Journal of Biota
Not a member yet
    543 research outputs found

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sempur Air (Dillenia suffruticosa) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Propionibacterium acnes

    Get PDF
    Sempur air (Dillenia suffruticosa) merupakan salah satu tumbuhan obat tradisional yang dapat ditemui di hutan tropis seperti di Indonesia. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sempur air mampu menghambat pertumbuhan salah satu bakteri penyebab jerawat Staphylococcus aureus. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun sempur air terhadap bakteri penyebab jerawat lainnya, yaitu Propionibacterium acnes. Ekstrak diperoleh melalui proses maserasi menggunakan etanol 70% sebagai pelarut. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram pada medium Nutrient Agar (NA). Penapisan fitokimia dari ekstrak ini diperoleh hasil bahwa ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid tannin, dan saponin yang berpotensi sebagai agen antibakteri. Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sempur air mampu menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, dan 40% sebesar 7,04±0,24; 7,45±0,71; 9,53±0,35; dan 13,07±0,31 mm secara berurutan. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa ekstrak etanol daun sempur air berpotensi sebagai agen antibakteri terhadap P. acnes.

    Assessing the Potential of Prambanan Biodiversity Park for Sustainable Food Resources and Agriculture in Kemudo, Klaten, Central Java

    Get PDF
    Prambanan Biodiversity Park (TKP), situated in Kemudo, Klaten, Central Java, is an important natural reserve dedicated for preservation of local biodiversity and environmental protection by PT.Sarihusada Generasi Mahardhika. This research investigates the park's potential in providing food resources and supporting agricultural practices for nearby communities. Assessment of plant species is conducted to evaluate the park's biodiversity, including surveys, species identification, mapping. The collected data provides an overview of the park's biodiversity and serves as a baseline for further analysis. The analysis focuses on identifying plant species within the park that hold potential value for food resources and agriculture. This includes studying ecological relationships between species and plants that contribute to pest control in agricultural systems. To understand the local community's perspectives and practices related to food and agriculture, interviews, focus group discussions are conducted, exploring their traditional knowledge and utilization of biodiversity for sustenance and farming. The research finds several potential benefits of utilizing TKP for food resources and agriculture. The diverse flora of the park offers a variety of edible plants, such as Moringa oleifera and fruit-based species, which can enhance local diets and provide nutritional diversity. Furthermore, traditional plants like mojo hold potential as natural pesticides, contributing to pest control in agricultural fields. Integration of biodiversity into local food systems may require capacity building and awareness programs to promote sustainable harvesting and cultivation practices. The research recommends the development of conservation strategies and policies focused on sustainable practices, community participation, and educational initiatives to maximize the potential benefits for local food security and agriculture. This research drive conservation strategies that protect biodiversity and enhance the well-being of the local community. TKP emerges as an invaluable resource capable of supplying essential food provisions and supporting eco-friendly agricultural practices for neighboring communities, thereby emphasizing the criticality of interweaving biodiversity preservation within the framework of local food systems

    The Aquatic Productivity Using The Indicator Of Plankton Diversity And Abundance In Telaga Dringo, Indonesia

    Get PDF
    Aquatic productivity is the most basic trophic level in every aquatic ecosystem. Lake Dringo is a protected area and one of the highest lakes on the island of Java. Ecosystem balance can be seen from the study of water productivity. The purpose of this study was to determine the primary productivity and secondary productivity of waters in the Lake Dringo Nature Reserve, Central Java. The purposive sampling method was used in this study by establishing five stations and three replications at each station. The combination of primary and secondary productivity has a total abundance of 22,491-38,556 ind/liter. The highest abundance was Chlorophyta at 33% while the lowest abundance was Rotifera at 4%. This shows that there is no species dominance so that the primary productivity of the waters is still good.

    Salep Ektrak Daun Jamblang (Syzygium cumini) sebagai Penghambat Bakteri Propionibacterium acnes Penyebab Jerawat

    Get PDF
    Jerawat merupakan gangguan pada permukaan tubuh yang umumnya sering muncul pada wajah. Bakteri Propionibacterium acnes merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Penggunaan antibiotik memiliki efek samping pada resiko hipersensitivitas atau alergi, sehingga penggunaan bahan alami sebagai obat herbal menjadi alternatif pengobatan yang baik. Salah satu bahan alami dengan potensi antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes adalah daun tanaman jamblang dengan kandungan antibakteri. Metode pengujian daun jamblang berupa pembuatan ekstrak daun jamblang, skrining fitokimia ekstrak, formulasi salep, uji zona hambat dan uji stabilitas produk salep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan salep ekstrak daun jamblang dalam menghambat bakteri penyebab jerawat P. acnes, serta sifat fisik dan stabilitasnya selama penyimpanan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun jamblang memiliki kandungan flavonoid, triterpenoid, tannin, saponin, dan alkaloid. Hasil terbaik pada uji zona hambat ekstrak dan salep tampak pada konsentrasi 10% yang memiliki aktivitas antibakteri paling baik terhadap P. acnes dengan diameter zona hambat 9,17 mm, sedangkan hasil uji stabilitas terbaik pada salep konsentrasi 15% dengan pH 6,5 ± 0,5, daya sebar 3,17 ± 0,26, daya lekat >2 menit.

    Pengaruh Perlakuan PEG (Polyethylene Glycol) Pada Media Kultur In Vitro Terhadap Anatomi Akar, Kandungan Katalase dan Akumulasi Malondialdehid Kedelai Varietas Deja 2 (Glycine max cv. “deja 2”)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kedelai varietas Deja 2 pada kondisi cekaman kekeringan dengan parameter akumulasi malondialdehid (MDA), kandungan katalase (CAT) dan struktur anatomi akar. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen melalui kultur in vitro biji menggunakan media ½ MS (Murashige & Skoog) yang diberi PEG (Polyethylene Glycol) 6000. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi PEG meliputi 0%; 2,5%; 5%; dan 7,5%. Variabel terikatnya adalah kuantitas akumulasi MDA, kandungan CAT dan karakter anatomis akar kedelai Deja 2. Variabel terkendali meliputi jenis dan cara penggunaan PEG, kondisi lingkungan, dan karakteristik benih yang digunakan. Pengujian MDA menggunakan metode dari Gechev dengan pembacaan spektrofotometer 532 nm dan 600 nm. Pengujian kandungan katalase dilakukan dengan metode Aebi dan Lester dengan pembacaan spektrofotometer 240 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akumulasi MDA meningkat seiring meningkatnya konsentrasi PEG sampai konsentrasi 5%, dan menurun pada konsentrasi 7,5%. Kandungan CAT juga meningkat bahkan sampai pada PEG 7,5%. Perlakuan PEG tidak memberikan pengaruh signifikan pada luas akar, panjang stele dan tebal korteks melainkan pada tebal struktur epidermisnya

    Paparan Pestisida Menginduksi Senesen Dini Pada Mesenchymal Stem Cell In Vitro

    Get PDF
    Pestisida merupakan senyawa kimia yang banyak digunakan sebagai pengendali hama pada aktivitas pertanian. Residu penggunaan pestisida ini dapat mengakibatkan polusi pada lingkungan perairan khususnya di sekitar lahan pertanian. Pestisida yang terakumulasi pada lingkungan perairan maupun hasil pertanian memberikan dampak buruk bagi manusia antara lain gangguan pada sistem organ, jaringan, perkembangan, dan pada tingkat sel mengarah ke senesen. Senesen merupakan suatu kondisi saat sel berhenti melakukan proliferasi. Sel yang mengalami senesen secara alami umumnya terjadi pada individu tua, sebagai respons terhadap pemendekan telomer. Senesen dini akibat paparan pestisida pada umumnya melibatkan mekanisme stres oksidatif, kerusakan DNA, dan disfungsi mitokondria. Senesen memicu penurunan fungsi organ yang mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti kanker, osteoporosis, penyakit kardiovaskuler hingga demensia. Selain itu, senesen juga dapat menyebabkan berhentinya siklus sel punca antara lain pada mesenchymal stem cells (MSCs). Ulasan ini fokus membahas mekanisme senesen akibat paparan pestisida pada sel punca terutama MSCs. Metode yang digunakan yaitu koleksi data dan analisis dari jurnal terindeks Scopus dengan menggunakan VOSviewer. Berdasarkan hasil ulasan diketahui bahwa pestisida menginduksi senesen pada MSCs melalui jaras peningkatan konsentrasi ROS dalam sel dan penurunan aktivitas ALDH. Hal tersebut menyebabkan aktivasi p53, dan p21, yang kemudian akan menyebabkan hambatan pada CDK2 dan  pRB, berakibat pada  inaktivasi E2F serta induksi senesen. Senesen juga akan memberikan respons patofisiologis lain hingga efek tumorigenesis.

    Sinergisme pertumbuhan dan tingkat kesukaan pada pembuatan tempe probiotik dengan penambahan Pichia kudriavzevii TMT-2 dan Lactobacillus plantarum Dad-13

    Get PDF
    Tempe probiotik dapat dibuat dengan penambahan khamir probiotik (Pichia kudriavzevii TMT-2) dan bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum Dad-13). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sinergisme pertumbuhan antara jamur tempe, khamir dan bakteri probiotik, serta menentukan tempe probiotik yang disukai oleh panelis. Penelitian ini dikerjakan dengan menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor, yaitu faktor pertama ialah jenis inokulum (tempe jamur merk Raprima, Raprima + Pichia kudriavzevii TMT-2, Raprima + L. plantarum Dad-13, Raprima + P. kudriavzevii TMT-2 + L. plantarum Dad-13. Faktor kedua adalah lama fermentasi (0, 24, 48, dan 72 jam). Hasil penelitian menunjukkan penambahan yeast, bakteri, dan dan bakteri probiotik tidak menghambat pertumbuhan jamur tempe. Penambahan khamir probiotik mempercepat laju pertumbuhan jamur tempe. Khamir dan bakteri probiotik yang ditambahkan dapat tumbuh dengan baik dan dapat mencapai 9 log10 CFU/g pada akhir fermentasi. Penambahan khamir dan bakteri probiotik tidak menurunkan tingkat kesukaan panelis dibandingkan dengan kontrol (jamur tempe). Berdasarkan jumlah probiotik dan tigkat kesukaan panelis perlakuan terbaik adalah tempe yang diinokulasi dengan Raprima + P. kudriavzevii TMT-2 + L. plantarum Dad-13. Tempe tersebut mengandung jumlah jamur sebanyak 8,53 log10 CFU/g, khamir 9,06 log10 CFU/g, dan bakteri 8,88 log10 CFU/g. Tempe probiotik ini layak untuk dikembangkan khususnya diversifikasi produk olahannya dan tingkat kesukaan konsumen

    Identifikasi Keanekaragaman Tumbuhan Poaceae di Kampus II UIN Sumatra Utara

    Get PDF
    Poaceae atau rumput-rumputan merupakan famili dari ordo Poales yang memiliki banyak manfaat dan pola penyebaran yang cukup luas di negara tropis, termasuk Indonesia. Hal ini dapat diamati melalui banyaknya tumbuhan dari famili Poaceae yang terdapat di lingkungan kampus II UIN Sumatra Utara. Namun, keberadaan tumbuhan tersebut belum diidentifikasi sehingga belum diketahui potensinya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman tumbuhan Poaceae yang ditemukan di kampus II UIN Sumatra Utara sekaligus menelaah potensi yang dimiliki oleh masing-masing ragam spesies tumbuhan tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei eksploratif dan deskriptif, yaitu dengan melakukan pendataan tumbuhan serta mengamati morfologi dan deskripsi tumbuhan tersebut. Sampel tumbuhan dikoleksi dalam bentuk segar dan diidentifikasi di laboratorium Tadris Biologi FITK UINSU. Identifikasi tumbuhan menggunakan prosedur pendataan ciri morfologi tumbuhan dan kunci identifikasi yang bersumber dari buku karangan Gembong Tjitrosoepomo (2011). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 11 genus dengan 12 spesies yang ditemukan di kampus II UIN Sumatra Utara

    Cell Surface and Adherence Properties of Indonesian Indigenous Lactic Acid Bacteria as Probiotic Candidate

    Get PDF
    Adherence to intestinal mucosa is one of the crucial probiotic traits. This ability varied among strains. This study aims to evaluate the cell surface properties and adherence potential of Indonesian Indigenous LAB. The adherence potential was evaluated using auto- aggregation, coaggregation against Salmonella, cell hydrophobicity, and adherence to stainless-steel surface. All strains classified as having medium high aggregation (>90%) after 24 h of incubation and can coaggregate with Salmonella (58-92%). Among all strains, Levilactobacillus brevis AB3 showed the highest hydrophobicity (36%) and adhesion to stainless steel (6.37 log CFU/mL). Current findings suggest that Indonesian Indigenous LAB, especially L. brevis AB3, possessed an adherence property and has a potential to be developed into probiotic bacteria

    Efficacy Study of Eco-Friendly Bleaching Agent for Skeleton Preservation in Animal Skeleton

    Get PDF
    The currently used bleaching materials in skeletal preservation are hydrogen and carbamide peroxide materials with specific concentrations and techniques that impact environmental sustainability. This research describes a simple and eco-friendly technique for preserving skeletons. This research used a qualitative approach. Data were collected through observation and documentation. The collected data were analyzed descriptively. The results show that natural extracts, such as lemon combined with baking soda and commercial bleaching cloth agent, can bleach the skull and bone to preserve the skeleton. The commercial bleaching cloth agent is more capable of bleaching animal skulls and bones to preserve skeletons than natural extracts combined with baking soda do; however, the result is more brittle skeletons. Although specimens in lemon extract combined with baking soda solution more slowly clean and bleach skeleton than commercial bleaching solution, skeletal animals have bond strength and environment-friendly processes. This study recommends that an eco-friendly bleaching agent for skeletal preservation should be applied because it can cope with biological practices about osteology and other science subjects

    497

    full texts

    543

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Journal of Biota
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇