32 research outputs found

    Reduksi Sulfat oleh Bakteri Termofilik dari Air Panas Sarongsong Kota Tomohon

    Get PDF
    Sulfate Reducing Bacteria (SRB) is very useful in the process of soil bioremediation as the former colliery land and contaminated heavy metal soil. The purpose of this research are to determine the content of sulfate in Sarongsong hot spring and determine the activity of SRB (anaerobic conditions) in three different stations. The sample in this study were drawn from Sarongsong hot spring Tomohon at three different stations, and are grouped in two groups: aerobic and anaerobic. This research was conducted in the laboratory of biological master CARC SWCU, Salatiga. The results of measurements performed after 7 days treatment. From three sampling stations Sarongsong hot spring; S1 S2, S3 were obtained that the sulfate content in the S3 is the largest 35 mg / L, followed by S2 11 mg / L and S1 3.5 mg / L. Sulfate reduction levels ranging from S1, S2, S3 conducted by SRB after 7 days treatment in a row is 185 mg/L; 191mg/L; and 197 mg/L. Station three (S3) has amount of sulfate reducing morethan S1 and S2. The results of this research provide information that Sulfate Reducing Bacteria is in Sarongsong hot spring Tomohon

    Efek pH Terhadap Pelepasan Fosfat Oleh Lumpur Aktif Dalam Kondisi Anaerob

    Get PDF
    Phosphate removal  in domestic wastewater or  industrial wastewater is a key factor of prevent eutrophication. Mechanisms of  biological  phosphate removal occurs  under both  of anaerobic and aerobic conditions.  Phosphate up take under aerobic condition  is much determined by phosphate released under anaerobic condition. The objective of this research was  to  understand the effect of  various of  external  pH  on phosphate released  by  activated sludge  under anaerobic conditions. For that purpose, the  experiments were  conducted  in  batch system  under anaerobic condition  at  pH of  6.0, 7.0, 8.0 and 9.0   separetely. PO4, Acetate  and MLVSS  were  measured  and  used  as  parameters to  analyze  process.  The results shown  that the highest of  phosphate released  and acetate consumed occurred at pH 9.0 and the lowest it was occurred at pH 6.0. The value of   phosphate/acetate ratio was calculated to be in variation  of 0.161  to 0.256  p-mol/C-mol  in  pH  range  of 6.0  to 9.

    PENGURANGAN AMONIUM DENGAN METODE NITRIFIKASI DAN ANAMMOX PADA AIR LINDI DARI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH JATIBARANG, SEMARANG

    Get PDF
    Kandungan amonium yang cukup tinggi dalam air lindi TPA Jatibarang dapat menurunkan kualitas air sungai Kreo sehingga perlu diturunkan kadarnya. Kadar amonium secara biologis dapat diturunkan menggunakan proses nitrifikasi-denitrifikasi dan anammox. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memanfaatkan prinsip proses nitrifikasi dan anammox yang dirancang secara simultan dalam reaktor tidak terpisah, yang ditandai dengan adanya aktivitas dan interaksi bakteri nitrifikasi dan anammox untuk menurunkan jumlah amonium pada air lindi. Dalam penelitian ini digunakan metode kultur batch pada medium air lindi yang dirancang dengan zonasi aerob-anaerob untuk lingkungan perkembangan bakteri nitrifikasi dan anammox. Kadar amonium, nitrit, dan nitrat pada medium selama 28 hari diukur dan dianalisis dengan spektrofotometri sebagai parameter nitrifikasi, sedangkan kadar amonium dan nitrit diukur sebagai parameter anammox. Proses anammox berlangsung selama 14 hari pertama, dimana indeks amonium adalah 1.0 dan indeks nitrit 0.9, sedangkan pada hari ke-14 hingga hari ke-28 proses denitrifikasi terjadi dengan indeks amonium adalah 0.6 dan nitrit adalah 10.6. Hasilnya adalah kadar amonium pada kultur mengalami penurunan dengan nilai efisiensi zona aerob 39.75% dan zona anaerob 56.35% sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi proses nitrifikasi dan anammox pada medium air lindi. Kata kunci : pengurangan amonium, anammox, air lindi, TPA Jatibarang

    PELESTARIAN HUTAN MANGROVE SOLUSI PENCEGAHAN PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN INDONESIA

    Get PDF
    Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat. Kata kunci : bambu pencemaran perairan, logam berat, pelestarian hutan mangrove, perairan Indonesia

    Eksploitasi dan Konservasi Sumberdaya Hayati Laut dan Pesisir di Indonesia

    Get PDF
    Based on the Central Bureau of Statistics (BPS), the total population in 2010 is predicted to reach 231 million people, or increase 29 million people compared with the 2000 population census data report, which recorded 202 million people. This condition demands the availability of food, clothing, and shelter. One of the solutions to manage human needs is by exploiting sea life and shoreline resources in Indonesia. Indonesia is an archipelago with its enormously potential sea life resources and shorelines. Over utilizing sea life resources can damage the sea and shoreline ecosystems. The efforts have been conducted to protect a balance in building and continuing sea life in water and sea life ecosystems through the conservation done by society, scientists, and the government. In this scientific review, the shoreline and sea life resources in Indonesia are revealed.Key words: exploitation, conservation, sea life resources, shoreline, sea

    Pelestarian Hutan Mangrove Solusi Pencegahan Pencemaran Logam Berat di Perairan Indonesia

    Full text link
    Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat

    Transformasi Nitrogen secara Biologis di Air Panas Sarongsong Kota Tomohon

    Get PDF
    Nitrogen transformation is the alteration process of nitrogen compounds from one form to another occurred in the nature. The transformation can even occur in an extreme environment, such a hot springs, and get through processes, including amonification, nitrification and denitrification. The research objective was to determine the hydrochemicals/ characteristics of water physically and chemically, as well as to determine whether nitrogen transformation occured through the processes of amonification, nitrogen, nitrification and denitrification in Sarongsong hot spring. Samples in the research were taken from Sarongsong Hot spring, Tomohon City at three different stations and were grouped in two: aerobic and anaerobic. This research was undertaken in CARC laboratory, master’s program of biology, SWCU, Salatiga. The level of ammonium, nitrite and nitrate at three stations (S1, S2, S3) at early period of the research were measured. Levels of ammonium, nitrite, and nitrate at S1 respectively are: 4.85mg/ L; 0.00mg/ L; 0.00mg/ L; at S2: 2.45mg/ L; 0.00mg/ L; 0.00mg/ L; on S3: 4.37mg/ L; 0.00mg/ L; 0.00mg / L. following 7 days of treatment, levels of ammonium, nitrite and nitrate in S1, S2, S3 at the condition of the aerobic and anaerobic has altered in concentration, that  is an indication of nitrogen transformation process (amonification process) in Sarongsong hot spring, Tomohon City

    PELESTARIAN HUTAN MANGROVE SOLUSI PENCEGAHAN PENCEMARAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN INDONESIA

    Get PDF
    ABSTRAK   Laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kawasan industri di beberapa kota besar di Indonesia menimbulkan masalah limbah yang menyebabkan pencemaran air oleh logam berat. Aktifitas masyarakat perkotaan menyebabkan produksi limbah rumah tangga dan Industri meningkat, dan dibuang ke lingkungan tanpa pengolahan yang baik. Beberapa perairan yang tercemar logam berat misalnya, Perairan pesisir Teluk Jakarta, perairan pesisir Pulau Panjang Jepara, perairan muara sungai Babon dan Seringin di Semarang dan perairan Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara. Melihat masalah pencemaran perairan pesisir oleh logam berat maka ulasan ilmiah ini penting untuk ditulis. Beberapa logam berat yang dapat dijumpai di perairan pesisir dan laut, dan berbahaya bagi biota laut adalah merkuri (Hg), timbal (Pb),  kadmium (Cd), arsen (As), selenium (Se), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), kromium (Cr), seng (Zn). Sifat logam-logam tersebut sangat berbahaya sehingga perlu untuk dilakukan suatu tindakan yang tepat untuk membersihkan logam-logam berbahaya tersebut. Fitoremediasi lahan mangrove merupakan sebuah strategi yang tepat dalam membersihkan perairan tercemar logam berat karena tumbuhan mangrove jenis Avicennia Marina dan Rhizophora spp., memiliki kemampuan menyerap logam berat pada badan air dan sedimen pada perairan yang tercemar. Hutan mangrove di Indonesia secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun luasannya selalu berkurang. Penebangan oleh masyarakat, pemanfaatan lahan sebagai daerah pertambakan, dan pemukiman serta kepentingan masyarakat terhadap penggunaan hutan mangrove meningkat, membuat kita kehilangan ekosistem mangrove secara perlahan-lahan. Saat ini ekologi kita mengalami masalah pencemaran sehingga upaya-upaya melestarikan ekosisitem-ekosistem yang telah rusak sangat penting. Pelestarian hutan mangrove juga merupakan satu hal yang sangat penting guna memulihkan kawasan perairan pesisir dan laut yang tercemar oleh logam berat. Pemerintah, ilmuan dan kaum akademisi serta masyarakat Indonesia seluruhnya perlu kerjasama yang baik guna melestarikan hutan mangrove di perairan pesisir Indonesia, terutama pada pesisir pantai daerah tercemar logam berat.   Kata kunci : bambu pencemaran perairan, logam berat, pelestarian hutan mangrove,  perairan Indonesia

    Potensi Chlorella SP Sebagai Agen Bioremediasi Logam Berat Di Air

    Full text link
    Pembangunan dan Industrialisasi ini menyebabkan bertambah akumulasi limbah dan menjadi acaman pada lingkungan jika limbah tersebut tidak dikelola secara baik. Senyawa berbahaya yang sering dijumpai dalam limbah diantaranya adalah logam berat. Akumulasi logam berat di lingkungan dan dalam tubuh organisme dapat menimbulkan dampak negatif bagi oragnisme itu sendiri. Sehingga diperlukan suatu tindakan remediasi bagi lingkungan yang telah terkontaminasi dengan logam berat. Untuk proses bioremediaasi logam berat pada lingkungan dibutuhkan suatu agen biologis tertentu yang mampu menyerab logam berat yang terdapat pada lingkungan tercemar. Chlorella sp merupakan suatu agen bioremediasi yang baik, selain dapat hidup pada lingkungan yang tercemar juga dapat memakai logam berat sebagai logam esensial untuk metabolisme. Chlorella sp mampu menyerap beberapa logam berat dengan baik seperti logam Cr (6,660 mg), Cu (7,126 mg), Cd (8,549 mg), Zn (9,181mg) dan mampu bertahan hidup pada lingkungan tercemar dengan adanya peningkatan biomassanya Cr (0,089 mg), Cd (0,088 mg), Cu (0,090 mg), Zn (0,089 mg ), Kontrol (0,091 mg). Jadi dapat disimpulkan bahwa chlorella sp mampu menyerap logam berat dan dapat bertumbuh pada lingkungan yang tercemar oleh logam berat, sehingga dapat dipakai sebagai agen bioremediasi logam berat
    corecore