16 research outputs found

    The Criminalization Of Illicit Enrichment in Combating Corruption in Indonesia

    Get PDF
    Despite Indonesia's ratification of the United Nations Convention against Corruption, 2003 (UNCAC, 2003), there are still some norms that have not been adequately accommodated by national anti-corruption laws, particularly concerning illicit enrichment. This legal study aims to examine the practical implementation of illicit enrichment as a corruption offense in Indonesia and propose the criminalization of illicit enrichment as a future corruption offense. The research methodology employed is normative juridical, which involves analyzing secondary data, with a focus on literature reviews and relevant legislation. The research findings and discussions indicate that the practice of illicit enrichment has been increasingly prevalent, as evidenced by cases involving defendants Bahasyim Assifie and Dhana Widyatmika, who were charged under different articles, namely Article 12 of the Anti-Corruption Law and Article 3 of the Anti-Money Laundering Law, which differ from the essence of illicit enrichment as outlined in UNCAC, 2003. Considering the enforcement practices, it is imperative to criminalize the act of unlawful enrichment or illicit enrichment through the revision of the Anti-Corruption Law or the Criminal Code

    PELAKSANAAN HAK PENDIDIKAN ANAK PIDANA YANG SEDANG MENJALANI PEMBINAAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ( STUDI DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II A PADANG)

    Get PDF
    Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Tidak terkecuali terhadap Anak yang sedang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan. Anak ini kita kenal dengan istilah Anak Pidana. Anak Pidana adalah anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di LAPAS Anak paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Namun di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang yang merupakan Lapas untuk narapidana dewasa ternyata juga membina Anak Pidana. Oleh karena itu, dalam konteks pemberian pendidikan terhadap anak pidana, penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang, dan mengangkatnya dalam bentuk judul “Pelaksanaan Hak Pendidikan Bagi Anak Pidana yang Sedang Menjalani Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang)”. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1). Bagaimanakah pelaksanaan hak anak pidana dalam hal mendapatkan pendidikan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang, (2) Kendala Apakah yang dihadapi petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang dalam upaya melakukan pelaksanaan hak anak pidana untuk mendapatkan pendidikan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan tersebut, (3) Bagaimana solusi yang diambil oleh petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Padang untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan hak pendidikan bagi anak pidana di Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu yuridis sosiologis dengan menggunakan data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumen. Data yang diperoleh diolah dengan metode editing dan dianalisis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan hak pendidikan Anak Pidana belum sepenuhnya terpenuhi, disini belum ada program pendidikan formal bagi anak pidana.pedidikan dilakukan dengan penyuluhan dan kerjasama dengan program praktek lapangan mahasiswa IAIN. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan hak pendidikan bagi Anak Pidana ini antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana untuk pendidikan Anak Pidana, Kurangnya mitra kerja dalam pelaksanaan pendidikan bagi Anak Pidana, kurangnya minat pendidikan Anak Pidana, serta latar belakang pendidikan anak yang kurang. Adapun saran yang dapat diusulkan yaitu: (1) pemerintah setempat perlu memberikan peranan langsung untuk lebih memperhatikan pendidikan bagi anak yang bermasalah dengan hukum, (2) petugas Lapas diharapkan tidak berhenti untuk melaksanakan pendidikan bagi Anak Pidana meskipun ada kendala yang menghalangi (3) diharapkan pemerintah lebih memperhatikan pendidikan anak agar tidak adanya anak yang putus sekolah sehingga melakukan perbuatan pidana

    Biomassa Tajuk dan Laju Pertumbuhan Relatif Digitaria ciliaris dan Arachis sp dalam Pertanaman Campuran

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh imbangan pertanaman campuran antara Digitaria ciliaris dan Arachis sp terhadap pertumbuhan kedua tanaman yang dilihat dari pertumbuhan tunas, biomassa tajuk dan laju pertumbuhan relatif. Pelaksanaan penelitian berlokasi di Kota Baru, Jambi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Digitaria ciliaris, Arachis pintoi, Arachis glabrata, pupuk urea, KCl, dan TSP. Perlakuan yang digunakan adalah imbangan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis pintoi (Ap) dan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis glabrata (Ag) dalam pertanaman campuran meliputi, Dc:Ap (0:4) ; Dc:Ap (1:3); Dc:Ap (2:2); Dc:Ap (3:1); Dc:Ap (4:0); Dc:Ag (0:4); Dc:Ag (1:3); Dc:Ag (2:2); Dc:Ag (3:1); dan Dc:Ag (4:0). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 10 perlakuan imbangan  pertanaman campuran antara Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis pintoi (Ap) dan Digitaria cilliaris (Dc) dengan Arachis glabrata (Ag) dengan 3 kelompok. Peubah yang diamati meliputi jumlah tunas, biomassa tajuk dan laju pertumbuhan relatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanaman campuran berpengaruh nyata (p0.05) on the number of shoots, biomass and relative growth rates. It was concluded that the best mixed cropping balance was between Digitaria ciliaris and Arachis pintoi with ratio 3:1. Keyword : Arachis pintoi, Arachis glabrata, Digitaria ciliaris, mixed cropping, relative growth rate

    Kelayakan Model Integrasi Usahatani Tebu Dengan Usaha Ternak Sapi Dalam Menunjang Kesejahetraan Petani Peternak Di Kabupaten Kerinci

    Get PDF
    The research aimed was to assess the technical, institutional, commercial, financial and economic feasibility of integration model of cattle production with sugarcane farming and its effect on the prosperity of farmers in Kayu Aro Barat District, Kerinci Regency. The method used was survey method with Stratified Random Sampling technique. Sampling technque consisted of 2 strata i.e. strata I was sugarcane farmers who integrate to cattle production, and strata II was sugarcane farmers who not integrate to cattle production. Each index used present value from cost and benefit flows that were NPV, Net B/C ratio and IRR. For assessing the effect of integration model of cattle production with sugarcane farming on the prosperity of farmer was used path analysis. The study found that integration cattle production with sugarcane farming in Kayu Aro Barat District, Kerinci Regency was feasible. Technical, commercial, financial and economical aspects were partially affect to farmers' prosperity in Kayu Aro Barat District, Kerinci Regency

    Proportion of Sawdust as Carbon Sources in Rabbit Manure Compost for Increasing the Growth of Pennisetum purpureum cv Mott

    Get PDF
    The right proportion of carbon in high N organic matter source in composting process will result good decomposition process. In this study, rabbit manure was composted with different portion of sawdust, and then the chemical properties were evaluated. The compost then applied to determine the growth response of dwarf elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) in terms of plant height, number of leaves, root and shoot dry matter, shoot and shoot ratio, and N content in shoot. The results showed that compost consisted of rabbit manure + sawdust with the ratio of 3:1 and 1:1 had good chemical properties (pH around 7.56 - 7.94, C/N ratio 17 – 19, C- organic 19 – 24%, Nitrogen 0.84 – 1.31%, Phosphor 0.43 – 0.82%, and Potassium 0.27– 0.37%) as well as sole rabbit manure compost. Applying compost to Mott grass resulted a good growth response which reflected in plant height (78.29 - 83.46 cm/plant), leaves number (53.50 - 57.92 blades), shoot dry matter (39.69 – 54.56 g DM/plant), root dry matter (16.50 – 18.16 g DM/plant), shoot : root ratios (2.52 - 3.20), and shoot N content (37.14 - 48.55 g DM/plant). The study concluded that compost rabbit manure + sawdust with ratio of 3:1 resulted the same growth response with sole rabbit manure compost

    Karakteristik Fisik dan Kimia Phospho-Kompos Yang Diperkaya dengan Abu Serbuk Gergaji sebagai Sumber Kalium: Physical and Chemical Characteristics of Phospho-compost Enriched with Sawdust Ash as Potassium Source

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat karakterisitik fisik dan kimia phospho-kompos yang diperkaya dengan abu serbuk gergaji sebagai sumber kalium. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap  (RAL) dengan pola faktorial 2 faktor (3x2) dan 4 ulangan. Faktor pertama adalah abu serbuk gergaji yang terdiri atas: Abu1% = 1%, Abu5% = 5%, Abu10% = 10%. Faktor kedua adalah pupuk phospho kompos yang terdiri atas: R1 = Triphos (phospho-kompos dengan T. harzianum), R2 = Asphos (phospho-kompos dengan A. niger). Peubah yang diamati meliputi: karekteristik fisik: pH, suhu, bau, warna, tekstur, kadar air. karektiristik kimia meliputi: P, K, N, C-organik, C/N rasio. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik fisik kompos menunjukkan bahwa kualitas pupuk kompos yang dihasilkan sudah cukup baik terlihat dari pH, suhu, kadar air, warna, aroma dan tekstur yang dihasilkan. Perlakuan dengan level 10% abu serbuk gergaji dan pupuk phospho-kompos dengan A. niger dapat memperbaki karakteristik fisik dan kimia kompos (phospho – potash kompos), khususnya K-tersedia kompos yang dihasilkan. Kata kunci: abu serbuk gergaji, kalium, phospho – kompos, karakteristik fisik dan kimi

    INTRODUKSI INDIGOFERA ZOLLINGERIANA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TERNAK DI KELOMPOK TANI TERNAK RUKUN MAKMUR TANGKIT PROVINSI JAMBI

    Get PDF
    ABSTRAKProduktivitas ternak ruminansia, khususnya ternak sapi yang rendah sehubungan dengan ketersediaan dan akses terhadap pakan berkualitas yang kurang, dan minimnya pengetahuan tentang cara pembudidayaan hijauan khususnya legum pohon merupakan permasalahan yang dihadapi oleh peternak di kelompok Tani Rukun Makmur, Tangkit, Jambi. Disamping beternak, para peternak juga melakukan kegiatan pertanian yang didominasi oleh tanaman sayuran. Tujuan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini untuk mengenalkan potensi Indigofera zollingeriana sebagai hijauan pakan ternak berkualitas dan pemberian bibit / benih I. zollingeriana ke peternak di kelompok Tani Rukun Makmur, Tangkit, Jambi. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan adalah pendidikan masyarakat melalui penyuluhan. Solusi yang ditawarkan meliputi: 1) peningkatan pengetahuan peternak tentang pakan hijauan berkualitas dan cara budidayanya dalam lahan usaha tani sayuran melalui penyuluhan, dan 2) introduksi dan pemberian benih dan bibit. Kegiatan PPM yang meliputi penyuluhan dan penanaman bibit Indigofera berjalan lancar. Pelaksanaan penyuluhan terjadi di lapangan bersamaan dengan penanaman seluruh bibit yang diberikan. Hasil kegiatan pendampingan, peternak juga melakukan pembibitan dari benih yang diberikan. Kegiatan PPM ini diliput oleh media televisi lokal untuk disiarkan sekaligus sebagai ajang promosi bagi kelompok Tani Rukun Makmur yang menggeluti usaha penggemukan sapi. Kata kunci: Introduksi; Indigofera zollingeriana; pakan berkualitas; pendidikan masyarakat ABSTRACTThe low productivity of ruminants, especially cattle, is related to the availability and access to poor quality feed, and the lack of knowledge about how to cultivate forages, especially tree legumes, is a problem faced by farmers in the Rukun Makmur Farmer Group, Tangkit, Jambi. Besides raising livestock, the farmers also carry out agricultural activities which are dominated by vegetable crops.The purpose of this community service (PPM) activity was to introduce the potential of Indigofera zollingeriana as high-quality forage for livestock and provide I. zollingeriana seeds and seedlings to farmers in the Rukun Makmur Farmer group, Tangkit, Jambi. The method used in achieving the goals was community education through outreach activity. The solutions offered include: 1) improving farmers’ knowledge about quality forage and how to cultivate it in vegetable farming fields through outreach activity, and 2) introduction and provision of seeds and seedlings. The activities which included outreach activity and planting of Indigofera seedlings went right. The outreach activity took place in the field at the same time aplanting all the seedlingsas given. As a result of mentoring activities, farmers also carried out nurseries from the seeds provided. This outreach activity was broadcasted by local television media and a promotional event for the Rukun Makmur Farmer group, which has cattle fattening business. Keywords: high quality forage; Indigofera zollingeriana; introduction; community educatio

    CHEMICAL QUALITY OF CONCENTRATE BISCUIT CONTAINED FORAGE WITH DIFFERENT STORAGE PERIOD

    Get PDF
    Storage period is one of the factors which affect the physical and chemical quality of the stored material. This study aimed to determine the effect of storage period on the chemical quality of livestock concentrate biscuits con- taining Indigofera and sengon. Four periods of storage period were arranged in a completely randomized design which was repeated 5 times. The storage period consisted of 0, 7, 14 and 21 days. The chemical qualities observed in- cluded moisture and ash content, crude protein and crude fiber. The results showed that storage period significantly reduced the moisture content of concentrate biscuit, while the ash content, crude protein and crude fiber were not affected by storage period. It was concluded that the concentrate biscuits containing Indigofera and sengon could be stored for up to 21 days with good chemical quality

    ANALISIS TINGKAT KERUSAKAN DAN ESTIMASI BIAYA PEMELIHARAAN KOMPONEN ARSITEKTURAL PADA GEDUNG C DI KOMPLEK GEDUNG KANTOR BUPATI KUDUS

    Get PDF
    Perawatan dan pemeliharaan gedung merupakan masalah penting yang harus diperhatikan karena berkaitan dengan kenyamanan dan keselamatan setiap pengguna gedung. Gedung negara memiliki perencanaan umur bangunan 50 tahun. Pemeliharaan dan perawatan gedung negara dilaksanakan dengan mempertimbangkan umur bangunan, penyusutan dan kerusakan bangunan. Gedung C di Komplek Bupati Kudus dibangun pada tahun 2016. Pada komponen arsitektural bangunan terdapat beberapa kerusakan yang disebabkan karena beberapa ruang yang dialihfungsikan, perubahan cuaca dan pemeliharaan yang kurang. Kerusakan gedung dikhawatirkan akan merusak komponen lain yang bisa mengganggu fungsinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kerusakan komponen arsitektural, volume kerusakan dan biaya perawatan dan pemeliharaan Gedung C Komplek Bupati Kudus berdasarkan Permen PU No. 22/PRT/M/2018 serta analisis dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Harga Satuan Pekerjaan Konstruksi (HSPK) Kota Kudus. Analisis biaya difokuskan pada komponen arsitektural yaitu dinding, lantai dan plafon sebagai objek penelitian. Berdasarkan analisis presentase kerusakan komponen arsitektural Gedung C Komplek Bupati Kudus sebesar 1,650% dan termasuk jenis kerusakan ringan. Rencana Anggaran Biaya pekerjaan perawatan Gedung C Komplek Bupati Kudus pada komponen arsitektural sebesar Rp 43.920.000,-. Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan pedoman atau acuan oleh pengelola bangunan gedung dalam perencanaan biaya pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung, khususnya Gedung C Komplek Bupati Kudus

    Carbon Storage and Nutrient Capacity of Forage Native Grasses Growing in Oil Palm Plantation at Commercial and Transformation Forest Ecosystem in Jambi, Indonesia

    Get PDF
    Ruminant-oil palm plantation Integration is one of agricultural practices, which commonly applied in Jambi. In this production system, grasses species are potential forage source. Despite of being forage, grasses play important role in storing carbon in transformed forest ecosystem. Nevertheless, information about carbon store capacity in grass species as well a
    corecore