31 research outputs found

    ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN NIFAS DAN KB DI RSI. A YANI SURABAYA

    Get PDF
    Salah satu yang menjadikan tolak ukur status kesehatan suatu negara dapat dilihat dari pelayanan maternal yang dilakukan tenaga kesehatan, termasuk oleh bidan. Saat ini angka kematian dan kesakitan Ibu dan bayi masih sangat tinggi termasuk negara kita yaitu Indonesia. Untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 (Depkes,2015). Maka perlu dilakukan standart pelayanan kebidanan yang dimulai sejak masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan penggunaan kontrasepsi. Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of care pada ibu hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan manajemen kebidanan dan pendokumentasian pada SOAP. Asuhan kebidanan yang dilakukan penulis pada Ny. N Mutigravida di mulai saat usia kehamilan 36-37 minggu pada tanggal 31 maret 2016. Pada kunjungan kehamilan ibu mengeluh kakinya bengkak dapat diatasi dalam kunjungan kedua dan ketiga masalah tersebut merupakan masalah fisiologis dalam kehamilan dan dari semua kunjungan yang dilakukan pemeriksaan semua dalam batas normal. Pada usia kehamilan 41 minggu ibu bersalin di BPM Nanik Pulo Wonokromo secara normal. Proses persalinannya pada lama persalinan berlangsung kala I 8 jam 30 menit, kala II 1 jam, kala III 7 menit dan kala IV 2 jam. Pada tanggal 21 April 2016 jam 19.30 WIB bayi lahir Spontan di RSI. A Yani dengan berat 3246 gram, panjang 47 cm, jenis kelamin perempuan pada proses persalinan tidak ada penyulit. Pada masa nifas kunjungan dilakukan sebanyak 4 kali dan hasil pemeriksaan ibu dalam batas normal, keadaan ibu baik, proses involusi dan laktasi baik. Keadaan bayi dalam kunjungan 1-4 dalam keadaan baik. Pada kunjungan KB ibu diberikan konseling mengenai macam-macam KB sebelumnya, kunjungan kedua di nifas hari ke 25 ibu dan suami memutuskan untuk menggunakan metode KB suntik 3 bulan. Asuhan yang diberikan pada Ny. N sudah dilakukan dengan baik dan benar sehingga setelah diberikan asuhan, bengkak pada kaki sudah diatasi. Proses persalinan yang normal dan lancar tanpa penyulit serta pada masa nifas tanpa ada keluhan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu koopratifdan mengikuti anjuran yang diberikan oleh petugas kesehatan Berdasarkan hasil asuhan kebidanan secara continuity of care yang telah diberikan kepada Ny. N saat hamil, bersalin, nifas, BBL, serta KB hasil pemeriksaan yang didapat dalam batas normal, tidak ada penyulit. Diharapkan klien dapat menerapkan asuhan dan konseling yang telah diberikan dan kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat sehingga angka kematian ibu dan bayi akan menurun

    ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM) DI DESA SUMBER BRANTAS KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU JAWA TIMUR

    Get PDF
    AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui Efisiensi Usahatani Kentang di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. 2. Untuk Menganalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Pada Usahatani Kentang di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan Bulan Februani-Maret 2021 di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur. Metode penelitian yang dilakukan yaitu dengan pendekatan kuantitatif surve lapang. Pemilihan Lokasi di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur sebagai lokasi penelitian itu dilakukan secara sengaja (purposive), dengan menggunakan metode random sampling dari 140 populasi petani kentang didapatkan sampel 35 sampel petani kentang. Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Malang Jawa Timur di dapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 92.179.525,90/Ha/Mt dan didapatkan nilai R/C Ratio nya sebesar 1,04 dimana nilai R/C Ratio > 1 yangberarti bahwa usahatani tersebut efisien atau menguntungkan. Berdasarkan analisis fungsi produksi Cobb Douglas yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa usahatani kentang di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur dapat di katakana efisien dan menguntungkan. Nilai F hitung yang diperoleh sebesar 20,73 dengan nilai probabilitas sebesar 0,0001 (lebih kecil dari 0,05) pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Variabel faktor yang mempengaruhi produksi kentang adalah luas lahan, bibit, pupuk kandang, pupuk NPK dan pupuk TSP sedang variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah pestisida dan tenaga kerja.Kata Kunci : Fungsi Produksi Cobb Douglas, Kentang, Usahatani

    ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2010/2011

    Get PDF
    ABSTRAK digilib.uns.ac.id Rini Dwi Lestari. ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal faktorisasi suku aljabar (2) faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal faktorisasi suku aljabar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten. Sebagai sumber data adalah siswa kelas VIIIA dan guru matematikayang mengajar pada kelas tersebut. Dari sumber data tersebut dipilih 5 siswa sebagai informan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan data hasil wawancara. Sedangkan data hasil observasi digunakan sebagai penguat pada hasil analisis data. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa ada 4 yaitu (1) kesalahan terjemahan (a) kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui, penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam membaca dan memaknai soal, siswa langsung menuliskan dalam bentuk notasi saja, tanpa mengetahui makna dari soal tersebut, (b) kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan. Penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam membaca soal, (c) kesalahan dalam menentukan jawaban dari soal. Penyebabnya siswa tidak memahami perintah dalam soal dan tidak memahami cara penyelesaiannya. (2) kesalahan konsep (a) kesalahan dalam memfaktorkan bentuk aljabar yang meliputi, (i) Kesalahan dalam menggunakan prosedur pemfaktoran. Penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami operasi pejumlahan dan perkalian bentuk aljabar, pemfaktoran bentuk aljabar, baik pada pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 dan, ax 2 bx c, a 1 maupun pemfaktoran dengan cara distributif. Siswa juga tidak memahami karakteristik bentuk aljabar yang dapat diselesaikan dengan masing-masing cara pemfaktoran tersebut selain itu siswa juga kurang latihan, (ii) Kesalahan dalam menentukan nilai p + q dan p.q pada pemfaktoran bentuk aljabar ax2+bx+c, a=1.Penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang memahami pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 dan perbedaannya dengan pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 , (iii) Kesalahan dalam mensubstitusikan nilai p dan q ke dalam rumus,penyebab terjadinya kesalahan ini v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah karena siswa tergesa – gesa dalam mengerjakan dan kurang teliti, (b) Kesalahan dalam menuliskan pernyataan pada soal ke dalam model matematika,penyebabnya siswa tidak mengetahui maksud pernyataan tersebut, siswa kurang teliti dalam membaca soal, (c) kesalahan dalam menentukan prosedur menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami cara penyelesaian dari setiap operasi pecahan di atas dan siswa tidak dapat mengaitkan operasi hitung pecahan bentuk aljabar dengan operasi hitung pecahan biasa, (d) kesalahan yang berhubungan dengan materi prasyarat yaitu kesalahan dalam operasi pecahan penyebabnya adalah karena siswa tidak teliti dalam mengerjakan dan siswa memang tidak paham tentang operesi pecahan. Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada umumnya disebabkan karena siswa kurang teliti dan kurang latihan . (3) kesalahan hitung,meliputi (a) Kesalahan dalam operasi perkalian aljabar penyebabnya siswa kurang memahami cara penyelesaian operasi perkalian bentuk aljabar suku dua dengan bentuk aljabar suku dua. Siswa juga tidak memperhatikan nilai koefisien dari setiap sukunya dalam mengalikan. (b) Kesalahan dalam operasi mengkuadratkan bentuk aljabar suku dua,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami penyelesaian operasi perpangkatan bentuk aljabar suku dua, tidak teliti, dan kurang latihan (c) kesalahan dalam operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar,meliputi (i) kesalahan dalam operasi pengurangan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif (ii) Kesalahan dalam menyederhanakan pecahan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang lengkap dalam menerima penjelasan dari guru. Pemahaman siswa mengenai cara menyederhanakan pecahan yaitu membagi pembilang dan penyebut dengan bentuk yang sama . (4) kesalahan strategi meliputi kesalahan dalam melakukan pembagian bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan siswa kurang banyak melakukan latihan. ABSTRAK digilib.uns.ac.id Rini Dwi Lestari. ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL FAKTORISASI SUKU ALJABAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal faktorisasi suku aljabar (2) faktor apa saja yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal faktorisasi suku aljabar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Jaten. Sebagai sumber data adalah siswa kelas VIIIA dan guru matematikayang mengajar pada kelas tersebut. Dari sumber data tersebut dipilih 5 siswa sebagai informan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, tes, dan wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data yaitu dengan membandingkan data hasil tes dan data hasil wawancara. Sedangkan data hasil observasi digunakan sebagai penguat pada hasil analisis data. Teknik analisis data menggunakan analisis data kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kesalahan yang dilakukan siswa ada 4 yaitu (1) kesalahan terjemahan (a) kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui, penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam membaca dan memaknai soal, siswa langsung menuliskan dalam bentuk notasi saja, tanpa mengetahui makna dari soal tersebut, (b) kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan. Penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam membaca soal, (c) kesalahan dalam menentukan jawaban dari soal. Penyebabnya siswa tidak memahami perintah dalam soal dan tidak memahami cara penyelesaiannya. (2) kesalahan konsep (a) kesalahan dalam memfaktorkan bentuk aljabar yang meliputi, (i) Kesalahan dalam menggunakan prosedur pemfaktoran. Penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami operasi pejumlahan dan perkalian bentuk aljabar, pemfaktoran bentuk aljabar, baik pada pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 dan, ax 2 bx c, a 1 maupun pemfaktoran dengan cara distributif. Siswa juga tidak memahami karakteristik bentuk aljabar yang dapat diselesaikan dengan masing-masing cara pemfaktoran tersebut selain itu siswa juga kurang latihan, (ii) Kesalahan dalam menentukan nilai p + q dan p.q pada pemfaktoran bentuk aljabar ax2+bx+c, a=1.Penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang memahami pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 dan perbedaannya dengan pemfaktoran bentuk aljabar ax 2 bx c, a 1 , (iii) Kesalahan dalam mensubstitusikan nilai p dan q ke dalam rumus,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tergesa – gesa dalam mengerjakan dan kurang teliti, (b) Kesalahan dalam menuliskan pernyataan pada soal ke dalam model matematika,penyebabnya siswa tidak mengetahui maksud pernyataan tersebut, siswa kurang teliti dalam membaca soal, (c) kesalahan dalam menentukan prosedur menyelesaikan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pecahan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami cara penyelesaian dari setiap operasi pecahan di atas dan siswa tidak dapat mengaitkan operasi hitung pecahan bentuk aljabar dengan operasi hitung pecahan biasa, (d) kesalahan yang berhubungan dengan materi prasyarat yaitu kesalahan dalam operasi pecahan penyebabnya adalah karena siswa tidak teliti dalam mengerjakan dan siswa memang tidak paham tentang operesi pecahan. Kesalahan konsep yang dilakukan siswa pada umumnya disebabkan karena siswa kurang teliti dan kurang latihan . (3) kesalahan hitung,meliputi (a) Kesalahan dalam operasi perkalian aljabar penyebabnya siswa kurang memahami cara penyelesaian operasi perkalian bentuk aljabar suku dua dengan bentuk aljabar suku dua. Siswa juga tidak memperhatikan nilai koefisien dari setiap sukunya dalam mengalikan. (b) Kesalahan dalam operasi mengkuadratkan bentuk aljabar suku dua,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa tidak memahami penyelesaian operasi perpangkatan bentuk aljabar suku dua, tidak teliti, dan kurang latihan (c) kesalahan dalam operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar,meliputi (i) kesalahan dalam operasi pengurangan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif (ii) Kesalahan dalam menyederhanakan pecahan bentuk aljabar,penyebab terjadinya kesalahan ini adalah karena siswa kurang lengkap dalam menerima penjelasan dari guru. Pemahaman siswa mengenai cara menyederhanakan pecahan yaitu membagi pembilang dan penyebut dengan bentuk yang sama . (4) kesalahan strategi meliputi kesalahan dalam melakukan pembagian bentuk aljabar. Hal ini dikarenakan siswa kurang banyak melakukan latihan

    Hubungan Antara Depresi Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Remaja

    Get PDF
    Dimasa modern ini, merokok merupakan suatu perilaku yang tidak asing lagi. Merokok dapat dikonsumsi oleh siapa saja, seperti orang tua, anak kecil bahkan remajapun juga mengkonsumsi rokok. Salah satu karakteristik khas perkembangan remaja adalah emosi menjadi lebih labil. Ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi, dapat mengarahkan mereka pada terjadinya gangguan mood seperti depresi. Remaja yang depresi cenderung untuk berperilaku merokok. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang saling berkaitan. Tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan antara depresi dengan kecenderungan perilaku merokok pada remaja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara depresi dengan kecenderungan perilaku merokok pada remaja. Subjek penelitian adalah siswa kelas 2 SMK Kristen I Klaten jurusan teknik pemesinan, jumlah subjek 38 orang. Teknik pengambilan sempel menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala depresi dan skala kecenderungan perilaku merokok. Teknik analisis menggunakan Product Moment Karl Pearson. Hasil perhitungan teknik analisis product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar = 0,350, p = 0,031 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan antara depresi dengan kecenderungan perilaku merokok. Semakin tinggi depresi maka semakin tinggi kecenderungn perilaku merokok pada subjek penelitian. Depresi pada subjek penelitian tergolong sedang, nilai rerata empirik (RE) = 22,45 dan rerata hipotetik (RH) = 31,5. Kecenderungan perilaku merokok pada subjek penelitian tergolong sedang, nilai rerata empirik (RE) = 94,00 dan rerata hipotetik (RH) = 97,5. Besar sumbangan efektif 12,2%, yang berarti masih terdapat 87,8% faktor-faktor lain yang mempengaruhi kecenderungan perilaku merokok diluar variabel depresi

    Hubungan Antara Stress Akademik Dengan Kecenderungan Perilaku Merokok Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Banyak orang mengetahui akan bahaya yang sering ditimbulkan dari perilaku merokok. Perokokpun tidak peduli dengan keberadaan orang disekitar yang juga berhak mendapatkan udara bersih. Perilaku merokok ini sudah merabah ke usia belia bahkan pada perempuan yang dampaknya sangat beresiko terutama bila sedang mengandung. Perilaku merokok pada remaja awal hingga menginjak dewasa awal dimulai dari kecenderungan individu tersebut untuk menghisap rokok. Kadangkala seseorang akan menjadi perokok bila mengalami gangguan stress dengan alasan untuk menghilangkan stress. Salah satu pemicu stress justru sering datang dari lingkungan sekolah/kampus Universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku merokok pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta, tingkat stress akademik, kecenderungan perilaku merokok dan sumbangan efektif stress akademik terhadap kecederungan perilaku merokok. Hipotesis yang di ajukan adalah ada hubungan positif antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku merokok pada mahasiswi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Subjek penelitian adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta yang terdiri dari 533 mahasiswi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala stress akademik dan skala kecenderungan perilaku merokok. Data di analisis menggunakan korelasi Product Moment dari Spearman’s Rho.. Berdasarkan hasil analisis korelasi dari Spearman’s Rho diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,708 ; p = 0,000 (p< 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara stress akademik dengan kecenderungan perilaku merokok. Berdasarkan dari hasil analisis juga diketahui variabel stress akademik memiliki rerata empirik (RE) sebesar = 88,27 dan rerata hipotetik (RH) = 67,5 yang berarti bahwa stress akademik kepada subjek tergolong tinggi. Variabel kecenderungan perilaku merokok memiliki rerata empirik (RE) sebesar 84,30 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 90 yang menunjukkan bahwa kecenderungan perilaku merokok mahasiswi tergolong kategori sedang. Sumbangan efektif yang diperoleh koefisien determinan (r²) sebesar 0,608 sehingga sumbangan stress akademik terhadap kecenderungan perilaku merokok sebesar 60,8%, yang berarti masih terdapat 39,2% variabel-variabel lain Kata Kunci : Stress Akademik, Kecenderungan Perilaku Meroko

    Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa SMA

    Get PDF
    Motivasi belajar adalah suatu dorongan pada diri individu yang tertjadi karena faktor instrinsik atau ekstrinsik, yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan belajar yang menjadikan dirinya semangat dan senang dalam belajar sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada siswa, salah satuya adala dukungan keluarga yang didapatkan siswa didalam lingkungan rumahnya. Ketika individu mendapatkan dukungan keluarga yang baik, maka siswa tersebut akan memiliki motivasi belajar yang tinggi, begitu juga sebaliknya.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SMA, mengetahui tingkat dukungan keluarga pada siswa SMA, dan motivasi belajar siswa SMA. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar pada siswa SMA. Subjek penelitian sebanyak 90 siswa. Alat ukur yang digunakan skala motivasi belajar dan skala dukungan keluarga. Data analisis yang telah dilakukan dengan meenggunakan teknik kerelasi product moment dari Pearson. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar 0,616 dengan sig = 0,000 < (0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan keluarga dengan motivasi belajar. Variabel dukungan keluarga mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 95,91 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti dukungan keluarga subjek tergolong tinggi. Variabel motivasi belajar memiliki rerata empirik (RE) sebesar 130,47 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 117,5 yang berarti motivasi belajar subjek tergolong sedang. Sumbangan efektif variabel dukungan keluarga terhadap motivasi belajar sebesar 38 %. Hal ini berarti masih terdapat 62% faktor lain yang mempengaruhi motivasi belajar siswa diluar variabel dukungan keluarga

    Pengaruh Pemberian Ramuan Herbal guna Meningkatkan Produktivitas Broiler (Gallus Domesticus) Stunting

    Get PDF
    Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung bawang putih dan temulawak terhadap produktivitas broiler stunting. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mencari referensi melalui jurnal yang memiliki topic pembahasan sama terkait. Teknik pengumpulan data narrative review dengan: 1. Pengambilan formulasi herbal dari jurnal yang terkait. 2. Penarikan dengan &nbsp;kesimpulan&nbsp; serta&nbsp; inti&nbsp; dari&nbsp; jurnal&nbsp; untuk&nbsp; dijadikan&nbsp; objeck&nbsp; narrative&nbsp;&nbsp; review. Berdasarkan review jurnal dapat disimpulkan bahwa pemberian ramuan herbal (temulawak dan bawang putih) dapat meningkatkan produktivitas broiler stunting. Penggunaan tepung bawang putih untuk perlakuan berkisar 0,02%-2,0% sedangkan temulawak dapat diberikan sebanyak 1%dan 2%

    Ecobricks as A Sustainable Solution: Designing an Eco-Friendly Reading Garden to Reduce Plastic Waste

    Get PDF
    The increasing population from year to year has led to a rising demand for housing. Alongside this population growth, there has been a concurrent increase in waste production, particularly plastic waste discarded into the environment. In order to achieve SDG Goal 11, community engagement activities are being conducted. These activities occur within the Ecovillage Karawang community, a network dedicated to environmental preservation and plastic waste recycling. The methods employed include surveys, literature reviews, and the application of Ecobricks. Previously, community engagement activities involved providing tools for plastic shredding and Ecobrick production, but these were limited to residual plastic bottles and hard plastics. This community engagement project (PKM) aims to design and construct a 2.5m x 2.5m&nbsp; reading garden using Ecobricks as a building material. The aim of this PKM program is to provide multiple benefits through a single activity, specifically the application of Ecobricks as a construction material and the reduction of plastic waste through the reuse of ecobricks. This PKM project determined that 105 kg of plastic waste, including wrappers from candies, beverage sachets, plastic bags, and packaging, were used in constructing the reading garden. It, of course, contributes significantly to reducing plastic waste in the environment

    PEMANFAATAN PAPAN LAMINASI BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper (Schult. f.) Backer ex Heyne) SEBAGAI PENGGANTI KAYU

    Get PDF
    Bambu petung dapat dibuat papan laminasi karena memiliki dinding batang tebal (10 mm – 30 mm), dinding batang yang tebal akan menghemat penggunaan perekat.   Syarat pembuatan papan laminasi bambu yaitu berbatang lurus, usia 3 sampai 5 tahun dan tidak terserang hama penyakit. Pemanfaatan bambu petung sebagai papan laminasi diharapkan dapat menghemat penggunaan kayu kualitas tinggi, efesiensi biaya dan bermanfaat bagi kelestarian hutan sehingga dapat menekan sekecil mungkin penebangan hutan. Untuk kelayakan penggunaan bambu petung sebagai papan laminasi perlu dilakukan pengujian sifat fisika. Sifat fisika dibutuhkan untuk mengetahui kestabilan dimensi papan yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui sifat fisika papan laminasi bambu petung dan pengaruh berat  labur terhadap sifat fisika papan laminasi bambu petung.  Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor (berat labur) dengan 3 perlakuan (50 gr/ . 75  gr/  dan 100 gr/  ).  Pembuatan papan laminasi bambu dengan metode penyambungan atau perakitan dengan menggunakan perekat PVAC untuk menjadi bentuk papan.  Pengujian sifat fisika papan laminasi bambu petung meliputi kadar air, berat jenis dan perubahan dimensi.  Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dengan software SPSS 26. Kesimpulan dari hasil penelitian papan laminasi bambu petung adalah: (1).Sifat fisika papan laminasi bambu petung :kadar air 13,48%-13,88%; berat jenis kering udara 0,75 – 0,81   ; berat jenis kering tanur 0,79 – 0,85; pengembangan panjang 0,00% – 0,20%.  ; pengembangan tebal 0,57% – 2,66%.  ; pengembangan lebar 0,60% – 2,24%.  ; penyusutan panjang 0,00% – 0,46%.  ; penyusutan tebal 1,14% – 4,26%.  ; penyusutan lebar -3,75% – 0,00%.  (2). Berat labur perekat tidak berpengaruh pada semua pengujian sifat fisika papan laminasi bambu petung kecuali pada penyusutan lebar. (3).3. Kadar air dan berat jenis masuk dalam Standar JAS 234:2003 (JPIC 2003) dan  Standar SNI 03-2105-2006 sedangkan pengembangan dan penyusutan tidak masuk dalam standar.  (4). Berdasarkan nilai berat jenis dan kadar air maka papan laminasi bambu petung masuk dalam kelas kuat II yang dapat digunakan untuk konstruksi berat, tahan ditempat tidak terlindungi dan terkena tanah lembab
    corecore