29 research outputs found

    PROGRAM APLIKASI PEMUTAR SUARA DENGAN DATABASE CLIENT/SERVER

    Get PDF
    Program pemutar suara merupakan program untuk memutar suara, pada umumnya yang diputar adalah file yang berextensi mp3, wav, midi dan masih banyak macam dan ragamnya. Namun pada aplikasi ini dibatasi hanya file mp3 saja. Program ini dilengkapi dengan pencarian berdasarkan jenis musik, artis dan judul album. Perangkat lunak yang digunakan adalah database MySQL dan MyODBC sebagai driver untuk menghubungkan aplikasi yang menggunakan Delphi dengan MySQL. Sedangkan untuk pemutar suara, menggunakan komponen TMediaPlayer yang ada pada Delphi. Di dalam pengolahan data mp3, seorang admin harus mengolah data secara terstruktur. Karena data-data mp3 ini saling berhubungan. Program ini menggunakan alamat ip dan nama host sebagai identitas user. Dengan begitu data-data lagu yang diakses user terakhir kali masih bisa dilihat oleh user sewaktu menjalankan program ini lagi. Agar aplikasi ini dapat dijalankan di komputer klien, maka harus diinstall MyODBC terlebih dahulu, dan dilakukan pemetaan drive server di dalam komputer klien. Dengan adanya aplikasi ini, dapat dilakukan manajemen terhadap file mp3 di dalam sebuah jaringan dan dapat mengemat ruang harddisk pada komputer klien

    A Finite Element Method for Distortional Buckling Analysis of Thin-Walled Members

    Get PDF
    This paper presents a method for distortional buckling analysis of thin-walled members without assuming longitudinal shape of buckling modes. In this method, the pure distortional elastic buckling loads and deformation modes are achieved by performing a linear buckling analysis of a specially constrained finite element model of the thin-walled member in ANSYS. The constraints on each cross-section are applied independently and can be divided into two parts. The first part, by which distortional buckling can be distinguished from local buckling, depicts the transvers deformation of a cross-section, while the second part originated from longitudinal displacement patterns of distortional modes is used to distinguish this type of buckling from global buckling. Transverse membrane extensions are permitted in the proposed distortional buckling mode. A numerical example is given to demonstrate the method

    Aquatic food security:insights into challenges and solutions from an analysis of interactions between fisheries, aquaculture, food safety, human health, fish and human welfare, economy and environment

    Get PDF
    Fisheries and aquaculture production, imports, exports and equitability of distribution determine the supply of aquatic food to people. Aquatic food security is achieved when a food supply is sufficient, safe, sustainable, shockproof and sound: sufficient, to meet needs and preferences of people; safe, to provide nutritional benefit while posing minimal health risks; sustainable, to provide food now and for future generations; shock-proof, to provide resilience to shocks in production systems and supply chains; and sound, to meet legal and ethical standards for welfare of animals, people and environment. Here, we present an integrated assessment of these elements of the aquatic food system in the United Kingdom, a system linked to dynamic global networks of producers, processors and markets. Our assessment addresses sufficiency of supply from aquaculture, fisheries and trade; safety of supply given biological, chemical and radiation hazards; social, economic and environmental sustainability of production systems and supply chains; system resilience to social, economic and environmental shocks; welfare of fish, people and environment; and the authenticity of food. Conventionally, these aspects of the food system are not assessed collectively, so information supporting our assessment is widely dispersed. Our assessment reveals trade-offs and challenges in the food system that are easily overlooked in sectoral analyses of fisheries, aquaculture, health, medicine, human and fish welfare, safety and environment. We highlight potential benefits of an integrated, systematic and ongoing process to assess security of the aquatic food system and to predict impacts of social, economic and environmental change on food supply and demand

    NORMA-NORMA DALAM TRADISI KAWIN COLONG MASYARAKAT SUKU OSING DESA KEMIREN KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN BANYUWANGI

    No full text
    ABSTRAK   Arrafi, Niea . 2018. Norma-norma dalam Tradisi Kawin Colong Masyarakat Suku Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Skripsi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Margono, M.Pd, M.Si (II) Drs. Suparman AW, S.H, M.Hum Kata kunci : kawin colong, tradisi, Suku Osing, Desa Kemiren, turun-temurun Kawin colong merupakan sebuah tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Tradisi kawin colong pada umumnya dilakukan dengan alasan keluarga dari pihak perempuan tidak menyetujui hubungan yang dijalin oleh anak gadisnya. Kawin colong dengan kawin lari yang dikenal pada umumnya adalah sesuatu yang berbeda antara keduanya. Masyarakat Desa Kemiren hingga saat ini tetap melaksanakan tradisi secara turun-temurun sebagai warisan dari nenek moyang. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan beberapa hal yang mencakup praktik kawin colong yang dilakukan oleh masyarakat Suku Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, perubahan praktik kawin colong yang dilakukan oleh masyarakat Suku Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi dalam konteks perubahan zaman, dan norma-norma yang diterapkan dalam tradisi kawin colong masyarakat Suku Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Dalam mencari data, diperoleh melalui informan yang terdiri dari Kepala Desa Kemiren, Sekretaris Desa Kemiren, Ketua Adat Suku Osing Desa Kemiren, Pembina Suku Osing, dan Tokoh Adat Suku Osing. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan metode, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan mengecek data yang diperoleh dari lapangan, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menjamin keabsahan data yang diperoleh, peneliti melakukan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan atau keajegan pengamatan, triangulasi, dan menggunakan bahan referensi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pertama, tradisi perkawinan yang ada di Desa Kemiren ada tiga macam, yakni kawin colong, ngeleboni, dan angkat-angkatan. Kawin colong merupakan sebuah tradisi yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Tradisi kawin colong pada umumnya dilakukan dengan alasan keluarga dari pihak perempuan tidak menyetujui hubungan yang dijalin oleh anak gadisnya. Prosesi dalam tradisi kawin colong yang berlaku di Suku Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, yaitu: (1) janjian antara kedua calon mempelai, (2) perjalanan menuju rumah, (3) saat sampai rumah, (4) mengirimkan colok, (5) dipertemukannya kedua orang tua calon mempelai, dan (6) akad nikah dan resepsi pernikahan. Kedua, tradisi kawin colong mengalami perkembangan, namun tetap masih dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda agar keberadaan tradisi ini tetap ada. Penyebab terjadinya perubahan kawin colong yaitu pengaruh dari perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkiri efek dari globalisasi juga mempengaruhi adat dan tradisi yang ada di Desa Kemiren, salah satunya kawin colong. Akibat dari perubahan kawin colong sendiri tidak menjadi masalah bagi masyarakat Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Masyarakat Osing tidak keberatan dengan adanya perubahan kawin colong yang berlaku di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, masyarakat Osing mengikuti perubahan yang terjadi dengan tidak meninggalkan norma-norma dari nenek moyangnya. Ketiga, norma-norma yang diterapkan dalam tradisi kawin colong itu tetap ada. Tradisi kawin colong dilindungi oleh adat yang berlaku di Desa Kemiren. Akan tetapi, hukum adat tidak pernah tertulis, namun berlaku pada masyarakat yang tinggal di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Dalam praktik kawin colong terdapat norma-norma yang berlaku dan diterapkan oleh masyarakat Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, yaitu: (1) kawin colong harus dilaksanakan pada malam hari, (2) calon istri harus dibawa ke rumah orang tua dari laki-laki, (3) calon istri dan calon suami tidak boleh menempati satu kamar yang sama, (4) calon suami harus segera menunjuk dan mengirimkan seorang colok, dan (5) colok harus segera mempertemukan kedua keluarga. Sedangkan dalam prasyarat kawin colong terdapat norma-norma yang berlaku pada masyarakat Osing di Desa Kemiren Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, yaitu: (1) calon istri dan calon suami harus saling mencintai, dan (2) calon istri dan calon suami tidak boleh memiliki ikatan dengan orang lain. Saran yang diberikan peneliti setelah melakukan penelitian yaitu perlunya menjaga dan melestarikan tradisi maupun adat-istiadat yang dimiliki oleh daerah maupun bangsanya. Sebagai penerus bangsa, para pemuda Indonesia harus memiliki rasa cinta (nasionalisme) terhadap kebudayaan peninggalan nenek moyang yang dimiliki pada saat ini. Selain itu, perlunya penelitian lanjutan mengenai kebudayaan nasional, untuk menambah kepedulian serta wawasan masyarakat luas akan pentingnya kebudayaan yang saat ini dimiliki. Peran dari lembaga pendidikan sangatlah penting dalam pemberdayaan tradisi maupun budaya, terutama di lingkungan akademis guna menampung berbagai temuan terkait dengan kekayaan budaya yang dimiliki. Serta, adanya peran dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang penting untuk menjaga dan melestarikan tradisi kawin colong, sehingga tradisi ini tetap dikenal serta dilaksanakan oleh masyarakat Suku Osing yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi. Karena tradisi kawin colong merupakan tradisi perkawinan yang khas dan harus tetap dilestarikan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman

    PERAN KEGIATAN KEPRAMUKAAN DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA SISWA SEKOLAH DASAR

    No full text
    ABSTRAK   Degradasi moral dan karakter bangsa mulai terlihat di Indonesia pada saat ini. Banyak daerah mengalami konflik sosial yang tidak sesuai norma yang berlaku di negara ini. Oleh karenanya, pemerintah menggandeng beberapa organisasi yang bergerak dalam hal tersebut untuk bersama-sama mengembalikan lagi tatanan karakter serta jiwa nasionalisme mereka yang mulai roboh oleh globalisasi. Pramuka merupakan salah satu organisasi yang konsen terhadap pembinaan di usia muda. Kegiatan kepramukaan sudah sepatutnya didukung pelaksanaannya oleh semua pihak, terutama orang tua

    PROGRAM APLIKASI PEMUTAR SUARA DENGAN DATABASE CLIENT/SERVER

    No full text
    Program pemutar suara merupakan program untuk memutar suara, pada umumnya yang diputar adalah file yang berextensi mp3, wav, midi dan masih banyak macam dan ragamnya. Namun pada aplikasi ini dibatasi hanya file mp3 saja. Program ini dilengkapi dengan pencarian berdasarkan jenis musik, artis dan judul album. Perangkat lunak yang digunakan adalah database MySQL dan MyODBC sebagai driver untuk menghubungkan aplikasi yang menggunakan Delphi dengan MySQL. Sedangkan untuk pemutar suara, menggunakan komponen TMediaPlayer yang ada pada Delphi. Di dalam pengolahan data mp3, seorang admin harus mengolah data secara terstruktur. Karena data-data mp3 ini saling berhubungan. Program ini menggunakan alamat ip dan nama host sebagai identitas user. Dengan begitu data-data lagu yang diakses user terakhir kali masih bisa dilihat oleh user sewaktu menjalankan program ini lagi. Agar aplikasi ini dapat dijalankan di komputer klien, maka harus diinstall MyODBC terlebih dahulu, dan dilakukan pemetaan drive server di dalam komputer klien. Dengan adanya aplikasi ini, dapat dilakukan manajemen terhadap file mp3 di dalam sebuah jaringan dan dapat mengemat ruang harddisk pada komputer klien

    An improved PSO for dynamic load dispatch of generators with valve-point effects

    No full text
    Dynamic load economic dispatch problem (DLED) is important in power systems operation, which is a complicated nonlinear constrained optimization problem. It has nonsmooth and nonconvex characteristics when generator valve-point effects are taken into account. This paper proposes an improved particle swarm optimization (IPSO) to solve DLED with valve-point effects. In the proposed IPSO method, feasibility-based rules and heuristic strategies with priority list based on probability are devised to handle constraints effectively. In contrast to the penalty function method, the constraint-handling method does not require penalty factors or any extra parameters and can guide the population to the feasible region quickly. Especially, equality constraints of DLED can be satisfied precisely. Furthermore, the effects of two crucial parameters on the performance of the IPSO for DLED are also studied. The feasibility and the effectiveness of the proposed method are demonstrated applying it to some examples and the test results are compared with those of other methods reported in the literature. It is shown that the proposed method is capable of yielding higher-quality solution
    corecore