10 research outputs found

    GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALIWEN

    Get PDF
    Pendahuluan: Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar dan serius karena proses pemulihan dan penyembuhan pada orang dengan gangguan jiwa membutuhkan waktu yang lama dan juga membutuhkan dukungan keluarga untuk menentukan keberhasilan pemulihan. Tujuan: mengetahui dukungan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah kerja Puskesmas Haliwen.   Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif analitis tentang gambaran dukungan keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah kerja Puskesmas Haliwen. Hasil: penelitian ditemukan bahwa dukungan keluarga dalam merawat orang dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Haliwen dalam kategori kurang sebesar 40%, kategori cukup sebesar 75%. Sedangkan untuk dukungan informasional sangat kurang sebesar 38,3%, dukungan instrumental baik sebesar 91,6%, dukungan emosional kurang sebesar 43%. Kesimpulan: Dukungan dari setiap anggota keluarga sangat penting bagi orang dengan gangguan jiwa karena proses penyembuhan ODGJ membutuhkan dukungan penilaian, dukungan informasional dan dukungan instrumental, serta dukungan emosional yang baik sehingga diharapkan keluarga menyadari dan memahami tentang cara perawatan, terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dalam mendukung proses penyembuhan dan pemulihan

    PENGARUH PENGAPURAN DAN PUPUK KANDANG TERHADAP KETERSEDIAAN DAN SERAPAN HARA P SERTA PERTUMBUHAN SEMAI LAMTORO PADA MEDIA TANAH PASCA TAMBANG BATUBARA

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kapur dan pupuk kandang terhadap ketersediaan dan serapan hara P serta pertumbuhan semai lamtoro pada tanah pasca tambang batubara, mendapatkan kombinasi kapur dan pupuk kandang yang optimal terhadap variabel yang diamati. Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan, sejak Maret 2006 sampai Juni 2006 di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang disusun secara faktorial. Faktor pertama adalah kapur yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 x Al-dd, 1 x Al-dd dan 2 x Al-dd. Faktor kedua adalah pupuk kandang yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 g polibag -1 -1 , 150 g polibag -1 dan 300 polibag . Masing-masing perlakuan diulang 3 kali dan masing-masing perlakuan dibuat 2 set, sehingga terdapat 54 unit percobaan. Variabel yang diamati adalah P tersedia, serapan P, Al-dd, pH H O dan berat kering total semai. Data yang diperoleh dianalisis keragamannya deangan uji F pada taraf α 5 %, sedangkan uji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range (DMRT) dan Polinomial Ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan kapur dan pupuk kandang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap Al-dd dan berbeda tidak nyata terhadap pH (H 2 O), P tersedia, serapan P dan berat kering total semai lamtoro. Perlakuan kapur memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap Al-dd, pH (H 2 O), serapan P dan berat kering total semai lamtoro dan berbeda tidak nyata terhadap P tersedia tanah. Sedangkan perlakuan pupuk kandang memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap Al-dd, pH (H 2 2 O), P tersedia, serapan P dan berat kering total semai lamtoro. -1 Berdasarkan nilai rata-rata kombinasi perlakuan kapur 9,22 g polibag dan pupuk kandang 300 g polibag -1 memberikan nilai Al-dd terendah dibandingkan kombinasi perlakuan lainnya. Titik optimal dicapai pada 250 g pupuk kandang polibag -1 dengan serapan P maksimal 0,02 g tanaman -1 -1 dan 284,5 g pupuk kandang polibag dengan berat kering total maksimal 13,59 g tanaman -1

    PENENTUAN KADAR ASIATIKOSIDA EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) DARI BIARO, SARIAK DAN TAWAMANGU DENGAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DENSITOMETRI

    No full text
    Telah dilakukan penelitian penentuan kadar asiatikosida dari ekstrak Centella asiatica dari beberapa daerah berbeda di Sumatera Barat dan Jawa menggunakan metoda KLT-desintometri. Penentuan dilakukan dengan menggunakan Plat KLT dengan fase diam silika Gel F254 dan fase gerak kloroform: metanol: aquabidest: asam asetat glacial (6,5:3:0,4:0,4). Sebanyak 2μL ekstrak ditotolkan pada plat KLT, kemudian dielusi dan dianalisis dengan densitometri pada λmax 525nm. Kadar asiatikosida ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi dari beberapa konsentrasi asiatikosida standar. Data yang diperoleh dianalisa lebih lanjut menggunakan ANOVA satu arah. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar asiatikosida tertinggi berasal dari Biaro (1,15%), diikuti Tawamangu (0,98%), dan Sariak (0,47%). Kata kunci : Centella asiatica, asiatikosida, KLT-densitometri, kadar asiatikosid

    Beat the Devil

    No full text

    Hubungan pengetahuan dan sikap pediculosis capitis dengan perilaku pencegahan pediculosis capitis pada santri asrama pondok pesantren Darussalam Muara Bungo

    No full text
    Tujuan: Pediculosis capitis merupakan penyakit kulit kepala yang disebabkan oleh parasit pediculus humanus varian capitis. Penyakit ini banyak menyerang anak sekolah terutama yang tinggal di asrama. Gatal yang ditimbulkan mengakibatkan berbagai dampak terhadap penderitanya seperti kurangnya kualitas tidur, stigma sosial, rasa malu, dan rendah diri. Penularan dapat melalui kontak langsung maupun tak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang pediculosis capitis dengan perilaku pencegahan pediculosis capitis. Metode: Disain penelitian adalah cross-sectional. Penelitian dilakukan pada santri asrama putri Pesantren Darussalam. Besar sampel sebanyak 72 sampel dengan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil: Hasil analisis chi-square dengan tingkat signifikan 5% menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan pediculosis capitis p-value 0,024 (<?0,05) dan terdapat hubungan antara sikap tentang pediculosis capitis dengan perilaku pencegahan pediculosis capitis p-value 0,019 (<?0,05). Simpulan: Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang pediculosis capitis dengan perilaku pencegahan pediculosis capitis. Kata Kunci: pengetahuan, sikap, perilaku, pediculosis capitis  Abstract Aim: Pediculosis capitis is a scalp disease caused by the parasite pediculus humanus variant capitis. This disease is a lot of attacking school-age children especially who live together in a dormitory. Itching caused by this disease can cause various effects on the sufferer such as lack of quality sleep, social stigma, shyness and low self-esteem. Transmission of pediculosis capitis can occur when there is direct or indirect hair contact with the patient. This study aims to determine the relationship of knowledge and attitude about pediculosis capitis with prevention behavior pediculosis capitis. Method: The design is cross sectional approach. This research was conducted on female students of Darussalam Islamic Boarding School Muara Bungo. The sample size used is 72 samples with proportionate stratified random sampling technique. Data collected by recording of secondary and primary data (questioner). Result: The result of chi-square analysis with significant level of 5% indicated that there was correlation between knowledge about pediculosis capitis with pediculosis capitis prevention behavior p-value 0,024 (<?0,05) and there was correlation between attitude about pediculosis capitis with pediculosis capitis prevention behavior p-value 0,019 (<?0,05). Conclusion: There is a significant correlation between knowledge of pediculosis capitis with prevention behavior of pediculosis capitis and there is correlation between attitude about pediculosis capitis with prevention behavior pediculosis capitis. Keywords: knowledge, attitude, behavior, pediculosis capitis

    Estructura termosalina de la capa activa oceánica en los mares cercanos a Cuba y su influencia en la formación de los ciclones tropicales.

    No full text
    Se presentan una caracterización general de la estructura termosalina de la capa activa oceánica, a partir de los datos hidrometeorologicos recopilados en 37 cruceros realizados en los mares cercanos a Cuba desde 1967 hasta 1994, por especialistas del Centro de Investigaciones Pesqueras y del Instituto de Meteorología, a distancias de hasta 200 Km de la línea costera. Las observaciones incluyen datos meteorológicos y oceánicos. Se incorporaron además los datos recopilados en la zona de estudio durante la expedición internacional ECAC-3 del 2001. A partir de estos datos se determinaron las siguientes características de la capa activa oceánica: a) Espesor de la capa homogénea b) Máximo de salinidad y profundidad de localización, c) Profundidad de localización de la isoterma de 26 (C, d) Frontera inferior de la capa activa e) Tipo de termoclina según su gradiente f) Distribución de las masas de agua. Se estudiaron las variaciones a corto plazo del espesor de la capa homogénea y su posible enlace con la variación de los elementos meteorológicos (velocidad del viento, presión atmosférica, temperatura del aire). Aunque se observa una buena correspondencia en el curso anual, para las oscilaciones a corto plazo las correlaciones son bajas. Además, se analiza el posible enlace entre su estructura vertical y el desarrollo de los ciclones tropicales en el área de estudio. Los resultados obtenidos se ilustran con figuras y tablas
    corecore