106 research outputs found

    HOTEL BINTANG TIGA DI YOGYAKARTA BERDASARKAN KONSEP ZERO ENERGY BUILDING (ZEB)

    Get PDF
    Dari hasil peringkat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan kedua nasional di bawah Provinsi Bali. Sedangkan angka tertinggi rata – rata TPK hotel berbintang di DIY ditempati oleh hotel bintang tiga sebanyak 54,39%. Sebagai solusi akan permintaan kebutuhan hunian kamar hotel yang masih tinggi tersebut maka akan didirikan sebuah Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta. Di sisi lain isu pemanasan global (global warming) yang masih menghangat di segala bidang kehidupan mendorong munculnya suatu ide - ide maupun konsep bangunan rendah energi. Dari situ lahir suatu bangunan dengan konsep Zero Energy Building (ZEB) melalui upaya yang lebih progresif dalam mengurangi penggunaan energi dan emisi gas akibat efek rumah kaca. Bangunan hotel selalu berhubungan erat dengan penggunaan energi. Berdasarkan analisa profil penggunaan energi tahunan, disimpulkan bahwa beban pendinginan dan pencahayaan ruang merupakan faktor utama yang menjadi permasalahan energi pada Hotel Bintang Tiga. Agar menjadi hemat energi, maka diperlukan strategi desain pengendalian udara dan cahaya ke dalam elemen - elemen arsitektural melalui pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam hotel berdasarkan konsep ZEB. Strategi desain pengendalian udara dan cahaya ke dalam elemen - elemen arsitektural tersebut mencakup strategi desain terhadap bentuk, orientasi bangunan, tata massa, selubung bangunan, bukaan, layout ruang dalam, sirkulasi, tekstur dan bahan, warna, serta tata landscape. Diharapkan hadirnya Hotel Bintang Tiga di Yogyakarta berdasarkan konsep Zero Energy Building (ZEB) ini mampu mendorong lahirnya bangunan – bangunan lain dengan kosep sejenis yang ramah lingkunga

    MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA

    Get PDF
    Model Pendekatan Teori Konsumsi Dalam Membuat Proyeksi Potensi Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada Bank Umum Di Kota Surabaya ABSTRAK Disusun oleh : 0911010049 Dalam aktivitas perekonomian suatu negara, pola konsumsi mempunyai peran penting di dalamnya serta mempuyai pengaruh yang sangat besar terhadap stabilitas perekonomian. Semakin tinggi tingkat konsumsi, semakin tinggi tingkat perubahan kegiatan ekonomi dan perubahan dalam pendapatan nasional suatu negara. Konsumsi keluarga merupakan salah satu kegiatan ekonomi keluarga untuk memenuhi berbagai kebutuhan barang dan jasa. Dari komoditi yang dikonsusmi itulah akan mempunyai kepuasan tersendiri. Oleh karena itu, konsumsi seringkali dijadikan salah satu indikator kesejahteraan keluarga. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dan cita-cita suatu negara Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di negara tersebut dan konsumsi adalah salah satu penunjangnya. Makin besar pengeluaran untuk konsumsi barang dan jasa, maka makin tinggi taraf kesejahteraan keluarga tersebut. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari 100 responden dan instansi yang terkait yaitu Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi sederhana dan uji hipotesis melalui uji-t. Berdasarkan hasil analisis tersebut didapat Konstanta (β0) : Y = 253874.164 Menunjukkan, Jika Pendapatan (X), konstan, maka Konsumsi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 253874.164 rupiah. Sedangkan Koefisien Regresi X1 (β1) : Y = 0,548, Menunjukkan apabila Pendapatan (X) bertambah 1%, maka konsumsi (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,548 rupiah. Pendapatan (X) berpengaruh secara nyata terhadap Konsumsi (Y). Artinya apabila tingkat pendapatan meningkat maka konsumsi juga akan meningkat. Sedangkan bila pendapatan menurun maka konsumsi juga akan menurun. Keywords : Konsumsi (Y), Pendapatan (X

    LAPORAN KEGIATAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN KERJA (PPL) UNY SEMESTER KHUSUS 2013/2014 LOKASI BALAI PENGEMBANGAN MEDIA RADIO PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Pelaksnaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang dilakukan di Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan (BPMRP) adalah upaya untuk menerapkan ilmu yang sudah diperoleh dari perkuliahan baik secara teori maupun praktek. Sehingga, mahasiswa tidak hanya berkutat pada teori-teori saja yang melainkan merasakan bagaimana mengaplikasikan teori yang diperoleh ke kehidupan nyata. Oleh karena itu, program PPL mengharapkan mahasiswa Teknologi Pendidikan untuk dapat menerapkan kemampuan pengembangan, desain, penilaian, pengelolaan, pemanfaatan. Untuk mencapai tujuan-tujuan PPL tersebut maka dibuatlah program individu membuat cover CD dan penulisan naskah audio. Membuat cover CD adalah bagian dari desain yang dapat merangsang ketertarikan orang terhadap media audio. Sedangkan penulisan naskah adalah bagian dari desain yang bertujuan mendesain media audio yang menarik untuk didengarkan. Selain program individu juga terdapat program kelompok, program kelompok berjalan adalah seminar nasional, produksi media audio, dan evaluasi majunetra. Kesemua program tersebut adalah bagian dari pengalaman lapangan yang dapat membantu mahasiswa mempraktekan langsung teori-teori yang ada. Dalam melaksanakan program PPL hasil yang diperoleh adalah meningkatkan kemampuan pengembangan, desain, penilaian, pengelolaan, pemanfaatan. Sehingga program PPL sangat membantu mahasiswa untuk mempersiapkan kemampuan untuk bekerja di dunia nyata

    Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Question Student Have dan Pendekatan Giving Question and Getting Answer Ditinjau dari Keaktifan Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta Kelas X Semester II Tahun 2010/2011

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis dan menguji pengaruh pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Question Student Have dan pendekatan Giving Question and Getting Answer terhadap prestasi belajar matematika, (2) Menganalisis dan menguji pengaruh keaktifan siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) Menganalisis dan menguji pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran Question Student Have dan Giving Question and Getting Answer dengan keaktifan terhadap prestasi belajar matematika. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Surakarta semester II, yang terdiri dari 7 kelas. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas X - 1 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X - 5 sebagai kelas kontrol. Teknik sampling menggunakan Cluster Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes, angket dan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yang menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan pembelajaran Giving Question and Getting Answer dan Question Student Have terhadap prestasi belajar matematika dengan α = 5% , pendekatan pembelajaran Giving Question and Getting Answer menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada pendekatan pembelajaran Question Student Have pada pokok bahasan Logika , (2) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika, (3) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan efek interaksi pendekatan pembelajaran Giving Question and Getting Answer dan pendekatan pembelajaran Question Student Have ditinjau dari keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika

    PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN HANDPHONE DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) intensitas penggunaan handphone siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta. (2) pergaulan teman sebaya siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta. (3) motivasi belajar siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta. (4) pengaruh intensitas penggunaan handphone terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta.(5) pengaruh pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta. (6) pengaruh intensitas penggunaan handphone dan pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Se-Kecamatan Kraton Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Se-kecamatan kraton Yogyakarta. Populasi penelitian ini sebanyak 315 siswa setelah diambil menggunakan rumus slovin dan menggunakan teknik ramdom sampling diperoleh sampel 176 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data digunakan regresi dua predictor, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas,linieritas, dan multikolinieritas. Kesimpulan penelitian ini yaitu: (1) intensitas penggunaan handphone berada di kategori sedang (60,79%). (2) pergaulan teman sebaya berada di kategori tinggi (80,11%). (3) motivasi belajar siswa berada di kategori tinggi (79,54%).(4) ada pengaruh negatif yang signifikan intensitas penggunaan handphone terhadap motivasi belajar siswa (t = -7,825; sig = 0,000 < 0,05), (5) ada pengaruh positif yang signifikan pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa (t = 13,469; sig =0,000 < 0,05), (6) ada pengaruh yang signifikan secara simultan antara intensitas penggunaan handphone dan pergaulan teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa (f = 101,825; sig 0,000 < 0,05)

    MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DPK PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA

    Get PDF
    In a country's economic activity, consumption patterns have an important role in it as well as a bona fide enormous influence on the stability of the economy. The higher the level of consumption, the higher the level of economic activity changes and changes in the national income of a country. Family consumption is one of the economic activities of the family to meet the various needs of goods and services. Dikonsusmi of commodities that will have its own satisfaction. Therefore, consumption is often used as an indicator of family well-being. Welfare of the community is the purpose and ideals of a nation Level of prosperity of a country is one measure to determine the success of development in the country and is one of the supporting consumption. The greater spending on consumption goods and services, the higher the level of welfare families. This study uses primary and secondary data obtained from 100 respondents and related agencies namely Bank Indonesia and the Central Bureau of Statistics (BPS) of East Java. The analysis used in this study is a simple regression analysis model and test hypotheses through t-test. Based on the analysis results obtained Constant (β0) : Y = 253874,164 Shows, If Income (X), is constant, then the consumption (Y) will increase by 253874,164 rupiah. While the Regression coefficient X1(β1): Y = 0.548, Shows if the income (X) increased 1%, the consumption (Y) will increase by 0,548 rupiah. Income (X) influence on Consumption (Y). This means that if the level of income increases, consumption will also increase. Meanwhile, when revenues are declining, consumption will also decreas

    Formulation of Energy Conservation Policy as Support of National Energy Security and State Defense at the Marine Education Command

    Get PDF
    This study aims to analyze and formulate energy conservation policies in the Marine Education Command (KODIKMAR) area. This study uses qualitative methods to obtain in-depth interview data with various competent parties in the Kodikmar environment, which is used as the object of study in the study. The results of the triangulation analysis explain that the energy conservation policy in the Kodikmar environment as an effort to support national energy security has not been carried out or there has been no decision on energy conservation actions within the TNI. Government Regulation Number 79 of 2014 concerning National Energy Policy and Presidential Regulation No. 22 of 2017 concerning the General National Energy Plan (RUEN), although it is implemented across sectors, it is not included in the field of defense and security (TNI). The inclusion of Presidential Decree 35/2018, which is coordinated by the Deputy for Coordination of Maritime Sovereignty and Energy, still focuses on six regions out of 12 civil institutions. TNI Headquarters and TNI AL Headquarters need to issue policies as the legal basis for Conservation at Kodikmar according to the TNI hierarchy, and this employee work system is still the main obstacle. For this reason, the role of the DPR is relatively needed, reviewing energy use and the need to formulate energy conservation policies within the TNI. Keywords: energy conservation, policy formulation, energy security, national defense. DOI: 10.7176/PPAR/12-6-05 Publication date:August 31st 202

    ENHANCEMENT OF DECISION TREE METHOD BASED ON HIERARCHICAL CLUSTERING AND DISPERSION RATIO

    Get PDF
    The classification process using a decision tree is a classification method that has a feature selection process. Decision tree classifications using information gain have a disadvantage when the dataset has unique attributes for each imbalanced class record and distribution. The data used for decision tree classification has 2 types, numerical and nominal. The numerical data type is carried out a discretization process so that it gets data intervals. Weaknesses in the information gain method can be reduced by using a dispersion ratio method that does not depend on the class distribution, but on the frequency distribution. Numeric type data will be dis-criticized using the hierarchical clustering method to obtain a balanced data cluster. The data used in this study were taken from the UCI machine learning repository, which has two types of numeric and nominal data. There are two stages in this research namely, first the numeric type data will be discretized using hierarchical clustering with 3 methods, namely single link, complete link, and average link. Second, the results of discretization will be merged again then the formation of trees with splitting attributes using dispersion ratio and evaluated with cross-validation k-fold 7. The results obtained show that the discretization of data with hierarchical clustering can increase predictions by 14.6% compared with data without discretization. The attribute splitting process with the dispersion ratio of the data resulting from the discretization of hierarchical clustering can increase the prediction by 6.51%

    PENGGUNAAN PERMAINAN BOY-BOYAN UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA DINI KELOMPOK B DI TK MASYITHOH TOBOYO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini kelompok B di TK Masyithoh Toboyo dengan menggunakan permainan Boy-boyan. Perkembangan motorik kasar yang diteliti adalah kemampuan berlari, melempar dan menangkap. Subyek penelitian ini adalah anak usia dini kelompok B di TK Masyithoh Toboyo yang berjumlah 20 anak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif dan partisipasif dengan menggunakan model Kemmis dan McTaggart. Penggumpulan data menggunakan teknik observasi (checklist). Teknik analisis data dilakukan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan motorik kasar. Penelitian dilakukan II siklus, setiap siklus 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 ada perbaikan jumlah kelompok dari 2 kelompok menjadi 4 kelompok, selain itu bola plastik diganti dengan bola karet. Peningkatan perkembangan kemampuan motorik kasar dapat dilihat dari hasil pra tindakan dan setelah dilakukan tindakan. Hasil observasi pada pra tindakan kemampuan berlari pada kriteria mampu sebanyak 10%, kriteria cukup mampu sebanyak 20%, kriteria kurang mampu sebanyak 30%, dan kriteria belum mampu sebanyak 40%. Pada kemampuan melempar dengan kriteria mampu sebanyak 10, kriteria cukup mampu sebanyak 20%, kriteria kurang mampu sebanyak 25%, dan kriteria belum mampu sebanyak 45%. Sedangkan kemampuan motorik kasar manangkap dengan kriteria mampu sebanyak 10%, kriteria cukup mampu sebanyak 20%, kriteria kurang mampu sebanyak 20%, dan kriteria belum mampu sebanyak 50%. Setelah dilakukan kegiatan tindakan dengan menggunakan permainan Boy-boyan terjadi peningkatan kemampuan motorik kasar, yaitu motorik kasar kemampuan berlari anak kriteria mampu sebanyak 80%, kriteria cukup mampu sebanyak 15%, kriteria kurang mampu sebanyak 5% dan kriteria kurang mampu sebanyak 0%. Pada motorik kasar kemampuan melempar kriteria mampu sebanyak 85%, kriteria cukup mampu sebanyak 10%, kriteria kurang mampu sebanyak 5%, dan kriteria belum mampu sebanyak 0%. Sedangkan kemampuan motorik kasar kemampuan menangkap kriteria mampu sebanyak 80%, kriteria cukup mampu sebanyak 15%, kriteria kurang mampu sebanyak 5%, dan kriteria belum mampu sebanyak 0%

    Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning Bagi Siswa Sekolah Dasar

    Get PDF
    Penelitian dilatar belakangi adanya keterampilan berpikir kritis yang rendah pada pembelajaran pandemic Covid 19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Discovery Learning pada peserta didik kelas 4 SD Negeri Karangduren 01. Penerapan model pembelajaran ini terdapat 6 langkah pembelajaran yaitu stimulus (stimulation), identifikasi masalah (problem statement), pengumpulan data (data collecting), pengolahan data (data processing), verifikasi (verification), generalisasi (generalization). Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada Semester 2 Tahun Ajaran 2020/2021 melewati 2 siklus yang dimulai bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2021 dengan subjek penelitian peserta didik kelas 4 SD Negeri Karangduren 01 sebanyak 36 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah non tes berupa observasi dan tes berupa pemberian soal evaluasi dengan teknik analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan penelitian, didapatkan meningkatnya data rata-rata keterampilan berpikir kritis peserta didik dari kondisi awal (pra siklus) yaitu 50,8 dengan kategori rendah menjadi 58,6 dengan kategori tinggi dan meningkat pada siklus II menjadi 84,2 dengan kategori sangat tinggi. Dengan demikian, ditarik simpulan melalui model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran IPA melalui pada peserta didik kelas 4 SD Negeri Karangduren 01 Semester 2 Tahun Ajaran 2020/2021
    • …
    corecore