9 research outputs found

    ANALISIS GENRE PESAN PENGADUAN MASYARAKAT DALAM SITUS LAPOR! PADA TAHUN 2015

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji penggunaan bahasa pada genre pengaduan yang terdapat pada pesan pengaduan masyarakat dalam situs LAPOR! tahun 2015. Adapun tujuan utama dari penelitian ini yaitu mengeksplorasi struktur generikdan ciri kebahasaan yang terdapat pada pesan pengaduan dengan menggunakan pendekatan SFL, serta menggambarkan ketercapaian fungsi sosial dari pesan pengaduan tersebut berdasarkan dukungan dari struktur generikdan ciri kebahasaan yang digunakan. Pemilihan metode kualitatif deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan bahasa pada genre pengaduan dengan data yang natural tanpa ada manipulasi dari peneliti. Data yang digunakan berupa 40 pesan pengaduan yang ditujukan kepada instansi yang dianggap bertanggungjawab untuk melakukan upaya perbaikan. Oleh karena itu, pesan pengaduan dalam situs ini dikategorikan sebagai pengaduan yang bersifat langsung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stuktur generik pengaduan dalam situs LAPOR! memiliki 9 tahap yang bersifat potensialyaitu Alamat Pengaduan ^ (Pembuka Pengaduan) ^ *(Orientasi Isu) ^ * ^ * ^ * ^ *(Ceramah) ^ (Alamat Pengirim) ^ *. Selanjutnya ditemukan beberapa ciri kebahasaan yang penting, di antaranya penggunaan penanda leksikal ā€˜Yth.ā€™, vokatif, ungkapan salam, circumstances (location, manner, matter), penggunaan verba proses (mental, material, verbal, existential), Mood imperatif dan deklaratif, dan ungkapan terima kasih. Dilihat dari ketercapaian fungsi sosial, seluruh pesan pengaduan tersebut terpahami sebagai aktivitas pengaduan, sebagaimana tercermin dalam respon yang didapatkan pihak pengadu.Fungsi sosial genre pengaduan ini dapat tercapai karena didukung oleh struktur generikyang efektif dan fitur linguistik yang relevan.;---This study examines the use of language in the genre of the complaints in public messages on the LAPOR! site, in 2015.The main objective of this study are to explore the generic structure and the linguistic features used in the complaint messages using SFL approach, and to describe the achievement of social function of the complaints messages that can be indicated from the generic structure and the linguistic features used by the LAPOR! siteā€™s users. This research uses descriptive qualitative method because it aims to illustrate the use of language in the complaint genre with the natural data without any manipulation of the researcher. The data in this study is 40 complaining messages that are given to the responsible authorities to make solutions. Therefore, the complaining messages on this website are categorized as direct complaints. The results of this study indicate that a complaint genre in LAPOR! site has 9 stages arrayed in a generic structure that Complaint Addressee ^ (Opening) ^ * (Orientation of Issue) ^ * ^ * ^ * ^ * (Stated Ideal Condition) ^ (Senderā€™s Address) ^ * . In addition, the study found lexicogrammatical features that are used in the realization of complaint genre, i.e., lexical markers 'Yth.', vocative, greeting expressions, Circumstances (location, manner, matter), first personal pronouns, process (mental, material, verbal, existential), imperative and declarative Mood, and gratitude. Focus on the achievement of social function, the entire of complaint messages can be understood as complaint activity, as reflected in its responses. The social function of complaint genre can be achieved because the complaint messages were supported by the effective generic structure and relevant linguistic features

    Content Gradation OF Sundanese Textbooks for Junior High School and Senior High School (Review Of Facts, Concepts, Principles, and Procedures in The Field of Sundanese Language Study in 2013 Local Content Curriculum Revised 2017)

    Get PDF
    The main reason for conducting this research is that Sundanese textbooks do not describe the material gradation standards according to the needs and background of students at each level of Education, in addition to not presenting a systematic material structure. In connection with the reason above, the purpose of this study is to examine the gradations and structure of the material contained in the Sundanese textbook for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students. The method used in this research is the description method. While the data collection technique used in this research is library research techniques. The technique is used to describe data based on gradations and structure of subject presented in Sundanese textbooks based on education levels. The data processed in this study is Sundanese language learning materials including 1) literary forms of poetry: poetry, circumcision, wawacan, satire, pupujian, sawer, and kawih; 2) literary forms of prose: fairy tales, short story, novels, puppet story, and drama; 3) non-literary texts: speeches, writers, letters, reports, debates, interviews, and reports reading. As for, the source of the data is Sundanese textbooks for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students based on the 2013 Local Content Curriculum Revised 2017. The finding of this study is that the composition of Sundanese textbook material for Junior High School/MTs and Senior High School/Vocational/MA students in accordance with the 2013 Local Content Curriculum Revised 2017, nevertheless, not paying attention to the gradation of the material. Things that unintentionally missing from the authors are 1) gradation of writing indicators from competencies achievement or learning objectives, 2) scope of material presentation and depth of material, and 3) variations of operational verbs on the writing tasks. This research can be used as a consideration in compiling the material presented in the textbook, so that the content presented ca be in accordance with students' needs and background based on their level of education

    EFEKTIVITAS KOYO HAID TERHADAP DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 4 BANDUNG

    Get PDF
    Menstruasi merupakan salah satu tanda kematangan fisik yang dialami oleh remaja putri dan biasa disebut dengan pubertas. Permasalahan yang sering timbul saat menstruasi pada remaja putri ialah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan menjalar sampai ke punggung serta paha yang disebut dengan dismenore. Kondisi tersebut berakibat pada aktivitas pembelajaran menjadi terganggu sehingga dismenore perlu diatasi. salah satunya dengan menggunakan koyo haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas koyo haid terhadap dismenore pada remaja putri. Desain pada penelitian ini berupa quasi eksperimen dengan rancangan pra-eksperimen dalam satu kelompok (one group pre test ā€“ post test design). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri di SMPN 4 Bandung. Penarikan sampel melalui metode purposive sampling yang berjumlah 47 remaja putri yang mengalami dismenore pada bulan Maret 2023. Intsrumen penelitian ini menggunakan Numeric Ratung Scale (NRS) dan lembar informed consent. Hasil setelah di Uji Wilcoxon Signed Ranks menunjukan P-value = 0,000 dimana P-value <Ā  0,05, sehingga Ho ditolak Ha diterima, yang berarti terdapat efektivitas penggunaan koyo haid terhadap penurunan nyeri haid (dismenore) pada remaja putri di SMPN 4 Bandung

    Implementasi Model Pembelajaran Abad 21 dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bagi Guru Bahasa Sunda di Kota Depok

    Get PDF
    Dilaksanakannya kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pelatihan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Abad 21. Indikator dalam Pembelajaran abad 21 meliputi empat hal, yaitu a) kemampuan belajar dan berinovasi yang mencakup: berpikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif, komunikasi, dan kolaborasi. b) literasi digital yang mencakup literasi informasi, media, dan teknologi. c) kecakapan hidup yang mencakup fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif dan mandiri, interaksi lintas sosial budaya, produktifitas dan akuntabilitas, kepemimpinan dan tanggung jawab, d) karakter moral mencakup: cinta tanah air, nilai-nilai budi pekerti luhur: jujur, adil, empati, penyayang, rasa hormat, kesederhanaan, pengampun, rendah hati, dll. Pengetahuan terhadap perubahan penyusunan rencana pembelajaran belum sepenuhnya dimiliki oleh guru bahasa Sunda di Kota Depok. Oleh sebab itu melalui kegiatan ini, diharapkan guru memiliki pemahaman yang sama akan kaidah-kaidah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Abad 21. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan workshop, Melalui metode ceramah guru memperoleh pengetahuan tentang (a) menetapkan konsep materi kebahasaan dan kesastraan, (b) menginventaris prinsip-prinsip materi materi kebahasaan dan kesastraan, (c) menelaah fakta yang terkait dengan materi kebahasaan dan kesastraan, dan (d) menentukan prosedur pemahaman dan penyajian materi kebahasaan dan kesastraan. Melalui metode latihan dan workshop guru memperoleh pengalaman menyusun rencana pembelajaran abad 21. Guru memiliki pengalaman mengimplementasikan aspek: a) 4C yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, colabotatif; b) PPK yaitu religius, integritas, nasionalisme, gotong royong, kemandirian; c) literasi yaitu informasi, media, teknologi; dan d) HOTs yaitu C4 (analisis), C5 (evaluasi), dan C6 (kreasi). Hasil dari kegiatan ini adalah guru bahasa Sunda Kota Depok meningkat pemahamannya dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Abad 21 bidang studi bahasa Sunda. Luaran kegiatan ini adalah 1) memiliki model RPP Abad 21 bidang studi bahasa Sunda; dan 2) menghasilkan makalah yang siap dipresentasikan pada seminar nasional atau sebuah artikel yang akan dimuat dalam jurnal

    RETORIKA LAPORAN PELECEHAN SEKSUAL: STUDI PERBANDINGAN PADA SUBJEK LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG

    Get PDF
    Kasus pelecehan seksual dapat menjadi polemik tersendiri bagi korbannya. Polemik tersebut dapat berupa ketidaktahuan mengenai tempat melapor dan citra negatif sebagai korban pelecehan seksual. Pada konteks ini, kasus pelecehan seksual terus berkembang bentuknya baik yang berupa pelecehan seksual secara fisik maupun digital. Penelitian yang mengeksplorasi pola retorika teks di masyarakat sudah banyak dilakukan. Akan tetapi penelitian yang mengkaji retorika laporan kasus pelecehan seksual masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perbandingan retorika teks pelaporan kasus pelecehan seksual yang dibuat oleh subjek langsung (korban) dan subjek tidak langsung (bukan korban). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengaplikasikan pendekatan Systemic Functional Linguistics (SFL) untuk menganalisis genre laporan pengaduan kasus pelecehan seksual. Data yang digunakan ialah laporan kasus pelecehan seksual di situs www.lapor.go.id. Sampel yang dianalisis sebanyak 11 laporan yang dipilih dengan menggunakan teknik purposif yang mengacu pada kriteria-kriteria berupa laporan yang memuat kasus pelecehan seksual, dan laporan yang dibuat pada tahun 2021 sampai dengan 2023. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan berupa adanya perbedaan pola retorika, jumlah tahap, dan dominasi tahap pada laporan yang dibuat oleh korban dan bukan korban. Perbedaan tersebut dapat mencerminkan adanya kedekatan emosi sebagai dampak pengalaman traumatis berupa pelecehan seksual. Selain itu, sejumlah tahap yang ditemukan pada laporan kasus pelecehan seksual mencakup delapan tahap yakni Greeting, Orientation of The Issue, Describing the Event, Self-Evaluation, Delivering Request, Describing Identity, Describing Suspect, dan Acknowledgement. Penelitian ini diharapkah dapat memberikan gambaran mengenai cara membuat laporan kasus pelecehan seksual yang berterima dan efektif sehingga kasus dapat segera ditindaklanjuti, serta korban mendapat keadilan atas kondisi tidak menyenangkan yang menimpanya. Lebih lanjut, penelitian ini dapat berperan dalam upaya pencegahan kasus pelecehan seksual apabila pelapor dapat mengadopsi pola retorika cara melaporkan pelecehan seksual yang dikaji dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan ke dalam kerangka desain penelitian linguistik forensik yang lebih komprehensif dengan menggunakan alat analisis yang mendalam

    GAMBARAN PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) ANAK CEREBRAL PALSY DI KABUPATEN SUMEDANG

    Get PDF
    ADL (Activity Daily Living) anak Cerebral Palsy akan mengalami hambatan akibat dampak dari kondisi fisiknya, dan tentu akan menjadi perbedaan yang bervariasi tergantung level penyakitnya. Mayoritas anak penyandang Cerebral Palsy mengalami kesulitan bergerak karena kaku otot, mengalami gangguan sulit menelan makanan, umumnya hampir semua aktivitas anak Cerebral Palsy termasuk kebersihan diri sangat bergantung pada orang terdekat. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pemenuhan kebutuhan nutrisi, personal hygiene, mobilisasi juga untuk menggambarkan cara orang tua dalam memenuhi ADL anak Cerebral Palsy. kualitatif dengan desain penelitian naratif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 3 partisipan, teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling, adapun instrumen yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Didapatkan 3 tema yaitu: 1) Pemenuhan Nutrisi 2) Pemenuhan Personal Hygiene 3) Pemenuhan Mobilisasi dan menggambarkan cara orang tua memenuhi ADL nya. ADL, anak cerebral palsy sudah terpenuhi sebagian besar

    Pelatihan Komunikasi Multimodalitas untuk Peningkatan Kemampuan Promosi Wisata di Desa Citengah Kabupaten Sumedang

    Get PDF
    Pembangunan wilayah merupakan isu yang cenderung muncul, terutama di negara berkembang. Salah satu potensi yang dapat dikembangkan oleh pemerintah ialah aspek pariwisata. Pengembangan potensi tersebut dapat turut berkontribusi dalam pembangunan suatu wilayah. Akan tetapi, pencapaian hasil pengembangan yang maksimal dapat tercapai apabila didukung oleh unsur-unsur di dalamnya meliputi pemerintah dan masyarakat. Dengan kata lain, ketidakseimbangan antara target pemerintah dan kapasitas masyarakat dapat menghambat ketercapaian target. Kendala yang mungkin muncul ialah ketidakmaksimalan kemampuan promosi wisata masyarakat. Kendala serupa dialami oleh masyarakat Desa Citengah Kabupaten Sumedang. Desa tersebut diproyeksikan untuk dijadikan Desa Wisata karena potensi wisata yang dimilikinya. Upaya yang ditempuh untuk mengatasi permasalahan tersebut ialah pihak Universitas Pendidikan Indonesia menjalin kemitraan dengan Disparbudpora Kabupaten Sumedang. Upaya tersebut direalisasikan melalui pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di desa terkait. Bentuk kegiatan yang ditawarkan kepada masyarakat ialah Pelatihan Komunikasi Multimodalitas Untuk Peningkatan Kemampuan Promosi Para Penggiat Wisata di Desa Citengah Kabupaten Sumedang. Perumusan pelatihan tersebut didasarkan pada permasalahan yang muncul dan relevansi keilmuan pelaksana kegiatan PkM. Secara umum, pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi multimodalitas untuk keperluan komunikasi bagi para penggiat wisata di Desa Citengah, membangun kemandirian khalayak sasaran dalam mempromosikan potensi wisata Desa Citengah dengan menggunakan fasilitas yang tersedia. Kegiatan PkM ini dilakukan selama tujuh bulan sejak Juni sampai Desember 2018. Hasil evaluasi mengarah pada beberapa kesimpulan di antaranya masyarakat Desa Citengah cenderung menyadari indikator-indikator yang menjadi karakteristik Desa Wisata, mampu melakukan promosi wisata melalui media sosial dan website, mampu mengelola website yang dibuat untuk keperluan promosi wisata di Desa Citengah

    The Relationship among Breakfast Habits, Calorie Intake and Nutritional Status of Sumedang Governmentā€™s Nursing Academy Students

    Get PDF
    Inyoungadultsagegroupbreakfastisthemealtimemostoftenskipped.The purpose of this study was to determine the relationship between breakfast habits,calorieintake and nutritional status of the students of Sumedang governmentā€™s nursing academy. This study employed a cross sectional study method design which includes nutritional status as its the dependent variable and breakfast habits and calorie intake as its independent variable.Thesampletakenwere83personsoffreshmanandsophomore of nursing students of the 2016-2017 academic year. The sampling was organized by using proportional random sampling method. Nutritional status was assessed by employing BMI. Breakfast habits were assessed by employing breakfast habit questionnaire in one week. Calorie intake was assessed by using a 1x24 hours food recall questionnaire. Furthermore, calorie intake was analyzed by using Nutri Survey softwareandcomparedwiththe2012EnergyAdequacyRateforIndonesiapopulation. For bivariate analysis this study used Pearson chi-square test with a signiļ¬cance degree of 95% and p-value <0.05. The characteristics of nutritional status of the respondents classiļ¬ed as Normal weight status (61.4%), Thin (19.3%), and Fat (19.3%). Most respondents have good calorie intake (53.0%) and have regular breakfast habits (54.2%),/it can be concluded that there is a signiļ¬cant relationship between calorie intake and nutritional status (p=0.001) and breakfast habits with nutritional status (p = 0.033).Conclusion that healthy breakfast habits in young adults are good life style that should be pursued to fulļ¬ll daily energy needs to achieve normal nutritional status

    Peningkatan Pengetahuan Status Gizi pada Remaja Putri dalam Mencegah Kejadian Anemia di SMPN 1 Conggeang: Increase Knowledge of Nutrition Status on Women Adolesence to Prevent Anemia Cases at SMPN 1 Conggeang

    No full text
    The cases of anemia in adolescent women in Indonesia are still relatively high. There was an increase in the prevalence of anemia from 2013 to 2018 among the 15-24 year age group, from 18.4% to 32% or 14.7 million people. Anemia or low Hb levels caused by a lack of nutrients is characterized by a disturbance in hemoglobin synthesis due to a lack of nutrients that play a role in the formation of hemoglobin either due to lack of iron consumption or impaired absorption. The data on the children's health report from the Sumedang Health Office shows that adolescent women in Conggeang Junior High School are the second largest out of 29 sub-districts in the Sumedang area who are at risk of anemia, which is 58 people. The purpose of this community service is to increase the knowledge and understanding of students of Conggeang 1 Junior High School about anemia so that it can prevent anemia and, ultimately, the growth and development of children. The method used is to provide health education about anemia, iron-containing nutrition, and about blood-added tablets. The result of this community service is an increase in knowledge of the pre-test scores of participants in the implementation of health education by 48%, while the post-test scores of as much as 90.28%
    corecore