24 research outputs found

    Implementasi Karakter Peduli Lingkungan Sungai Berbasis Kewarganegaraan Ekologis Melalui Program Adiwiyata di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi karakter peduli lingkungan sungai berbasis kewarganegaraan ekologis melalui program Adiwiyata di Sekolah Dasar Negeri 1 Basirih. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakter peduli lingkungan sungai sudah terintegrasi di dalam aspek-aspek  program Adiwiyata. Adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang memuat tentang lingkungan sungai, kurikulum yang sudah terintegrasi mengenai lingkungan dengan mengintegrasikan semua mata pelajaran materi terkait lingkungan sungai, optimalisasi kegiatan ekstrakulikuler khususnya pramuka terkait dengan lingkungan sungai, ikut berpartisipasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian dan kebersihan lingkungan sungai, serta tersedianya dengan baik pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan. Implementasi karakter peduli lingkungan sungai sudah diimplementasikan cukup baik di sekolah tersebut, namun masih sangat perlu  dilakukan optimalisasi kembali khususnya mengenai nilai karakter peduli lingkungan sungai. Hal itu harus dilakukan dari tingkat yang paling dasar agar mampu membentuk serta menanamkan kepada peserta didik di sekolah

    Workshop Pembuatan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah

    Get PDF
    Making Classroom Action Research (CAR) for teachers at SD, Barabai District, Hulu Sungai Tengah Regency, South Kalimantan. The methods used in this research are lectures, discussions, and training which are carried out through webinars using the Zoom application. The community service participants are 36 teachers from elementary schools in Barabai District, Hulu Sungai Tengah Regency. The training activities went well and received positive responses from the teachers. This activity has a positive impact on the ability of teachers in terms of knowledge and self-development related to making CAR

    PENGARUH BRAND AMBASSADOR TERHADAP BRAND IMAGE PRODUK WARDAH PADA MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of brand ambassador of brand image of wardah products used by students of Politeknik Negeri Ujung Pandang. The problem of this study is that some students feel wardah’s brand ambassadors have not influenced them to use the wardah products. The study is conducted in Politeknik Negeri Ujung Pandang. Based on purposive sampling method, a total number of sample is 83 students of business administration department. Interviews and questionnaire was used to get the data of this study. This study showed that brand ambassador impact significantly brand image of wardah products for students of business administration department. The determination coefficient of this study is 0,36% meaning that the percentage of brand ambassador affects brand image at 36%, while 74% of brand image are influenced by other variables

    Designing ICT Competences-Integrated Syllabuses of Language Awareness Courses

    Get PDF
    The needs of integrating ICT into the education and the ideal syllabuses of Language Awareness become consideration in this study. This study is conducted to design ICT competences-integrated syllabuses of Language Awareness Courses using model of syllabus design by Nation and Macalister (2010). The analysis of ICT uses UNESCO ICT Competences Framework for Teacher (ICT-CFT) and other relevant studies about ICT Competences and formulate the indicator of ICT competences integrated into the components of syllabus. Employing Design and Develop Research by Richey and Klein (2005), Borg and Gall (2003) and Waderman (2005), the study is also to describe the procedure of integrating ICT competences into the components of syllabus. The findings showed that (1) ICT competences have integrated in the existing syllabuses of Language Awareness compiled from other universities in Indonesia in learning media and learning method components. Only five syllabuses that have not integrated with ICT competences. (2) There were six steps to integrate ICT competences into the 14 components of syllabus formulated from National Standard (2016) and another syllabus expert. (3) The prototype syllabuses of Language Awareness course were designed and the integrated-syllabuses were chosen as types of syllabus of Language Awareness courses: Skill-based and Task-based syllabus were chosen for English Phonetics and Phonology, and English Sociopragmatics; and Structural-based and Task-based syllabus was chosen for English Morphology and Syntax. Kebutuhan terhadap integrasi kompetensi TIK di dalam Pendidikan dan formulasi ideal silabus yang berfokus terhadap kesadaran Bahasa (Language Awareness) menjadi titik tumpu dalam studi ini. Berlatar belakang hal tersebut, studi ini bertujuan untuk mendesain silabus untuk mata kuliah kesadaran Bahasa yang berintegrasi dengan kompetensi TIK dengan menggunakan model desain silabus oleh Nation dan Macalister (2010). Analisis kompetensi TIK menggunakan Kerangka Kompetensi TIK untuk Guru Bahasa oleh UNESCO (ICT-TF) dan pelbagai teori mengenai kompetensi TIK. Dengan menggunakan metode Design and Develop Research (DDR) oleh Richey dan Klein (2005), Borg dan Gall (2003) dan Waderman (2005), studi ini juga bertujuan untuk memaparkan proses integrasi kompetensi TIK ke dalam komponen silabus. Temuan studi menunjukkan bahwa (1) kompetensi TIK sudah diintegrasikan dalam komponen silabus media pembelajaran dan metode pembelajaran pada silabus yang sudah ada. Hanya lima silabus tidak terintegrasi dengan kompetensi TIK. (2) Ada enam tahap untuk mengintegrasikan kompetensi TIK ke dalam 14 komponen silabus yang diformulasikan dari standar nasional (2016) dan beberapa ahli silabus lainnya. (3) Purwarupa silabus mata kuliah kesadaran Bahasa didesain dan tipe silabus yang digunakan untuk mata kuliah Fonetik dan Fonologi Bahasa Inggris, Morfologi dan Sintaksis Bahasa Inggris dan Sosiopragmatik Bahasa Inggris adalah silabus berintegras

    ANALISIS PEMENUHAN SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU TAHUN PELAJARAN 2021/2022 (Studi kasus pada 3 sekolah)

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul “Analisis Pemenuhan Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar di Kota Bengkulu Tahun Pelajaran 2021/2022”. Tujuan dari penelitian ini adalah terdeskripsikannya pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar di Kota Bengkulu. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara, observasi serta studi dokumentasi. Objek dari penelitian ini merupakan sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar di Kota Bengkulu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis kebijakan dan analisis SWOT. Adapun hasil yang didapatkan adalah bahwa sekolah dasar di Kota Bengkulu belum memenuhi sarana dan prasarana pendidikan. Kondisi secara keseluruhan sudah cukup baik, keadaan sarana dan prasarana sekolah dalam keadaan yang layak untuk digunakan. Selain itu, komponen sarana dan prasarana sudah mengacu pada standar sarana dan prasarana dalam permendikbud 2007 tentang standar nasional pendidikan. Mengacu pada standar sarana dan prasarana sekolah dasar, secara keseluruhan ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah cukup lengkap, akan tetapi banyak dari komponen sarana dan prasarana yang tersedia tidak sesuai dengan rasio yang ditentukan, contohnya seperti ruang kelas, luas bangunan, luas lantai, dan lain-lain sehingga menyebabkan sarana dan prasarana sekolah belum memenuhi standar yang berlaku. Faktor yang menunjang pemenuhan sarana dan prasarana adalah manajemen sarana dan prasarana yang baik, ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup lengkap sehingga hanya memerlukan pemeliharaan dan pengadaan yang tidak terlalu banyak, dan bantuan dari pemerintah atau masyarakat. Dapat diketahui bahwa biaya merupakan hambatan yang paling berpengaruh, untuk melakukan pengadaan dan pemeliharaan membutuhkan biaya yang tinggi. This research is entitled AN ANALYSIS OF THE FULFILLING FACILITIES AND INFRASTUCTURE OF ELEMENTARY SCHOOL IN BENGKULU CITY 2021/2022 ACADEMIC YEAR (Case Studies in 3 Schools). The purpose of this study is to describe the fulfillment of basic school education facilities and infrastructure in Bengkulu City. In this study using a qualitative approach and descriptive methods. Data collection techniques using interviews, observations and documentation studies. The object of this research is the basic school education facilities and infrastructure in Bengkulu City. The data obtained were then analyzed using policy analysis and SWOT analysis. The results obtained are that elementary schools in Bengkulu City have not met educational facilities and infrastructure. The overall condition is quite good, the condition of school facilities and infrastructure is in a condition that is suitable for use. In addition, the facilities and infrastructure components have referred to the facilities and infrastructure standards in the 2007 Minister of Education and Culture concerning the National Education Standards. Referring to the standard of basic school facilities and infrastructure, the overall availability of facilities and infrastructure in schools is quite complete, but many of the available facilities and infrastructure components are not in accordance with the specified ratio, for example, such as classrooms, building area, floor area, causing and school infrastructure does not meet the applicable standards. Factors that support the fulfillment of facilities and infrastructure are good management of facilities and infrastructure, the availability of facilities and infrastructure that are quite complete so that only maintenance and procurement are not too much, and assistance from the government or the community. It can be seen that cost is the most influential obstacle, to carry out procurement and maintenance requires high costs

    MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MUATAN IPA MENGGUNAKAN MODEL SENTER DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    The problem in this research is the low level of  critical thinking skills, and student learning outcomes regarding hot content and material and the transfer of science learning content. This is caused by lack of critical thinking training, poor memory, and students' ability to understand the concepts being taught. The SENTER model, which is a combination of Problem Based Learning, Student Centered Learning, and Numbered Head Together, is designed to critical thinking, and student learning outcomes. The purpose of this research is to analyze critical thinking skills and student learning outcomes.This research used a type of Classroom Action Research (PTK), which was carried out over four meetings. Class V students of SDN Kuin Selatan 1 Banjarmasin for the 2022/2023 academic year, consisting of 17 students, are the subjects of this research. Data collection methods use tests and observations. This research collects qualitative and quantitative data. Data analysis was carried out using descriptive techniques such as tables, graphs and percentage interpretation.The results showed that students' critical thinking skills increased by 88% and student learning outcomes increased by 92% for the "Complete" criterion. ".The research results show that the SENTER model can increase critical thinking skills and student learning outcomes. To improve the quality of learning in schools, the use of this model is recommended as an alternative

    HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG COVID-19 TERHADAP KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN UNTUK MENGURANGI PENYEBARAN COVID-19 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS JAMBI

    Get PDF
    ABSTRACT Background: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a severe world problem, with cases increasing daily. To reduce the impact felt by the community, the government created policies and health protocols to prevent the transmission of COVID-19. This study aims to determine the relationship between knowledge about COVID-19 and compliance with health protocols in Jambi University students. Methods: This research is a quantitative study with a cross-sectional design and data collection using questionnaires. Results: The majority of respondents were 21-23 years old (49.7%), female (65.4%), and students of the Faculty of Teacher Training and Education (33,5%). Most respondents had less knowledge of COVID-19 knowledge (74.6%), most respondents did not comply with health protocol compliance (79.5%), and the chi-square statistical test results obtained a value of 0.025. Conclusion: There is a relationship between knowledge about COVID-19 and compliance with health protocols in Jambi University students. Keywords: COVID-19 Knowledge, Health protocols, Jambi University   ABSTRAK Latar Belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) saat ini menjadi permasalahan dunia yang serius dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap harinya. Untuk mengurangi dampak yang dirasakan masyarakat, pemerintah menciptakan kebijakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan dari COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang COVID-19 terhadap kepatuhan protokol kesehatan pada mahasiswa Universitas Jambi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dan pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil: Mayoritas responden berusia 21-23 tahun (49,7%), berjenis kelamin perempuan (65,4%), dan merupakan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Responden paling banyak memiliki pengetahuan kurang tentang pengetahuan COVID-19 (74,6%), responden paling banyak tidak patuh terhadap kepatuhan protokol kesehatan (79,5%) dan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai 0,025. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang COVID-19 terhadap kepatuhan protokol kesehatan pada mahasiswa Universitas Jambi. Kata Kunci: Pengetahuan COVID-19, Protokol kesehatan, Universitas Jambi

    PELATIHAN PENERAPAN DIGITAL MARKETING BAGI PELAKU UMKM DI DESA

    Get PDF
    Abstrak: Desa Pemakuan terkenal dengan hasil produksi sagu dan terletak di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan dan memiliki luas 3.05 km2. Hasil olahan sagu biasanya dijual ke pasar Martapura, Banjarbaru dan Banjarmasin secara tradisional dan membuat ruang lingkup penjualan menjadi sempit dan hanya pembeli yang datang kepasar saja yang mengenal produk mereka dan imbasnya kepada pendapatan UMKM sendiri yang tidak meningkat, sehingga diperlukan sebuah solusi berupa pelatihan tentang digital marketing agar UMKM Basamaan di desa Pemakuan bisa memperkenalkan produk mereka kepada calon konsumen baik secara online maupun offline  dengan tujuan mereka akan mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Kegiatan pengabdian dilakukan secara tatap muka langsung dengan pelaku UMKM Basamaan di Desa Pemakuan Kecamatan Sungai Tabuk. Mereka diberikan pelatihan menegai penerapan digitalisasi marketing meliputi penjualan melalui media sosial seperti Whatsapp, Twitter, Instagram, Facebook dan marketplace, serta membuat video menarik untuk memperkenalkan produk mereka dengan bantuan seorang bloger. Hasil kegiatan ini berupa pembuatan website oleh perwakilan masyarakat Desa Pemakuan yang berisi pemasaran produk-produk mereka berupa sagu, baik yang masih berupa mentah maupun sagu yang sudah diolah.Abstract:  Pemakuan Village is famous for its sago production and is located in Sungai Tabuk District, Banjar Regency, South Kalimantan Province, and has an area of 3.05 km2. Processed sago products are usually sold to the Martapura, Banjarbaru, and Banjarmasin markets traditionally and make the scope of sales narrow and only buyers who come to the market are familiar with their products and the impact on the MSME income itself is not increasing, so a solution is needed in the form of training on digital marketing so that the Basamaan MSMEs in Pemakuan village can introduce their products to potential consumers both online and offline with the aim that they will get much greater profits than before. Service activities are carried out face-to-face with Basamaan SMEs in Pemakuan Village, Sungai Tabuk District. They are given training on the application of digitalization marketing including selling through social media such as Whatsapp, Twitter, Instagram, Facebook, and the marketplace, as well as making interesting videos to introduce their products with the help of a blogger. The result of this activity is the creation of a website by representatives of the Pemakuan Village community which contains the marketing of their products in the form of sago, both raw and processed sago

    PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT LEARNING BERBASIS HOTS PADA SEKOLAH DASAR DI DAERAH LAHAN BASAH KABUPATEN BANJAR

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki keterampilan seperti communication, collaboration, critical thinking and problem solving dan creativity and innovation.  Keterampilan tersebut berada dalam tahapan berpikir tingkat tinggi atau yang biasa kita sebut HOTS. Seperti halnya kemampuan berpikir kritis, kreativitas juga sama penting dalam pembelajaran di sekolah. Alat evaluasi yang digunakan harus memperhitungkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang mendorong siswa untuk menggunakan kemampuan HOTS. Alat eveluasi yang digunakan selama ini pada jenjang sekolah dasar masih belum berbasis HOTS, belum mampu mengukur kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Sehingga perlunya sebuah inovasi untuk mengembangkan alat evaluasi yang sangat diperlukan dalam penerapan Project Learning berbasis HOTS di SD dengan tujuan: (1) menghasilkan sebuah instrumen penilaian yang dapat mengukur kemampuaan berpikir tingkat tinggi (HOTS), (2) menghasilkan sebuah instrumen penilaian yang dapat mengukur kemampuaan berpikir kritis, (3) menghasilkan sebuah instrumen penilaian yang dapat mengukur kemampuaan berpikir kreatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan (Research and Development).  Hasil penelitian yang menyatakan bahwa alat evaluasi project learning dapat dijadikan instrumen penilaian yang mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) seperti keterampilan berpikir kritis dan kreatif
    corecore