33 research outputs found
SHOWROOM DAN BENGKEL MOBIL DI PEKANBARU
Pekanbaru sebagai ibukota provinsi Riau dalam beberapa tahun ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, begitu pula dengan tingkat perekonomian penduduknya, dalam beberapa tahun ini terjadi kenaikan pendapatan perkapita yang signifikan, sebagai acuan pada tahun 2004 saja tingkat pertumbuhan ekonomi kota Pekanbaru mencapai 9,3% sedangkan untuk pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2001 adalah Rp 7.917.229,49 dan pada tahun 2004 menigkat menjasi Rp 15.030.223,44 dalam waktu hanya tiga tahun mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat ( sumber : Pekanbaru dalam angka 2005, BPS).
Dengan meningkatnya pendapatan perkapita penduduk tentu akan meningkatkan berbagai macam kebutuhan dasar dari masyarakat kota Pekanbaru, diantaranya adalah kebutuhan kebutuhan akan mobilitas, dan kebutuhan akan mobilitas ini dapat terpenuhi dengan memiliki kendaraan bermotor dan salah satunya adalah mobil .
Di kota Pekanbaru sendiri terdapat berbagai macam merk mobil, salah satunya adalah merk mobil Toyota, yang merupakan market leader kendaran roda empat di Indonesia, dan merupakan penyumbang terbanyak kendaraan mobil di kota Pekanbaru, Toyota menyumbang hampir 25% dari total keseluruhan kendaraan mobil di Pekanbaru dilanjutkan dengan daihatsu dan mitshubisi masing-masing sebesar 18% dan 9% ( sumber : market share Toyota Agung Automall Pekanbaru), namun demikian untuk merk mobil toyota misalnya hanya terdapat di satu buah showroom dan bengkel dimana showroom dan bengkel ini menampung seluruh kebutuhan pengguna mobil merk toyota, sehingga untuk saat ini showroom dan bengkel ini dirasa kurang memadai sedangkan rafik penjualan mobil merk toyota terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Karena itulah dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan mobilitas dan sarana pendukungnya dibutuhkanlah sebuah showroom dan bengkel yang tidak hanya sebagai showroom dan bengkel namun juga terdapat fasilitas-fasilitas yang lain, mulai dari penjualan dan penggantian suku cadang, perbaikan dan pengecatan, pengurusan asuransi, pengurusan kredit, dan didukung oleh fasilitas menunggu yang nyaman dan rekreatif seperti restaurant, café, pool and bilyard, sehingga showroom dan bengkel ini nantinya menjadi pusat pelayanan satu atap yang dapat memenuhi segala kebutuhan pengguna mobil. Berangkat dari pemikiran ini maka direncanakanlah Showroom dan Bengkel Mobil di Pekanbaru.
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.2.1 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai yaitu terumuskannya pokok-pokok pikiran sebagai suatu landasan konseptual perencanaan dan perancangan showroom dan bengkel di Pekanbaru menjadi suatu wadah yang representatif dan akomodatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk dan jasa.
1.2.2 Sasaran
Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok (dasar) perencanaan dan perancangan showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect) yang berguna sebagai acuan/pedoman dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan arsitektur.
1.3 Manfaat
1.3.1 Secara Subjektif
1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Universitas Diponegoro.
2. Sebagai landasan dan acuan dalam penyusunan Laporan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (Lp3A) sebagai bagian dari Tugas Akhir.
1.3.2 Secara Obyektif
1. Sebagai sumbangan perkembangan ilmu pengetahuan Arsitektur pada khususnya.
2. Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir.
1.4 Ruang Lingkup
Secara substansial, mencakup perencanaan dan perancangan bangunan massa jamak pada bangunan showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, pembahasan materi berdasarkan pada aktifitas di bidang otomotif dan hal lain yang berhubungan dalam perencanaan dan perancangan kemudian dianalisa dengan menggunakan pendekatan aspek-aspek yang ada dalam arsitektur, yaitu aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek arsitektural, aspek teknis dan aspek kinerja.
Secara spasial, perencanaan dan perancangan showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru ini direncanakan berada pada kawasan kota Pekanbaru Provinsi Riau.
1.5 Metode Pembahasan
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang berkenaan dengan judul Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru ini adalah melalui metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan dan menjelaskan mengenai design requirement (kebutuhan desain) dan design determinant (penentu desain) terhadap perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Adapun design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru adalah pemilihan lokasi dan tapak serta program ruang.
Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya akan ditelusuri data-data apa saja yang diperlukan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Dan yang terkumpul kemudian akan dianalisa lebih mendalam dengan bahan, alat dan cara penganalisaan sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru sebagai landasan dalam Desain Grafis Arsitektur. Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu :
a. Data Primer
1. Observasi Lapangan
Dilakukan dengan cara pengamatan langsung melalui studi kasus, di wilayah lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru dan studi banding pada Showroom dan bengkel Toyota Agung Automall Pekanbaru dan Showroom dan bengkel Toyota Nasmoco Gombel Semarang melalui pengumpulan data baik fisik maupun non fisik. Adapun data fisik dan non fisik yang dimaksud adalah :
a. Data fisik, data yang didapat berupa gambar fisik perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel Toyota Agung Automall Pekanbaru sebagai studi kasusnya.
b. Data non fisik, data yang didapat berupa angka atau jumlah yang diperoleh pada saat studi kasus di wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru
2. Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola Showroom dan bengkel Mobil Toyota Agung Automall Pekanbaru, Pengelola Showroom dan bengkel Toyota Nasmoco Gombel Semarang serta berbagai pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru baik pihak pemerintah kota Pekanbaru, instansi atau dinas terkait kota Pekanbaru.
b. Data Sekunder
Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
1. Pemilihan Lokasi dan Tapak
Pembahasan mengeani pemilihan lokasi dan tapak, dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data apa saja yang dibutuhkan dalam penentuan suatu lokasi dan tapak yang layak sebagai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Data Primer, berupa data tata guna lahan/peruntukkan lahan pada wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
b. Data Sekunder, berupa potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan yang dimiliki oleh lokasi dan tapak itu sendiri dan juga terhadap lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan dan perancangan sebuah Showroom dan bengkel mobil nantinya.
Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai lokasi tapak yang terpilih sebagai tapak yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bahan, berupa alternatif lokasi dan data tapak yang telah ditentukan untuk masuk dalam kriteria perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
b. Alat(kriteria), menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan tapak yang telah ditentukan.
c. Cara(nilai), dengan memberikan Scoring terhadap kriteria x nilai bobot, kemudian diambil nilai terbesar.
Dari hasil analisa terhadap lokasi dan tapak yang diajukan akan diperoleh tapak terpilih dengan nilaI scoring terbesar sebagai tapak dan lokasi perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
2. Program Ruang
Pembahasan tentang program ruang dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulakn data-data yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbar, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data mengenai pealku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan dengan observasi lapangan baik studi kasus maupun dengan studi banding, serta dengan standar/literatur perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil.
Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Data primer, berupa data populasi atau jumlah pada wilayah perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel seperti jumlah pemilik mobil Toyota jumlah Showroom dan bengkel yang ada pada wilayah perencanaan yaitu kota Pekanbaru ataupun pada lingkup wilayah yang lebih besar seperti Provinsi Riau ataupun seluruh Indonesia. Jumlah pelaku atau pengguna Showroom dan bengkel baik Pengelola, Makanik, Sales dan pihak terkait lainnya. Struktur organisasi pengelola ayau lembaga lainnya yang erat kaitannya dengan perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel.
b. Data Sekunder, berupa data kegiatan atau aktivitas pengguna Showroom dan bengkel dan kebutuhan ruang serta persyaratan ruang yang disyaratkan berdasarkan standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil, dalam hal ini juga termasuk Pedoman Standarisasi Outlet Toyota.
Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan berupa program ruang yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bahan, pelaku dan persyaratan ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan dan perancangan stadion sepak bola
b. Alat, standar perencanaan dan perancangan stadion sepakbola
c. Cara, dengan menyesuaikan kebutuhan ruang yang diperlukan dengan standar ruang yangditetapkan dan disyaratkan dalam prencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil.
Dari hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan perancagan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
3. Penekanan Desain Arsitektur
Pembahasan mengeani penekanan desain arsitektur dilakukan dengan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan aspek arsitektural dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru. Data yang diperoleh dilakukan dengan observasi lapangan melalui studi banding pada Showroom dan bengkel lain serta dengan standar/literatur mengenai perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel Mobil kaitannya dengan persyaratan Showroom dan bengkel mobil. Adapun data yang dimaksud adalah sebagi berikut :
a. Data Primer, aspek kontekstual pada lokasi dan tapak terpilih dengan pertimbangan keberadaan bangunan sekitarnya.
b. Data Sekunder, literatur/standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil.
Data yang diperoleh kemudian akan dianalisa dengan menggunakan bahan, alat dan cara yang nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan berupa program ruang yang digunakan dalam perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru, adapun bahan, alat dan cara yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Bahan, studi banding pada Showroom dan bengkel lain, kondisi kontekstual lokasi dan tapak perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
b. Alat, standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil.
c. Cara, pemenuhan standar perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil yang dikeluarkan oleh Toyota ( Pedoman Standarisasi Outlet Toyota ).
Dari hasil analisa terhadap aspek arsitektural akan diperoleh pendekatan arsitektural yang digunakan pada perencanaan dan perancangan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
1.6 Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Showroom dan bengkel di Pekanbaru ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Membahsa tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, ruang lingkup, metode, dan sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN UMUM
Berisi tinjauan mengenai otomotif, bengkel, Showroom, retail suku cadang dan aksesoris, yang meliputi pengertian, fungsi, kegiatan, klasifikasi, standar dan unsur pendukung Penjualan dan Perawatan Mobil.
BAB III TINJAUAN KHUSUS
Berisi data mnegenai kondisi kota Pekanbaru, tinjauan khusus berupa faktor pendukung dan kendala serta identifikasi kegiatan Showroom dan bengkel mobil di Pekanbaru.
BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN
Berisi batasan dan anggapan dari pembahasan sebelumnya untuk digunakan sebagai dasar pendekatan dan penentuan landasan program selanjutnya.
BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang dasar pendekatan, analisa pendekatan konsep perancangan secara fungsional, kontekstual, arsitektural, teknis,kinerja, dan analisa pendekatan lokasi dan tapak.
BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN KONSEP DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi tentang konsep dan dasar perancangan yang berisi konsep perancangan, rekapitulasi program ruang dan besaran tapak
EFEKTIVITAS LAMA PENYIMPANAN YANG BERBEDA TERHADAP MUTU FISIK PINANG VARIETAS BETARA
Bagian pinang yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah biji, untuk menjaga mutu biji pinang agar tidak hilang nilai ekonomis, biji pinang yang telah dikeringkan dilakukan proses penyimpanan. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan lama penyimpanan terbaik terhadap mutu fisik biji pinang. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dari Bulan Januari sampai dengan Maret 2020. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan (K0=0 hari, K1=7 hari, K2=14 hari, K3=21 hari, K4=28 hari) dan empat ulangan. Parameter pengamatan adalah kadar air, susut bobot, derajat keasaman (pH), biji berkapang, dan warna. Data dianalisis dengan sidik ragam dan apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap kadar air, susut bobot, pH, dan warna. Sedangkan biji berkapang tidak berpengaruh nyata. Kesimpulan, hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan terbaik yaitu 14 hari, semua parameter pengamatan tetap mempertahankan mutu fisik pinang varietas Betara.
Kata kunci: lama penyimpanan, mutu fisik, pinan
Peranan Ormas Forum Umat Islam Dalam Pengawasan Dan Pengembangan Fungsi Masjid Nurul Hidayah Pada Program Umat Islam
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1.Bagaimana lembaga Forum Umat Islam dapat berperan penting di Masjid Nurul Hidayah 2. Bagaimana peranan lembaga Forum Umat Islam dalam mengembangkan dan mengelola fungsi masjid
Nurul Hidayah 3.Apa saja hambatan yang dialami Forum Umat Islam dalam mengelola dan mengembangkan fungsi Masjid Nurul Hidayah Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian
adalah Forum Umat Islam Sumatera Utara.
Forum Umat Islam Sumatera Utara adalah gerakan Islam yang melaksanakan aktifitas Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang berasaskan Islam bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dengan Aqidah Ahlusunnah Wal Jamaah. Forum Umat
Islam Sumatera Utara sebagai jembatan untuk umat Muslim untuk mendapatkan dan mengambil hak-hak umat muslim yang semestinya.
Bulan Mei 2007 Forum Umat Islam dapat berperan di dalam Masjid Nurul Hidayah bergerak dari Visi Forum Umat Islam yang bertuliskan ”Berdakwah amar ma’ruf nahi munkar” yang pada sebelumnya Masjid Nurul Hidayah ingin digusur
dikarenakan kepentingan bisnis usaha dikawasan MMTC. Maka dari itu Forum Umat Islam ialah sebuah Ormas yang bergerak dalam dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam kontek nahi munkar masjid sebagai bangunan sacral yang disebut sebagai rumah Allah tidak mungkin dibiarkan begtu saja oleh Ormas yang focus bergerak dalam Amar ma’ruf nahi munkar. Maka dari itu ormas terketuk hatinya untuk perduli di dalam masjid tersebut dalam mengelola dan mengembangkan Masjid Nurul Hidayah tersebu
Hubungan Antara Perilaku Merokok dengan Kepercayaan Diri pada Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Medan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara
perilaku merokok dengan kepercaya diri remaja Sekolah Menengah Pertama Negeri
22 Medan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "ada hubungan antara
perilaku merokok dengan kepercayaan diri pada siswa sekolah menengah pertama".
Asumsinya bahwa semakin tinggi berperilaku merokok maka semangkin tinggi
tingkat kepercayaan dirinya. Penelitian ini di susun berdasarkan metode skala Likert,
dengan menggunakan skala kepercayaan diri oleh Hakim (2005) yang terdiri dari 14
aspek-aspek yaitu selalu bersikap tenang didalam mengerjakan sesuatu, mempunyai
potensi dan kemampuan yang memadai, mampu menetralisasi ketegangan yang
muncul di dalam berbagai situasi, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi
diberbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya, memiliki kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat pendidikan
formal yang cukup, memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang
kehidupannya, misalnya : keterampilan berbahasa asing, memiliki kemampuan
berkomunikasi, memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik, memiliki
pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan didalam
menghadapi berbagai cobaan hidup, dan selalu bereaksi positif didalam menghadapi
berbagai masalah. Penelitian ini juga mengguanakan skala perilaku merokok disusun
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Leventhal dan Clearly ( dalam Komasari &
Helmi, 2000). Dengan terdapat 4 tahap seseorang menjadi perokok, yaitu tahap
preparatory, tahap initiation, tahap becoming a smoker, tahap maintenance of
smoking. Jumlah sampel didalam penelitian ini berjumlah 36 orang yang bersekolah
pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 22 Meda
Studi Keandalan Sistem Jaringan Transmisi 150 KV di Medan
Kebutuhan akan tenaga listrik yang dapat diandalkan semakin meningkat
sejalan dengan perkembangan derap hidup dan jumlah penduduk.
Dalam pengusahaan jaringan transmisi, faktor keandalan adalah memegang
peranan penting. Karena hal ini berhubungan dengan kemampuan jaringan tersebut
untuk menyalurkan listrik dari pembangkit ke pusat beban secara kontinu
EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR BAJA BERGELOMBANG BERDASARKAN TIPE DAN KETEBALAN
ABSTRACT
There are three types of corrugated steel structure material, standard, deep and superdeeep. These three types are distinguished by the cross-sectional dimension so that there are differences in the value of moment inertia, the greater value of moment inertia it will make maximum span can be wider. In Indonesia, this construction material has been used as a bridge structure. The assessment of the strength of corrugated steel structure seen from three criteria there are, compression failure, plastic hinge, and connection failure. In the planning stage iteration of calculations is needed to get the optimum selection of type and thickness, so calculation and analysis is carried out on a 15-meter wide span with a semicircular construction in order to know the percentage increase in strength of each type change and thickness of steel used. The method of calculation is based on guidelines issued by the Canadian Highway Bridge Designs Code. Based on the calculation results, the greater of moment Inertia will increase the strength of the corrugated steel structure. Evaluation results show that the average strength increase of 3 viewing paremeters for each type and thickness of steel is, for the standard type average value of wall strength compression increasses by 9%, the average of seam strength increases by 3 % and the average of plastic hinge increases by 11%. For deep type, average value of wall strength compression increasses by 24%, the average of seam strength increases by 25 % and the average of plastic hinge increases by 19%. For superdeep type, average value of wall strength compression increasses by 41%, the average of seam strength increases by 27% and the average of plastic hinge increases by 34%. These results show highest incresaing of strength happen in superdeep type.
Keyword: corrugated steel strcucture, inersia moment, wall strength compression, seam strength, plastic hinge.ABSTRAK
Material konstruksi struktur baja bergelombang mempunyai tiga tipe yaitu standar, deep dan superdeep. Tiga tipe ini dibedakan dari dimensi penampang sehingga terdapat perbedaan nilai momen inersia, semakin besar momen inersia maka bentang maksimum yang diaplikasikan bisa semakin lebar. Di Indonesia material konstruksi ini sudah difungsikan sebagai struktur jembatan. Penilaian kekuatan konstruksi struktur baja bergelombang berdasarkan tiga kriteria yaitu compression failure, plastic hinge, dan connection failure. Pada saat perencanaan diperlukan iterasi perhitungan untuk mendapatkan pemilihan tipe dan ketebalan yang optimum, maka dilakukan perhitungan dan analisis pada lebar bentang 15 meter dengan bentuk konstruksi setengah lingkaran agar diketahui peningkatan persentase kekuatan setiap perubahan tipe dan ketebalan baja yang digunakan. Metode perhitungan berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh Canadian Highway Bridge Designs Code. Berdasarkan hasil perhitungan semakin besar nilai momen Inersia akan semakin menambah kekuatan dari struktur baja bergelombang. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata penambahan kekuatan 3 parameter tinjauan pada masing-masing tipe dan ketebalan baja adalah untuk tipe standar kenaikan rata-rata nilai wall strength compression sebesar 9%, kenaikan rata-rata seam strength 3% dan kenaikan rata-rata plastic hinge 11%. Untuk tipe deep kenaikan rata-rata nilai wall strength compression sebesar 24%, kenaikan rata-rata seam strength 25% dan kenaikan rata-rata plastic hinge 19%. Untuk Tipe Superdeep kenaikan rata-rata nilai wall strength compression sebesar 41%, kenaikan rata-rata seam strength 27% dan kenaikan rata-rata plastic hinge 34%. Hasil tersebut memperlihatkan kenaikan rata-rata kekuatan tertinggi ada pada tipe baja bergelombang tipe superdeep.
Kata Kunci: struktur baja bergelombang, momen inersia, kekuatan dinding dalam tekanan, kekuatan sambungan
AN ANALYSIS OF THE PROCESS OF TEACHING PRONUNCIATION THROUGH SONG
Penelitian ini bertujuan menganalisa proses pengajaran pronunciation menggunakan lagu dan menentukan pengucapan fricatives consonants yang sulit bagi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain triangulasi menggunakan instrumen; observasi dan tes. Sampel dipilih dengan menggunakan probabiliti sampling acak sederhana. Pengajaran dan uji coba dilakukan di kelas. Data dianalisis dengan melihat hasil dari observasi dan tes. Hasil pengujian menunjukan bahwa proses pengajaran menggunakan lagu diterima dengan baik oleh siswa dan juga mereka memperbaiki pronunciation mereka dan siswa tetap menemukan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata yang berisi fricatives consonants.This research aims to analyze the process of teaching pronunciation through song and determine mispronounced friction/fricatives sounds that is done by the students. This qualitative descriptive employed triangulation with two kinds of Instruments; observation sheets and pronunciation test.One class is randomly taken as sample of the research by using lottery. Teaching and learning conducted in the sample class. The data were analyzed based on the result of observation and pronunciation test. The result of the research showed that the process of teaching pronunciation through song is well accepted by the students well and it can improve students pronunciation and the students still find difficulties in pronouncing the words containing fricatives consonants.Keywords: fricatives consonants, observation, pronunciation tes
AN ANALYSIS OF THE PROCESS OF TEACHING PRONUNCIATION THROUGH SONG
Penelitian ini bertujuan menganalisa proses pengajaran pronunciation menggunakan lagu dan menentukan pengucapan fricatives consonants yang sulit bagi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan desain triangulasi menggunakan instrument; observasi dan tes. Sampel dipilih dengan menggunakan probabiliti sampling acak sederhana. Pengajaran dan uji coba dilakukan di kelas. Data dianalisis dengan melihat hasil dari observasi dan tes. Hasil pengujian menunjukan bahwa proses pengajaran menggunakan lagu diterima dengan baik oleh siswa dan juga mereka memperbaiki pronunciation mereka dan siswa tetap menemukan kesulitan dalam mengucapkan kata-kata yang berisi fricatives consonants.
This research aims to analyze the process of teaching pronunciation through song and determine mispronounced friction/fricatives sounds that is done by the students. This qualitative descriptive employed triangulation with two kinds of Instruments; observation sheets and pronunciation test. One class is randomly taken as sample of the research by using lottery. Teaching and learning conducted in the sample class. The data were analyzed based on the result of observation and pronunciation test. The result of the research showed that the process of teaching pronunciation through song is well accepted by the students well and it can improve students pronunciation and the students still find difficulties in pronouncing the words containing fricatives consonants.
Key words: fricatives consonants, observation, pronunciation tes
MASYARAKAT ACEH DAN KONSERVASI KAWASAN EKOSISTEM LEUSER
Kawasan Ekosistem Leuser di Provinsi Aceh merupakan kawasan konservasi terluas di Asia Tenggara yang masih tersisa sampai saat ini. Dengan luas 2,25 juta hektar di Aceh (2,6 juta hektar bila dengan wilayah Sumatera Utara). Serentetan keputusan pembentukan KEL diatas menunjukan bahwa KEL sangat penting untuk dilestarikan. Pentingnya KEL tidak saja diukur dari fungsi ekologi, tetapi juga ekonomi dan nilai-nilai estetika yang tidak dapat dinilai. Keragaman hayati di Aceh lebih baik dibandingkan tempat lain, hal ini dikarenakan hutan Aceh yang cukup luas dengan kerusakan hutan yang relatif lebih rendah dibandingkan wiayah lain di Indonesia. Hutan di Aceh, terutama Kawasaan Ekosistem Leuser merupakan gabungan dari beberapa ekosistem yang kompleks, dari hutan pesisir pantai, hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi. Faktor lain kelestarian keragaman hayati di Leuser adalah sikap arif masyarakat di sekitar hutan di Aceh yang arif dan hidup seimbang dengan alam. Pembentukan kawasan perlindungan alam atas prakarsa pemimpin Aceh merupakan bukti bahwa masyarakat Aceh sejak dulu kala hidup selaras dengan alam. Pelestarian Kawasan Eskosistem Leuser seharusnya menjadi modal Aceh untuk membangun