111 research outputs found

    MENGARTIKULASIKAN PERENCANAAN PENDIDIKAN DI ERA DIGITAL

    Get PDF
    Mengartikulasikan perencanaaan pendidikan dapat dimaknai sebagai upaya untuk merumuskan kembali secara kekinian tentang definisi, teori, konsep, dan strategi perencanaan pendidikan yang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan cepat. Prinsip akselerasi, efisiensi, efektifitas dan jaminan kualitas dalam perencanaan pendidikan sudah merupakan sebuah  keniscayaan, di era digital.Atas kehendak Alloh SWT, perkembangan teknologi semakin cepat dan semakin canggih dan telah berdampak pada berbagai sektor kehidupan manusia. Dengan teknologi, manusia semakin dipermudah dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya dengan munculnya teknologi digital, semua ada di ujung jari. Hampir semua pemenuhan kebutuhan hidup manusia (makanan, minuman, pakaian, listrik, air, telekomunikasi, transportasi, pengobatan, pendidikan, dll) cukup dengan menggunakan tekanan jari di atas smartphone dan komputer melalui akses internet.Para pendidik di semua umur tak bisa mundur untuk menguasai teknologi digital, kalau tidak akan terpental. Bagaimana membuat perencanaan pendidiakn di era digital, diperlukan sebuah artikulasi perencanaan pendidikan di era digital karena tidak bisa lepas dari pengaruh berbagai faktor, antara lain: reformasi, demokrasi, sosial budaya, globalisasi, dan humanisasi yang tetap menempatkan manusia pada porsi yang bernilai tinggi. Apa manfaat dan ancaman dari kemajuan teknologi dalam bidang perencanaan pendidikan di era digital tidak dapat dihindarkan lagi.Artikulasi perencaan pendidikan di era di gital merupakan komponen yang berupa kesatuan untuk mengantisipasi  hal tersebut. Mengartikulasikan perencanaan pendidikan merupakan salah satu  upaya untuk melakukan filter derasnya era digital, agar pendidikan tetap on the tracksesuai dengan tujuan pendidikan yaitu  membentuk manusia seutuhnya, bangsa yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, bekerja sama,  membentuk bangsa mempunyai jiwa patriotik, suka menolong sesama, bangsa yang dinamis dan mengawal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar mengantarkan manusia Indonesia beriman dan bertaqwa kepada Alloh SWT

    FUNGSIONALISASI SUPERVISI PENDIDIKAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER KEJUJURAN GURU DALAM PENINGKATAN KUALITAS PROFESI GURU DAN PEMBELAJARAN

    Get PDF
    ABSTRACTThe quality of the performance teaching profession and the quality of learning affect the success of the teaching and learning process. Teacher honesty character will support the quality of teacher professional performance more effectively. Efforts to improve the ability to carry out the learning process require attention from the person in charge of the education system continuously, among others, through the functionalization of educational supervision. The implementation of educational supervision with standard technical strategies will be better if the function is more focused on developing the character of teacher honesty in learning. The job of a supervisor is to help, encourage, and give teachers confidence that the teaching-learning process can and must continue to be better. Supervision activities are carried out through various processes of teaching problem solving and aim to improve the effectiveness and efficiency of the teaching-learning process. Supervision is a help to the teacher in improving the teaching-learning situation. The results will be better if it focuses on internalizing the character of honesty in the teacher in carrying out the main tasks and functions in school. Keywords: Functionality, Supervision, Honesty, Teachers, Education ABSTRAKKualitas kinerja profesi guru dan kualitas pembelajaran mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar. karakter kejujuran guru  akan mendukung kualitas kinerja profesi guru lebih efektif. Upaya meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan proses pembelajaran memerlukan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan secara terus menerus antara lain melalui fungsionalisasi supervisi pendidikan. Pelaksanaan supervisi pendidikan dengan strategi teknik yang sudah baku akan lebih baik bila fungsinya lebih fokus pada pengembangan karakter kejujuran guru dalam pembelajaran. Tugas seorang supervisor adalah untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus terus lebih baik. Kegiatan supervisi terlaksana melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar. Supervisi merupakan bantuan kepada guru dalam perbaikan situasi belajar-mengajar, akan lebih baik hasilnya bila memfokuskan pada internalisasi karakter kejujuran pada diri guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di sekolah. Kata kunci: Fungsionalisasi, Supervisi, Kejujuran, Guru, Pendidikan

    Integrasi Kurikulum Berbasis Pesantren pada Lembaga Pendidikan

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan integrasi kurikulum berbasis pesantren pada sekolah umum. Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam usaha pembangunan sumber daya manusia dan penanaman nilai-nilai kemanusiaan yang mengarah kepada tatanan kehidupan masyarakat yang beradab dan berperadaban. pendidikan juga tidak akan terlepas dari ranah kurikulum. Hal ini wajar, karena kurikulum adalah alat pendidikan yang sangat krusial dalam kerangka sistem pendidikan baik formal, nonformal bahkan informal. Kurikulum juga merupakan salah satu kunci tolok ukur keberhasilan pendidikan, sehingga perlu dilakukan pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat merespon demands masyarakat. Sebab pada dasarnya pendidikan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kurikulum yang demikianlah yang relevan dengan masyarakat.  Sekolah Berbasis Pesantren (SBP) sebagai salah satu model pendidikan Islam yang dapat menggabungkan dua sistem sosial, yakni sistem sosial pesantren dan sistem sosial sekolah. Model pendidikan Islam ini bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang agamawan sekaligus ilmuwan secara utuh, sehingga dapat berperan utuh dalam sistem sosial kemasyarakatan. Institusi pendidikan pesantren dan institusi pendidikan sekolah memiliki sistem sosial dan keunggulan masing-masing. Untuk mengakomodasi dikotomi tersebut maka muncul model Sekolah Berbasis Pesantren. Sekolah Berbasis Pesantren, yaitu program yang berupaya mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan sekolah dengan penyelenggaraan pendidikan di pondok pesantren. Pendidikan umum adalah sekolah yang memberikan pemahaman pengetahuan umum, mencetak ahli pengetahuan atau ilmuwan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal di Indonesia yang memiliki keunggulan dalam pengembangan sains dan teknologi

    Konsep Dasar dan Strategi Penjaminan Mutu Pendidikan: Sebagai Review Kebijakan Mutu Pendidikan

    Get PDF
    Konsep dasar dan strategi penjaminan mutu pendidikan merupakan kajian penting bagi pendidik dan tenaga kependidikan, karena mereka merupakan  komponen utama yang bertanggung jawab dalam mengendalikan dan meningkatkan mutu pendidikan. Penjaminan mutu tersebut dilakukan melalui standarisasi, sertifikasi, uji kompetensi, penilaian kinerja, dan evaluasi mutu internal atau Evadir (Evaluasi Diri). Diberlakukannya Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah berdampak terhadap pengelolaan di daerah. Di satu sisi kebijakan otonomi pendidikan sangat berpengaruh positif terhadap berkembangnya sekolah yang berbasis kebutuhan dan tantangan yang dihadapi. Namun akibat keragaman potensi sumberdaya pendidikan di daerah menyebabkan mutu keluaran sangat bervariasi. Oleh karena itu, standarnisasi mutu regional dan nasional merupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam upaya quality a assurance atau penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka pengendalian mutu pendidikan di Indonesia, Depdiknas mengembangkan sebuah Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (SPPMP). Salah satu komponen dari SPPMP adalah monitoring sekolah oleh pemerintah kabupaten yang sudah mulai dilaksanakan pada tahun 2009. Tujuan dari monitoring sekolah oleh pemerintah kabupaten adalah untuk meningkatkan mutu monitoring sekolah yang dilaksanakan oleh kantor Dinas Pendidikan Kabupaten, dan pengawas sekolah di tiap kabupaten, agar informasi yang diperoleh dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan monitoring sekolah oleh pemerintah kabupaten, yaitu : a) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan monitoring oelh pemerintah kabupaten, b) uji coba petunjuk teknis pelaksnaan monitoring, c) mereviu petunjuk teknis pelaksanaan monitoring, d) melaksnakannya secara nasional. Monitoring sekolah oleh pemerintah kabupaten bisa melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS adalah penilaian untuk meninjau kesesuaian kinerja sekolah dengan rencana sekolah yang telah dikembangkan sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kata Kunci: sistem penjaminan mutu pendidikan, monitoring sekolah, rendahnya mutu pendidikan

    MODEL INOVASI PENDIDIKAN DENGAN STRATEGI IMPLEMENTASI KONSEP “DARE TO BE DIFFERENT”

    Get PDF
    Dalam menghadapi perubahan kehidupan di berbagai aspek yang semakin cepat dan semakin rumit serta sulit diprediksi, inovasi pendidikan harus menjadi prioritas penting dan genting karena pendidikan masih dijadikan penopang utama peningkatan kualitas sumber daya manusia. Model inovasi pendidikan di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia masih cenderung lebih dominan menggunakan startegi“top-down model” yaitu inovasi pendidikan yang dikembangkan dari atas oleh pihak penentu kebijakan dari tingkat pusat, untuk dilaksanakani secara imperatip hingga ke tingkat insitusi pendidikan yang paling bawah, hal ini akan membuat tenaga pendidik dan tenaga kependidikan kreatifitasnya menjadi tumpul. Dengan demikian inovasi pendidikan mestinya diimbangi dengan strategi “bottom-up model“ yaitu model inovasi pendidikan yang dikembangkan dari bawah, yang bersumber dari hasil kreatifitas tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan di setiap institusi pendidikan yang dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Agar inovasi pendidikan dapat berjalan lebih cepat dari berbagai perubahan lainnya, perlu dicari berbagai model dan strategi yang lebih ampuh melalui berbagai pendekatan ilmiah.Model inovasi pendidikan dengan strategi implementasi konsep“Dare to be different” merupakan suatu konsep yang digunakan untuk memotivasi para penyelenggara pendidikan dalam melakukan inovasi pendidikan dengan tidak mempertentangkan berbagai model dan strategi inovasi pendidikan yang sudah ada. Model ini lebih menitikberatkan pada internalisasi semangat dalam melakukan inovasi pendidikan, khususnya oleh para pendidik. Dare to be different artinya berani tampil beda, maka mulailah dengan kata dare yang merupakan singkatan dari kata dream, attitude, relatioship, dan excellence. Kata Kunci: Inovasi pendidikan, dare to be differen

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU PESERTA DIDIK PADA SMP NEGERI 6 MAKASSAR

    Get PDF
    Abstract The study aims at examining the influence of the implementation of inquiry learning model on the improvement of integrated Social Studies learning outcomes at SMPN 6 Makassar. The study is quantitative research with quasi experimental type. The study was conducted at SMPN 6 Makassar with the samples of 70 students obtained from grade Vlll.g and grade Vlll.i. Data were collected by employing test and documentation techniques. Data were analyzed by using descriptive analysis and inferential analysis. The results of the study reveal that (1) the inquiry learning model, which used to improve integrated Social Studies learning outcomes at SMPN 6 Makassar, was started from coaching the students by identifying the problems, determining hypothesis, discussing with the groups, collecting information, processing and analyzing the data or information being collected, and drawing conclusion, (ii) the integrated Social Studies learning outcomes at SMPN 6 Makassar based on the pretest obtained 35% of students met the minimum completeness and improved to 88.57% after implementing inquiry learning model which met the minimum completeness, and (iii) the implementation of inquiry learning model gives influence in improving integrated Social Studies learning outcomes at SMPN 6 Makassar. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada peserta didik di SMP Negeri 6 Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis kuasi eksperimen. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Makassar dengan sampel sebanyak 70 orang peserta didik dari kelas VIII.g, dan VIII.i. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) model pembelajaran inkuiri dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 6 Makassar dimulai dari membimbing peserta didik mengidentifikasi masalah, membimbing peserta didik dalam menentukan hipotesis, mendiskusikan dengan kelompok, mengumpulkan informasi, mengolah dan menganalisis data atau informasi yang telah dikumpulkan, dan menyusun kesimpulan; (ii) hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri 6 Makassar berdasarkan pretest terdapat 35% peserta didik yang memenuhi ketuntasan minimal dan mengalami peningkatan setelah penerapan model pembelajaran inkuiri menjadi 88,57% yang memenuhi ketuntasan minimal; dan (iii) penerapan model pembelajaran inkuiri berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu pada peserta didik di SMP Negeri 6 Makassar

    STUDENTS’ PROPORTIONAL REASONING IN MATHEMATICS THROUGH COVID-19 PANDEMIC CONTEXT

    Get PDF
    Abstract The aim of this study was to ascertain high school students' proportional reasoning in the sense of the COVID-19 pandemic. How do students' thoughts flow when confronted with problems requiring proportional reasoning? This research is a mixed study by collecting data through problem-solving questions to 253 junior high school students in Muaro Jambi, Jambi Province, Indonesia. The problem-solving activities are based on real-world scenarios and require reasoning that is proportional and pertinent to the COVID-19 pandemic context. Due to the ongoing COVID-19 pandemic, the test is administered through the Whatsapp framework. Students' responses are examined in detail to ascertain their proportional reasoning skills. The results indicate that almost all students correctly answered the first question. However, only a small percentage of students were able to answer to and make the correct argument for the second question. The findings indicated that students demonstrated a reasonable level of proportional reasoning when confronted with the COVID-19 pandemic situation. According to the findings of this report, it is important for teachers of mathematics to establish learning activities and problem-solving tasks that help students improve their proportional reasoning skills. Keywords: COVID-19; Problem Solving; Proportional Reasoning; Real-World Situations AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali penalaran proporsional siswa SMA  dengan konteks pandemi COVID-19. Bagaimana alur pemikiran siswa ketika dihadapkan pada masalah yang membutuhkan penalaran proporsional? Penelitian ini merupakan penelitian campuran dengan pengumpulan data melalui pertanyaan pemecahan masalah kepada 253 siswa SMP di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Indonesia. Kegiatan pemecahan masalah didasarkan pada skenario dunia nyata dan membutuhkan penalaran yang proporsional dan relevan dengan konteks pandemi COVID-19. Karena pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, tes dikirim melalui aplikasi Whatsapp. Tanggapan siswa diperiksa secara rinci untuk memastikan kemampuan penalaran proporsional mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua siswa menjawab pertanyaan pertama dengan benar. Namun, hanya sebagian kecil siswa yang mampu menjawab dan membuat argumen yang benar untuk pertanyaan kedua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki alur penalaran proporsional yang cukup baik dengan menggunakan konteks kondisi pandemi COVID-19. Menurut temuan  ini, penting bagi guru matematika untuk menetapkan kegiatan pembelajaran dan tugas pemecahan masalah yang membantu siswa meningkatkan keterampilan penalaran proporsional mereka. Kata kunci: COVID-19; Pemecahan Masalah; Penalaran Proporsional; Situasi Duni

    Students Critical Thinking Reviewed from Field-Dependent and Field-Independent on Number Pattern Material

    Get PDF
    One of the competencies or learning goals in the 2013 curriculum is to promote curiosity, creativity, and the ability to arranging problem to build critical thinking which are necessary for intelligent life. However, in reality, students's critical thinking skills in mathematics are still not satisfactory. Mathematic’ material and critical thinking skills are two things that cannot be separated because mathematics material can be understood through critical thinking which is trained through learning mathematics. Learning number patterns aims to equip students to think critically, analyze, creatively, logically, and systematically. Students' critical thinking skills have related to the existence of cognitive aspects like how to complete a task, make procedures design, and be able to give the right solution in solving problems. This study aims to understand how students of junior high school solve math problems with number pattern material reviewed from students's critical thinking with Field-Dependent (FD) and Field-Independent (FI) cognitive style. The method used in this research is qualitative descriptive method with case study design. From the results of study conducted on 14 students, there were 64% students in the Independent field category and 36% students in the Dependent field category. Of the 2 students, among them taken in the Independent field category, they have high-level critical thinking skills and medium-level critical thinking skills. There are 2 students among those taken in the Dependent field category have critical thinking skills on medium level and low level

    The distance between students’ concept image and quadrilateral object definition based on students’ mathematical ability

    Get PDF
    Students learn mathematics through practical applications without applying it. Consequently, the concept images and definitions that students offer do not match. This study examines the gap in mathematical ability between the concept images of professionals in mathematics education and students' concept images of content, including quadrilaterals. This study employed a qualitative approach with a hermeneutic phenomenology method. Sixty-two seventh-grade students were involved in conducting this study. Some instruments, such as quadrilateral-related tests and semi-structured interview questions, were used to collect the data. The results of quadrilateral-related tests and interviews revealed that most students with high mathematical ability, some with medium mathematical ability, and a small number with low mathematical ability have a concept image that matches the definition but cannot produce proof of the properties of a quadrilateral. In addition, a small number of students with high mathematical talents, some with medium mathematical abilities, and a large number of students with low mathematical abilities were unable to completely explain each rectangle's formal definition and properties. This indicates that there are some students whose concept image is low. So, several alternatives and effective mathematics learning should be implemented to facilitate students in enhancing students concept image.

    ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIS

    Get PDF
    This study purpose is to describe the errors of grade VIII students when solving SPLDV problems based on error analysis according to Newman procedure in terms of students' mathematical ability level. This research method is qualitative descriptive research. 9 students from SMPN 15 Bandung with different math abilities were selected, namely 3 students at each level of high, medium and low math ability as study subjects. Data analysis techniques are performed in 3 steps, namely data reduction, data presentation and conclusion. The data validity technique uses the triangulation method to compare the results of the written test with the results of the interviews. The results show that students with high math ability tend to make mistakes at the transformation stage, students with average math ability tend to make mistakes at the transformation stages and coding, while students with low math abilities tend to make mistakes. . at most types of errors, from understanding, transformation, processing and coding stages
    • …
    corecore