385 research outputs found

    PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

    Get PDF
    Kekerasan seksual terhadap perempuan semakin meningkat, tidak hanya pada perempuan dewasa saja, tetapi juga remaja dan anak-anak. Meningkatnya tindak kekerasan seksual mulai meresahkan masyarakat. Dampak kekerasan seksual begitu dahsyat hingga mempengaruhi penerimaan diri seseorang yang mengalami kekerasan seksual. Penerimaan diri merupakan hasil introspeksi melalui pengamatan, pemikiran dan perasaan diri yang ditunjukkan dengan adanya pembukaan diri, kesehatan psikologi, serta penerimaan terhadap orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dinamika proses penerimaan diri pada remaja korban kekerasan seksual. Metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah metode kualitatif melalui wawancara dan observasi berupa behavioral hecklist. Informan berjumlah 3 orang remaja perempuan berusia antara 12 sampai 18 tahun yang pernah mengalami kekerasan seksual dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan dari saat pengambilan data. Informan penelitian diperoleh melalui kerjasama dengan dua pihak yang bergerak di bidang perempuan, yaitu Yayasan Kakak dan Balai Rehabilitasi Sosial ”Wanita Utama” Surakarta-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika proses penerimaan diri berbeda pada tiap informan. Secara umum dapat digambarkan bahwa korban kekerasan seksual cenderung diam karena rasa takut dan adanya ancaman. Korban merasakan dampak yang beragam seperti sakit perut, sakit kepala, cepat lelah, dan sering melamun. Tindak kekerasan seksual memunculkan pemikiran untuk bunuh diri pada ketiga informan, namun tidak semua mencoba melakukannya. Informan yang mendapat pendampingan dan dukungan dari keluarga lebih mampu untuk bangkit kembali dan merencanakan masa depannya

    PERENCANAAN PASAR IKAN HIGIENIS PANTAI NELAYAN DI GUNUNGKIDUL

    Get PDF
    Menurut PP Nomor. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025, Daerah Istimewa Yogyakarta masuk dalam daftar 88 Kawasan Strategis Pariwsata Nasional. Tepatnya pada kawasan karst Gunungkidul dan sekitarnya. Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta dan telah menjadi primadona baru wisata alam di DIY. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Salah satu pantai yang masih perlu dikembangkan untuk menaikkan tingkat  wisatawan yang berkunjung adalah Pantai Ngrenehan. Karakter dari pantai ini adalah pasir pantainya yang putih dengan dikelilingi perbukitan karst. Potensi yang dimiliki menjadi pendukung untuk mengembangkan daerah ini  dengan meningkatkan potensi sebagai kawasan wisata

    Probability of Price Reversal and Intraday Trading Activity on Tick Size-25 at Indonesia Stock Exchange

    Get PDF
    In this paper, I examine the probability of price reversal and the relationship with intraday trading activity in market microstructure context, focusing specifically on interrelate with stock's return, trading volume, frequency of transaction, volatility and liquidity on high tick size (IDR25).This research use purposive random sampling to get some observed samples and data online capturing. Trading fraction of tick-by-tick of trading activity is 15 minutes. To determine price reversal probability, I employ multiple logisticregressions in high frequency data. The conclusion of this research finds that stock's return, trading volume (V), frequency of transaction (F) and proxy V/F affect significantly on probability of price reversal on information uncertainty condition. These are substantial findings of intraday trading activity and overreaction concept at Indonesia Stock Exchange.Keywords: probability, reversal, intraday, trading, IDX.Â

    PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL DAN FISIK OPERATOR PRODUKSI PADA PT. WIRATAMA LUSINDO MENGGUNAKAN METODE DEFENSE RESEARCH AGENCY WORKLOAD SCALE (DRAWS) DAN CARDIOVASCULAR LOAD (CVL)

    Get PDF
    PT. Wiratama Lusindo bergerak dalam bidang jasa pembuatan digi coding, baik coding embossed maupun coding hot print untuk mesin packaging. Namun pada saat ini banyaknya permintaan spare parts presisi untuk industri food dan farmasi operator sering mengalami tingkat tekanan kerja tinggi dikarenakan dalam bekerja terdapat kendala seperti mesin mengalami masalah dan bahan baku yang tidak ada pada saat ingin digunakan. Berdasarkan kondisi tersebut untuk mengetaui beban kerja operator, maka sangatlah penting bagi perusahaan untuk melakukan pengukuran terhadap beban kerja setiap operator sehingga diharapkan dapat menghindari beban kerja berlebih. Penelitian ini menggunakan pengukuran beban kerja subjektif yang dapat diterapkan adalah metode Defence Research Agency Workload Scale dan metode pengukuran beban kerja fisik yaitu Cardiovascular Load. Berdasarkan metode DRAWS besarnya beban kerja yang diperoleh memiliki skor beban kerja Overload yaitu operator mesin CNC Bubut sebesar 61,96% dan Operator mesin Grafir sebesar 64,17%. Dengan Variabel beban kerja DRAWS yang paling dominan dirasakan adalah variabel Central Demand (CD), dengan variabel beban kerja sebesar 36 pembobotan dan 56% penilaian. Dan Berdasarkan hasil perhitungan beban kerja fisik menggunakan persentase CVL menunjukkan operator produksi yang memiliki beban kerja fisik yang diperlukan perbaikan yaitu operator mesin bubut manual dan operator mesin welding dengan klasifikasi %CVL masing-masing sebesar 31,15% dan 31,73%

    CARBONATE BIOFACIES AND PALEOECOLOGY ANALYSIS BASED ON ACROPORA CORAL IN UJUNGGENTENG AREA, WEST JAVA PROVINCE, INDONESIA

    Get PDF
    Biofacies concept was proposed to approach the carbonate facies determination by using coral species description and ecology reconstruction. Ujunggenteng area was selected for this study because it has modern carbonate rocks with continues distribution and contains many well-preserved coral fossils. Ujunggenteng area can be distinguished into three biofacies: Acropora cervicornis – Acropora palifera biofacies, Acropora gemmifera – Acropora humilis biofacies, and Acropora cervicornis – Acropora palmata biofacies. The paleobathymetry analysis had indicated that Acropora cervicornis – Acropora palifera biofacies grew in the deepest environment, between 8 – 13 meters depth. Acropora gemmifera – Acropora humilis biofacies lived in a shallower environment between 3 – 8 meters depth, and Acropora cervicornis – Acropora palmata biofacies was deposited between 0 – 3 meters. The Mg/Ca trend showed a negative correlation with the paleobathymetry result. Decreasing Mg/Ca ratio was related to increasing paleobathymetry. Acropora cervicornis – Acropora palifera biofacies has the smallest Mg/Ca ratio, between 14 – 15 mmol. Acropora gemmifera – Acropora humilis biofacies has Mg/Ca ratio between 17 – 21 mmol.  Acropora cervicornis – Acropora palmata biofacies has the highest Mg/Ca ratio, between 23 – 24 mmol. Mg/Ca ratio value was related to paleotemperature, in which the decreasing of Mg/Ca ratio associated to decreasing paleotemperature.Konsep biofasies dipilih dan diajukan sebagai salah satu pendekatan untuk penentuan fasies karbonat. Daerah Ujunggenteng dipilih untuk studi ini karena daerah ini menunjukkan perkembangan batuan karbonat yang menerus dan fosil koral yang terawetkan dengan baik. Daerah Ujunggenteng dapat dibagi menjadi tiga biofasies, yaitu biofasies Acropora cervicornis – Acropora palifera, biofasies Acropora gemmifera – Acropora humilis biofacies, dan biofasies Acropora cervicornis – Acropora palmata. Analisis paleobatimetri menunjukkan bahwa biofasies Acropora cervicornis – Acropora palifera tumbuh di lingkungan yang paling dalam, yaitu 8 – 13 meter. Biofasies Acropora gemmifera – Acropora humilis hidup di lingkungan yang lebih dangkal, yaitu 3 – 8 meter, dan biofasies Acropora cervicornis – Acropora palmata terendapkan di lingkungan yang lebih dangkal, yaitu 0 – 3 meter. Analisis kadar Mg/Ca menunjukkan nilai yang berlawanan dengan paleobatimetri. Penurunan kadar Mg/Ca memiliki hubungan dengan peningkatan paleobatimetri. Biofasies Acropora cervicornis – Acropora palifera memiliki nilai kadar Mg/Ca paling rendah, yaitu 14 – 15 mmol. Biofasies Acropora gemmifera – Acropora humilis memiliki kadar Mg/Ca yang lebih tinggi dibandingkan dengan biofasies Acropora cervicornis – Acropora palifera, yaitu 17 – 21 mmol. Biofasies Acropora cervicornis – Acropora palmata menunjukkan nilai kadar Mg/Ca yang paling tinggi, yaitu 23 – 24 mmol. Kadar Mg/Ca memiliki hubungan dengan perubahan paleotemperatur. Penurunan kadar Mg/Ca berasosiasi dengan penurunan paleotemperatur

    Probability of Price Reversal and Intraday Trading Activity on Tick Size-25 at Indonesia Stock Exchange

    Get PDF
    In this paper, I examine the probability of price reversal and the relationship with intraday trading activity in market microstructure context, focusing specifically on interrelate with stock's return, trading volume, frequency of transaction, volatility and liquidity on high tick size (IDR25).This research use purposive random sampling to get some observed samples and data online capturing. Trading fraction of tick-by-tick of trading activity is 15 minutes. To determine price reversal probability, I employ multiple logisticregressions in high frequency data. The conclusion of this research finds that stock's return, trading volume (V), frequency of transaction (F) and proxy V/F affect significantly on probability of price reversal on information uncertainty condition. These are substantial findings of intraday trading activity and overreaction concept at Indonesia Stock Exchange.Keywords: probability, reversal, intraday, trading, IDX.Â

    Signifikansi Preventive Expenditures Valuation Dalam Bioprospeksi Sumberdaya Genetik Di Indonesia

    Get PDF
    Great potential of Indonesian biodiversity provides benefits and challenges as well in its protection and preservation. One critical issue arise along the rapid development of biotechnology is on genetic resources commersialization. Precautionary approach as mandated by Convention on Biological Diversity alternatively can be used as an opportunity for performing sustainable use of genetic resources. However, the lack of economic valuation of national natural resources is became an obstacle. Preventive expenditures is a common expenditures spent to avoid or prevent externalities. This normative research aims to find the significance of this method, on the basis of precautionary approach, to valuate the genetic resources within bioprospecting applications

    Environmental Performance as a Reflection of Market Demands

    Full text link
    This paper focuses on the concept of corporate social responsibilities (CSR), particularly its implementation on environmental issues. The main question aimed to be answered is on how can environmental performance be adequately signaled to the market? It assumes by performing proper environmental performance, companies could benefit from financial incentive for future improvement and reputation benefit for the companies' image, which eventually influence the bargaining position of companies in the market

    Easily understanding on post-harvest handling subject through video-based learning: a study on Agriculture Students at UiTM Melaka, Malaysia

    Get PDF
    Video-based learning (VBL) is an attractive teaching approach that comprehensively prepares students to solve problems. This study explores the effectiveness of video-based learning media in increasing students' knowledge about post-harvest handling. The research method used is a quantitative descriptive survey. Research respondents were year three students of Undergraduate Plantation Technology and Management from Universiti Teknologi Mara (UiTM) Melaka, Jasin Campus. Random distribution of questionnaires using Google form. Samples were taken based on a purposive sampling technique, namely those taking post-harvest handling courses. The survey was conducted using research instruments to measure students' understanding before and after being given treatment (watching videos). Data analysis with t�test (α = 5%) shows differences in pre-test and post-test scores, namely differences in knowledge before watching videos and watching videos. The results show that the post-test result score is higher than the pre�test score and can be categorized as high. This treatment indicates that students can understand well the subjects of post-harvest handling. The t-test result shows that the application of VBL had a significant effect on students' understanding of post-harvest handling. Video-based learning can be used as an alternative to learning in the era of the industrial revolution 4.0 to increase students' knowledge of a learning topic
    corecore