37 research outputs found
LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SD NEGERI JOMBOR LOR Bakalan, Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah setiap mata kuliah yang wajib
ditempuh oleh setiap mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini, mahasiswa melakukan praktik pengalaman lapangan di SD
NEGERI JOMBOR LOR yang berlokasi di Bakalan Sinduadi Mlati Sleman
Yogyakarta. Praktik pengalaman lapangan ini bertujuan untuk mendapatkan tentang
proses pembelajaran dan kegiatan persekolahan lainnya yang digunakan sebagai
bekal untuk menjadi calon tenaga pendidik yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang dibutuhkan. PPL juga dilaksanakan untuk mengasah 4
kompetensi guru yang harus ada, meliputi kopentensi pedagogis, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Kegiatan pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan secara
bertahap yaitu dimulai dari observasi hingga pelaksanaan prakti pengalaman
lapangan, berupa praktik pengalaman pembelajaran dan sumber belajar. Hasil
pelaksanaan praktik pengalaman lapangan diadakan di SD NEGERI JOMBOR LOR
selama tiga bulan ini dapat dipetik manfaatnya oleh mahasiswa berupa penerapan
ilmu pengetahuan tentang teori dan praktik bidang pendidikan Penjasorkes yang
diperoleh dari kegiatan pekuliahan di UNY dengan baik. Pengalaman mengenai
inovasi cara mengajar juga diterapkan dalam kegiatan PPL, meliputi pembuatan dan
penggunaan media yang tepat dan menarik, dan penggunaan metode yang kontektual
sesuai dengan keadaan siswa.
Selama Kegiatan PPL,praktikan melakukan praktik mengajar mandiri dan
terbimbing mulai dari kelas I-VI. Dari keseluruhan praktik mengajar,praktikan
melakukan praktik mengajar sebanyak 12 kali.Selama PPL,praktikan juga menyusun
program-program agar pelaksanaan PPL berjalan dengan lancar.
Secara umum, program-program yang telah direncanakan dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Praktikan telah berusaha untuk menekan semua hambatan
yang terjadi selama melaksanakan program kerja,sehingga program tersebut akhirnya
berhasil dilaksanaka.Munculnya hambatan selama pelaksanaan kegiatan merupakan
hal yang wajar. Praktikan berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang terkai
Analisa Pelayanan Barista Dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Di Coffe Shop Starbucks
Persaingan bisnis yang ketat saat ini membuat pengusaha di bidang kuliner juga harus memiliki strategi yang efektif. Setiap Coffe Shop mempunyai cara tersendiri dalam upaya meningkatkan dan memberi kepuasan terhadap konsumen. Kepuasan konsumen dianggap hal yang sangat penting bagi kelangsungan bisnis sebuah perusahaan dimana konsumen menuntut pelayanan yang baik untuk diberikan kepada konsumen agar tidak ditinggalkan oleh para pelanggan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Analisa Pelayanan Barista Dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Di Coffe Shop Starbucks Jalan S. Parman. Fokus penelitian ini yaitu pada Analisa Pelayanan Barista Dalam Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Di Coffe Shop Starbucks Jalan S. Parman. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT yang dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan peneliti di lapangan. Data diperoleh baik dari studi pustaka dan penelitian lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah pelayanan jasa yang diterapkan di Starbucks S Parman masih ada yang belum optimal dengan dimensi pelayanan yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan dan empati. Sedangkan yang sudah diterapkan adalah Tangibles (bukti fisik). Hasil dari Analisis data SWOT yaitu SO > WT artinya kekuatan dan peluang melebihi Kelemahan dan Tantangan dan bisnis berpotensi berkembang. Saran untuk manager store bisa memperbaiki dan meminimalisir kelemahan-kelemahan serta mengantisipasi berbagai ancaman, kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang
TINJAUAN YURIDIS PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
Penelitian ini, berjudul “TINJAUAN YURIDIS PEMIDANAAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG” penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur dan proses Penyidik Kepolisian melakukan penyitaan barang bukti dalam tindak pidana pencurian di Polrestabes Semarang, Serta upaya dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penyidik kepolisian Polrestabes Semarang dalam mengelola barang bukti dalam Tindak Pidana Pencurian. Metode penelitian menggunakan pendekatan yuridis sosiologis. Sumber data yang diperoleh dari beberapa tahapan yaitu melalui penelitian lapangan (wawancara) dan penelitian pustaka. Analasis data dengan cara sistematis meliputi reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Berdasarlan Hasil Penelitian dapat ditarik kesimpulan: pelaksanaan prosedur-prsedur penyitaan barang bukti oleh penyidik Polrestabes Semarang dalam penyidikan tindak pidana pencurian telah sesuai dengan dasar peraturan yang menjadi dasar acuan penyidik dalam penyitaan barang bukti. Peraturan tersebut yaitu pasal 5 ayat (1) huruf b angaka 1, pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 38, pasal 39, pasal 40, pasal 128, pasal 129, pasal 130, pasal 131 KUHAP dan Undang-undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh penyidik kepolisian Polrestabes Semarang dalam menyita dan mengelola barang bukti sejauh ini belom ada, dikarenakan barang bukti yang telah disita disimpan di kantor Polrestabes Semarang lebih khusus di SAT TAHTI (Kesatuan Tahanan Dan Barang Bukti).  Kata kunci : Penyidikan , Penyitaan, Barang Bukti
Pengaruh L-Sistein terhadap Efisiensi Transformasi Genetik Jagung (Zea mays) Menggunakan Agrobacterium
An efficient procedure of genetic transformation ultimately can accelerate the process of cultivar development of maize. The objective of this study was to evaluate the effect of L-cysteine added to co-cultivation medium on the efficiency of Agrobacterium-mediated transformation of two genotypes of maize. Explants of immature embryos were isolated from immature ears genotypes Hi-II and Tom Thumb harvested 11-13 days after pollination. Then explants were inoculated with Agrobacterium strain C58C1 carrying pPTN345 vector and cultured in co-cultivation medium for 2 days then on delay medium for 14 days, on selection medium for 4 x 14 days, on regeneration medium, and finally on germination medium. Co-cultivation media contained either 0 or 100 mg/L L-cysteine. Based on assay at 2 days after inoculation,the transient expression of GUS at scutelar side of explants co-cultivated on medium containing 100 mg/L cysteine was higher than that of the control (0 mg/L cysteine). Transient expression of GUS on the explants of Tom Thumb was higher than that of Hi-II. However, transgenic plants in this study were only produced from Hi-II explants co-cultivated in a medium amended with 100 mg/L L-cysteine. No transgenic plants was produced from explants of Tom Thumb due to low efficiency of induction of embriogenic calli. The efficiency of transformation using explants of Hi-II cocultivated in a medium amended with 100 mg/L L-cysteine was 4 independent transformants or transgenic plants out of 70 explants inoculated or 5.7%.  Key words: Agrobacterium tumefaciens, corn, L-cysteine, Hi-II, Tom Thum
Pengaruh Strain Agrobacterium Terhadap Efisiensi Transformasi Genetik Jagung Genotipe Hibrida HiII
ABSTRACT
Genetic variation in development of maize cultivar can be enhanced using genetic transformation.An efficient procedure of genetic transformation ultimately can accelerate the process of cultivar development.Transgenic maize plants have been produced from Agrobacterium-mediated transformation using explants of immature embryos of A188 and Hill. Hill is a hybrid derived from A188 x B73. The objectives of this study were to evaluate the efficiency of maize transformation using strain of Agrobacterium C58C1and compare the efficiency of transformation using three strain of Agrobacterium, i.e., C58C1, NTL4-Cry5, dan LBA4404.The evaluation was based on GUS transient expression and the proportion of transgenic plantlets.Explants of immature embryos were isolated from immature ears harvested 11-13 days after pollination. Then explants were inoculated with Agrobacterium, cultured in co-cultivation medium for 1-2 days, then in delay medium for 7-14 days, in selection medium for 4 x 14 days, in regeneration medium, and finally in germination medium. Based on assay at 2 days after inoculation, GUS transient expression at scutelar side of explants inoculated with strain NTL4-Cry5 was higher than that of inoculated with C58C1 or LBA4404.However, the results of four experiments indicated that transgenic plantlets were only produced from explants inoculated with strain C58C1, with efficiency 1,3-5,8 %.
Key words: Hill, genetic engineering, Agrobacterium strain, Zea may
MOTIVASI SISWA KELAS VI SD NEGERI JOMBOR LORKABUPATEN SLEMAN DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang
disebabkan oleh berbagai faktor baik dari dalam diri siswa (Intrinsik) dan faktor
dari luar (ekstrinsik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
motivasi siswa kelas VI SD Negeri Jombor Lor Kabupaten Sleman dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode
survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri
Jombor Lor Kabupaten Sleman dengan jumlah 32 siswa. Sampel dalam penelitian
ini adalah keseluruhan dari anggota populasi, sehingga penelitian ini adalaah
penelitian populasi. Instrumen yang digunakan berupa angket, dengan uji validitas
instrumen menggunakan rumus Product Momendari Karl Pearson dan uji
reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif yang dituangkan dalam bentuk persentase
motivasi siswa kelas VI SD Negeri Jombor Lor Kabupaten Sleman dalam
mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi siswa kelas VI SD
Negeri Jombor Lor Kabupaten Sleman dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan berkategori sedang dengan frekuensi 13 (40,6%).
Secara rinci motivasi siswa kelas VI SD Negeri Jombor Lor Kabupaten Sleman
dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
berdasar faktor intrinsik berkategori sedang, dengan frekuensi yang diperoleh
sebesar 13 (40,6%). Pada motivasi siswa kelas VI SD Negeri Jombor Lor
Kabupaten Sleman dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
da kesehatan berdasar faktor ekstrinsik juga berkategori sedang, dengan frekuensi
yang diperoleh sebesar 12 (37,5%)
KOSTUM KARAKTER SHENG DAN DAN DALAM OPERA BEIJING SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS DEKORATIF
Abstrak
Opera Beijing merupakan perpaduan seni vokal, dialog, akting, akrobat dan tari. Karakter yang dimainkan dibagi menjadi 4 antara lain Sheng (peran laki-laki), Dan (peran wanita), Jing (wajah ber cat), dan Chou (badut). Kostum yang digunakan oleh karakter Opera Beijing memiliki beberapa jenis bentuk pakaian, antara lain yaitu jubah upacara, jubah resmi, pakaian informal, dan baju jendral (zirah). Dengan dilengkapi oleh aksesoris pendukung seperti hiasan kepala, sepatu dan jenggot. Hal tersebut yang menjadi daya Tarik untuk menciptakan karya seni lukis dekoratif yang ber ide kostum Karakter Sheng dan Dan dalam Opera Beijing. Kostum karakter Sheng dan Dan dalam Opera Beijing dipilih menjadi fokus ide penciptaan karena cocok dengan konsep yang digunakan yaitu hubungan sosial dengan etnis Tionghoa. Dalam proses penciptaan karya mengunakan metode yang diterapkan oleh Husen Hendriyana, yaitu Art and design as capability, yang luarannya adalah wujud bentuk karya. Membuat karya dengan ukuran 150 cm x 100 cm, menggunakan cat Acrylic dengan gaya dekotarif, berjumlah 4 buah. Tahap awal penciptaan yaitu adalah pengumpulan data, perlengkapan alat dan bahan, serta proses perwujudan karya. Menghasilkan 4 Karya Lukis bergaya dekoratif dengan judul “Memberi”, “Ulet”, “Strategi”, dan “Diversity”.
Kata Kunci : Opera Beijing, Kostum, Lukis dekoratif
Pengaruh BA dan NAA terhadap multiplikasi tunas ubi kayu secara in vitro
Ubi kayu varietas UJ-3, klon BW-1 dan Unila UK-1 banyak ditanam khususnya di Lampung. Untuk itu diperlukan bibit dalam jumlah besar yang dapat dilakukan secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh BA dan NAA terhadap induksi dan multiplikasi tunas ubi kayu secara in vitro. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor, yaitu : (1) Varietas/klon yang terdiri atas UJ-3 (K1), BW-1 (K2) dan Unila UK-1 (K3), dan (2) Media yang terdiri atas media Murashige and Skoog (MS) tanpa zat pengatur tumbuh (M1), MS + BA 0,1 mg L-1 (M2), MS + BA 0,1 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M3), MS + BA 0,3 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M4), MS + BA 0,5 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M5). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil menunjukkan bahwa tunas dari varietas/klon ubi kayu dapat terinduksi pada semua media perlakuan. Rata-rata jumlah tunas tertinggi (1,25 tunas) dihasilkan pada media M4 untuk klon Unila UK-1, jumlah buku paling tinggi (8 buku) dihasilkan klon BW-1 pada media M3 dan M4, jumlah daun hijau tertinggi (6 helai) pada media M3. Klon BW-1 juga menghasilkan jumlah daun gugur tertinggi (4,5 helai) pada media M4. ABSTRACTCassava UJ-3, BW-1, and Unila UK-1 are widely planted especially in Lampung. Therefore, it needs a high number of planting materials that can be done through tissue culture. This study aimed to determine the effect of BA and NAA on in vitro of cassava shoot induction and multiplication. The study used a completely randomized design with two factors, namely: (1) Variety/clone which consisted of UJ-3 (K1), BW-1 (K2), and Unila UK-1 (K3), and (2) Medium which consisted of MS without growth regulators (M1), MS + BA 0,1 mg L-1 (M2), MS + BA 0,1 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M3), MS + BA 0,3 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M4) and MS + BA 0,5 mg L-1 + NAA 0,05 mg L-1 (M5). Each treatment was repeated four times. Results showed that shoots from all genotypes could be induced in all treatment mediums. The highest shoot number (1.25 shoots) was produced by Unila UK-1 on M4 medium. The BW-1 clone showed the best result in the node number (8 nodes) on the M3 and M4 medium, the green leaves number (6 sheets) on the M3 medium, and produced a high deciduous leaves number (4.5 sheets) on the M4 medium
PENJATUHAN PIDANA BERSYARAT BAGI KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA
ix
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Penjatuhan Pidana Bersyarat
Bagi Koruptor Dalam Perspektif Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di
Indonesia. Masalah yang dikaji bagaimana dasar pertimbangan dalam penjatuhan
pidana bersyarat dan bagaimana dalam perspektif upaya pemberantasan tindak
pidana korusi di Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan peraturan
perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan kasus (Case Approach)
yaitu putusan Mahkamah Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
dan pendekatan konsep, yaitu fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi
dan berfikir abstrak. Jenis penelitian dalam penulisan ini adalah doktrinal, dengan
mendasarkan pada konsep hukum yang ke-3. Bentuk penelitian yang digunakan
adalah evaluatif. Jenis data sekunder, dan sumber data meliputi bahan hukum
primer dan sekunder. Analisis datanya menggunakan analisis kualitatif.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan sehubungan
dengan masalah yang dikaji, dapat disimpulkan sebagai berikut : Dasar
pertimbangan bagi hakim dalam menjatuhkan pidana bersyarat dalam perkara
tindak pidana korupsi adalah di dasarkan pada faktor sosiologis / non-yuridis
sehingga penjatuhan pidana bersyarat dalam perkara tindak pidana korupsi ini
lebih tergantung pada hati nurani hakim apakah mau menjatuhkan pidana
bersyarat atau tidak. Hakim menjatuhkan pidana bersyarat dalam Putusan
Mahkamah Agung Nomor 2591K/Pid.Sus/2011 didasarkan pada faktor yuridis
yaitu Pasal 14a KUHP dan faktor non-yuridis yaitu dengan pertimbangan
kerugian negara yang ditimbulkan hanya sedikit. UU PTPK sendiri tidak ada
larangan diterapkannya pidana bersyarat, sehingga berdasarkan Pasal 14a KUHP
hakim memiliki peluang untuk menjatuhkan pidana bersyarat kepada pelaku
tindak pidana korupsi. Pasal 14a memang memberikan peluang kepada hakim
untuk menjatuhkan pidana bersyarat, namun bukan berarti pidana bersyarat serta
merta hakim dapat menerapkannya. Terhadap Pasal 3 UU PTPK tersebut
terjadinya kerugian keuangan negara wajib ditambahkan dengan ketentuan Pasal
18 ayat (3) UU PTPK. Kewajiban penambahan Pasal 18 ayat (3) tersebut akan
mengakibatkan syarat-syarat sebagaimana diatur dalam Pasal 14a KUHP yang
mensyaratkan syarat umum melalui putusan hakim. Penjatuhan pidana bersyarat
yang dibarengi dengan pengenaan Pasal 18 ayat (3) dapat mengakibatkan putusan
tersebut cacat hukum. Penjatuhan pidana bersyarat dapat memberikan keadilan
bagi koruptor dengan kerugian negara yang sedikit namun bertentangan dengan
rasa keadilan yang ada dalam masyarakat. Diharapkan bagi hakim untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam menjatuhkan
pidana bagi pelaku korupsi walaupun hakim memiliki kebebasan dalam
menjatuhkan pidana agar tidak terjadi disparitas putusan.
Kata Kunci : Pidana – Bersyarat – Korupsi – Haki