Repository Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Not a member yet
    7310 research outputs found

    PENERAPAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF DALAM MENGATASI MASALAH ANSIETAS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD NYI AGENG SERANG

    Get PDF
    Background: Diabetes Mellitus is a chronic disease that requires continuous medical care with a multifactorial glycemic control risk reduction strategy. People with Type II Diabetes Mellitus experience changes in their lives such as dietary adjustments, exercise, and blood sugar control that must be carried out throughout life. These changes can indicate negative psychological reactions such as anxiety. Anxiety can stimulate the hypothalamus to release the hormone cortisol which has an effect on increasing blood glucose levels, so that anxiety problems in patients with type II diabetes mellitus need to be given progressive muscle relaxation non-pharmacological interventions. Objective: To apply progressive muscle relaxation therapy to treat anxiety in patients with type II diabetes mellitus. Methodology: Using a case study on one patient in the Nakula room at Nyi Ageng Serang Hospital. Results: Progressive muscle relaxation techniques are effective in treating anxiety in patients with type II diabetes mellitus. Progressive muscle relaxation gives a relaxing sensation to the body and brain thereby stimulating the pituitary to release endorphins which affect a happy mood and calm the mind. Conclusion: Anxiety problems in patients with type II diabetes mellitus can be overcome by doing progressive muscle relaxation twice a day with 20 minutes of each exercise.. Keywords: diabetes mellitus, anxiety level, blood glucose level, progressive muscle relaxatio

    HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2022

    Get PDF
    Latar Belakang: ASI merupakan makanan pertama bagi anak setelah lahir yang memiliki banyak antibody pembentuk serta gizi yang lengkap dan juga steril, pemberian ASI secara Eksklusif akan menurunkan kejadian stunting pada anak. Tujuan: Mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah Kabupaten Sleman tahun 2022. Metode: Metode observasional analitik dengan metode case control. Menggunakan tehnik pengambilan sampel secara consecutive dengan jumlah sampel sebanyak 90 dengan masing-masing sampel kasus dan kontrol 50:50. Pengolahan data analisis univariat dan bivariat. Hasil: Mayoritas balita tidak ASI eksklusif pada kelompok kasus sebanyak 27%, Tidak KEK sebanyak 66,70%, Usia tidak berisiko 55,60%, tidak anemia sebanyak 71,10%, tidak ada riwayat infeksi sebanyak 91,10%. Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting dengan nilai p 0,03. Kesimpulan: Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah Kabupaten Sleman. Kata Kunci: ASI eksklusif, stunting, balita, menyusu

    PENERAPAN TERAPI OKUPASI MEMASAK PADA PASIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI WISMA SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA

    Get PDF
    Latar Belakang: Halusinasi merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak mampu membedakan antara kehidupan nyata dengan kehidupan palsu. Dampak yang muncul dari pasien dengan gangguan halusinasi mengalami panik, perilaku dikendalikan oleh halusinasinya, dan perilaku kekerasan lainnya yang dapat membahayakan dirinya maupun orang disekitarnya. Salah satu cara penanganan pasien dengan halusinasi adalah dengan memberikan terapi okupasi. Tujuan: Mengetahui gambaran penerapan terapi okupasi memasak pada pasien dengan masalah keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran di Wisma Srikandi RSJ Grhasia. Metode: Metode yang digunakan adalah studi kasus yang dilakukan pada dua orang pasien dengan masalah keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran di Wisma Srikandi RSJ Grhasia Hasil: Setelah dilakukan penerapan terapi okupasi memasak selama tiga sesi dengan durasi 45 menit, masalah keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran pada Ny.Y teratasi ditandai dengan verbalisasi mendengar bisikan menurun, distorsi sensori menurun, perilaku halusinasi menurun dan melamun menurun, sedangkan hasil yang didapatkan pada Ny.S yaitu perilaku halusinasi menurun, menarik diri menurun, melamun menurun, respon sesuai stimulus membaik, dan konsentrasi membaik. Kesimpulan: Hasil studi kasus menunjukkan bahwa penerapan terapi okupasi memasak dapat mengatasi masalah keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran. Kata Kunci: Gangguan persepsi sensori, halusinasi pendengaran, terapi okupasi

    PENERAPAN TERAPI FINGER HOLD DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN DENGAN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS DI RSUP DR. SARDJITO

    Get PDF
    Latar belakang : Systemic Lupus Erythematosus merupakan autoimun dimana autoantibodi diproduksi berlebihan sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri. SLE masuk urutan ke 5 (10,22%) dari 10 besar diagnosa utama di bangsal Dahlia 4 RSUP DR. Sardjito pada tahun 2022. Nyeri merupakan manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien SLE, lebih dari 90 % penderita. Manajemen nyeri berupa farmakologi dan non-farmakologi salah satunya yaitu terapi finger hold. Finger Hold teknik relaksasi murah, sederhana dan mudah dilakukan untuk mengontrol ketegangan sehingga rileks dan dapat menurunkan nyeri. Tujuan : Mampu menerapkan terapi modalitas finger hold dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien dengan SLE di RSUP Dr. Sardjito. Metode : Studi kasus yang melibatkan 2 pasien dengan SLE. Instrumen berupa SOP relaksasi finger hold. Pengukuran intensitas nyeri dengan Numeric Ratting Scale (NRS). Finger hold dilakukan selama 10 menit sebanyak 3 kali dalam 1 kali kunjungan. Hasil : Masalah keperawatan pada kedua pasien adalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi, setelah dilakukan intervensi terapi finger hold selama 10 menit sebanyak 3 kali dalam 1 kali kunjungan masalah keperawatan teratasi dengan terjadi penurunan intensitas nyeri pada kedua pasien. Pembahasan : Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan jika penurunan intensitas nyeri terjadi karena efek relaksasi finger hold membuat responden merasa rileks dan tenang. Gelombang listrik yang dihasilkan dikirim melalui saraf aferon non-nosiseptor menuju organ yang mengalami gangguan memberikan efek relaksasi dan mengeluarkan hormon endhorpin sehingga nyeri menurun. Kesimpulan : Terapi finger hold dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien SLE. Kata Kunci : Finger hold, Nyeri, Systemic Lupus Erythematosus 1 Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 2, 3 Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Yogyakart

    Penerapan Hold Finger Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Nyeri Akut Pada Pasien Post Operasi Appendicitis Di Ruang Anggrek RSUD Wonosari

    Get PDF
    Latar Belakang : Apendicitis akut merupakan peradangan atau sumbatan yang terjadi pada apendiks vermiformis yang bersifat episodic dan hilang timbul dalam waktu yang lama. Gejala yang sering timbul antara lain nyeri pada abdomen kuadran kanan bawah, mual, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri yang berlebihan dapat mengakibatkan rasa yang tidak nyaman sehingga perlu diperhatikan. Salah satu alternatif cara untuk menurunkan intensitas nyeri adalah dengan menggunakan relaksasi Hold Finger. Tujuan : Tujuan dari studi kasus ini adalah memberikan gambaran tentang penerapan Hold Finger untuk mengatasi nyeri akut pada pasien post operasi appendicitis. Metode : Metode penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan 2 pasien post operasi appendicitis yang memiliki masalah nyeri akut. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumen. Hasil : Hasil dari penerapan Hold Finger pada pasien post operasi appendicitis dengan gangguan pemenuhan kebutuhan aman nyaman memberikan pengaruh terhadap nyeri akut yang dirasakan pasien. Perbedaan respon pada kedua pasien setelah diberikan penerapan dikarenakan kedua pasien memiliki skala nyeri yang berbeda dan riwayat penyakit lain yang berpengaruh terhadap nyeri akut pasien. Kesimpulan : Teknik relaksasi Hold Finger dapat dijadikan sebagai alternatif Tindakan keperawatan yang dapat meringkankan intensitas nyeri pasien post operasi appendiciti

    RANCANGAN ALAT FILTRASI UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN PARAMETER DETERJEN, TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD), DAN pH

    Get PDF
    Latar Belakang : Laundry menghasilkan limbah cair yang mengandung deterjen dan pelembut pakaian. Hasil survei dan observasi kondisi air limbah di Cuci Express Laundry mempunyai ciri fisik yaitu keruh gelap, berbau, dan banyak busa. Kondisi tersebut dapat mengindikasikan bahwa air limbah laundry mengandung kadar deterjen, TSS, COD, dan pH yang tinggi. Air limbah laundry tersebut dibuang langsung ke sungai tanpa adanya pengolahan. Sehingga perlu dilakukan pengolahan dengan filtrasi bermedia pasir silika, karbon aktif, dan zeolite. Tujuan : Mengetahui kemampuan alat filtrasi menggunakan media pasir silika, karbon aktif, dan zeolite untuk memperbaiki kualitas air limbah laundry dengan parameter deterjen, TSS, COD, dan pH sesuai Baku Mutu Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016. Metode : Jenis penelitian ini adalah Experiment Quasi dengan desain Pre test – Post test with Control Group. Air limbah laundry dari bak equalisasi dialirkan secara down flow kedalam tabung filter dengan media filtrasi berupa 20 cm pasir silika, 20 cm karbon aktif, dan 20 cm zeolite. Analisis data yang digunakan adalah deskripsi dan uji statistika dengan uji paired t-test dan wilxocon. Hasil : Hasil pemeriksaan rata-rata kadar deterjen sebelum perlakuan 240,7751 mg/L dan sesudah perlakuan 144,2669 mg/L. Rata-rata kadar TSS sebelum perlakuan 49 mg/L dan sesudah perlakuan 33,142 mg/L. Rata-rata kadar COD sebelum perlakuan 1742,3 mg/L dan sesudah perlakuan 995,342 mg/L. Rata-rata pH sebelum perlakuan 7,1 dan sesudah perlakuan 7,3. Kesimpulan : Alat filtrasi dengan media pasir silika, karbon aktif, dan zeolite belum dapat memperbaiki kualitas air limbah laundry sesuai dengan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta No. 7 Tahun 2016 dengan efisiensi removal pada parameter deterjen sebesar 29,58%, TSS sebesar 32,35%, dan COD sebesar 42,42%, sedangkan rata-rata pH sebesar 7,3. Parameter yang belum memenuhi baku mutu yaitu deterjen dan Chemical Oxygen Demand (COD). Kata Kunci : filtrasi, deterjen, TSS, COD, pH, laundr

    CAMPURAN INFUSA TALAS (Colocasia esculenta (L.) Schott), KACANG KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.), EKSTRAK RAGI DAN SERUM SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN BAKTERI Proteus vulgaris

    Get PDF
    Latar Belakang: Media pertumbuhan bakteri harus mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan bakteri, serta pH dan temperatur yang sesuai. Nutrient agar merupakan media pertumbuhan yang sering digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Namun, media ini memiliki harga yang relatif mahal. Inovasi berupa media alternatif yang menggunakan bahan yang mudah didapatkan, murah serta bernutrisi tinggi, seperti talas, kacang kedelai, ekstrak ragi dan serum dapat menjadi solusi permasalahan di atas karena memiliki kandungan karbohidrat, protein dan nitrogen tinggi yang dapat digunakan bakteri untuk tumbuh dan berkembang. Tujuan: Mengetahui campuran infusa talas (Colocasia esculenta (L.) Schott), kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ekstrak ragi dan serum dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri Proteus vulgaris. Metode: Jenis penelitian ini adalah True Experimental Research dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design. Hasil: Rerata jumlah koloni bakteri pada media alternatif dan nutrient agar berturut-turut sebesar 94,53 x103 CFU/ml dan 105,60 x103 CFU/ml dengan selisih 11,07 x103 CFU/ml. Sedangkan, rerata diameter koloni bakteri pada media alternatif dan nutrient agar berturut-turut sebesar 2,10 mm dan 2,53 mm dengan selisih 0,43 mm. Media alternatif dinyatakan cukup efektif sebagai media pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri dengan persentase sebesar 89,52% dan 83,52%. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan jumlah dan diameter koloni bakteri Proteus vulgaris pada nutrient agar dan media alternatif. Kesimpulan: Campuran infusa talas (Colocasia esculenta (L.) Schott), kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ekstrak ragi dan serum dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan bakteri Proteus vulgaris. Kata Kunci: Talas, kacang kedelai, ekstrak ragi, serum, media alternatif, Proteus vulgari

    GAMBARAN MOTIVASI MENYIKAT GIGI DENGAN PASTA GIGI BERBAGAI RASA PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR

    No full text
    Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi dan mulut rentan dihadapi oleh anak usia sekolah dasar. Riskesdas tahun 2018 mencatat proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%. Motivasi dapat memengaruhi perilaku menyikat gigi anak. Anak yang memiliki motivasi baik cenderung memiliki perilaku menyikat gigi yang baik. Untuk itu diperlukan cara agar anak usia sekolah dasar termotivasi untuk menyikat giginya yaitu dengan menggunakan pasta gigi dengan rasa sesuai selera anak. Tujuan Penelitian: Diketahuinya gambaran motivasi menyikat gigi dengan pasta gigi berbagai rasa pada anak usia sekolah dasar. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas 1 sampai dengan 3 SD N 01 Daleman, Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah. Sampel pada penelitian ini sebayak 51 siswa dengan teknik sampel jenuh. Data hasil penelitian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil Penelitian: Siswa yang memiliki motivasi tinggi menggunakan pasta gigi rasa mint sebanyak 37,0%; rasa stroberi sebanyak 8,7%; rasa jeruk sebanyak 8,7%; rasa anggur sebanyak 4,3%. Siswa yang memiliki motivasi sedang menggunakan pasta gigi rasa mint sebanyak 34,8%; rasa jeruk sebanyak 2,2%; dan rasa lain-lain sebanyak 4,3%. Kesimpulan: Motivasi menyikat gigi dengan pasta gigi rasa mint berada pada kategori motivasi tinggi. Kata Kunci: Motivasi, Menyikat Gigi, Pasta Gigi, Anak Usia Sekolah Dasar

    GAMBARAN AKTIVITAS ALT PADA PASIEN TB-MDR DI RUMAH SAKIT RESPIRA YOGYAKARTA

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang: TB-MDR (Tuberculosis Multidrug Resistant) merupakan resistensi bakteri tuberkolosis tehadap beberapa obat anti-tuberkulosis (OAT) lini pertama. Efek samping serius konsumsi OAT yaitu terganggunya organ hati akibat hepatoksisitas. Pemeriksaan yang rutin dijadikan sebagai pemantau fungsi hati adalah pemeriksaan aktivitas AST (Aspartarte aminotransferase) dan aktivitas ALT (Alanine aminotransferase). ALT dinilai lebih spesifik untuk mengukur kerusakan organ hati daripada AST karena ALT banyak di temukan di organ hati. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran aktivitas ALT (Alanine aminotransferase) pada pasien TB-MDR (Tuberculosis Multidrug Resistant) di Rumah Sakit Respira Yogyakarta berdasarkan jenis kelamin, usia, lama pengobatan dan penyakit penyerta. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan retrospektif. Subjek dari penilitian ini adalah seluruh pasien TB-MDR di Rumah Sakit Respira Yogyakarta dari tahun 2021 – 2022 yang berjumlah 26 responden. Objek penelitian ini adalah hasil pemeriksaan aktivitas ALT subjek penelitian. Data yang diperoleh berupa data sekunder. Hasil Penelitian: Dari 26 subjek penelitian yaitu pada pasien TB-MDR didapatkan hasil pada kategori jenis kelamin Didapatkan hasil aktivitas ALT di atas normal pada perempuan memiliki presentase yang lebih tinggi yaitu 20%, pada kategori usia didapatkan aktivitas ALT kelompok usia dewasa akhir memiliki presentase yang lebih tinggi yaitu 40%, pada kategori lama pengobatan didapatkan hasil aktivitas ALT di atas normal pada kelompok pengobatan jangka pendek memiliki presentase yang lebih tinggi yaitu 22% dan pada kategori penyakit penyerta didapatkan hasil aktivitas ALT di atas normal pada kelompok dengan diabetes miletus memiliki presentasi lebih tinggi yaitu 25%. Kesimpulan: Dari 26 subjek penelitian yaitu pada pasien TB-MDR didapatkan hasil aktivitas ALT di atas normal pada kelompok perempuan, usia dewasa akhir, pengobatan jangka pendek dan pasien dengan Diabetes Miletus memiliki presentase aktivitas ALT diatas normal yang lebih tinggi. Kunci: TB-MDR, AL

    PENGARUH PEMBERIAN FOOT MASSAGER TERHADAP WAKTU PENCAPAIAN BROMAGE SCORE PADA PASIEN PASCA SPINAL ANESTESI DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

    No full text
    Latar Belakang : Lama waktu yang dihabiskan pasien di ruang pemulihan ada berbagai faktor termasuk durasi operasi, jenis operasi, teknik anestesi, dan kejadian komplikasi. Pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan menggunakan kriteria penilaian Bromage Score. Foot Massager menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah, meningkatkan aliran balik vena dengan alat yang mudah dan tanpa mereposisi kaki sehingga dapat mempercepat Bromage Score pasien. Tujuan : Diketahuinya pengaruh Foot Massager terhadap Bromage Score pada pasien pasca spinal anestesi di RSUD Tugurejo Semarang. Metode : Penelitian quasi eksperiment dengan posttest only control with two group design menggunakan alat ukur Bromage Score dilaksanakan pada bulan 20 Maret – 10 April 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien pasca spinal anestesi di recovery room RSUD Tugurejo Semarang. Menggunakan 42 responden dengan masing-masing kelompok 21 responden. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney. Hasil : Waktu pencapaian Bromage Score 2 mayoritas cepat (≤45 menit) pada kelompok intervensi dan mayoritas lambat (>45 menit) pada kelompok kontrol. Uji Mann-Whitney menunjukan ada pengaruh yang bermakna dengan p value 0,000. Kesimpulan : : Uji analisa nilai p-value 0.000 (p<0.05). Pemberian Foot Massager berpengaruh terhadap Bromage Score pada pasien pasca spinal anestesi di RSUD Tugurejo Semarang. Kata Kunci : Bromage Score, Spinal Anestesi, Foot Massager

    2,617

    full texts

    3,277

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Repository Poltekkes Kemenkes Yogyakarta is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇