, then the specimen is cleaned and weighed. After that, corrosion testing was carried out for 14 days (336 hours) using the immersion test method, which was immersed in seawater corrosive media. Calculation of the corrosion rate using the weight loss method. Then take photos of the microstructure to determine the type of corrosion that is formed. The lowest corrosion rate was on the specimen with a stainless-steel pin tool with an average corrosion rate of 0.3254 mpy. The corrosion that is formed on specimens that has been welded is a type of exfoliation corrosion and corrosion causes pits to occur.Penggunaan friction stir welding (FSW) untuk pengelasan material yang memiliki mampu las rendah seperti alumunium merupakan terobosan dalam dunia manufaktur. Oleh karena itu, FSW banyak digunakan dalam struktur pesawat terbang. FSW memiliki keunggulan seperti sifat mekanis yang superior, manufaktur hijau, hemat energi, dan lain lain. Terlepas keunggulannya, hanya terdapat sedikit penelitian yang menganalisis korosi dalam FSW. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada korosi dalam penyambungan FSW dengan variasi material pin yang bertugas sebagai pengaduk logam lunak dalam prosess FSW. Metode penyambungan material dilakukan dengan proses friction stir welding (FSW) menggunakan pin tool ST60, ST60 hardened, dan stainless-steel dengan spesimen berbentuk plat. Setelah dilakukan sambungan friction stir welding (FSW) dan pengukuran temperatur pada spesimen, selanjutnya dilakukan pembersihan spesimen dan penimbangan. Setelah itu dilakukan pengujian korosi selama 14 hari (336 jam) dengan menggunakan metode immersion test yaitu direndam dengan media korosif air laut. Perhitungan laju korosi dengan manggunakan metode weight loss. Kemudian dilakukan pengambilan foto struktur mikro untuk mengetahui jenis korosi yang terbentuk. Nilai laju korosi yang paling rendah yaitu pada spesimen dengan pin tool stainless-steel dengan nilai rata-rata laju korosi 0,3254 mpy. Korosi yang terbentuk pada spesimen yang telah dilakukan pengelasan merupakan jenis exfoliation corrosion dan korosi menyebabkan terjadinya pits

    Pengaruh komunikasi interpersonal dan kompetensi guru terhadap kualitas pendidikan karakter dan prestasi belajar siswa : Penelitian di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango

    Get PDF
    Madrasah Tsanawiyah Negeri 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango adalah lembaga pendidikan yang fokus pada pengembangan karakter dan mempunyai program program yang dapat membentuk prestasi pada siswanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh; 1) Komunikasi interpersonal guru terhadap kualitas pendidikan karakter siswa; 2) Kompetensi guru terhadap kualitas pendidikan karakter siswa; 3) Komunikasi interpersonal guru dan kompetensi guru terhadap kualitas pendidikan karakter siswa; 4) Komunikasi interpersonal guru terhadap prestasi belajar siswa; 5) Kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa; 6) komunikasi interpersonal dan kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berangkat dari empat variabel yaitu; 1) Komunikasi Interpersonal Guru (X1); 2) Kompetensi Guru (X2); 3) Kualitas Pendidikan karakter (Y1), 4) Prestasi Belajar (Y2), Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei eksplanatori. Adapun jenis penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif dengan teknik survei dan metode verifikatif. jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 101 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner, Observasi, Wawancara, dan Studi Pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, komunikasi interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pendidikan karakter di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango. Kedua, kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pendidikan karakter di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango. Ketiga, komunikasi interpersonal dan kompetensi guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pendidikan karakter di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango. Keempat, komunikasi interpersonal berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Kelima, kompetensi guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone. Keenam, komunikasi interpersonal dan kompetensi guru secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar di MTsN 01 Kota Gorontalo dan MTsN 01 Bone Bolango

    RANCANG BANGUN GO – KART MENGGUNAKAN MESIN 2 TAK ( PEMBUATAN

    Get PDF
    RANCANG BANGUN GOKART MENGGUNAKAN MESIN VESPA ( 2014 : xiii + 107 Halaman + Lampiran ) ALIF BURHANUDDIN YUSUF HABIBIE 061130200076 JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA Laporan ini berjudul Rancang bangun Gokart menggunakan mesin 2 Tak. Tujuan pembuatan alat ini adalah membuat suatu kendaraan baru roda 4 secara sederhana dengan menggunakan tenaga penggerak berupa mesin 2 tak. Gokart ini berbeda dengan Gokart yang biasa di lihat di lintasan di tempat tempat rekreasi yang mayoritas Gokart nya menggunakan mesin 5,5 HP, Gokart ini dibuat dengan tenaga penggerak 12 HP, sistem steering menggunakan gearbox steer, dan sistem perseneling. Gokart ini cocok digunakan untuk olahraga Drag Sport Mini Car karena memiliki akselerasi yang lebih besar dari pada mesin 4 tak dan mesin 5,5 HP, tetapi juga bisa digunakan untuk perjalanan yang santai sehingga bisa digunakan sebagai kendaraan sehari-hari. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa jenis Gokart menggunakan mesin vespa ini merupakan salah satu jenis kendaraan yang praktis dan mempunyai daya tarik tersendiri

    ANALISA PENGARUH UKURAN CLEARENCE SEAL PADA ALAT TURBO 01 TERHADAP KETEBALAN PELUMASAN WIRE ROPE QUADRANT SHIP LOADER DI AREA PENGANTONGAN PT X

    Get PDF
    Quadran Ship loader merupakan alat yang digunakan oleh PT X untuk medistribusikan urea curah ke kapal. Preventive Maintenance Quadrabt Ship Loader di lakukan 4 bulan sekali yang salah satu kegiatan maintenance nya adalah melumasi wire rope / sling. Alat Turbo 01 digunakan sebagai alat bantu untuk melumasi wire rope di Quadrant Ship Loader. Sebelum ada alat turbo 01, pelumasan dilakukan secara manual menggunakan tongkat kayu dan kain majun, sehingga akibat nya jadwal preventive maintenance lama, main power meningkat, dan pemakaian grease tidak efektif. Setelah ada alat turbo 01 pelumasan menjadi lebih singkat, man power sedikit dan efesiensi pemakaian grease. Pelumasan yang dilakukan menggunakan alat turbo 01 sering kali kurang merata dan pemakaian grease yang belum terukur akurat. Dengan adanya masalah ini penulis berinifiatif menganalisa dampak ukuran clearence antara inside diameter seal dengan outside diameter wire rope terhadap konsumsi jumlah pelumasan dan ketebalan pelumasan sehingga dapat mengukur efisiensi pemakaian grease

    The Effect of Interpersonal Communication and Teacher Competence on the Quality of Character Education and Student Learning Achievement

    Get PDF
    MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone Bolango are educational institutions that focus on character development and have programs that can shape the character of their students. The results showed that: First, interpersonal communication has a positive and significant effect on the quality of character education at MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone Bolango. Second, Teacher Pedagogic Competence has a positive and significant effect on the Quality of Character Education at MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone Bolango. Third, interpersonal communication and teacher pedagogic competence together have a positive and significant effect on the quality of character education at MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone Bolango. Fourth, Interpersonal Communication has a positive and significant effect on Student Learning Achievement. Fifth, Teacher Pedagogic Competence has a positive and significant effect on Learning Achievement at MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone. Sixth, interpersonal communication and teacher pedagogical competence together have a positive and significant effect on learning achievement at MTsN 01 Kota Gorontalo and MTsN 01 Bone Bolango

    Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika melalui Kemampuan Penalaran Matematis dan Minat Belajar

    Get PDF
    Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui Kemampuan penalaran matematis dan minat belajar terhadap Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) Pengaruh kemampuan penalaran matematis dan minat belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Paket B PKBM di Cikampek. 2) Pengaruh kemampuan penalaran matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Paket B PKBM di Cikampek. 3) Pengaruh minat belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Paket B PKBM di Cikampek. Metode yang digunakan adalah metode survey. Hasil Pengujian hipotesis menunjukkan : 1) Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan penalaran matematis dan minat belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa paket B PKBM di Cikampek. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 dan F hitung = 7,634. 2) Terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan penalaran matematis ecara bersama-sama terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa paket B PKBM di Cikampek. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 0,007 < 0,05 dan t hitung = 2,788. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa paket B PKBM di Cikampek. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig. 0,031 <  0,05 dan t hitung = 2,208

    KESIAPAN DAN KENDALA TRANSFORMASI BIROKRASI DIGITAL DI PEDESAAN : READINESS AND OBSTACLES OF DIGITAL BUREAUCRACY TRANSFORMATION IN RURAL AREAS

    Get PDF
    Perkembangan masyarakat yang terbilang sangat cepat, harus mampu direspon oleh birokrasi dengan melakukan transformasi ke arah digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesiapan perangkat desa dalam mengimplementasikan birokrasi digital di pedesaan dan kendala yang dihadapi saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Penelitian ini menggunakan kasus di Desa Palakka, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk menggali kesiapan dan kendala dalam mempersiapkan transformasi birokrasi menuju digital. Dalam studi kasus ini, informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari segi pelayanan administrasi kependudukan dan pelayanan kesehatan di Desa Palakka desa berada dalam tahap adaptasi untuk bertransformasi ke sistem digital. Pada level struktur, penyesuaian ke arah digital dilakukan dengan mengupayakan sarana fisik dan penyediaan aplikasi digital dan himbauan untuk penerapannya. Sementara pada level aktor telah aktif melakukan proses reproduksi struktur dalam mendukung perubahan sistem pelayanan birokrasi menuju digitalisasi. Adapun beberapa kendala yang dihadapi adalah belum maksimalnya infrastruktur jaringan internet sebagai sumber daya yang penting bagi pelaksanaan transformasi digital, dan masih terbatasnya anggaran dalam penyediaan sarana digital, serta masih rendahnya kompetensi digital aparatur dan masyarakat.  Kata Kunci : Birokrasi, Kendala, Pedesaan, Transformasi Digital  Perkembangan masyarakat yang terbilang sangat cepat, harus mampu direspon oleh birokrasi dengan melakukan transformasi ke arah digital. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesiapan perangkat desa dalam mengimplementasikan birokrasi digital di pedesaan dan kendala yang dihadapi saat ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Penelitian ini menggunakan kasus di Desa Palakka, Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk menggali kesiapan dan kendala dalam mempersiapkan transformasi birokrasi menuju digital. Dalam studi kasus ini, informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan dianalisis melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari segi pelayanan administrasi kependudukan dan pelayanan kesehatan di Desa Palakka desa berada dalam tahap adaptasi untuk bertransformasi ke sistem digital. Pada level struktur, penyesuaian ke arah digital dilakukan dengan mengupayakan sarana fisik dan penyediaan aplikasi digital dan himbauan untuk penerapannya. Sementara pada level aktor telah aktif melakukan proses reproduksi struktur dalam mendukung perubahan sistem pelayanan birokrasi menuju digitalisasi. Adapun beberapa kendala yang dihadapi adalah belum maksimalnya infrastruktur jaringan internet sebagai sumber daya yang penting bagi pelaksanaan transformasi digital, dan masih terbatasnya anggaran dalam penyediaan sarana digital, serta masih rendahnya kompetensi digital aparatur dan masyarakat

    Evaluasi Usability Aplikasi Elektronik-Kesehatan Ibu dan Anak (e-KIA)

    Get PDF
    Teknologi informasi sudah berkembang disemua bidang dan tidak terkecuali sudah diterapkan ke bidang kesehatan. Salah satu langkah awal penerapan teknologi informasi pada bidang kesehatan adalah dengan membangun aplikasi untuk memonitor kesehatan ibu dan anak yang disebut dengan e-KIA. Aplikasi e-KIA yang sudah dibangun saat ini masih belum diketahui tingkat usabilitas dari penggunaan aplikasi tersebut. Pengujian usability ini penting untuk dilakukan sebelum aplikasi tersebut digunakan oleh masyarakat secara luas dan dapat digunakan sebagai early warning untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang terjadi. Untuk mengatasi hal tersebut pengujian usability dilakukan pada aplikasi e-KIA. Pengujian usability dimulai dengan melakukan studi litearatur terkait. Kemudian dilakukan pemilihan evaluator sekaligus melakukan briefing proses evaluasi. Tahap selanjutnya adalah merancang instrumen untuk evaluasi dan merancang skenario evaluasi. Evaluasi usability yang dilakukan difokuskan pada 3 hal yaitu Severity Ranking (SR), Ease of Fixing Ranking (EFR), dan Kategori Masalah. Masalah yang ditemukan kemudian dikategorikan berdasarkan 10 prinsip heuristik Nielsen dan disederhanakan menjadi kategori Selection Driven Command (perbaikan interaksi), Content Organization (kelengkapan konten informasi), dan Visual Representation (pemilihan komponen desain yang tepat). Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan temuan masalah Selection Driven Command (perbaikan interaksi) sejumlah 18 temuan, Content Organization (kelengkapan konten informasi) sejumlah 10 temuan, dan Visual Representation (pemilihan komponen desain yang tepat) sejumlah 7 temuan. AbstractInformation technology has emerged in all aspect including in the healthcare field. e-KIA is an application to monitor mother and child healthcare as initial steps in implementing information technology in the healthcare field. As a newly developed application, the usability level of e-KIA is not known yet. Usability testing is important steps to be taken before the application will be used by stakeholders. Usability testing could be used to identify problems that may occur in the early stage and could be used as early warning to application aspects need to be fixed. e-KIA Usability Testing is conducted to overcome the specified problems. Usability testing started by taking the literature review followed by evaluator selection and evaluation briefing. The next step is designing an evaluation instrument and evaluation scenario. The conducted usability testing is focus on Severity Ranking (SR), Ease of Fixing Ranking (EFR), and Problem Category. The identified problems are then categorized into Nielsen’s 10 Heuristic Principal. The identified problems are simplified to three categories of Selection Driven Command, Content Organization, and Visual Representation. The experiment has found 18 problems in Selection Driven category, 10 problem in Content Organization, and 7 problems in Visual Representation category.

    Asupan Vitamin C dan E Tidak Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa Pasien DM Tipe 2

    Get PDF
    Abstrak  Prevalensi diabetes melitus di Jawa Timur menempati urutan ke-5 teratas Indonesia. Diabetes melitus terjadi akibat resistensi insulin sehingga kadar gula darah tinggi. Kontrol glukosa darah pada pasien diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh asupan vitamin C dan E dengan menghambat stres oksidatif. Banyak penelitian melihat efek pemberian suplementasi kedua vitamin tersebut namun penelitian mengenai asupan makan harian sumber vitamin C dan vitamin E terhadap kadar glukosa darah puasa di Indonesia belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah puasa pasien rawat jalan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Dinoyo dan Janti Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan jumlah responden 31 orang yang diambil secara purposive sampling. Data asupan vitamin C dan E selama 3 bulan terakhir dicatat menggunakan form SQ-FFQ. Nilai median asupan vitamin C dan vitamin E seluruh responden berturut-turut adalah 95,1 mg dan 5,3 mg. Median kadar glukosa darah puasa seluruh responden adalah 191 mg/dL. Uji analisa hubungan vitamin C dan E dengan kadar gula darah menggunakan uji Pearson (CI 95%) menunjukkan nilai hubungan asupan vitamin C dan E terhadap kadar gula darah berturut-turut p = 0.697 dan p = 0.215. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara asupan vitamin C dan vitamin E terhadap kadar gula darah pasien rawat jalan DM tipe 2 di Puskesmas Dinoyo dan Janti Kota Malang. Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2; Gula Darah Puasa; Asupan Vitamin C; Asupan Vitamin E   Abstract The prevalence of diabetes mellitus in East Java is ranked 5th in Indonesia. Diabetes mellitus occurs due to insulin resistance that results in high blood glucose level. Blood glucose control in diabetes mellitus patients can be affected by vitamin C and E intake through inhibiting oxidative stress. Many research have studied the effects of both vitamins supplementation but research on daily intake of vitamin C and vitamin E sources on fasting blood glucose level in Indonesia have not been widely conducted. This research aims to determine the effect of vitamin C and E intake on fasting blood sugar level of diabetes mellitus type 2 patients in Dinoyo and Janti Health Center Malang. This research was cross sectional research with 31 respondents taken by purposive sampling. Data on vitamin C and E intake during the last 3 months were documented using SQ-FFQ form. The mean values of vitamin C and vitamin E intake of all respondents were 95.1 mg and 5.3 mg, respectively. The mean fasting blood glucose level of all respondents was 191 mg/dL. Test analysis of vitamin C and E relationship with blood sugar level using Pearson test (95% CI) showed the value of vitamin C and E intake relation to blood sugar level were p = 0.697 and p = 0.215, respectively. It is concluded that there is no correlation between intake of vitamin C and vitamin E on blood glucose level of DM type 2 patient in Dinoyo and Janti Health Center Malang. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus; Fasting Blood Glucose; Vitamin C intake; Vitamin E intak

    Prevalence and correlates of being bullied among adolescents in Indonesia: results from the 2015 Global School-based Student Health Survey

    Get PDF
    Introduction: Violence against adolescents is prevalent in the world, yet this issue is neglected especially in developing countries. Bullying among adolescents negatively affects the victims in relation to emotional, physical, social and overall health status. This study was conducted to understand bullying and its associated factors in school-going adolescents in Indonesia. Methods: This study was a correlational design with a cross-sectional approach. Data were obtained from the 2015 Indonesia Global School-based Health Survey (GSHS). As many as 9969 adolescents in schools were selected by probability proportional to size method and systematic sampling. Variables analyzed on this study were age, sex, smoking behavior, alcohol consumption, close friends and feeling of loneliness. The research instrument used the GSHS 2015 questionnaire. Chi-square (χ 2 ) analysis and multiple logistic regression tests were conducted to determine the significance of each variable. Results: A total of 19.9% of adolescents in Indonesian schools were victims of being bullied. Being bullied was associated with ≤14 years old [adjusted odds ratio (AOR) 1.30, 95% confidence interval (CI) 1.17–1.45], being male (AOR 1.43, 95% CI 1.28–1.59), being a smoker (AOR 1.46, 95% CI 1.23–1.73), consuming alcohol (AOR 2.07, 95% CI 1.64–2.62), having no close friends (AOR 1.27, 95% CI 0.95–1.70) and feeling lonely (AOR 2.29, 95% CI 2.05–2.55). Conclusion: Indonesian in-school adolescents report a relatively high prevalence of having been bullied. Being bullied is related to various factors depending on personal and environmental factors. School communities and health professionals’ attention to adolescents should be sensitized and this issue discussed, developing strategies and minimizing the negative effect on the adolescents. Policy makers need to consider developing a social platform among adolescents to facilitate students’ interaction. Keywords: adolescent, bullying, Global School-based Student Health Survey, lonelines
    corecore