PEMANFAATAN PAPAN LAMINASI BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper (Schult. f.) Backer ex Heyne) SEBAGAI PENGGANTI KAYU

Abstract

Bambu petung dapat dibuat papan laminasi karena memiliki dinding batang tebal (10 mm – 30 mm), dinding batang yang tebal akan menghemat penggunaan perekat.   Syarat pembuatan papan laminasi bambu yaitu berbatang lurus, usia 3 sampai 5 tahun dan tidak terserang hama penyakit. Pemanfaatan bambu petung sebagai papan laminasi diharapkan dapat menghemat penggunaan kayu kualitas tinggi, efesiensi biaya dan bermanfaat bagi kelestarian hutan sehingga dapat menekan sekecil mungkin penebangan hutan. Untuk kelayakan penggunaan bambu petung sebagai papan laminasi perlu dilakukan pengujian sifat fisika. Sifat fisika dibutuhkan untuk mengetahui kestabilan dimensi papan yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui sifat fisika papan laminasi bambu petung dan pengaruh berat  labur terhadap sifat fisika papan laminasi bambu petung.  Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor (berat labur) dengan 3 perlakuan (50 gr/ . 75  gr/  dan 100 gr/  ).  Pembuatan papan laminasi bambu dengan metode penyambungan atau perakitan dengan menggunakan perekat PVAC untuk menjadi bentuk papan.  Pengujian sifat fisika papan laminasi bambu petung meliputi kadar air, berat jenis dan perubahan dimensi.  Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis keragaman (ANOVA) dengan software SPSS 26. Kesimpulan dari hasil penelitian papan laminasi bambu petung adalah: (1).Sifat fisika papan laminasi bambu petung :kadar air 13,48%-13,88%; berat jenis kering udara 0,75 – 0,81   ; berat jenis kering tanur 0,79 – 0,85; pengembangan panjang 0,00% – 0,20%.  ; pengembangan tebal 0,57% – 2,66%.  ; pengembangan lebar 0,60% – 2,24%.  ; penyusutan panjang 0,00% – 0,46%.  ; penyusutan tebal 1,14% – 4,26%.  ; penyusutan lebar -3,75% – 0,00%.  (2). Berat labur perekat tidak berpengaruh pada semua pengujian sifat fisika papan laminasi bambu petung kecuali pada penyusutan lebar. (3).3. Kadar air dan berat jenis masuk dalam Standar JAS 234:2003 (JPIC 2003) dan  Standar SNI 03-2105-2006 sedangkan pengembangan dan penyusutan tidak masuk dalam standar.  (4). Berdasarkan nilai berat jenis dan kadar air maka papan laminasi bambu petung masuk dalam kelas kuat II yang dapat digunakan untuk konstruksi berat, tahan ditempat tidak terlindungi dan terkena tanah lembab

    Similar works