Simbol Mitologis Pesugihan dalam Novel Bank Gaib Kisah Tanah Jawa

Abstrak : Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan analisis simbol mitologis pesugihan dalam novel “Bank Gaib” Kisah Tanah Jawa. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan new criticism dengan jenis penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa novel Bank Gaib karya tim penulis Kisah Tanah Jawa. Data yang didapatkan dari penelitian ini berupa narasi yang disampaikan di dalam setiap bab, percakapan yang dilakukan antar tokoh, serta terdapat beberapa gambar ilustrasi yang merepresentasikan simbol mitologis dalam pesugihan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui lima tahap, yakni reduksi data, analisis data, interpretasi data, keabsahan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pada fokus pertama ditemukan tujuh data yang merepresentasikan simbol mitologis pesugihan dari sikap dan perilaku tokoh utama. Selanjutnya ditemukan lima data yang merepresentasikan makna simbol mitologis pesugihan dalam novel Bank Gaib. Kata Kunci : Simbol Mitologis, Pesugiha

Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Gender

Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender. Aspek berpikir kreatif penelitian ini meliputi fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan novelty (kebaruan). Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif, data yang digunakan adalah jawaban tes tertulis siswa SMP dan transkrip wawancara. Subjek pada penelitian ini adalah dua siswa kelas VIII-M di MTsN 1 Kota Malang yaitu masing-masing satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Pemilihan subjek ini berdasarkan kelengkapan jawaban pada soal tes, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan rekomendasi guru Matematika kelas VIII-M. Analisis data yang dilakukan adalah jawaban tertulis satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan serta hasil jawaban wawancara kedua subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan proses berpikir kreatif yang berbeda-beda. Subjek laki-laki pada aspek fluency menjawab dengan tepat dan lancar yaitu menggunakan luas bangun datar lingkaran sedangkan pada aspek novelty subjek laki-laki membentuk bangun datar lingkaran dalam bentuk seperempat. Aspek flexibility belum muncul pada subjek laki-laki. Subjek perempuan pada aspek fluency menjawab dengan tepat menggunakan luas bangun datar persegi yang dibentuk sebanyak empat bangun sehingga sama dengan luas persegi panjang. Pada aspek flexibility, subjek perempuan mampu menggunakan cara lain dalam mencari luas bangun datar yaitu menggunakan luas bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, dan belah ketupat

TAHAP-TAHAP BERPIKIR DALAM PEMBUKTIAN DENGAN INDUKSI MATEMATIKA DITINJAU DARI TEORI BERPIKIR SWARTZ

The subjects in this research were asked to solve problems while expressing their thoughts think aloud. An interview was conducted to explore deeper thinking processes. The written data and verbal data obtained were reviewed and analyzed based on Robert Swartz's theory of the thought process which included four stages, namely, generating ideas, explaining ideas, assessing the appropriateness of ideas (assessing). the reasonableness of ideas), and complex thinking (complex thinking). The results of the validation of the assignment sheet instruments and the interview instruments used in this study obtained very valid criteria. From the results of the research, it can be explained that S1 constructs proof with mathematical induction completely and correctly

Writing Gesture Siswa Autis dalam Pembelajaran Matematika

Karakteristik mendasar siswa autis dalam belajar matematika dapat dilihat dari gesture (gerak tubuh). Salah satu jenis gesture adalah Writing Gesture (gerak/isyarat pada tulisan).   Writing gesture   terjadi ketika gerak/isyarat meninggalkan bekas per- manen pada media baru (misalnya lembar kerja, papan tulis, atau representasi visual). Gesture ini dapat digunakan untuk melihat kemampuan yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah matematik. Pada pembelajaran matematika, siswa autis akan lebih mudah memahami materi secara visual (melalui gambar atau gerakan) di banding dengan ucapan. Jika siswa melakukan gerakan yang sama berulang kali, maka hal ini menunjukan sesuatu ket- ertarikan yang berlebihan pada suatu objek tertentu. Fokus masalah pada kajian ini ada- lah bagaimana writing gesture siswa autis dalam pembelajaran matematika. Observasi dilakukan dengan merekam proses pembelajaran matematika di kelas, tujuannya untuk melihat secara audio visual setiap gesture yang muncul. Hasil observasi mendeskripsi- kan bahwa writing gesture membantu memahami bagaimana siswa autis dalam memec- ahkan masalah matematika

Pelatihan Pembuatan Website Dengan WIX Pada Siswa SMK Informatika Ciputat: Sutrisno, Okta Irawati, Iis Istiqomah, Santi Rahayu, Jupron

Perkembangan teknologi dan informasi mengharuskan para pelajar dapat menguasai keterampilan yang diperlukan. Pembuatan website merupakan salah satu keterampilan dari pemanfaatan produk teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mempermudah dalam pembuatan website dan Supaya membuat website lebih menarik serta tidak membutuhkan waktu terlalu lama maka perlu memanfaatkan platform. Akan tetapi tidak semua pelajar mengenal dan pernah menggunakan Wix. Seperti halnya pelajar di SMK Informatika Ciputat. Target yang ingin penulis capai dari kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini yaitu menjadikan program kemitraan masyarakat antara pihak SMK Informatika Ciputat dan pihak Universitas Pamulang serta menjalin kerjasama antar kedua belah pihak. Selain itu, penulis juga ingin memberikan ilmu yang bermanfaat bagi para pelajar.

Using APOS Theory Framework: Why Did Students Unable To Construct a Formal Proof?

Mathematical thinking is necessary in mathematics learning especially in college level. One of activities in undergraduate mathematics learning is proving. This article describes students’ thinking process who unable to construct mathematical formal proof. The description uses APOS Theory to explore students’ mental mechanism and students’ mental structure while they do proving. This research is qualitative research that conducted on students majored in mathematics education in public university in Banten province, Indonesia. Data was obtained through asking students to solve proving-task using think-aloud and then following by interview based task. Results show that the students could not construct a formal proof because they unable to appear encapsulation process. They merely enable to think interiorization and coordination. Based on the results, some suitable learning activities should designed to support the construction of these mental mechanism

ALTERATION REPRESENTATION IN THE PROCESS OF TRANSLATION GRAPHIC TO GRAPHIC

Purpose of the study: This research aims to analyze the alteration representation in the process of translation graphic to graphic where students were asked to solve derivative and integral graphics problems. Methodology: This research used a pseudo-experimental study with Pretest-posttest nonequivalent Group Design. This research was conducted on 24 mathematics education students. Students were asked to solve derivative and integral graphics problems. Some samples of students were interviewed to determine the translation process. Main Findings: The results of the study showed that the subject used two different methods to carry out the translation process. Thus, all students perform the process of translating the graphic representation into graphs with two different methods, namely the interval and the symbolic. Applications of this study: The implications of this study indicated that the translation process can help students solve problems, especially problems with graphs and algebra, also revealed activity in the translation process different from that of other researchers before. Novelty/Originality of this study: Researchers express a new activity to the translation by calling the conversion Intermediary In the stages of Preliminary Coordination (PC) and Objective Construction (CT), S1 and S2 show different forms

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH KECAMATAN RANCABUNGUR BOGOR

Tujuan penelitian menganalisis seberapa besar hubungan motivasi belajar dan kompetensi Guru dengan prestasi belajar belajar Bahasa Arab dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan menggunakan analisis regresi sederhana dengan jumlah sampel 150. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan motivasi belajar dengan prestasi belajar Bahasa Arab siswa, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.523, nilai signifikan sebesar 0.000, dan koefisien determinasi sebesar 27,4% dan sisanya 72,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Terdapat hubungan positif dan signifikan kompetensi guru dengan prestasi belajar Bahasa Arab siswa, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.516, nilai signifikan sebesar 0.000, dan koefisien determinasi sebesar 26,6% dan sisanya 73,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Terdapat hubungan positif dan signifikan motivasi belajar dan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Arab, dengan nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0.548 dan koefisien determinasi sebesar 30% dan sisanya 70% dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu faktor keluarga dan lingkungan

The Application of the Discovery Learning Model to Create Learning Activities for Linear Program Materials for Class XI A-3 Students of SMAN 3 Malang

Based on the observations of researchers during learning and interviews with tutors, it was found that the activeness of students was still low. The solution to this problem is to apply the discovery learning model. This research is a classroom-action research with the aim of describing the steps of the discovery learning model that can lead to active learning of students. Based on the results of the research that has been carried out, it is known that there is an increase in the value from cycle 1 to cycle 2. Based on observations, the percentage of teacher activity and student learning activity in cycle 2 was better than cycle I. The percentage of teacher activity in cycle 1 was 80% while the percentage of teacher activity in cycle 2 was 90%. The percentage of active learning of students in the first cycle was 72%, while the percentage of student activity in the second cycle was 87%. Based on the results of the first cycle quiz shows the percentage of completion as high as 46%. While in cycle 2, the percentage of completion was 89%. This represents an increase of 43%. Keywords: learning activity, discovery learnin

Problem-Based Tasks in Mathematics Learning: Opportunities and Challenges for Teachers

Mathematics education and teaching should not only include routine tasks; but tasks that need practice and memorization are mathematically more prosperous and more difficult because they promote problem-solving, investigation, and the discovery of the actual value of mathematical assertions. Therefore, the teacher must be able to select, create, and modify assignments under the established goals. This study attempts to examine opportunities and challenges that teachers encounter while adopting problem-based tasks. The subjects involved in this study were three secondary school mathematics teachers that are acceptable, in East Java, Indonesia. The teachers involved have more than five years of teaching experience and have good academic qualifications. The data collection consisted of observing three classes of secondary school during the implementation of a problem-based task related to the topic of rectangles and algebra. The study begins with the introduction and giving of several examples of problem-based tasks in secondary school mathematics designed to foster advanced learners' critical thinking and creativity. The findings show that teachers gain new knowledge about problem-based assignments and pedagogical insights on how they explain them to students. The results also provide an overview of the challenges for teachers to design and implement problem-based tasks.