18 research outputs found

    Analisis Yuridis Pemungutan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan Atas Peralihan Hak Tanah dengan Hibah Wasiat Studi di Kota Medan

    Full text link
    Levying on land and building acquisition is a tax levied on land and building acquisition. Since Law No 28/2009 on local taxes and local retribution was in effect, the levy on land and building acquisition has become local authority although it used to be the central government authority. Law No 20/2000 on the Levy on Land and Building Acquisition states that separation which causes the transfer of inheritance will be levied tax. The process of transferring should be accompanied by authentic deed which is used as the basis for registering the rights in the Land Office. A PPAT (official empowered to draw up land deeds) has to ask for the receipt of the Levy on Land and Building Acquisition before signing the deed. The problems of the research were as follows: how about legal domicile of the stakeholders in levying on Land and Building Acquisition related to legacy and how about the role of PPAT in drawing up a deed on the transfer legacy related to the implementation of levying land and building acquisition. The role of PPAT is acting as the First Gate, the first person who controls and carries out administrative order in order to increase the levying on land and building acquisition because he has to ask for the receipt of the levy on land and building acquisition. A PPAT also acts as the person who helps calculate tax figures since the system of levying land building acquisition is self assessment, the payment is always done by taxpayers and the levy is always done by Dispenda (Regional Revenues Service), Medan

    DISCLOSURE OF CARBON EMISSIONS: MEDIA EXPOSURE, INDUSTRY TYPE, AND PROFITABILITY OF FOOD AND BEVERAGE COMPANIES

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of media exposure, industry type, and profitability on the disclosure of carbon emissions in food and beverage sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2019. The type of data used in this study is quantitative data sourced from the company’s financial statements. The source of data in this study is secondary data. The population in this study is the food and beverage sector companies on the Indonesia Stock Exchange in the 2017 to 2019 period with a total of 60 companies. The sampling technique used purposive sampling technique based on predetermined criteria. Based on the predetermined criteria, a sample of 18 companies was obtained. The analytical method used in this study used logistic regression analysis. The results of this study show that, partially, media exposure has an insignificant effect on carbon emissions, industry type has a significant effect on carbon emissions, profitability has an insignificant effect on carbon emissions, and simultaneously, media exposure, industry type, and profitability have an effect on carbon emissions. The unique findings of this paper are relevant to government, management, and standard setters.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terpaan media, jenis industri, dan profitabilitas terhadap pengungkapan emisi karbon pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia periode 2017 hingga 2019 dengan jumlah sebanyak 60 perusahaan. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diperoleh sampel sebanyak 18 perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial paparan media berpengaruh tidak signifikan terhadap emisi karbon, jenis industri berpengaruh signifikan terhadap emisi karbon, profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap emisi karbon, dan secara simultan paparan media, jenis industri, dan profitabilitas berdampak pada emisi karbon. Temuan unik dari makalah ini relevan dengan pemerintah, manajemen, dan pembuat standar.Kata kunci: Eksposur Media, Jenis Industri, Profitabilitas, dan Emisi Karbo

    KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF EFFICACY MATEMATIS SISWA MTs MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEA)

    Get PDF
    Lira Novita Sari (2019). Kemampuan Pemecahan Masalah dan Self Efficacy Matematis Siswa MTs melalui Pembelajaran Model Eliciting Activities (MEA) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa. Namun, kemampuan pemecahan masalah matematis dan self efficacy siswa pada kenyataannya masih rendah. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen yang menggunakan non-quivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII pada salah satu MTs di Kota Bandung dengan sampelnya yaitu 32 orang siswa untuk kelas eksperimen dan 31 orang siswa untuk kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Analisis kuantitatif menggunakan uji-t dan uji Mann-Whitney. Analisis kualitatif dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pencapaian kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Eliciting Activities lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional secara keseluruhan dan berdasarkan kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, rendah); (2) peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Eliciting Activities lebih tinggi secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan kemampuan awal matematis sedang. Akan tetapi berdasarkan kemampuan awal matematis tinggi dan kemampuan awal matematis rendah menunjukkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan Model Eliciting Activities tidak lebih tinggi secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional (3) pencapaian self efficacy matematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Eliciting Activities tidak lebih baik secara signifikan daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional secara keseluruhan dan berdasarkan kemampuan awal matematis (tinggi, sedang, rendah). Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Self Efficacy, Model Eliciting Activities Lira Novita Sari (2019). Mathematical Problem Solving Ability and Mathematical Self Efficacy of Islamic Junior High School Students through Model Eliciting Activities Learning (MEA) This study is backgrounded by the importance of mathematical problem solving and self efficacy among students. But in fact, mathematical problem solving and self efficacy among students are still low. This study is quasi experiment which used non-quivalent control group design. The population in this study are all students of 7^th grade on one MTs in Bandung City with sample are 32 students for experiment group and 31 students for control group. The instruments used is test and non-test. Quantitative analysis uses t-test and Mann-Whitney test. Qualitative analysis is done descriptively. The study result shows that: (1) the achievement of mathematical problem solving ability among students who learned mathematics under Model Eliciting Activities is significantly better than students who learned with conventional learning in a whole and based on Prior Mathematical Knowledge (high, medium, low); (2) the enhancement of the students mathematical problem solving ability of who learned using Model Eliciting Activities is significantly higher than the students who learned with conventional learning and medium Prior Mathematical Knowledge. However, based on high Prior Mathematical Knowledge and low Prior Mathematical Knowledge, it showed that mathematical problem solving ability of who worked under Model Eliciting Activities is not significantly higher than students who learned with conventional learning; (3) the achievement of mathematical self efficacy of who learned mathematics under Model Eliciting Activities is not significantly better than students who learned mathematics under conventional learning in a whole and based on Prior Mathematical Knowledge (high, medium, low). Keywords: Problem Solving Ability, Self Efficacy, Model Eliciting Activitie

    KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA HUTAN DATARAN RENDAH DI KOMPLEKS GUNUNG BULUSARAUNG TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG

    Get PDF
    Lowland Forest at the complex of Bulusaraung mountain  in the Bantimurung Bulusaraung National Park is one of important habitat of birds in South Sulawesi. This study aimed to identify bird’s diversity in the Lowland Forest of Bantimurung Bulusaraung National Park for ecotourism purposes. This research was carried out for 2 months between April and May 2018. The data were gathered by using line transect method. The data were analyzed by using Shannon-Weiner diversity index, Evenness index, Margalef species richness index, and Sorensen Similarity index. The result of the study showed that, there were 23 species of birds found in the three lines of observation tracks. There were 19 species  found in Balleanging, 12 species  in Kattokaddaro and 15 species  found in Tompobulu.The highest value of bird diversity index was found in Tompobulu (H '= 1,73) followed by Balleanging (H' = 1,54) and Kattokaddaro routes (H '= 1,43). Therefore, the diversity of bird species in the three observation pathways can be used as objects and attractions in the development of ecotourism based on bird watching in wildlife conservation efforts

    Pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM) dengan Menggunakan Komputer Bagi Konselor

    Get PDF
    Kehadiran teknologi informasi dewasa ini memberikan tantangan bagi para konselor untuk ikut berperan serta dan menguasainya. Sehingga tidak menutup kemungkinan penyelenggaraan konseling tidak hanya dilakukan secara face-face dalam satu ruang tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh. Konselor menggunakan media informasi sebagai alat bantu dalam menjalankan tugasnya, yang selanjutnya dikenal dengan istilah Pelayanan e-konseling. Wujud nyata aplikasi dari e-konseling adalah dengan bermunculannya pelayanan konseling secara online, melalui situs-situs penyedia layanan konseling online, atau yang lebih sederhana konseling yang dilakukan melalui telpon, hand phone dan/atau melalui email pribadi dan beberapa program aplikasi untuk chatting seperti skype, yahoo Mesegger dan sebagainya. Juga pemanfaatan program aplikasi lainnya yang mendukung penyelenggaraan tugas para konselor, seperti lahirnya program aplikasi pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM). Konselor sekolah selama ini melakukan pengadministrasian AUM dan melakukan pengolahan secara manual, sehingga memakan tenaga yang besar dan waktu yang tidak efisien. Untuk membantu para konselor akhirnya Tim Pengembang Instrumen atas izin tim pengusun instrument AUM berinisiatif untuk mengembangkan sebuah program aplikasi AUM dengan basis program Microsoft Acces, Teknologi e-konseling pada program ini memungkinkan menampilkan lebih banyak lagi informasi berkenaan dengan masalah-masalah responden, dalam hal ini terutama siswa yang nantinya dapat dijadikan alat bantu bagi konselor dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kegiatan pelatihan ini merupakan pelatihan serupa yang juga sudah dilakukan di kabupaten/kota lain di propinsi Sumatera Barat, dan dalam perencanaannya akan dilakukan pada semua kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat, sehingga pengetahuan dan penguasaan ketrampilan dapat ditingkatkan

    HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN ANSHOR AL-SUNNAH TAHUN 2021

    Get PDF
    Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2017 terdapat sekitar 300 juta kasus skabies di dunia setiap tahunnya. Penularan terjadi apabila kebersihan pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik dan personal hygiene yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan personal hygiene dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Anshor Al-Sunnah Kecamatan Kampar tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional analitik, dengan jenis penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh santri kelas 7 dan 8 Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan kelas 10 dan 11 Madrasah Aliyah (MA) dengan jumlah Madrasah Tsanawiyah sebanyak 346 orang dan Madrasah Aliyah sebanyak 353 orang. Total keseluruhannya berjumlah 699 orang dengan sampel sebanyak 61 orang. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan ketersediaan air bersih dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Anshor Al-Sunnah tahun 2021 dengan p value 0,011, terdapat hubungan kebersihan tempat tidur dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Anshor Al-Sunnah tahun 2021 dengan p value 0,001, terdapat hubungan kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Anshor Al-Sunnah tahun 2021 dengan p value 0,003, terdapat hubungan kebersihan handuk dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren Anshor Al-Sunnah tahun 2021 dengan p value 0,002. Diharapkan kepada pengurus Pondok Pesantren Anshor Al Sunnah untuk lebih memperhatikan kondisi sanitasi lingkungan dan diharapkan kepada semua pihak yang berada di Pondok Pesantren agar selalu menjaga personal hygiene dan kebersihan kamar, serta selalu waspada dengan penularan skabies. Kata Kunci : Ketersediaan Air Bersih, Kebersihan Tempat Tidur, Kebersihan Tangan Dan Kuku, Kebersihan Handuk, Skabie

    PERBANDINGAN KEAKURATAN MODEL CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT RETURN PADA INDEKS JII TAHUN 2013-2015

    No full text
    Investasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh investor guna mendapatkan keuntungan dari dana yang ditanamkannya untuk masa yang akan datang. Investasi memiliki beragam jenisnya mulai dari adanya investasi real asset dan investasi financial assets. Salah satu investasi financial assets yang cukup diminati oleh investor adalah investasi saham. Dalam pemilihan investasi saham guna mengurangi risiko yang melekat pada saham yang dipilihnya yaitu dengan membentuk portofolio. Pembentukan portofolio ini memiliki beragam model dalam penentuannya diantaranya yaitu Capital Assets Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Penggunaan kedua model ini masih menjadi perdebatan pada penelitian terdahulu dikarenakan adanya perbedaan keakuratan dalam pemilihan sahamnya. Oleh karena itu, penulis berkeinginan untuk mengetahui keakuratan diantara kedua model tersebut dengan menggunakan uji wilcoxon. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan keakuratan pada model APT dalam memprediksi return saham jika dibandingkan dengan model CAPM. Sehingga, investor dapat bebas menggunakan model apapun baik itu CAPM maupun APT dikarenakan kedua model ini sama-sama merupakan model yang efektif dalam menentukan portofolio saham. Pada model CAPM saham-saham yang dapat dikategorikan efisien yaitu AALI, ADRO, INDF, ITMG, LSIP, UNTR, dan UNVR. Sedangkan, jika menggunakan APT saham-saham yang terkategorikan efisien yaitu AKRA, ASRI, BSDE, ICBP, INDF, INTP, ITMG, KLBF, LPKR, PGAS, SMGR, TLKM, dan UNVR

    HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RSUD TENGKU RAFI’AN SIAK

    Get PDF
    Abortus inkomplit adalah terjadinya perdarahan pervaginam yang diikuti keluarnya janin tanpa plasenta jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan perdarahan hebat hingga mengakibatkan kematian pada ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan usia dan paritas ibu hamil dengan kejadian abortus Inkomplit di RSUD Tengku Rafi’an Siak Tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain analitik, menggunakan pendekatan case control yang dikenal dengan penelitian retrospektif. Penelitian dilakukan pada tanggal 07 – 11 Juli 2020 dengan jumlah sampel kelompok kasus 70 data rekam medis ibu hamil dengan abortus inkomplit dan sampel kelompok kontrol 70 data rekam medis ibu hamil normal usia kehamilan ≤ 20 minggu diperoleh menggunakan teknik total sampling dan systematic random sampling.Teknik pengumpulan data menggunakan lembar checklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian didapatkan data rekam medis usia berisiko ibu hamil ≤ 20 minggu adalah 38 orang, data rekam medis usia tidak berisiko 102 orang, data rekam medis paritas berisiko ibu hamil ≤ 20 minggu adalah 60 orang, data rekam medis usia tidak berisiko 80 orang, data rekam medis ibu hamil dengan abortus inkomplit adalah 70 orang dan data rekam medis hamil normal 70 orang. didapatkan ada hubungan usia dengan kejadian abortus inkomplit dengan nilai p=0,037 dan didapatkan tidak ada hubungan paritas dengan kejadian abortus inkomplit dengan nilai p=0,124. Disarankan kepada petugas medis untuk dapat meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan melakukan supervisi dalam mendeteksi abortus inkomplit

    Swot Analysis Based on Total Quality Environmental Management: Case Study at PT. Yanaprima Hastapersada, Tbk.

    Full text link
    Environmental damage is a problem faced by the world globally due to environmental pollution from processing industrial production activities. Pollution can arise due to the negligence of the company in fulfilling its obligations and responsibilities towards the surrounding environment. This should be a concern for companies to participate in and be responsible for the company's external environment (ecology). Therefore, this study aims to identify the implementation of environmental strategies carried out by PT. Yanaprima Hastapersada, Tbk. The study used case study in exploring firm's related practices of the four-element of Total Quality Environmental Management (TQEM). The SWOT analysis shows that the strength of the company come from the differentiation of its products offered to its target market; the brand reputation that became the identity of its product and company; the service quality to maintain the repeat orders from its customers; and the distribution channels to reach wider consumers in various locations. The study shows that the firm has applied the four-element of TQEM. These are: the use of machinery that is able to increase environmentally friendly productivity, the maintaintenance of the environmental's production, the application of the business ethics in the company, the development of waste storage, and the treatment of the waste that still has economic value

    Arsenic variation in soil layers in Bandung Regency, Indonesia: A statistical approach for identifying potential sources

    No full text
    This research investigates the arsenic concentrations in 96 soil samples from a regency in Indonesia using a statistical approach. Soil samples were collected from three depth layers (topsoil [10–20 cm], subsoil [50–60 cm], and deep soil [90–100 cm]), with each layer consisting of 32 samples. Statistical analysis using SPSS was employed to analyze potential arsenic sources based on the proximity of study locations to geothermal system areas, land use, distance from industry, and the presence of study locations on fault lines.The findings indicate that the potential source of arsenic contamination in the soil are suspected to be associated with geothermal system activities and the presence of soil samples on fault lines. The arsenic concentration in locations near to the geothermal system (5-10 km) was 45 times higher (OR = 45, 95% CI = 45–362.57, p  topsoil > deep soil, whereas in residential soil, it was subsoil > deep soil > topsoil. The arsenic concentration variation at near distances from industrial areas was topsoil > subsoil > deep soil, contrasting with medium to far distances from industry (subsoil > deep soil > topsoil). Therefore, these findings can be utilized to prioritize remediation efforts and provide input for future research on arsenic contamination in the region
    corecore