333 research outputs found

    PROSEDUR PEMBELIAN DAN PENDISTRIBUSIAN GAS LPG 3 KG AGEN PADA PT. PERTAMINA (PERSERO) MARKETING BRANCH ACEH

    Get PDF

    In the Beginning … Creation

    Get PDF
    The creative activities involved all members of the Godhead. A possible delineation of theirroles was investigated. Further, a rationale for creation was sought given knowledge that theprogenitors of the race would betray their trust.The historical-grammatical approach was used in textual understanding. The Genesis accountwas compared with parallel passages and this was combined with variants in word meaningsand was contrasted with the message conveyed by other passages. An understanding of God’scharacter and the defining features of His government were used to answer the secondresearch question.Accounts given by the apostle John and those recorded at Jesus’ baptism and at the preadvent judgment described by Daniel suggests that at creation the Father spoke, the Soninitiated the creative acts, and the Spirit performed an organizational and activating role. Thecooperative activities of the members of the Godhead illustrate the reality of the operation oflove (agape type) from the beginning. Further analysis showed that the creation of this worldrepresented an expression and the triumph of love in the face of knowledge that humanswould fail in the trust given them. Love also explains how the foundational elements ofGod’s character and government fit together—concepts of righteousness, justice, truth, mercyand faithfulness— and hence illustrates how human salvation (recreation) is possible.Creation is seen as a planned event dashing the claims of evolution that existence precededessence. The existence of a widespread sense of right and wrong, of human sexuality, of theamazing analytical and creative capacity of the human mind speaks that essence precededexistence. This is confirmed by the day to day experiences of those who permit God toundertake the recreation of His character image in them. Further research on the questionsraised is merited

    Configuring the caller in ambiguous encounters: volunteer handling of calls to Samaritans emotional support services

    Get PDF
    This paper discusses volunteer strategies for handling and assessing calls to Samaritans emotional support services for the suicidal and despairing. It presents findings from the qualitative components of a two year mixed methods study based on an online caller survey, branch observations and interviews with volunteers and callers throughout the UK. A thematic analysis of the qualitative data analysis was undertaken using the principle of constant comparison. Many calls fell beyond the primary remit of a crisis service, and called for rapid attribution and assessment. Uncertainty about identifying ‘good’ calls and recognizing those which were not caused difficulty, frustration and negative attribution towards some callers. This paper presents our analysis of volunteers’ accounts of how they configure the caller in intrinsically uncertain and ambiguous encounters, and how such strategies relate to the formal principles of unconditional support and non-judgemental active listening espoused by the organization

    OPTIMALISASI RUTE PENGANGKUT SAMPAH DI BANK SAMPAH MUTIARA MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA SYMBIOTIC ORGANISMS SEARCH (SOS)

    Get PDF
    Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah dilingkungan masyarakat Tuah Karya diantaranya dengan dibentuk program Bank Sampah Mutiara, program Bank Sampah Mutiara tersebut memerlukan proses pengangkutan sampah dari masing-masing alamat nasabah. Dikarenakan jarak yang terlalu jauh sehingga rute yang dihasilkan belum optimal. Rute yang awal yang terbentuk terlihat tidak teratur dikarenakan pengemudi melakukan perjalanan pengangkutan sampah dengan alamat nasabah yang pertama menuju ke satu alamat nasabah lainnya yang terdekat. Tapi perjalanan ini belum dinyatakan optimal karena waktu yang dihabiskan pengangkutan sampah pada Bank Sampah Mutiara ini sangat lama dan jarak total yang dihasilkan sangat tinggi dan waktu yang dihasilkan juga sangat lama yaitu dua hari dalama proses pengangkutan sampah Bank Sampah Mutiara ini. Permodelan penentuan rute ini melibatkan transportasi kendaraan, yang dimulai dari depot awal menuju depot pelanggan dengan permintaan jumlah barang yang berbeda-berbeda maka dari itu ini disebut sebagai Vehicle Routing Problem (VRP) yang akan menghasilkan rute yang minimum untuk pengambilan sampah kepada sejumlah pelanggan di beberapa lokasi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rute optimal dengan menimalisir jarak tempuh pada rute pengangkut sampah menggunakan metode Algoritma Symbiotic Organisms Search (SOS). Metode Algoritma SOS ini dapat menimalisir jarak tempuh pengangkutan sampah dengan memberikan solusi yang optimal dan menghasilkan rute terbaik. Pengumpulan data pada metode ini yaitu wawancara dan observasi secara langsung di Bank Sampah Mutiara. Penelitian ini menghasilkan jarak tempuh pengangkutan sampah yang optimal yaitu 19,170 km dengan waktu tempuh 95,25 menit. Jarak tempuh pengangkutan sampah awal adalah 38,11 km dan waktu tempuh 95,25 menit. Kata Kunci: Rute, VRP, Algoritma (SOS)

    Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur.

    Get PDF
    Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, guna pemenuhan gizi masyarakat. Ikan nila merupakan genus dari family Cichlidae yang mulai dikembangkan di Indonesia pada tahun 1981. Salah satu hal terpenting dalam budidaya yaitu kegiatan pembenihan. Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan turut berperan dalam pemenuhan benih unggul melalui kegiatan pembenihan ikan nila. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Air Tawar (IBAT) Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 18 Desember 2017 – 18 Januari 2018. Metode kerja yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan data meliputi data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan partisipasi aktif. Sedangkan pengambilan data sekunder diperoleh dari hasil riset, dokumentasi atau pustaka akademis yang berkaitan dengan kegiatan pembenihan ikan nila. Pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) meliputi pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, pemeliharaan larva, pemberian pakan larva, pengelolaan kualitas air dan pengendalian hama dan penyakit. Pemijahan ikan nila dilakukan secara alami pada kolam semi intensif dengan perbandingan induk jantan dan induk betina yaitu 1:3. Persentase daya tetas telur (HR) pada pemijahan ikan nila sebesar 85,91%, serta persentase sintasan hidup (SR) larva pada saat pemanenan sebesar 90,2%. Rata-rata hasil parameter kualitas air pada kolam pemeliharaan larva ikan nila meliputi suhu air berkisar 27,3-28,3°C, derajat keasaman (pH) berkisar 6,6-6,7 dan oksigen terlarut berkisar 4,35-6,55 mg/L

    SERANGGA PERMUKAAN TANAH NOKTURNAL DI EKOSISTEM PANTAI KACA KACU PULO ACEH

    Get PDF
    Setiap serangga mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan populasi. Peranan serangga dialam sangat penting, diantaranya sebagai dekomposer atau pengurai, serangga juga membantu penyerbukan pada tumbuhan. Keanekaragaman  serangga diyakini dapat digunakan  sebagai salah satu bioindikator kondisi suatu ekosistem. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 1 Mei sampai 3 Mei 2019 pada setiap pukul 18.00 WIB-06.00 WIB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis serangga permukaan tanah nokturnal di ekosistem Pantai Kaca Kacu Kecamatan Pulo Aceh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dan pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan  Pitfall Trap (perangkap jebak). Analisis dilakukan menggunakan rumus indeks keanekaragaman Ĥ= -∑ Pi Ln Pi. Hasil penelitian menunjukkan indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal stasiun terdedah di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang (Ĥ=2.675) dan pada  indeks keanekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal stasiun ternaung di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang (Ĥ=2.911). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kenekaragaman serangga permukaan tanah nokturnal di Pantai Kaca Kacu tergolong sedang dengan kisaran keanekaragaman 1< Ĥ < 3

    Concert: Conway\u27s Band

    Get PDF
    • …
    corecore