49 research outputs found

    Pengaruh Electronic Word Of Mouth, Kepercayaan, Dan Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Survey Pada Pelanggan Lazada Di Wilayah Bandung Timur)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat mengenai electronic word of mouth, kepercayaan, dan kepuasan serta untuk mengetahui pengeruhnya terhadap loyalitas pelanggan pada e-commerca Lazada yang berada di wilayah Bandung timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik non probability sampling dengan teknik sampling insidental. dan teknik pengumpulan data mengunakan kuesioner. Jumlah responden yang diteliti adalah 115 responden yang diambil dari wilayah Bandung timur. Serta pengolahan data menggunakan regresi linear berganda. Temuan penelitian menunjukan Masih kurang baiknya electronic word of mouth tentang Lazada, kepercayaan dan kepuasan pelanggan sehingga akan berdampak pada turunnya loyalitas pelanggan. Dari penelitian ini diharapkan Lazada dapat memperbaii kembali pelayanan penjual dan pelayanan dari pihak Lazada sendiri. Supaya tidak ada lagi keluhan maupun komentar negatif dari pelanggan

    Load Frequency Control in Single-Area Power System Using Integral Control and Proportional Integral

    Get PDF
    Load Frequency Control (LFC) had a vital role in the power system. To supply excellent quality electricity, LFC was required as the frequency stabilizer in the power plant because electrical energy should have a stable frequency (49–51 Hz in Indonesia). The unstable frequency in the power plant could potentially damage the household electronic devices that used the electricity from the power plant. The electrical energy frequency was influenced by generator speed rotation. When the load was high, the generator would have a slower rotation speed. The opposite also occurred; when the load was low, the generator rotation speed would increase. Thus, a surge in frequency would happen and could damage electronic devices. The LFC was the solution to this problem. This article used LFC equipped with Integral control and Proportional Integral simulated using MATLAB-SIMULINK and then conducted a comparison on both controllers

    Analisa Relay Jarak Pada Saluran Transmisi 150KV Gardu Induk Bangil ke Gardu Induk Lawang

    Get PDF
    Pada Gardu Induk Bangil 150kV terdapat penggantian relai jarak elektromagnetik menjadi relai jarak numerik yang mempunyai kelebihan kapasitas jangkauan proteksinya pada zona 1 bisa mencapai 85%, maka dari itu perlu diatur ulang karena relai jarak adalah sistem proteksi utama dari saluran transmisi, saluran transmisi yang terjadi penggantian relai jarak adalah saluran transmisi dari  Gardu Induk Bangil ke arah Gardu Induk Lawang. Peninjauan ulang terhadap perubahan setting relai jarak pada saluran 150kV Bangil-Lawang  akan disimulasikan menggunakan fuzzy dan dibandingkan dengan setting lama yang aplikasikan menggunakan software DigSilent 14.1.3. Hasil simulasi menunjukkan bahwa relai jarak memiliki nilai setting yang tidak sesuai dengan standar pada Setting lama Gardu Induk 150 kV Bangil, zona 1 memproteksi sebesar 93%, zona 2 memproteksi 75%, dan zona 3 memproteksi lebih dari 133%. Sedangkan pada setting perhitungan mendapatkan hasil simulasi yang lebih baik dan mendekati standar, zona 1 memproteksi 85%, zona 2 melindungi 68%, dan zona 3 melindungi 89%. Perbandingan setting impedansi zona 1, zona 2, dan zona 3 terdapat selisih 0,1414 ?, 0,18605 ?, dan 0,50689 ?

    Hybrid Quadratic Programming - Enhanced Genetic Algorithm untuk Menyelesaikan Masalah Dynamic Optimum Power Flow

    Get PDF
    Enhanced Genetic Algorithm (E-GA) merupakan penyempurnaan dari metode Genetic Algorithm. Dalam penelitian terdahulu E-GA menggabungkan Particle Swarm Optimization (PSO) dan fuzzy untuk menyelesaikan Optimum Power Flow (OPF) [9] tanpa mempertimbangkan valve point effect. Dalam penelitian ini E-GA disempurnakan dengan penambahan operator kromosom, dengan inisialisasi awal menggunakan Quadratic Programming (QP) untuk menyelesaikan permasalahan OPF dengan pembebanan selama 24 jam dan mempertimbangkan fungsi biaya valve point effect (VPE) dengan memperhatikan ramp-rate. Fungsi tujuan dari OPF adalah untuk meminimalkan biaya pembangkitan dengan tidak melanggar batasan-batasan sistem seperti batasan tegangan, ramp rate, batasan tap trafo, dan batasan generator. Dengan menerapkan E-GA diharapkan mampu menyelesaikan OPF dengan pembebanan selama 24 jam dengan biaya pembangkitan yang minimum, dibandingkan dengan metode E-GA [9] sebelumnya ======================================================================================================== Enhanced Genetic Algorithm (E-GA) is a refinement of the Genetic Algorithm method. In a previous, E-GA combine Particle Swarm Optimization (PSO) and fuzzy to complete Optimum Power Flow (OPF) [9] without valve point effect. In this study, E-GA was enhanced by the addition of chromosome operators, with initialization using Quadratic Programming (QP) to solve OPF problems with 24-hour loading with valve point effect (VPE). The objective function is to minimize generating costs by not breaking system boundaries such as voltage limits, street level, tap transformer limits, and generator limits. E-GA implementation to solve OPF with 24-hour loading on minimum generation costs, and compared with previous E-GA methods [9

    APLIKASI PENGOLAHAN DATA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT SITI MIRZA PALEMBANG

    Get PDF
    The purpose of this final report is to create a Applications of Medical Record Data Processing Outpatient and Inpatient in Siti Mirza Hospital Palembang. Data collection methods used are primary data in the form of interviews and observations, as well as secondary data. While the analysis of the system development using RUP (Rational Unified Process). This application was built using Visual Studio 2012 and Microsoft SQL Server 2008Database. The results obtained in this report are the applications that display some form of 5 (five) user registration officer, the officer poly, zal officers, administrative officers, and directors have their respective duties and authority . The following page, login page, the main page, patient identity page, search page and change the patient's identity, the registration page, the page outpatient, inpatient page, page report, physician data pages, and pages of user data.

    Perbandingan model pembelajaran kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar dan konsep diri (self concept) siswa pada materi elastisitas di Kelas XI Semester I SMAN 3 Palangka Raya Tahun Ajaran 2015/2016

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Terdapat atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi elastisitas, (2) Terdapat atau tidaknya perbedaan yang signifikan konsep diri antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi elastisitas, (3) Terdapat atau tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara hasil belajar kognitif dan konsep diri siswa, (4) Pengelolaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menggunakan jenis penelitian komparatif dan assosiatif. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 3 Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016, dan sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen I dan siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen II yang dipilih secara purposive sampling. Analisis data menggunakan program SPSS for windows versi 17.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Analisis hipotesis pada post-test, gain dan N-gain THB menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas eksperimen I dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen II dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen I sebesar 79,10 dan nilai rata-rata pada kelas eksperimen II sebesar 77,17 (2) Analisis hipotesis skor konsep diri siswa menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas eksperimen I dan siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen II. Pada kelas eksperimen I diperoleh skor rata-rata konsep diri sebesar 37,49 dan pada kelas eksperimen II diperoleh skor rata-rata sebesar 36,78 (3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil belajar kognitif dan konsep diri siswa. Pada kelas eksperimen I di peroleh harga r = 0,998 (hubungan kuat) sedangkan pada kelas eksperimen II harga r = 0,943 (hubungan kuat) (4) Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI di kelas eksperimen I mendapat nilai rata-rata 89,19 dengan kategori baik sedangkan pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas eksperimen II mendapatkan nilai rata-rata 82,37 dengan kategori baik. ABSTRACT The study aims to determine (1) there is absence of a significant difference in student learning outcomes among students taught by cooperative learning model Team Assisted Individualization and cooperative learning model Student Team Achievement Division on the material elasticity, (2) there is a least significant difference concept self-esteem among students taught by cooperative learning model Team Assisted Individualization and cooperative learning model Student Team Achievement Division on the material elasticity, (3) There is absence of a significant relationship between cognitive achievement and self-concept of students, (4) learning management uses cooperative learning model Team Assisted Individualization and cooperative learning model Student Team Achievement Division. The study uses a quantitative approach using a type of quasi-experimental research. The population study was class XI SMAN 3 Palangkaraya the 2015/2016academic year, and the sample is XI IPA 3 class as an experimental class I and XI IPA 4 class as an experimental class II were selected by purposive sampling. The instrument used is a cognitive achievement test, questionnaire, self-concept and sheet management student learning. The data analysis using SPSS version 17.0 for Windows. The results showed that: (1) the analysis of the hypothesis on the post-test, gain and N-gain THB showed no significant difference between the students taught by cooperative learning model Team Assisted Individualization in the experimental class I and students who are taught by learning model cooperative Student Team Achievement Division in the experimental class II with an average rat in the exsperimental class I registration 79,10 and the average value of the experimental class II registration 77,17 (2) the analysis of the concept of self-value hypothesis of students before and after the study conducted study conducted showed no significant difference between the students taught by cooperative learning model Assisted Team Individualization in the experimental class I and students taught by cooperative learning model Student Team Achievement Division in the experimental class II. In the experimental class I obtained an average score of 37,49 self concept and the experimental class II obtained an average score of 36,78 (3) There is a significant relationship between cognitive learning outcomes and student self-concept. In the experimental group I obtained the scoreof r = 0.998 (a strong relationship) while the scorein experimental class II r = 0.943 (strong link) (4) Management of physics learning using cooperative learning model Team Assisted Individualization in the experimental class I got an average score 89.19 with good category management while learning physics using cooperative learning model type Student Team Achievement Division in the experimental class II obtain an average score of 82.37 with both categories

    UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MEDIA GAMBAR TOKOH KARTUN IDOLA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI NGARUM 2 KABUPATEN SRAGEN

    Get PDF
    Penelitian ini mengangkat masalah mengenai peningkatan keterampilan menulis puisi melalui media gambar tokoh kartun idola pada siswa kelas V SD N Ngarum 2 Kabupaten Sragen. Tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan keterampilan menulis puisi dengan penerapan media gambar pada siswa kelas V SD N Ngarum 2 dan mendiskripsikan keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis puis dengan media gambar tokoh kartun idola pada siswa kelas V SD N Ngarum 2. Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan sasaran tindakan aspek kognitif dan aspek afektif siswa dalam menulis puisi pada siswa kelas V SD N Ngarum 2 yang berjumlah 25 siswa. Data penelitian ini berupa tindakan yang dilakukan guru dan kata-kata yang dihasilkan siswa. Sumber data adalah siswa kelas V. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi wawancara, dan tes. Uji validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber data yaitu untuk mengecek kembali informasi yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif kualitati yaitu dengan menganalisi data perkembangan keterampilan menulis puisi dari sikluis I sampai siklus III. Hasil penelitian yang dilakukan dalam meningkatkan ketrampilan menulis puisi dilakukan pada siklus I hasil belajar siswa sudah mengalami peningkatan namun masih kurang maksimal yaitu sebesar 67,92(15 siswa yang mencapa ketuntasan dan 10 siswa belum mencapai KKM 70,00) serta nilai rata-rata afekti siswa 14,72, Siklus II hasil belajar siswa mencapai 83,8 (19 siswa mencapa ketuntasan dan 7 siswa yang masih dibawah KKM) serta nilai rata-rata afektif siswa mencapai 19,28, Siklus III yang dilakukan untuk memaksimalkan dan meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa yaitu hasil belajar siswa mencapai 88,24 dengan KKM 70,00 serta nilai rata-rata afektif siswa mencapai 23,24. Dengan demikian, peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media gambar pada siswa kelas V SD N Ngarum 2 dapat dikatakan berhasil, hal ini terbukti adanya peningkatan keterampilan menulis puisi siswa di setiap siklusnya dengan pencapaian nilai sesuai KKM yang telah ditentukan

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DENGAN BANTUAN SOFTWARE PhET UNTUK MENINGKATAKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TIPTL SMKN 7 SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan hasil pelaksanaan penerapan model pembelajaran Guided Discovery dengan bantuan Software PhET terhadap hasil belajar siswa, (2) mendeskripsikan hasil pelaksanaan penerapan model pembelajaran langsung dengan bantuan Software PhET terhadap hasil belajar siswa, (3) Mendeskripsikan perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran langsung dengan bantuan Software PhET, (4) mendeskripsikan tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran Guided Discovery dan model pembelajaran langsung dengan bantuan Software PhET. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi  eksperimen (eksperimen semu) dengan desain penelitian non-equivalent ­control group pretest-posttest. Teknik analisis data menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan hasil belajar. Untuk mengetahui keaktifan siswa digunakan lembar pengamatan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Guided Discovery ranah   kognitif –thitung<–ttabel yaitu - thitung<- ttabel (-22,08<-2,04) dengan nilai rata-rata 83,88, ranah afektif 81,06 dan ranah psikomotor yang Discovery mendapatkan nilai rata-rata 88,87, (2) Hasil belajar yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung ranah kognitif - thitung<- ttabel (-16,70<-2,03) dengan rata-rata 77,45, ranah afektif mendapatkan nilai rata-rata 76,61 dan ranah psikomotor mendapatkan nilai rata-rata 88,11, (3) Hasil belajar ranah kognitif -thitung<- ttabel (-2,82<-1,99) dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 83,88 dan kelas kontrol 77,45. Hasil belajar ranah afektif -thitung<-ttabel (-11,10<-1,998) sehingga terdapat perbedaan hasil belajar ranah afektif dengan rata-rata kelas eksperimen 81,06 dan kelas kontrol 76,61, hasil belajar afektif kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada hasil belajar psikomotor nilai -thitung>-ttabel (0,64>-1,99) nilai rata-rata kelas eksperimen 88,87 dan kelas kontrol 88,11, (4) Keaktifan siswa pada model pembelajaran guided discovery lebih unggul dengan nilai rata-rata 87,50   dibandingkan keaktifan siswa dengan penerapan model pembelajaran langsung dengan nilai rata-rata 78,22. Kata kunci: Guided Discovery, PhEt, hasil belajar, keaktifan siswa dan dasar pengukuran listrik Abstract This study aim to: (1) describe the results of the implementation of the application of Guided Discovery learning model with the help of Software PhET, (2) describe the results of the implementation of the direct application of learning models with PhET Software, (3) describe the differences in student learning outcomes by implementing learning model Guided Discovery and direct learning model with the help of PhET Software, (4) describe the level of activity of students in learning activities using learning model Guided Discovery and direct learning model with the help of Software PhET.The method used is Quasi experiments (quasi-experimental) research design with non-equivalent group pretest-posttest control. The object of this research is Guided Discovery learning model and direct learning model with the help of software PhET. Data were analyzed using t-test to determine differences in learning outcomes. To determine the activity of students use student observation sheet. The results showed that: (1) The results of Guided Discovery model cognitive learning -tcount <-ttable (-22.08 <-2.04) with an average value of 83.88, affective learning get the average value of 81.06, and Psychomotor learning get the average value of 88.87, (2) The results of direct learning model cognitive has a significance level of 0.00 with - tcount <- ttable (-16.70 <-2.03) with an average of 77.45, affective learning get the average value of 76.61, and psychomotor get the average value of 88.11, (3) The results of cognitive learning -tcount<-ttable (-2.82 <-1.99) with the average value of the experimental class 83 , 88 and the control class 77.45. Affective learning outcomes -tcount <-ttable (-11.10 <-1.998) So that there are differences in the affective domain of learning outcomes with an average grade and grade control experiments 81.06 76.61, affective learning outcomes experimental class is superior compared with the control class. In psychomotor learning outcomes –tcount > -ttable (0.64> -1.99) the average value of 88.87 experimental class and control class 88.11, (4) The active participation of students in guided discovery learning model is superior average of 87.50 activity students with the application of direct learning model with the average 78.22. Keywords: Guided Discovery, Phet, learning outcomes, student activity and basic electrical measurement
    corecore