68 research outputs found

    GAMBARAN PEMBERIAN ASI PADA IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI USIA 0-6 BULAN

    Get PDF
    Latar Belakang : ASI merupakan makanan atau asupan untuk bayi yang memiliki kandungan gizi lengkap dan mengandung nutrisi adekuat. ASI memiliki kandungan gizi yang sangat lengkap untuk memenuhi kebutuhan selama enam bulan pertamanya serta ASI mengandung imunitas yang penting bagi bayi. Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Kenteng Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian observasional deskriptif. Populasi berjumlah 24 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan besar sampel yang digunakan adalah 23 sampel. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner pemberian ASI eksklusif yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dengan r hitung (0,483-0,733) > r tabel (0,444) yang mempunyai nilai sig. 0,05. Hasil: Hasil penelitian ini didapatkan sebanyak 14 ibu (39,1%) tidak memberikan ASI kepada bayinya, bayi hanya diberikan susu formula atau makanan tambahan. Sebanyak 9 ibu (60,9%) memberikan ASI kepada bayinya tetapi tidak sesuai ketentuan, bayi diberikan ASI dan diberikan makanan tambahan. Tidak ada satu pun bayi yang diberikan ASI oleh ibunya sesuai ketentuan atau hanya diberikan ASI saja. Saran: Diharapkan pembahasan ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya dengan melakukan intervensi atau perlakukan terhadap ibu bekerja

    Homeschooling As an Alternative Education in Indonesia: Case Study on Homeschoolers with Mothers’ Professional Differences

    Get PDF
    The study was intended to reveal the single homeschooling implementation of families with differences in maternal professions (career women and housewives) as primary educators. The research applied qualitative approach with the type of case study through interviews, observation, and documentation. The data analysis was completed through data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing. The results of the study indicated that single homeschool learning is based on the national education standard curriculum in Indonesia, but carried out in a family environment according to children autonomy. Homeschooling in Indonesia also follows an equivalent educational program to obtain a certificate so that the graduate competencies of homeschooling students are recognized as the same as those of formal schools. Equivalent educational programs are part of non-formal education consisting of “Package A” (equal to elementary school), “Package B” (equal to junior high school), and “Package C” (equal to senior high school). Homeschooling learning takes place more flexibly, familiarizing children to be independent and responsible for learning decisions. Homeschooling presents learning based on children’s talents and interests so that it can be an alternative education in Indonesia

    PERBANDINGAN VERBA PASIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA JAWA (TINJAUAN SINTAKSIS)

    Get PDF
    Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apa saja pemarkah verba pasif dalam bahasa Indonesia? (2) Apa saja pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa? (3) Bagaimanakah persamaan dan perbedaan di antara keduanya? Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bagaimana pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa. (2) Mendeskripsikan bagaimana pemarkah verba pasif dalam bahasa Indonesia. (3) Mendeskripsikan persamaan dan perbedaan pemarkah verba pasif dalam bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural dengan teknik pisah/pilah/bagi, teknik ganti, teknik balik dan teknik parafrase. Objek penelitian ini adalah pemarkah verba pasif {di-}, {ter-}, {ke-} dalam bahasa Indonesia dan {dak-}, {kok-}, {di-} dalam bahasa Jawa. Datanya berupa kalimat yang menggunakan verba pasif bahasa Jawa maupun bahasa Indonesia dengan disertai konteksnya. Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal: (1) Bahasa Indonesia memiliki pemarkah verba pasif yang hampir sama dengan bahasa Jawa. Keduanya memiliki pemarkah verba pasif berafiks {di-} dan konfiks {ke-an}. (2) Perubahan pemarkah verba pasif baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa menjadi bentuk bermarkah verba aktif mempengaruhi perubahan kedudukan konstituen- konstituen lain, dalam hal ini subjek dan objek. (3) Bahasa Indonesia memiliki pemarkah verba pasif, yaitu : Afiks {di-}, afiks {ter-} dan konfiks {ke-an}. (4) Pemarkah verba pasif yang terdapat dalam bahasa Jawa, yaitu: Afiks {di-}, afiks {dak-}, dan afiks {kok-}/{ke-}. (5) Perbedaan pemarkah verba pasif bahasa Jawa dan bahasa Indonesia yaitu: (a) Pemarkah verba pasif bahasa Jawa sudah memiliki kepastian jenis konstituen pengisi fungsi subjek sedangkan bahasa Indonesia tidak. (b) Afiks {ka-/ke-} dalam bahasa Jawa merupakan kalimat pasif dengan subjeknya persona II. Sedangkan konfiks {ke-an} dalam bahasa Indonesia memiliki subjek persona I, II maupun III. (c) Afiks {di-} dalam bahasa Jawa merupakan kalimat pasif dengan subjeknya persona III sedangkan afiks {di-} dalam bahasa Indonesia subjeknya dapat berupa persona I, II maupun III. (d) Afiks {ke-} bahasa Jawa berpadanan dengan afiks {ter-} bahasa Indonesia, afiks {ka- } bahasa Jawa berpadanan dengan afiks {di-} bahasa Indonesia. (e) Didapati kalimat-kalimat bermarkah verba pasif bahasa Jawa yang tidak didapati padanannya dalam bahasa Indonesi

    Gambaran Perilaku Gaya Hidup Sehat Pada Remaja di Ungaran Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Unhealthy lifestyles such as lack of physical activity, eating unhealthy foods, and stress in teenagers are now increasing. The presence of unhealthy behavior in teenagers can be bad for their health, one of which is the increasing of risk of non-communicable diseases. Therefore applying healthy lifestyle behaviors in teenagers is very important to prevent the occurrence of non-communicable diseases in the future.The purpose of this study was to describe healthy lifestyle behaviors in teenagres which included responsibility for health, physical activity, nutrition, spiritual growth, interpersonal relations, and stress management. This study uses descriptive method with cross sectional approach. The study population was 1.445 adolescents. The sampling technique used proportional random sampling. Total samples were 314 teenagers. Data collection used the Healthy Promotion Lifestyle Profile -II questionnaire. Data analysis used Frequency Distribution. The results showed that the majority of teenagers had fairly good healthy lifestyle behaviors of 226 people (72%), quite good on aspect of health responsibility of 214 people (62.8%), good in healthy lifestyle behavior in aspect of physical activity of 160 people (51%), quite good in the nutritional aspect of 159 people (50.6%), goodin the aspect of spiritual growth of 205 people (65.3%), good in aspect of interpersonal relations of 222 people (70.7%) , and good in the stress management aspect of 211 people (67.2%). An advice for teenagers is to use this research results as an input on healthy lifestyle behaviors that can be carried out and applied in daily lifeKey words: Behaviour, Healthy Lifestyle, TeenagerÂ

    Gambaran Perilaku Gaya Hidup Sehat Pada Remaja di Ungaran Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Unhealthy lifestyles such as lack of physical activity, eating unhealthy foods, and stress in teenagers are now increasing. The presence of unhealthy behavior in teenagers can be bad for their health, one of which is the increasing of risk of non-communicable diseases. Therefore applying healthy lifestyle behaviors in teenagers is very important to prevent the occurrence of non-communicable diseases in the future.The purpose of this study was to describe healthy lifestyle behaviors in teenagres which included responsibility for health, physical activity, nutrition, spiritual growth, interpersonal relations, and stress management. This study uses descriptive method with cross sectional approach. The study population was 1.445 adolescents. The sampling technique used proportional random sampling. Total samples were 314 teenagers. Data collection used the Healthy Promotion Lifestyle Profile -II questionnaire. Data analysis used Frequency Distribution. The results showed that the majority of teenagers had fairly good healthy lifestyle behaviors of 226 people (72%), quite good on aspect of health responsibility of 214 people (62.8%), good in healthy lifestyle behavior in aspect of physical activity of 160 people (51%), quite good in the nutritional aspect of 159 people (50.6%), goodin the aspect of spiritual growth of 205 people (65.3%), good in aspect of interpersonal relations of 222 people (70.7%) , and good in the stress management aspect of 211 people (67.2%). An advice for teenagers is to use this research results as an input on healthy lifestyle behaviors that can be carried out and applied in daily lifeKey words: Behaviour, Healthy Lifestyle, Teenager

    ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN PADA NY. AM USIA 28 TAHUN G2P1A0AH1 UMUR KEHAMILAN 39 MINGGU DI PMB NUR ALLAILIYAH BANTUL

    Get PDF
    Proses kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu kejadian yang fisiologis/alamiah, namun dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi baik dengan faktor penyebab maupun tanpa prediksi sebelumnya yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi. Besarnya resiko komplikasi sangat dipengaruhi juga oleh kualitas pelayanan kesehatannya. Asuhan kebidanan berkesinambungan merupakan salah satu upaya pendampingan komprehensif sejak kehamilan sampai dengan selesai masa nifas yang memungkinkan petugas kesehatan selalu memantau pasien setiap tahap sehingga dapat mendeteksi sedini mungkin apabila ada kemungkinan komplikasi. Melakukan asuhan kebidanan yang berkesinambungan/ Continuity of Care (COC) pada Ny. AM usia 29 tahun G2P1Ah0 di PMB Nur Allailiyah Bantul sebagai salah satu upaya untuk menekan angka kematian dan angka kesakitan pada ibu dan bayi. Manajemen asuhan kebidanan pada Ny. AM diberikan, didapatkan kunjungan antenatal sesuai standar, selanjutnya pada persalinan Ny. AM menjalaninya dengan baik tanpa penyulit. Pada masa nifas ibu dalam kondisi baik dan tidak ada tanda-tanda infeksi dan memutuskan untuk memakai alat kontrasepsi KB Pil Progestin. Pada asuhan bayi baru lahir, bayi Ny. AM dalam kondisi baik, sempat mendapat susu formula karena ibu memberikan saat malam jika bayi masih ingin minum terus meskipun sudah disusui,tidak ada cacat bawaan maupun komplikasi. Kesimpulan ; Setelah dilakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan, kondisi Ny. AM dalam menjalani proses kehamilan, persalinan, nifas, dan merencanakan KB adalah baik serta kondisi bayi Ny. AM dalam keadaan sehat. Process of pregnancy, childbirth, newborns, postpartum, and family planning is a physiological/natural event, but it can develop into problems or complications, both with causative factors and without previous predictions that can endanger the life of the mother and baby. The magnitude of the risk of complications is strongly influenced by the quality of health services. Continuous midwifery care is one of the comprehensive assistance efforts from pregnancy to the end of the puerperium which allows health workers to always monitor patients at every stage so that they can detect as early as possible if there are possible complications. Continuous midwifery care in PMB Nur Allailiyah Bantul as an effort to reduce mortality and morbidity rates for mothers and babies. Management of midwifery care in Mrs. AM was given, antenatal visits were obtained according to standards, then on delivery Mrs. AM is doing well without any complications. During the puerperium the mother was in good condition and had no signs of infection and decided to use the progestin-only contraceptive pill. In newborn care, Mrs. AM is in good condition, had time to get formula milk because the mother gave it at night if the baby still wanted to drink even though he had been breastfed, there were no congenital defects or complications. Conclusion ; After conducting continuous midwifery care, Mrs. AM in undergoing the process of pregnancy, childbirth, postpartum, and planning family planning is good and the condition of the baby Mrs. AM in good health

    ANALISIS KESALAHAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BANGUN RUANG BERDASARKAN TEORI PEMROSESAN INFORMASI

    Get PDF
    The purpose of this study was to describe the mistakes made by students in class VIII SMPN 22 Purworejo in solving the problem of building a flat side space based on information processing theory. This type of research is descriptive qualitative research. The subjects of this research were 3 students taken from 5 students of class VIIIB SMPN 22 Purworejo. The results showed that students' errors based on the information processing stages were found in the retieval stage. rehearsal and encoding. Errors in the retrieval stage include (1) errors in the use of arithmetic operations; (2) errors in the use of formulas. errors in the rehearsal stage, namely the repetition of concepts or values that are wrong and errors in the encoding stage, namely students do not re-check every answer produced

    Gambaran Perilaku Bullying Remaja di SMP Negeri 02 Ungaran Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Latar Belakang : Bullying merupakan perilaku agresif tipe proaktif yang di dalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi, menyakiti atau menyingkirkan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap anak lainnya. Dampak negatif perilaku bullying pada remaja dapat terbawa hingga dewasa. Tujuan : Mengetahui gambaran perilaku bullying Remaja di SMP Negeri 02 Ungaran Kabupaten Semarang. Metode : Desain penelitian ini deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini remaja di SMP Negeri 02 Ungaran Kabupaten Semarang sebanyak 1.083 siswa dengan sampel sebanyak 221 responden diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan kuesioner. Data di analisis menggunakan rumus distribusi frekuensi dengan menggunakan soft ware program pengolahan data SPSS. Hasil : Remaja di SMP Negeri 02 Ungaran Kabupaten Semarang sebagian besar remaja awal (14-18 tahun) (53,8%), berjenis kelamin perempuan (51,1%) dan anak ke 1 (44,3%). Remaja di SMP Negeri 02 Ungaran Kabupaten Semarang mempunyai perilaku bullying hampir semua kategori rendah (93,7%), yaitu dalam bentuk perilaku bullying verbal hampir semua kategori rendah (91,4%), bullying fisik hampir semua kategori rendah (97,7%) dan bullying non verbal/non fisik hampir semua kategori rendah (95,9%). Saran : Sebaiknya siswa meningkatkana rasa empati terhadap teman dan menyelesaikan konflik dengan baik tanpa menggunakan kekerasan sehingga dapat mengurangi terjadinya bullying

    Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Kontekstual Menggunakan Articulate Storyline 3 Pada Materi Pola Bilangan Untuk Membantu Pemahaman Konsep

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif pada materi pola bilangan yang layak ditinjau dari kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Metode yang digunakan yaitu penelitian Research and Development (R & D) dengan model yang digunakan yaitu model ADDIE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran interaktif yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian ahli media dan materi yang menunjukkan kategori sangat valid dengan rerata skor dari ahli media sebesar 3,75 dan skor validasi materi sebesar 3,47, kepraktisan media pembelajaran diperoleh kriteria praktis dari skor angket respon siswa sebesar 3,24 dan respon guru sebesar 3,3, Hasil keefektifan media pembelajaran dari tes pemahaman konsep siswa diperoleh media dapat membantu pemahaman konsep dengan persentase ketuntasan secara klasikal sebesar 80% yang memenuhi kriteria efektif. Media pembelajaran interaktif berbasis kontekstual layak digunakan dengan terpenuhinya kriteria valid, praktis, dan efektif
    corecore