123 research outputs found

    PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PENANGGUNG JAWAB USAHA YANG MEMBUANG BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR. 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Pengaturan Hukum Tindak Pidana Lingkungan Hidup Menurut Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2009 dan bagaimana ketentuan pemberlakuan Sanksi Pidana terhadap penanggung jawab usaha yang membuang Bahan Berbahaya dan Beracun Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Pada dasarnya tindak pidana lingkungan  merupakan perbuatan yang dilarang yang dilakukan  dengan mencemarkan atau merusak lingkungan, dan tindak pidana dalam undang-undang ini dapat dikategorikan sebagai kejahatan (rechtsdelicten), sehingga pelakunya pantas untuk mendapatkan sanksi hukum. Berdasarkan Undang-undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) Nomor 32 Tahun 2009, dimana ketentuan pidana dalam UUPPLH diatur dalam Bab XV, yaitu dari Pasal 97 sampai dengan Pasal 120 UUPPLH. 2. Pemberlakuan Sanksi Pidana terhadap penanggung jawab usaha yang membuang Bahan Berbahaya dan Beracun menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, berdasarkan Pasal 100 ayat (2) UUPPLH, tindak pidana ini baru dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan lebih dari satu kali. Bahwa penegakan hukum pidana lingkungan dilakukan dengan memperhatikan asas ultimum remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum administrasi dianggap tidak berhasil.Pemidanaan yang dapat diterapkan kepada penanggung jawab usaha adalah sanksi pidana denda oleh karena itu ketentuan KUHAP Pasal 270 sampai Pasal 273 mengenai pelaksanaan sanksi pidana denda pelaku pembuangan limbah B3.Kata kunci: Penerapan sanksi pidana, penanggung jawab usaha, membuang bahan berbahaya dan beracun, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

    ANALISIS KEKUATAN BALOK BETON AKIBAT PEMUTUSAN PENGECORAN

    Get PDF
    Metode pemutusan pengecoran pada area seperempat bentang sudah sering dilakukan di proyek-proyek, hal ini dikarenakan adanya faktor peralatan, material cor, kesiapan lahan cor maupun cuaca yang tidak mendukung. Pengawas akan mengijinkan pemutusan ini dengan syarat permuakaan beton harus kasar agar ketika dilakukan pengecoran selanjutnya hasilnya diharapkan menjadi satu kesatuan, maka untuk mendapatkan permukaan beton yang kasar maka seringkali pelaksanaan dilapangan menggunakan air gula sebagai bahan penghambat pengerasan beton, sehingga ketika disemprot dengan air, permukaan beton menjadi kasar. Kekhawatiran terhadap hasil pemutusan pengecoran tersebut adalah dapat melemahkan kekuatan beton. Metode ini membandingkan kekuatan balok beton yang tidak mengalami pemutusan pengecoran dengan balok beton yang diputus pengecorannya pada seperempat bentang, metode pemutusannya adalah menggunakan kawat ayam dan air gula, kemudian setelah 24 jam dilanjutkan pengecoran berikutnya. Dari hasil perbandingan tesebut diketahui penggunaan air gula dalam proses pengkasaran permukaan beton dapat menurunkan kekuatan balok sebesar 39.62 %, sehingga penggunaan air gula tidak disarankan. metode pemutusan pengecoran dengan menggunakan kawat ayam dengan posisi miring 45º mengalami penurunan kekuatan sebesar 11.32%, sehingga metode pemutusan seperti ini dapat diterima

    Manajemen Sistem Poin dalam Membina Kedisiplinan Siswa

    Get PDF
    The purpose of the research is to describe the management of the point system in the formation student discipline at State of Senoir High School 4 Lubuklinggau. The research used thedescriptive qualitative method. The subject of research involved the principal, the vice of principal student affair, teacher, and the students. Data collection techniques through the observation, interview, and document. This research concluded that the management of the point system in the formation student discipline at school have described by the proces is like: the planning, the organizing, the actuating, the monitoring and evaluation, and the factor supporting and difficulty of the management of the point system

    Membangun keadaban digital warganet Indonesia dalam perspektif kewarganegaraan digital

    Get PDF
    ABSTRAKLaporan Civil, Safety, and Interactions Online pada tahun 2020 oleh Microsoft yang memuat hasil survey dari Digital Civility Index (DCI). Survey tersebut bertujuan untuk menakar bagaimana tingkat keberadaban digital dari pengguna internet di dunia saat mereka berkomunikasi secara online dan menempatkan indeks keberadaban warganet Indonesia berada di posisi yang terburuk pada Kawasan Asia Tenggara. Yang lebih mengejutkan adalah respon negatif yang ditunjukkan oleh warganet Indonesia itu sendiri, mereka menyerang akun Microsoft dan seakan melakukan self-fulfilling prophecy yang membenarkan bahwa laporan DCI itu adalah nyata adanya. Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait urgensi keadaban digital dalam berinteraksi secara daring agar terbentuk interaksi yang sehat dan konstruktif di kalangan warganet Indonesia dilihat dari perspektif kewarganegaraan digital. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode studi kepustakaan. Hasil studi menunjukkan bahwa keadaban digital warganet Indonesia rendah dikarenakan mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup dan dibutuhkan untuk berinteraksi secara daring dalam perspektif kewarganegaraan digital. Warganet yang kompeten setidaknya harus mampu menangani tantangan yang baru dan tantangan sehari-hari yang berkaitan dengan pekerjaan, kemampuan kerja, inklusi dan partisipasi dalam masyarakat, menghormati hak asasi manusia (HAM), dan perbedaan antar budaya. Dalam usaha pengembangan keadaban digital tersebut juga dibutuhkan kompetensi kecerdasan digital yaitu empati digital dan literasi media dan informasi.

    Hasil belajar model discovery learning dalam peningkatan partisipasi belajar pembelajaran PPKn kelas X SMAN 1 Lemahabang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dalam peningkatan partisipasi belajar model discovery learning dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan siswa kelas X SMAN 1 Lemahabang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriftif. Subjek dalam penelitian ini ialah guru PPKn, siswa Kelas X, wakasek kurikulum, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini  terdiri dari observasi, wawancara, dokumentasi. teknik analisis data dalam penelitian ini adalah triangulaasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar ketika menerapkan model discovery learning Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan partisipasi belajar siswa meningkat, siswa juga lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung, siswa juga terbiasa untuk menyampaikan pendapatnya sendiri. Rekomendasi penelitian ini, bagi sekolah selaku pemangku kebijakan diharapkan untuk mendukung guru ketika menerapkan model discovery learning untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, bagi guru diharapkan untuk selalu menerapkan model discovery learning secara maksimal untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan, bagi siswa diharapkan ketika guru menerapkan model discovery learning dalam pembelajar siswa menjadi lebih aktif pada saat pembelajaran berlangsung

    Pengaruh model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap motivasi belajar PPKn pada siswa kelas VII MTs Miftahul Huda Tegalwaru Karawang

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran think pair share (TPS) terhadap motivasi belajar PPKn pada siswa kelas VIII MTs Miftahul Huda Tegalwaru Karawang melalui perbedaan motivasi yang dihasilkan siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran TPS, dan perbedaan motivasi siswa yang menggunakan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran TPS. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Miftahul Huda Tegalwaru Karawang yang bejumlah 9 kelas. Dengan mengambil 2 kelas dari 9 kelas anggota populasi, maka didapatkan sampel sebanyak 44 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistic paired sampel test dan independent sampel test. Hasil pengujian hipotesis, ada perbedaan motivasi antara sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran TPS, dan ada perbedaan motivasi belajar antara yang menggunakan dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran TPS. Hal ini dibuktikan dengan output paired sampel test dengan nilai Sig.(2tailed) sebesar 0,000 < 0,05. Dan output independent sampel test dengan nilai Sig.(2tailed) sebesar 0,000 < 0,05. Dari hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh model pembelajaran TPS terhadap motivasi belajar PPKn siswa kelas VIII MTs Miftahul Huda Tegalwaru Karawang. Berikut rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu, penelitian tentang pengaruh model pembelajaran TPS terhadap motivasi belajar siswa memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan motivasi belajar PPKn siswa di kelas VIII MTs Miftahul Huda Tegalwaru Karawang. Untuk itu kepada para guru yang mengalami peristiwa serupa pada kelas yang diajarnya disarankan untuk menggunakan model pembelajaran TPS ini

    Peran guru PPKn sebagai evaluator dalam meningkatkan disiplin belajar siswa

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai evaluator dalam meningkatkan disiplin belajar siswa kelas VIII SMPN 1 Telagasari. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.  Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) serta siswa dari kelas VIII. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dilakukan dengan tiga alur tahap kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini dalam meningkatkan disiplin belajar siswa, guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) sebagai evaluator melakukan evaluasi pembelajaran secara terus-menerus untuk melihat keberhasilan siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan disiplin belajar siswa apabila dari hasil evaluasi belajar siswa belum menunjukan keberhasilan. Rekomendasi penelitian ini, bagi kepala sekolah sebagai pemimpin dan pembuat kebijakan diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas kerja guru sehingga guru dapat melakukan perannya dengan baik ketika mengajar serta memperketat dan meningkatkan siswa dalam mematuhi peraturan mengenai kedisiplinan di sekolah. Bagi guru, diharapkan untuk selalu memperhatikan perilaku disiplin siswa terutama saat kegiatan belajar di dalam kelas. Bagi siswa, diharapkan untuk lebih meningkatkan perilaku disiplin dalam mematuhi peraturan yang ada di sekolah atau di dalam kelas saat belajar. Bagi peneliti selanjutnya, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan dan referensi serta dapat dikembangkan sebagai bahan penelitian selanjutny

    MANAJEMEN SISTEM POIN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

    Get PDF
    The purpose of the research is to describe the management of the point system in the formation student discipline at State of Senoir High School 4 Lubuklinggau. The research used thedescriptive qualitative method. The subject of research involved the principal, the vice of principal student affair, teacher, and the students. Data collection techniques through the observation, interview, and document. This research concluded that the management of the point system in the formation student discipline at school have described by the proces is like: the planning, the organizing, the actuating, the monitoring and evaluation, and the factor supporting and difficulty of the management of the point system.Keyword: management, point system, disciplin

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN INTELLECTUAL SKILLS MAHASISWA

    Get PDF
    ementation of problem-based learning model in the course of civic education learning can improve students' intellectual skills. The approach used in this research is descriptive qualitative approach. This research was conducted on the Pancasila and Civic Education Program, Buana Perjuangan Karawang University. The result of this research is significantly, the application of Problem Based Learning model in the course of Citizenship Education is able to increase the intellectual skills of the students. Keywords: Problem Based Learning, Intellectual Skills, Civic Education ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi model pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan intellectual skills mahasiswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Buana Perjuangan Karawang. Hasil dari penelitian ini adalah secara signifikan, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan mampu meningkatkan intellectual skills mahasiswa. Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning, Intellectual skills, PPK
    corecore