74 research outputs found

    UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMBELAJARAN DARING

    Get PDF
    The aim of this study is to increase interest and achievement in mathematics learning of class X AKL 2 SMK Negeri 2 Pacitan after participating in online learning with the Problem Based Learning model. This classroom action research was conducted in 3 cycles, each of which consisted of one meeting. Each cycle consists of four steps, namely planning, acting, observing and reflecting. The results of this study indicate that the percentage of students' interest in learning scores in the pre-cycle was 68% with low qualifications, increased in cycle I by 77% with high qualifications, cycle II by 81% with high qualifications, and cycle III by 83% with high qualifications. Meanwhile, the learning achievement of students showed an average pre-cycle score of 64 with the percentage of students completing learning by 32%, increasing in cycle I by 79 with the percentage of students completing learning by 71%, cycle II of 79 with the percentage of students completing learning  by 81%, and cycle III was 81 with the percentage of students completing learning by 90%. Based on the results of this study, it can be concluded that the indicators of success of this study are fulfilled and the application of the Problem Based Learning model in online learning can increase students' interest and learning achievement.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar matematika peserta didik kelas X AKL 2 SMK Negeri 2 Pacitan setelah mengikuti pembelajaran daring dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari satu kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persentase skor minat belajar peserta didik pada pra siklus sebesar 68% dengan kualifikasi rendah, meningkat pada siklus I sebesar 77% dengan kualifikasi tinggi, siklus II sebesar 81% dengan kualifikasi tinggi, dan siklus III sebesar 83% dengan kualifikasi tinggi. Sedangkan, prestasi belajar peserta didik menunjukkan skor rata-rata nilai pra siklus sebesar 64 dengan persentase peserta didik tuntas belajar sebesar 32% meningkat pada siklus I sebesar 79 dengan persentase peserta didik tuntas belajar sebesar 71%, siklus II sebesar 79 dengan persentase peserta didik tuntas belajar sebesar 81%, dan siklus III sebesar 81 dengan persentase peserta didik tuntas belajar sebesar 90%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan dari penelitian ini terpenuhi dan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah pada pembelajaran daring dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik

    PENGUASAAN MATERI AJAR GURU KIMIA DI SULAWESI TENGAH PASCA PENDAMPINGAN OLEH LPMP

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian untuk melihat efektivitas program pendampingan yang dilakukan oleh LPMP dalam rangka meningkatkan kompetensi penguasaan materi ajar guru kimia SMA di Sulawesi Tengah. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan one group pretest-posttest design. Penelitian ini dilakukan di Kota Palu dan melibatkan 16 orang guru kimia SMA Negeri yang mengajar kelas X. Materi ajar dibatasi pada Struktur Atom, Sistem Periodik dan Ikatan Kimia. Data tentang kemampuan guru diperoleh dari sebelum dan sesudah kegiatan pendampingan. Sebelum pendampingan guru diobservasi ke kelas dan sebelum pendampingan diberikan tes awal. Setelah kegiatan pendampingan usai kepada guru diberikan tes akhir. Nilai gain ternormalisasi rata-rata dari hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kualitas penguasaan materi guru sebesar 0,55 (SD=0,29). Penyerapan tertinggi terjadi pada materi ajar Struktur Atom sebesar 0.65 (SD=0,25) dan penyerapan terendah 0,52 (SD=0,29) pada materi Sistem Periodik

    Peran Penerbit Elex Media Komputindo dalam Menerbitkan Novel Teman Tapi Menikah Karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion: Tinjauan Sosiologi Sastra

    Get PDF
    Skripsi ini membahas mengenai penerbit, peran penerbit dalam menerbitkan novel Teman Tapi Menikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Dalam menganalisis isi novel, peneliti menggunakan analisis unsur instrinsik. Analisis ini bertujuan untuk menghubungkan isi novel dengan ketentuan penerbit Elex Media Komputindo dalam menerima karya yang akan diterbitkan. Dalam menganalisis unsur instrinsik yang terdapat dalam novel, peneliti menggunakan teori fiksi Robert Stanton. Adapun teknik dan metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: teknik penelitian kualitatif yang digunakan adalah wawancara, membaca, dan memahami isi novel untuk kemudian data yang didapatkan dianalisis menggunakan teori strukturalisme. Dalam melihat prinsip dan metode kajian penerbit menggunakan pendekatan sosiologi sastra yang dikembangkan oleh Robert Escarpit. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa, (1) penerbit Elex Media Komputindo memiliki ketentuan dalam menerbitkan karya, (2) terdapat peran penerbit dalam menerbitkan novel Teman Tapi Menikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, berupa: a. ketertarikan editor terhadap cerita Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, b. naskah yang diedit/disunting merujuk kepada gaya bercerita, (3) dalam produksi novel Teman Tapi Menikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion, editor tidak hanya berperan sebagai editor saja, melainkan juga ikut andil pada kegiatan produksi karya. Dari berbagai kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa editor telah berperan sebagian besar dari novel Teman Tapi Menikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Dapat dilihat langsung dari berbagai hal yang telah dilakukan editor untuk menerbitkan novel bersama penulis novel Teman Tapi Menikah karya Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion. Kata Kunci: Editor, Elex Media Komputindo, Teman Tapi Menika

    EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

    Get PDF
    Pendidikan sebagai wahana dan sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan setiap manusia untuk mengembangkan potensi diri dalam menghadapi keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Tujuan pendidikan nasional dalam menjamin mutu pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat telah diupayakan pemerintah melalui perwujudan pendidikan yang bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan mendidik siswa untuk mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, serta kreatif memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Akan tetapi, kenyataan masih adanya anggapan bahwa matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang menakutkan, sulit dipahami dan kurang menarik bagi siswa pada setiap satuan pendidikan menyebabkan matematika membutuhkan perhatian khusus. Berdasarkan penelitian dari Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), pendidikan matematika di Indonesia sangat memprihatinkan. Hal ini dibuktikan data UNESCO yang menempatkan kualitas matematika Indonesia pada peringkat ke-34 dari 38 negara peserta pada TIMMS 1999, peringkat ke-35 dari 46 negara peserta pada TIMMS 2003 dan peringkat ke-36 dari 48 negara peserta pada TIMMS 2007. Kenyataan yang ada, data TIMMS yang dipublikasikan tahun 2006 menunjukkan jumlah jam pelajaran matematika di Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan Malaysia dan Singapura. Siswa kelas 8 di Indonesia rata-rata mendapatkan 169 jam pelajaran matematika, sedangkan Malaysia 120 jam dan Singapura hanya 112 jam. Akan tetapi, prestasi Indonesia berada jauh di bawah kedua negara tersebut. Prestasi matematika siswa Indonesia hanya memperoleh skor rata-rata 411, sedangkan Malaysia mencapai 508 dan Singapura 605 (400 = rendah, 475 = menengah, 550 = tinggi, dan 625 = tingkat lanjut). Data tersebut menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan siswa Indonesia untuk belajar matematika tidak sebanding dengan prestasi yang diraih (http://zainurie.wordpress.com). Selain itu, data hasil Ujian Nasional mata pelajaran matematika SMP Negeri di Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2009/2010 menunjukkan prestasi belajar matematika siswa yang masih rendah. Sekitar 38,67% dari 5.475 siswa peserta Ujian Nasional Utama memperoleh nilai mata pelajaran matematika pada rentang 2,00 sampai dengan 5,49, serta sebanyak 1.318 siswa dinyatakan gagal dan wajib mengikuti Ujian Nasional Ulang. Ada 27 sekolah dari 41 SMP Negeri di Kabupaten Pacitan yang memperoleh nilai rata-rata Ujian Nasional Utama mata pelajaran matematika diantara 4,13 dan 5,86 (Kemendiknas, 2010) Berbagai data yang menunjukkan rendahnya prestasi belajar matematika tersebut harus mampu memotivasi dan memacu para pendidik atau guru untuk selalu berpikir inovatif dan kreatif dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswanya. Kemampuan siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep matematika merupakan faktor utama dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Seorang guru harus mampu mengorganisasikan pelaksanaan pembelajaran sehingga materi akan tersampaikan dengan baik dan konsep-konsep matematika dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa. Suatu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah dengan inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran yang awalnya masih cenderung konvensional. Salah satu pandangan tentang pembelajaran yang lahir sebagai inovasi dalam pembelajaran adalah pandangan konstruktivisme. Pandangan ini menuntut pendekatan manajemen dan pengorganisasian pelaksanaan pembelajaran yang berbeda serta menuntut peran aktif siswa dalam membangun pemahaman dan menguasai konsep. Dua model pembelajaran yang inovatif dalam pelaksanaan pembelajaran dan sejalan dengan pandangan konstruktivisme adalah Cooperative Learning tipe Student Team-Achievement Division (STAD) dan Problem Based Learning (PBL) (Arends, 2008: 1). Cooperative Learning tipe STAD merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan model yang paling mudah dilaksanakan oleh guru yang baru mengenal pembelajaran kooperatif. Model ini telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi seperti matematika. Fokus utama dari STAD adalah adanya kelompok-kelompok diskusi dalam sebuah pembelajaran, sehingga metode ini lebih merupakan metode umum dalam mengatur kelas dari pada metode komprehensif dalam mengajarkan mata pelajaran tertentu (Slavin, 2009: 12-13). Problem Based Learning menurut Tatang Herman (2006 : 4) memiliki fokus utama yaitu memposisikan guru sebagai perancang dan pengelola pembelajaran, sedangkan siswa bertugas memahami dan menguasai konsepkonsep matematika melalui aktivitas belajarnya. PBL mengawali pembelajaran dengan menghadapkan siswa dengan masalah matematika dan siswa dituntut untuk menyelesaikannya. Di dalam PBL guru tidak menyampaikan banyak informasi kepada siswa, tetapi siswa diharapkan dapat mengembangkan pemikiran mereka sendiri. Peran guru dalam PBL adalah sebagai pemberi masalah, memfasilitasi penyelidikan dan diskusi, serta memberikan motivasi dalam pembelajaran, sedangkan siswa berperan aktif sebagai problem solver, decision markers, dan meaning makers (Sugiman, 2006 : 2). Keberhasilan pembelajaran bukan hanya dipengaruhi oleh model pembelajaran, akan tetapi dipengaruhi juga oleh gaya belajar siswa yang lebih dominan, yaitu visual, auditorial, atau kinestetik. Meskipun masing-masing siswa pada tahapan tertentu belajar dengan menggunakan kombinasi dari ketiga gaya belajar ini, kebanyakan siswa akan lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Kegiatan pembelajaran harus disesuaikan dengan gaya belajar siswa, karena siswa yang dapat menyesuaikan gaya belajarnya dengan pembelajaran yang dilakukan akan lebih mudah dalam menerima dan mengolah informasi serta menggunakannya dalam pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru dapat terlaksana dengan maksimal (DePorter, 2010: 110-111)

    Assessment of Groundwater Vulnerability and Total Organic Carbon in the Shallow Groundwater of Wonosari City, Gunung Kidul, Yogyakarta, Indonesia

    Get PDF
    Wonosari city is the capital of Gunung Kidul regency of Yogyakarta Special Province. The city is located in the karst plateau overlaying a succesion of limestone lithologies. The groundwater on this city is shallow and people used this groundwater as their daily water supply. This study aims to determine the intrinsic groundwater vulnerability and to identify the TOC level in groundwater also to investigate the relationship between groundwater vulnerability and TOC levels in the groundwater. Field observation was conducted on 40 groundwater occurrences (dug wells, bore wells and springs) to investigate the aquifer types, overlying lithology and depth to groundwater. At the same time, 16 groundwater samples were taken from the dug wells and analyse for the TOC content. Secondary data was also collected from previous researches especially the information of sub-surface lithology. Groundwater vulnerability was evaluate by using GOD method and correlation between groundwater vulnerability and TOC in groundwater was analyzed spatially and statistically by using map pverlaying, linear regression and Spearman’s rho test, respectively. The results showed that the groundwater vulnerability in the city is dominated by extreme and high vulnerability, covers about 84 % of study area. The TOC level in the groundwater ranges between  4.532 mg/L to 6.849 mg/L which showing a process of pollution loading may occur. Linear regression and Spearman’s rho value show that the TOC levels and  groundwater vulnerability has a moderate positive correlation with r2 value of about 0.324 for linear regression. Despite the moderate correlation, the research prove that the groundwater vulnerability map reveals on this study is good enough to represent the ability of natural condition in protecting the groundwater quality

    LANDSLIDE SUSCEPTIBILITY ASSESSMENT OF KOKAP AREA USING MULTIPLE LOGISTIC REGRESSION

    Get PDF
    A number of landslides have occured in Kokap SubDistrict, Kulon Progo Regency, Yogyakarta Special Province, Indonesia, which have influenced the communities. The natural disaster is commonly associated with a few days of heavy rainfall events. To mitigate the impact of landslides in this area, a landslide susceptibility assessment needs to be carried out. The main objective of this research is to develop a landslide susceptibility zonation in the research area by applying a logistic regression (LR) method. Field observation was conducted at 68 locations in the research area, in which 46 landslides occured. Data of slope angle, lithology, geologic structure and groundwater conditions were collected. The relationship between landslide occurrence and the slope angle, lithology, geologic structure and groundwater conditions was analysed using the LR method. The analysis results showed a 0.984 standard error, implying a good-fit model. The study area was classified into very low, low, moderate, high and very high landslide susceptibility zones with 0–20%, 20–40%, 40–60%, 60–80%, and 80–100%, respectively, probabilities of occurrence. A 60% area of the total study area was classified as a moderate to very high susceptibility to landslide. From 47 landslides, 80% landslides occured in high and very high landslide susceptibility zones, 17% landslides occured in the moderate susceptibility zone and 2% landslides occured in the low susceptible zone. None of landslides occured in the very low landslide susceptibility zone. The analysis results show that LR method is a very useful method for landslide prediction. Keywords: landslide susceptibility, multiple logistic regression, Kokap Kulon Progo-Indonesi

    Removal Of Copper From Water Using Columns Experiment Of Lignite, Shale, And Ironsand

    Get PDF
    Experimental studies using column testing of lignite, shale, and ironsand in copper solution were carried out to determine the adsorption capacity of lignite, shale, and ironsand in remediation of water contaminated with copper. Lignite, shale, and ironsand were analyzed using XRD, SEM/EDX, and XRF. The treatment process by column adsorption was carried out over a period of 24 hours at a stable velocity of 0.005ml/s. After treatment, the remaining copper in the solution was recorded, thus allowing the adsorption capacity of lignite, shale, and ironsand to be calculated. The results revealed that when the solution was treated by lignite and shale there was a good degree of copper removal, while the ironsand had very poor degree of copper removal. The best material for copper removal was lignite with 25-mesh grain size. Pyrite, graphite, calcite, and illite were found in lignite and smectite, calcite, pyrite, hematite, and illite were found in shale. These materials were also shown to contain an abundance of high-valence elements in Al2O3, SiO2, and Fe3O4 which contributes to additional adsorption capacity. CAC values for lignite and shale reached nearly to 100%, suggesting that lignite and shale have a high adsorption capacity. In contrast, ironsand, which has mostly sand minerals with little clay and organic content, caused the pollutant to move rapidly to the water table, reducing the adsorption potential. CAC values treated by ironsand were shown to be negative which showed an increasing of Cu2+ in natural ironsand into solution. Keywords: Copper, ironsand, shale, lignite, column experimen

    CHEMICAL COMPOSITION AND HYDRAULIC CONNECTIVITY OF SPRINGS IN THE SOUTHERN SLOPE OF MERAPI VOLCANO

    Get PDF
    Springs are easily found in the southern slope of Merapi volcano, Sleman Regency, Yogyakarta Special Province, Indonesia. Springs origins on this location are commonly related to the existing of Merapi Aquifer System, but importance question of all these springs are hydraulic connectivity among them. In response to the issue, the objective of this research is to determine hydraulic connectivity of springs based on their chemical composition. To answer the objectives, measurement of spring discharge and physicochemical properties of spring’s water and sampling of selected spring’s water were conducted on this research in the study area. Water chemistry composition was classify by Kurlov formula and displayed by Fingerprint diagram and Composition diagram. Results show that the chemical compositions of most all spring samples are almost similar and does not significantly different for most properties from upstream to downstream, which are Na–Ca–HCO3 water, only one spring of Umbul Jatiningsih spring had different chemical composition of Ca–Na–Mg– HCO3 water. Based on the Fingerprint diagram and Composition diagram evaluation, the spring’s water can be differentiated into three groups. Group 1 consists of ten springs which have similar chemical composition of Na–Ca–HCO3 and with electrical conductivity ranges between 150 to 200 mS/cm. Group 2 consists only one spring “Umbul Pajangan” which contain similar chemical composition to Group 1 but has significantly higher ions concentration (EC value about 400 mS/cm) and Group 3 consists also only one spring “Umbul Jatiningsih” which has significantly different ionic composition with Group 1 and 2. Regarding on this condition, it can be concluded that Group 1 spring is hydraulically connected and relate to the shallow aquifer system of Merapi Aquifer System. In other side, water of spring “Umbul Pajangan”possibly comes from deeper aquifer system of Merapi Aquifer System and this argument is supported by the spring discharge evaluation. Finally, spring “Umbul Jatiningsih” is originate mainly from different aquifer system of porous limestone aquifer. Keywords: Merapi aquifer system, spring, chemical composition, geological conditio

    THE IMPACT OF SANITATION ON GROUNDWATER NITRATE LEVEL IN BANTUL DISTRICT, BANTUL REGENCY, YOGYAKARTA SPECIAL PROVINCE, INDONESIA

    Get PDF
    Bantul is one district of Yogyakarta Special Province which residents mostly use on-site sanitation. On-site sanitation is well-known for hot-spot system of nitrate groundwater contamination. It is because the wide-practice of failure of on-site sanitation systems. Besides, the failure of on-site sanitation system, it will depend on the age of settlement, population density, sanitation arrangement and sanitation behavior including water use patterns. Because of this, nitrate has leaked to groundwater and polluted many supply wells surrounding the septic systems. Since the repeated intake of nitrate could cause various acute and chronic effects to human health, especially the infant’s health under 3 months (blue baby syndrome), it is crucial to undertake the study of impact of sanitation on groundwater nitrate level in Bantul district to acquire a better understanding of the effect of settlement age, population density, sanitation arrangement and sanitation behavior on the concentration of nitrate in groundwater. In order to recognize or achieve the understanding of this issue, a methodology is conducted by observation directly to the field, including the measuring of groundwater table and the distance of septic tank to well, and also make the questionnaires for the mentioned parameters. Finally, the result of each factors (Sanitation arrangement, Settlement age, House density) are shown a low relationship with nitrate concentration, although water use patterns does not. However, the combination of these three factors can show up to find out a better correlation than one factor with this nitrate concentration. Although it has a good relationship with nitrate concentration (average), the variation of nitrate concentration from high to low shows a low relationship. Therefore, the importance of groundwater vulnerability cannot be overlooked in explaining the variation in contaminant concentrations because the nitrate concentration in the groundwater does not only depend on contaminant loading but also groundwater vulnerability. Keywords: Groundwater, on-site sanitation, nitrate concentration, contaminant loadin
    • …
    corecore