ANALISA KUALITAS OLI TERHADAP JARAK TEMPUH OPERASIONAL DAN EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN MINYAK JARAK (CASTOR OIL) DENGAN PENAMBAHAN OIL ADDITIVE (HEXAGONAL BORON NITRIDE DAN CERAMIC TECHNOLOGY)

Pelumasan memiliki peranan penting pada mesin dan peralatan yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Pelumas bio berbasis minyak nabati dapat memenuhi semua tuntutan baik dari fungsi maupun lingkungan. Saat ini regulasi emisi Euro IV sudah mulai diberlakukan sejak 2018 lalu tentang baku mutu emisi gas buag kendaraan bermotor. Kondisi seperti itu yang menuntut produsen pelumas di penjuru dunia harus menciptakan minyak pelumas yang sesuai standart Euro IV. Banyak produsen minyak pelumas yang mengembangkan dari bahan dasar mineral menggantinya menjadi bahan dasar nabati. Namun secara langsung tidak dapat dilakukan karena memiliki nilai kekentalan kinematik yang rendah dibandingkan dengan minyak bumi mineral dengan begitu harus dicampur dengan aditif untuk menaikan sifat kekentalan minyak nabati pada pengujian ini. Pada penelitian ini mesin uji yang digunakan yaitu mesin 4- langkah SOHC dengan 2-katup pada sepeda motor Honda Revo Fit 110 cc tahun 2018. Minyak jarak murni dan yang ditambahkan aditif digunakan secara langsung sebagai oli pelumas sampai jarak operasional mesin masing-masingnya 1125 km. Tujuan dari pengujian untuk mengetahui kinerja minyak pelumas dan penurunan kualitas dari oli pelumas. Hasil dari penelitian mengalami Keadan minyak pelumas setelah pemakaian mengalami penurunan rapat massa pada suhu 40℃ dan 100℃ setelah jarak tempuh operasional dari mesin, rapat massa sebesar 591,99 kg/m3 menjadi 436,92 kg/m3 pada suhu 40℃ dan 563,87 kg/m3 menjadi 413,09 kg/m3 pada suhu 100. Untuk kekentalan kinematik mengalami penurunan yang cukup signifikan pada suhu 40℃ maupun suhu 100℃. 51,43 cSt menjadi 42,31 cSt pada suhu 40℃ dan mengalami kenaikan 16,72 cSt menjadi 22,36 cSt pada suhu 100℃ untuk minyak nabati murni. Untuk nilai pH mengalami penurunan dari dari pH 7,8 menjadi 5,7 yang sudah mendekati asam kuat oli pelumas sudah harus diganti. Pengambilan sampel oli sebanyak 10 ml disetiap jarak tempuh 75 km sampai jarak pengujian 1125 km membuat oli berkurang sebanyak 150 ml

Studi Pengecoran Aluminium Dengan Metode Sand Casting Dan Centrifugal Casting Terhadap Komposisi Kimia, Massa Jenis, Porositas Dan Struktur Mikro

The purpose of this study was to determine the effect of sand casting and centrifugal casting methods on, chemical composition, porosity, massa jenis and microstructure with the main material used aluminum piston. In this study using the Sand Casting and centrifugal casting methods with pouring temperatures at 750 ° C and rotating speed of centrifugal casting motors of 700 rpm. Chemical composition testing using Emmision Spectrometry (ASTM E-1251). Calculation of massa jenis is done by calculating the mass and volume of the cast. Observation of porosity is done by macro photography using a digital microscope. Testing the microstructure of the results of castings using a metallographic microscope (ASTM E3-11). Chemical composition testing results show that this material contains composition (Al) 85.20%, (Si) 11.34%, (Cu) 1.499%, (Ni) 1.1024%, (Fe) 0.5736% and elements others, according to ASTM B-85-03 standards are classified into Aluminum Al-Si (Aluminum - Silicon) A413.0. The results of the calculation of massa jenis and porosity in sand casting have a massa jenis value of 2.6631 gr / cm3, while for the centrifugal casting method of 2.7054 gr / cm3. It can be concluded that the massa jenis affects the amount of porosity, the higher the massa jenis value, the less porosity that occurs. The results of the observation of the micro structure consists of α (Al) and β (Si) phases. In the Sand Casting casting method, it can be seen that the β (Si) phase has a large and more tenuous shape. In Centrifugal Die Casting the β (Si) phase is smaller and more eve

Eksperimen Pengaruh Variasi Konsentrasi Eugenol oil sebagai Aditif Bahan Bakar n-Heptane Terhadap Properties Bahan Bakar Minyak

Saat ini jumlah kendaraan bermotor semakin meningkat sehingga mengharuskan produsen bahan bakar minyak untuk memproduksi bahan bakar yang semakin banyak pula. Oleh karena itu banyak peneliti yang berlomba-lomba untuk menghemat bahan bakar dengan menambahkan zat aditif seperti TEL dan MTBE, namun penggunaan kedua zat aditif tersebut berbahaya sehingga dilarang penggunaannya oleh pemerintah. Pada penelitian ini akan dilakukan penambahan zat aditif yang terbuat dari bahan alami yaitu eugenol oil yang terdapat pada ekstrak kulit buah jeruk yang akan dicampur dengan bahan bakar n-heptane untuk meningkatkan sifat fisik atau karakteristik dari bahan bakar n-heptane tersebut. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental. Eugenol oil akan dicampur dengan n- Heptane pada berbandingan volume konsentrasi 0%, 1%, 3%, 5%, 7%, 10%, 30%, 50% dan 80% yang kemudian diuji properti bahan bakarnya yang mencakup sifat kimia dan sifat fisik. Setiap penambahan konsentrasi aditif mengalami kenaikan hasil senyawa yang terkadung dan sifat fisiknya, pada perbandingan dari setiap konsentrasi, konsentrasi 30% dan 80% hampir memenuhi standar hidrokarbon kategori 2 dan 6 sedangkan pada perbandingan densitas konsentrasi 10% dan 30% memenuhi batas maksimal dan minimal. Kemudian viskositas konsentrasi 10% sampai 50% cenderung mendekati viskositas bensin sedangkan hasil flashpoint megalami peningkatan yang dipengaruhi oleh gaya van der walls yang ditinjau dari hasil chemical properties. Sedangkan hasil nilai kalor pada konsentrasi 30%, 50% dan 80% cenderung sama dan lebih besar dibandingkan nilai kalor bahan bakar lainnya sehingga dengan penambahan aditif pada bahan baku bensin dapat menjadi sebuah keunggulan pada properties bahan bakarny

Bali Economic, Mobility, Transportation and Hotels to The end of 2021 Tren

Purpose: Based on the Bali Economic Quarterly Development document for the second quarter of 2021 by BPS, the Covid-19 pandemic has become a greater distortion when compared to past events in the Province of Bali. The economic crisis in 1998, the Bali Bombing I in 2002, the Bali Bombing II in 2005, and the eruption of Mount Agung in 2017 can have a lighter impact Design/methodology/approach: Restrictions on transportation routes and calls to stay at home recommended throughout the country should negatively shock the tourism sector Findings: This number experienced a decrease of 7 visits or a decrease of -28.00 percent compared to the previous quarter. The decline in Bali tourism on a quarter to quarter basis is also in line with year on year conditions. Paper type: Research pape

Pengembangan Model Indek Kekeringan Hidrologi Berdasarkan Volumetrik waduk

Phenomena perubahan iklim global hampir terjadi diseluruh belahan dunia dan berdampak pada berbagai sektor kehidupan di bumi. El-Nino merupakan salah satu bencana alam akibat dari terjadinya perubahan iklim global. Peristiwa El-Nino ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan air laut dan berkurangnya curah hujan yang terjadi. Pada saat peristiwa El-Nino, terjadi suatu kondisi berkurangnya pasokan dan ketersediaan air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air multi sektor. Badan air berupa sungai, danau, waduk dan air bawah permukaan menjadi defisit. Pada saat tersebut juga terjadi peningkatan kebutuhan air sehingga terjadi ketidak seimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan

Gross hematuria as the presentation of an inguinoscrotal hernia: a case report

<p>Abstract</p> <p>Introduction</p> <p>Several complications have been reported with inguinal hernias. Although hematuria and flank pain, either as the presentation or as a complication of inguinal hernia, are infrequent, this condition may lead to the development of obstructive uropathy, which can have diverse manifestations.</p> <p>Case presentation</p> <p>A 71-year-old Iranian man with Persian ethnicity presented with new onset episodes of gross hematuria and left-sided flank pain. A physical examination revealed a large and non-tender inguinal hernia on his left side. An initial workup included an abdominal ultrasound, an intravenous pyelogram and cystoscopy, which showed left hydronephrosis and a bulging on the left-side of his bladder wall. On further evaluation, computed tomography confirmed that his sigmoid colon was the source of the pressure effect on his bladder, resulting in hydroureteronephrosis and hematuria. No tumoral lesion was evident. Herniorrhaphy led to the resolution of his signs and symptoms.</p> <p>Conclusion</p> <p>Our case illustrates a rare presentation of inguinal hernia responsible for gross hematuria and unilateral hydronephrosis. Urologic signs and symptoms can be caused by the content of inguinal hernias. They can also present as complications of inguinal hernias.</p

Prioritizing orphan proteins for further study using phylogenomics and gene expression profiles in Streptomyces coelicolor

BACKGROUND:Streptomyces coelicolor, a model organism of antibiotic producing bacteria, has one of the largest genomes of the bacterial kingdom, including 7825 predicted protein coding genes. A large number of these genes, nearly 34%, are functionally orphan (hypothetical proteins with unknown function). However, in gene expression time course data, many of these functionally orphan genes show interesting expression patterns.RESULTS:In this paper, we analyzed all functionally orphan genes of Streptomyces coelicolor and identified a list of "high priority" orphans by combining gene expression analysis and additional phylogenetic information (i.e. the level of evolutionary conservation of each protein).CONCLUSIONS:The prioritized orphan genes are promising candidates to be examined experimentally in the lab for further characterization of their functio

Pemetaan Lahan Budidaya Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Ditinjau Dari Sisi Ekobiologis di Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo.

Rumput laut merupakan salah satu sumberdaya laut yang memiliki manfaat untuk industri makanan, farmasi, dan lain-lain karena rumput laut menghasilkan agar, karaginan dan alginat. Rumput laut juga memiliki kandungan karbohidrat, protein dan sedikit lemak yang merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Permintaan pasar domestik dan luar negeri serta potensi rumput laut yang terus meningkat maka memberikan peluang yang sangat besar agar budidaya rumput laut dapat dikembangkan. Selanjutnya kebutuhan rumput laut dunia terus meningkat, dalam menghadapi pangsa pasar tersebut Indonesia belum mampu memanfaatkannya secara optimal. Dalam pengembangan budidaya rumput laut di pesisir Kecamatan Banyuputih Kabupaten Situbondo perlu diperhatikan kecenderungan masyarakat pembudidaya untuk memanfaatkan sumberdaya perairan pantai secara maksimal dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, maka perlu memperhatikan kondisi perairan agar tidak terjadi degredasi lingkungan yang mengalami tekanan ekologi sehingga menurun kualitasnya. Untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan rumput laut maka perlu menerapkan pola usaha tani yang tepat dan meperhatikan kesesuaian lahan serta mencegah penurunan kualitas lingkungan perairan pantai yang selanjutnya akan meningkatkan produktifitas usaha budidaya. Selanjutnya setelah diketahui lokasi yang sesuai dengan kondisi ekologis, maka akan dilakukan analisis terhadap laju pertumbuhan dan analisis kualitas (karaginan) rumput laut dan juga penetuan lokasi dengan mengunakan Sistem Informasi Geografis (GIS). Selain itu perlu diketahui daya dukung/tampung untuk budidaya rumput laut dalam lokasi/kawasan yang telah ditentukan atau sesuai dengan syarat tumbuhnya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk untuk Menganalisis kesesuaian ekologis wilayah perairan untuk pengembangan budidaya rumput laut secara berkelanjutan di Kecamatan Banyuputih. Memetakan lahan pengembangan budidaya rumput laut, Menganalisis daya dukung lahan untuk pengembangan budidaya rumput laut dalam suatu kawasan. Menyusun strategi pengembangan budidaya rumput laut. Prosedur penelitian yang dilakukan adalah, pengumpulan data penunjang utama, analisis parameter pertumbuhan, analisis kandungan karaginan, analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), analisis daya dukung lingkungan, serta strategi pengembangan budidaya rumput laut. Kesimpulan yang di peroleh adalah 1. Hasil evaluasi terhadap parameter ekobiologis di wilayah perairan penelitian Kecamatan Banyuputih dapat dikategorikan memenuhi syarat untuk pengembangan budidaya rumput laut dengan metode rakit apung. 2. Hasil evaluasi/analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan budidaya rumput laut di lokasi penelitian adalah sangat sesuai 340,80 ha, sesuai 440,35 ha dan tidak sesuai 720,97 ha. 3. Luas lahan yang efektif untuk pengembangan budidaya rumput laut adalah 230,48 (60% dari luas x sangat sesuai) dengan jumlah rakit yang boleh dioperasikan adalah 50.223 unit. 4. Strategi pengembangan budidaya rumput laut di kecamatan Banyuputih yang perlu diterapkan adalah mengacu pada pengelolaan lingkungan perairan berbasis ekologis, aspek teknologi dalam budidaya rumput laut dan penataan kawasan sesuai daya dukung lingkungan

Frequency and outcomes of gastrostomy insertion in a longitudinal cohort study of atypical parkinsonism

\ua9 2024 The Authors. European Journal of Neurology published by John Wiley &amp; Sons Ltd on behalf of European Academy of Neurology.Background: Multiple system atrophy (MSA), progressive supranuclear palsy (PSP) and corticobasal syndrome (CBS) show a high prevalence and rapid progression of dysphagia, which is associated with reduced survival. Despite this, the evidence base for gastrostomy is poor, and the optimal frequency and outcomes of this intervention are not known. We aimed to characterise the prevalence and outcomes of gastrostomy in patients with these three atypical parkinsonian disorders. Method: We analysed data from the natural history and longitudinal cohorts of the PROSPECT-M-UK study with up to 60 months of follow-up from baseline. Survival post-gastrostomy was analysed using Kaplan–Meier survival curves. Results: In a total of 339 patients (mean age at symptom onset 63.3 years, mean symptom duration at baseline 4.6 years), dysphagia was present in &gt;50% across all disease groups at baseline and showed rapid progression during follow-up. Gastrostomy was recorded as recommended in 44 (13%) and performed in 21 (6.2%; MSA 7, PSP 11, CBS 3) of the total study population. Median survival post-gastrostomy was 24 months compared with 12 months where gastrostomy was recommended but not done (p = 0.008). However, this was not significant when correcting for age and duration of symptoms at the time of procedure or recommendation. Conclusions: Gastrostomy was performed relatively infrequently in this cohort despite the high prevalence of dysphagia. Survival post-gastrostomy was longer than previously reported, but further data on other outcomes and clinician and patient perspectives would help to guide use of this intervention in MSA, PSP and CBS

Ancient Migratory Events in the Middle East: New Clues from the Y-Chromosome Variation of Modern Iranians

Knowledge of high resolution Y-chromosome haplogroup diversification within Iran provides important geographic context regarding the spread and compartmentalization of male lineages in the Middle East and southwestern Asia. At present, the Iranian population is characterized by an extraordinary mix of different ethnic groups speaking a variety of Indo-Iranian, Semitic and Turkic languages. Despite these features, only few studies have investigated the multiethnic components of the Iranian gene pool. In this survey 938 Iranian male DNAs belonging to 15 ethnic groups from 14 Iranian provinces were analyzed for 84 Y-chromosome biallelic markers and 10 STRs. The results show an autochthonous but non-homogeneous ancient background mainly composed by J2a sub-clades with different external contributions. The phylogeography of the main haplogroups allowed identifying post-glacial and Neolithic expansions toward western Eurasia but also recent movements towards the Iranian region from western Eurasia (R1b-L23), Central Asia (Q-M25), Asia Minor (J2a-M92) and southern Mesopotamia (J1-Page08). In spite of the presence of important geographic barriers (Zagros and Alborz mountain ranges, and the Dasht-e Kavir and Dash-e Lut deserts) which may have limited gene flow, AMOVA analysis revealed that language, in addition to geography, has played an important role in shaping the nowadays Iranian gene pool. Overall, this study provides a portrait of the Y-chromosomal variation in Iran, useful for depicting a more comprehensive history of the peoples of this area as well as for reconstructing ancient migration routes. In addition, our results evidence the important role of the Iranian plateau as source and recipient of gene flow between culturally and genetically distinct population