191 research outputs found

    UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR (Penelitian Tindakan Kelas di TK ABA III Sumberlawang Sragen 2011)

    Get PDF
    Kemampuan membaca permulaan penting ditingkatkan agar anak bisa mengikuti pembelajaran ke jenjang pendidikan selanjutnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak adalah dengan menggunakan media gambar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah anak didik yang berada dikelas B atau berusia 5-6 tahun di TK ABA III Sumberlawang berjumlah 14 anak. Penelitian ini dilakukan dengan bekerjasama dengan kepala sekolah dan guru. Data anak dikumpulan melalui pedoman obsevasi anak dan kegiatan peneliti atau guru saat melakukan proses pembelajaran dikumpulkan melalui pedoman observasi guru, adapun wawancara dan dokumentasi hanya digunakan sebagai pendukung untuk mengumpulkan data. Keabsahan data diperiksa dengan triangulasi. Data dianalisis dengan menggunakan tabulasi skor kemampuan membaca permulaan anak dan menghitung prosentase pencapaian kemampuan membaca permulaan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca permulaan anak dengan menggunakan media gambar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat terbukti bahwa terjadi peningkatan dari siklus I sampai dengan siklus III. Kemampuan anak meningkat dari prasiklus 44% menjadi 60.5% pada siklus I. Siklus II kemampuan anak meningkat menjadi 77%, dan pada siklus III kemampuan anak meningkat manjadi 85%. Dari keseluruhan hasil secara individual kemampuan membaca permulaan anak dengan menggunakan media gambar mengalami peningkatan. Indikator yang digunakan dalam penelitian juga mengalami mengalami kenaikan dari siklus I sampai siklus III. Kesimpulan dari penelitian ini adalah media gambar dapat menigkatkan kemampuan membaca permulaan anak

    KESEIMBANGAN PEKERJAAN-KELUARGA DAN KEBAHAGIAAN: STUDI META-ANALISIS

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya studi meta-analisis ini adalah untuk melihat bagaimana korelasi sebenarnya antara keseimbangan pekerjaan keluarga dan kebahagiaan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik meta analisis dua artefak yaitu koreksi kesalahan pengambilan sampel dan koreksi kesalahan pengukuran. Berdasarkan hasil 16 penelitian ilmiah sebelumnya ditemukan rentang penelitian empiris yang dipublikasi antara tahun 2003 hingga tahun 2020 dengan jumlah sampel seluruhnya sebanyak N= 4.654. Hasil meta-analisis  menunjukkan bahwa keseimbangan pekerjaan keluarga berkorelasi positif dengan kebahagiaan (ř =0.561)

    KONTROL DIRI DAN PEMBELIAN IMPULSIF STUDI META-ANALISIS

    Get PDF
    Pembelian impulsif merupakan pembelian yang dilakukan tidak terencana dan secara tiba-tiba, yang biasanya dipengaruhi karena adanya dorongan yang besar untuk memiliki atau menginginkan sesuatu. Kontrol diri memiliki peran sebagai pengatur perilaku pembelian impulsif, yang dapat mengarahkan serta membimbing individu sehingga pada akhirnya dapat mengarahkan ke perilaku yang lebih positif. Tujuan dilakukannya studi meta-analisis ini adalah untuk mengetahui bagaimana korelasi yang sebenar-benarnya antara kontrol diri dan pembelian impulsif. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu menggunakan meta-analisis, dengan mempertimbangkan ukuran efek. Adapun jumlah sample dalam penelitian ini adalah 3754 responden dari 21 penelitian yang memenuhi kriteria. Hasil uji meta-analisis ini menunjukan terdapat korelasi positif antara 0,03 sampai 0,65, dengan tingkat kepercayaan 95 %. Kemudian uji heterogenitas menunjukan hasil yang baik dan tidak terdapat bias publikasi (p<0,01)C

    The Influence Of Economic Factors On HDI In Lampung Province In 2018-2021

    Get PDF
    Lampung Province is adjacent to the major entrance to Sumatra Island, however its HDI has not yet caught up to those of the other provinces on Sumatra Island. This reveals that, in comparison to other provinces on the island of Sumatra, Lampung Province has strategic potential for advancing the welfare of its citizens that has not yet been fully achieved. Examining the effects of economic growth, life expectancy, GRDP, health infrastructure, education infrastructure, and spending for health and education services on HDI in Lampung Province is the goal of this study. This study uses secondary data sources from the djpk.kemenkeu.go.id website and the Lampung Province Central Statistics Agency (BPS) website. The methodology of this study is quantitative, and it analyzes 15 districts and cities utilizing Eviews 13 software by employing the "random effect model" or REM method. According to the study's findings, HDI in Lampung Province increased between 2018 and 2021 as a consequence of improvements in GRDP, life expectancy, educational infrastructure, and health function spending. Meanwhile, the variables Economic Growth, Health Infrastructure, and Education Function Expenditures did not influence the HDI in Lampung Province in the same period

    PERILAKU MENGOSOK GIGI KEBIASAAN MAKAN DAN MINUM TINGGI SUKROSA DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA SISWA DI MIN JEJERAN

    Get PDF
    Latar Belakang: Salah satu masalah kesehatan gigi yang terbesar yang dialami anak sekolah adalah karies gigi. Karies gigi terjadi karena perilaku menggosok gigi yang tidak baik dan kebiasaan makan dan minum tinggi sukrosa yang tidak baik. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara perilaku menggosok gigi, kebiasaan makan dan minum tinggi sukrosa dengan kejadian karies gigi. Metode Penelitian : Jenis penelitian termasuk penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di MIN Jejeran 2 pada bulan Februari sampai Mei 2017.Subyek penelitian adalah murid kelas I sampai V yang hadir dalam dan bersedia menjadi responden yang berjumlah 274 murid. Variabel penelitian adalah perilaku menggosok gigi, kebiasaan makan dan minum tinggi sukrosa, dan karies gigi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan karies gigi pada murid laki-laki 96 murid (35%), lebih tinggi daripada perempuan 84 murid (30,7%). Sebagian besar 266 murid (97,1%) mempunyai perilaku menggosok gigi dengan kategori perilaku baik. Makanan tinggi sukrosa yang sering dikonsusmi oleh murid adalah; crackers, permen, biskuit, dan roti manis, Minuman tinggi sukrosa yang sering dikonsusmi murid adalah teh dan susu buatan sendiri. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan OR (Ood Ratio). Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bermakna perilaku menggosok gigi dengan kejadian karie gigi (p>0,05). Ada hubungan yang bermakna antara perilaku menggosok gigi dengan kebiasaan makan dan minum tinggi sukrosa (p<0,05). Kata kunci: perilaku menggosok gigi, kebiasaan makan dan minum tinggi sukrosa, karies gig

    Pengaruh Pemberian Ekstrak Kedelai (Glycine Max) Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Spermatozoa Tikus Putih Jantang (Rattus Norvegicus) Strain Sprague Dawley

    Full text link
    Kedelai mengandung fitoestrogen, yaitu senyawa yang memiliki khasiat yang sama dengan hormon estrogen dan dapat berinteraksi dengan reseptor estrogen. Salah satu kelompok senyawa yang terdapat pada fitoestrogen adalah Isoflavon. Konsumsi isoflavon diduga dapat berpengaruh buruk pada kesuburan pria, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kedelai terhadap jumlah, morfologi, motilitas dan viabilitas spermatozoa tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain Sprague Dawley. Ekstrak kedelai diberikan secara oral dengan dosis 2,52 mg, 3,78 mg, dan 5,04 mg, sedangkan kelompok kontrol diberi aquades. Penelitian eksperimental ini dilakukan terhadap 24 tikus putih jantan selama 48 hari, setelah itu dilakukan pemeriksaan pada jumlah, morfologi abnormal, motilitas, dan viabilitas sperma. Analisis data menggunakan uji Homogenitas, One Way ANOVA, dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Bonferroni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada penurunan jumlah sperma, peningkatan morfo-logi abnormal, penurunan motilitas, dan penurunan viabilitas sperma tikus putih jantan pada dosis ekstrak kedelai 3,78 mg dan 5,04 mg. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak kedelai memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penurunan jumlah, peningkatan morfologi abnormal, penurunan motilitas, dan penurunan viabilitas spermatozoa tikus putih jantan.Soy bean contains phytoestrogens, the compound that have properties similar to the estrogen hormone and can interact with estrogens receptors. Isoflavones is one of compound group which can be found in phytoestrogens. Consumption of isoflavones could be expected have adversely affected to male fertility. The study aims to determine the effect of soybean extract on sperm number, morphology, motility and viability of spermatozoa white male rats (Rattus norvegicus) of Sprague Dawley strain. Soybean extract was administered orally at a dose of 2.52 mg, 3.78 mg, and 5.04 mg, while the control group was given distilled water. Experimental studies were conducted on 24 white male rats for 48 days, after which we examine the number, abnormal morphology, motility, and sperm viability. Data was analyzed by homogeneity test, One Way ANOVA, followed by post hoc Bonferroni test. The results show that there was a significant effect on the decrease of sperm count, an increase in abnormal morphology, decrease motility and viability of white male rats sperm at a dose of 3.78 mg and 5.04 mg of soybean extract. From the results of this study it can be concluded that soybean extract has significant effect to decrease the number of spermatozoa, increased abnormal morphology, reduced motility and viability of spermatozoa white male rats

    KUALITAS PELAYANAN FARMASI BERDASARKAN WAKTU PENYELESAIAN RESEP DI RUMAH SAKIT

    Get PDF
    Based on Standard of Pharmaceutical Quality in Hospitals, there are methods are applied to distribute pharmaceuticals. One outpatient care efforts is to obtain medication prescribed by a doctor in a short time. The quality of outpatient pharmacy services as measured by the time of complete prescription at the pharmacy installation hospitals are based on reliability, responsiveness, assurance, empathy and tangibles. The study use cross-sectional’s method, which is done by January-February in 2015, to analyze pharmacy quality standard and time of complete prescription. The data used in this study are primary data. This study was used sample of 157 respondents for quetioners and 787 outpatients prescriptions. The results showed that the highest satisfaction turn around time is 13 minutes. For the five variables tested showed that the responsiveness had the highest scores of 3.18 and tangibles has the lowest score of 2,53. Conclusion, time of complete prescription less than 13 minutes and supported by quetioners shows the highest variables of responsiveness at 3,29 are agreed that time to wait is not too long

    PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS POWTOON BERBANTUAN MODELPROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    In 2020 the Ministry of Education, Culture, Research and Technology (Kemendikburistek) issued a policy regarding changes to the curriculum. Then in 2022-2023 the implementation of the new independent curriculum will be implemented in stages starting from class I and class IV. The implementation of the independent curriculum at SD Negeri Sampangan 01 Semarang City is carried out by the principal, teachers and students, as an initial program that follows recovery after the Covid-19 pandemic. The aim of this research is to develop, analyze the feasibility and test the effectiveness of learning videos based on the model-assisted PowerPoint model. problem based-learning in science and science subjects carried out in class IV of SDN Sampangan 01 Semarang. This research method uses research &amp; development (R&amp;D) developed by ADDIE. Data collection techniques use test, observation, interview and questionnaire techniques. The data that has been collected is then analyzed using several initial tests, namely the normality test and homogeneity test, while the final data analysis includes the t test and the N-gain test. The population in this study was 28 class IV students at SDN Sampangan 01 Semarang. The findings in this research show that product feasibility in every aspect is 80.43% media validation, 88.88% material validation, and 92.18% language validation. In the small group t-test, it was 16.473 &gt; 2.570. Shows that there are differences in small group pretest and posttest learning outcomes. In the large group t-test, it was 48.752 &gt; 2.079. Shows that there are differences in pretest and posttest learning outcomes for large groups. For the small group N-gain test it was 0.805 and the large group Ngain test was 0.780. These two values ​​show that there are pretest and posttest values ​​on learning outcomes using Powtoon-based learning videos assisted by the problem based-learning model. The conclusion is that Powtoon-based learning videos assisted by problem based learning models are feasible and effective for use in science and science learning

    Kekambuhan pada Pasien Penyalahguna Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) Pasca Rehabilitasi: Kebijakan dan Program Penanggulangan

    Get PDF
    Abstract Narcotics, Psychotropic, and Addictive Substance Abuse (NAPZA) is a problem in Indonesia, one of the consequences is relapse. Relapse is a process where someone has been declared abstinence (recovered) and returns to using drugs. Relapse rates also still high in some countries. Drug users experience a relapse between one month to one year after leaving the treatment program. The aim of this research was to find out the policies and programs related to handling of NAPZA relapse in rehabilitation centers. The study design was cross sectional with qualitative study by conducting round table discussion (RTD) with stakeholders from the National Narcotics Agency (BNN), Drug and Food Control Agency (BPOM), Directorate for Prevention and Control of Mental Health and Drug Problems Ministry of Health, Drug Addiction Hospital, psychiatric practioners, volunteers, and confirmation to the rehabilitation center. The results of study showed that there was no national minimum standard for handling NAPZA relapse. The various relapse definition caused differences in relapse rates. Relapse rate according to Directorate Mental Health and NAPZA of the Ministry of Health in 2018 was 24.3% as rough figures (claim data). NAPZA relapse rates in the National Narcotics Agency, prior to the post rehabilitation program, was 90%, and decreasing to 30% after conducting post-rehabilitation program. While relapse rate in Rehabilitation and Therapy House, Lido Bogor was around 7%. There is no national standard for how many times a drug user is considered a victim or categorized as criminal action. In conclusion, there is Ministries/institutions of egocentrism in handling NAPZA relapse. Ministry of Health emphasizes medical rehabilitation, Ministry of Social emphasizes social rehabilitation, while BNN more comprehensively covering medical rehabilitation, social rehabilitation, and post rehabilitation. Narcotics, psychotropic, and comprehensive precursor control is carried out by the BPOM comprehensively, from imports, production, distribution, delivery and the use. The existence of E-NAPZA, administrative sanctions and criminal sanctions will reduce illicit trafficking and drug abuse. Indonesian Presidential Instruction No. 6 of 2018 concerning the National Action Plan for the Prevention of Eradication of drug abuse and Circulation (P4GN), in ministries/institutions is expected to decrease the number of NAPZA relapse. Abstrak Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) merupakan masalah di Indonesia yang salah satu akibatnya yaitu kekambuhan (relapse). Relapse merupakan suatu proses dimana seseorang telah dinyatakan abstinence (pulih) dan kembali menggunakan NAPZA. Angka relapse masih tinggi di beberapa negara. Pengguna NAPZA mengalami kekambuhan antara satu bulan sampai dengan satu tahun setelah keluar dari program pengobatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kebijakan dan program yang terkait dengan penanggulangan relapse NAPZA di panti rehabilitasi. Desain penelitian berupa cross sectional dan studi kualitatif melalui round table discussion (RTD) dengan para pemangku kepentingan yaitu Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan, Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO), praktisi kejiwaan, dan relawan, serta konfirmasi ke panti rehabilitasi. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan belum ada standar minimal nasional untuk penanganan relapse NAPZA. Definisi relapse yang beragam menyebabkan perbedaan angka relapse. Angka relapse di Direktorat Jiwa dan NAPZA Kementerian Kesehatan tahun 2018 yaitu 24,3% sebagai angka kasar (data klaim). Angka relapse NAPZA di BNN sebelum adanya program pasca rehabilitasi yaitu 90% dan setelah ada program pasca rehabilitasi menjadi 30%. Angka relapse di UPT Rumah Rehabilitasi dan Terapi NAPZA, Lido Bogor sekitar 7%. Belum ada standar secara nasional sampai berapa kali seorang penyalahguna NAPZA dianggap sebagai korban atau masuk kategori tindakan pidana. Kesimpulan penelitian menunjukkan adanya egosentrisme di masing-masing kementerian/lembaga dalam melakukan kebijakan penanganan penyalahgunaan NAPZA. Kebijakan Kementerian Kesehatan lebih menekankan pada rehabilitasi medis, Kementerian Sosial menekankan pada rehabilitasi sosial, sedangkan kebijakan BNN lebih komprehensif meliputi rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial, dan pasca rehabilitasi. Pengawasan narkotika, psikotropika, dan prekusor komprehensif dilakukan oleh BPOM, mulai dari hulu sampai hilir yaitu dari impor, produksi, penyaluran, penyerahan, dan penggunaan. Aadanya aplikasi E-NAPZA serta sanksi administratif dan pidana dapat mengurangi peredaran gelap dan penyalahgunaan NAPZA. Melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran NAPZA dan Prekusor (P4GN) di kementerian/lembaga diharapkan membantu menurunkan angka relapse NAPZA
    • …
    corecore