512 research outputs found

    BOOK REVIEW OF LOOKING FOR ALASKA WRITTEN BY JOHN GREEN

    Get PDF
    Main purpose of this review is to encourage readers to read Looking for Alaska and to understand the motive of the protagonist of this novel. This review contains some major spoilers from this novel. Looking for Alaska tells about changes and experiences which encountered by the protagonist while seeking his Great Perhaps. The novel also conveys what it means to love and to lose someone. After reading this review, the readers could understand this novel clearly and thoroughly

    Pengaruh Motivasi Disiplin Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Outlet Distro Planet Di Kota Wonosobo

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara motivasi, disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan di Outlet Distro Planet di Kota Wonosobo. Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan tehknik random sampling, jenis data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan data primer yang didapat dari jawaban responden yang berupa pengisian kuisioner dan wawancara dari karyawan Outlet Distro Planet. Sebanyak 100 responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini. Adapun instrument yang digunakan untuk menguji layak tidaknya suatu pertanyaan didalam kuesioner adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik yang diperkuat dengan uji normalitas, uji heterokedastisitas, uji multikorelasi, dan dalam pengujian hipotesis meliputi analisis regresi linear berganda, uji t serta uji ketetapan model (uji F dan R2) yang menunjukan hasil adanya pengaruh antara motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan secara signifikan. Dari hasil penelitian tersebut di ketahui bahwa motivasi, disiplin dan semangat kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Outlet Distro Planet baik secara parsial atau secara besama-sama. pengaruh antara variabel motivasi kerja, disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan, Adapun Uji instrument yang digunakan untuk menguji layak tidaknya suatu pertanyaan adalah uji Validitas dan uji Reliabilitas. Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan Analisis berganda yang di perkuat dengan, uji F serta Uji t yang menunjukkan hasil adanya pengaruh antara motivasi dan disiplin kerja karyawan terhadap kinerja karyawan (signifikan). Dari ketiga variabel tersebut variabel motivasi yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja karyawan Outlet Distro Planet. Dengan adanya penelitian ini dapat disimpulkan bahwa karyawan memerlukan motivasi disiplin dan semangat kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara variabel motivasi kerja, disiplin dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan Outlet Distro Planet dan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dan berpengaruh terhadap kinerja karyawan Outlet Distro Planet di Kota Wonosobo

    Incorporation of Biorationals and Trap Crop for Stink Bug Management in Soybeans

    Get PDF
    Stink bugs are one of the most important seed sucking pests impacting soybean production in Louisiana. Exploration of chemicals that exhibit attraction or repellent activities toward this major pest would be beneficial to develop a push-pull strategy against this pest complex. Spinosad and neem are two commercially available natural insecticides that were claimed to have attractant and repellent activities against stink bugs. To test the potential of these chemicals, a series of experiments was conducted to investigate the olfactory, tactile, feeding, and oviposition preference of stink bugs toward different commercial spinosad products and neem. Additionally, two years of field experiments were conducted to evaluate the effect of the chemicals in combination with early maturing soybean as components of a “push-pull strategy” on stink bug populations and soybean damage. Insecticides were tested at concentrations equivalent to recommended field applications. The results showed, in Y-tube assays, the southern green stink bug (SGSB) was significantly repelled by neem and significantly attracted to spinosad. In tactile tests, SGSB consistently avoided media treated with neem, but inconsistently was attracted to media treated with spinosad. In feeding preference experiments, Entrust® showed the strongest feeding stimulant compared to the other spinosad products, while neem (Azatin XL®) showed a considerable feeding deterrence. In oviposition preference tests, SGSB did not show a significant preference or avoidance to oviposition media treated with the tested substances. Field experiments showed early maturing soybean significantly attracted stink bug populations as shown by Cumulative Insect Days (CID), indicating that it has potential to be used as pulling component of the push-pull strategy. Meanwhile, in field conditions, the tendency of stink bugs towards Entrust® and the repellency of neem was not strong enough to give statistical differences. The difference in stink bug populations affected seed production and quality as indicated by the parameters seed weight, percentage of undersized seed, and the percentage of good seed

    UJI KUALITAS BIOBRIKET AMPAS KOPI DAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

    Get PDF
    Coffee grounds and rice husk are one of the biomass wastes derived from daily consumption waste. Optimal utilization of biomass waste will affect the value added of the waste produced such as in the making process of bio briquettes. The objectives of this research are: (1) to determine the effect of the ratio of coffee grounds and rice husk charcoal on the quality of briquettes produced; (2) to determine whether the briquettes produced meet the quality standards of briquettes in accordance with SNI (Indonesian National Standard) standards. The research is a factorial experiment with a Randomized Group Design (RAK) experimental design. The factor tried in this study is the treatment of coffee grounds and rice husk concentration ratio, consisting of 5 levels of treatments; 1:0, 0:1, 1:3, 3:1, and 1:1 also the ratio of the adhesive material and main ingredients and that contain 4 levels of treatments; 5:10; 8:10; 10:10; and 15:10. The results shows that the K2L0 (adhesive:main ingredienst 0:1 also coffe ground:rice husk 10:10) has the best quality with the density value 1,04 g/cm3, moisture content 2,85%, ash content 1,25%, volatile matter 41,46%, carbon content 21,64%, firmness 0,73% and combustion rate 0,0022 g/s.INTISARIAmpas kopi dan sekam padi merupakan salah satu limbah biomassa yang berasal dari limbah konsumsi sehari-hari. Pemanfaatan limbah biomassa yang optimal akan berpengaruh pada nilai tambah dari limbah yang dihasilkan seperti dalam pembuatan biobriket. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh perbandingan ampas kopi dan arang sekam padi terhadap mutu briket yang dihasilkan. Penelitian merupakan eksperimental factorial dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor yang dicoba dalam penelitian ini yaitu perlakuan perbandingan konsentrasi ampas kopi dan sekam padi, terdiri dari 5 taraf; 1:0, 0:1, 1:3, 3:1, dan 1:1 serta perbandingan perekat dengan bahan utama yang terdiri dari 4 taraf; 5:10; 8:10; 10:10 dan 15:10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan K2L0 (perekat:bahan 0:1 serta ampas kopi:sekam 10:10) merupakan briket dengan kualitas yang baik dari briket lainnya dengan nilai kerapatan 1,04 g/cm3, nilai kadar air 2,85%, nilai kadar abu 1,25%, nilai kadar zat menguap 41,46%, nilai kadar karbon terikat 21,64%, nilai keteguhan tekan dengan rata-rata partikel hilang 0,73%, dan laju pembakaran 0,0022 g/s

    PERANAN PPAT DALAM TRANSAKSI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN BERKAITAN DENGAN VERIFIKASI BPHTB ATAS AKTA YANG DIBUATNYA (STUDI KASUS DI JAKARTA UTARA)

    Get PDF
    Pajak yang berasal dari pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan seperti jual beli yang dilakukan di hadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Hal ini membutuhkan peran aktif PPAT supaya BPHTB dapat dipastikan pembayarannya ketika penandatanganan akta sesuai dengan Pasal 24 Undang-Undang No. 20 Tahun 2000 tentang BPHTB, pasal 91 Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Pasal 12 Peraturan Daerah No. 18 tahun 2010. Terjadinya pemalsuan bukti pembayaran atau validasi BPHTB yang dilakukan oleh klien PPAT di Jakarta Utara memerlukan ketelitian PPAT dalam melakukan verifikasi atas pembayaran BPHTB tersebut. Pokok permasalahannya adalah bagaimana peranan PPAT dalam transaksi pengalihan hak atas tanah berkaitan dengan verifikasi BPHTB di Jakarta Utara, selain itu kendala apa saja yang dihadapi oleh PPAT di daerah tersebut serta cara mengatasinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPAT berperan sangat aktif dalam memverifikasi pembayaran BPHTB atas transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan. PPAT memberikan layanan tambahan dengan menyetorkan sejumlah uang pembayaran BPHTB ke Bank DKI Jakarta kemudian divalidasi oleh Unit Pelayanan Pajak Daerah (UPPD) di masing- masing kecamatan tempat objek transaksi berada. Kendala yang dialami oleh PPAT antara lain ketika pada kasus-kasus tertentu yang membutuhkan survey lapangan oleh UPPD. Dalam mengatasi kendala tersebut, PPAT menginformasikan kepada klien tentang apa saja yang mungkin terjadi. Saran yang diberikan supaya pelaksanaan BPHTB dapat memberi kenyamanan bagi semua pihak, maka birokrasi validasi di UPPD supaya dipercepat serta mempermudah masyarakat untuk membayar BPHTB tidak hanya di satu bank, dan jika diperlukan dapat meminta bantuan kepada PPAT

    BASE LINE STUDY OF BIRD AT COOPER MINING EXPLORATION AREA OF PT BATUTUA KHARISMA PERMAI IN WETAR ISLAND, MALUKU PROVINCE

    Get PDF
    Studi ekologi dasar mengenai burung dilakukan di Pulau Wetar selama 2 minggu (Juni 2005) di areal eksplorasi tambang tembaga PT Batutua Kharisma Permai. Studi ini bertujuan untuk mengetahui, keanekaragaman jenis, kelimpahan, penyebaran lokal serta status burung. Metoda pengamatan dilakukan dengan kombinasi antara Transek dan IPA. Anilisis keanekaragaman dan keseragaman jenis burung digunakan index diversity Shanon dan Megguran serta komposisi jenis burung dianalisis dengan indek kesamaan komunitas Jaccard, kemudian dilanjutakan dengan analisis dendrogram. Hasil pengamatan menunjukan bahwa jumlah jenis burung darat yang dapat ditemukan 54 jenis, 14 jenis burung endemik serta 16 jenis burung merupakan jenis yang dilindungi. Hampir keseluruhan jenis burung yang ditemukan berkaitan dengan habitat hutan. Komposisi jenis burung di areal contoh transek tidak terlalu menunjukkan perbedaan yang nyata. Diantara seluruh jenis burung yang ditemukan, 38 jenis burung tersebar di hutan hijau, 34 jenis di hutan pantai, 32 jenis di hutan musim, 8 jenis di hutan ekaliptus dan 17 jenis di hutan tanaman penghijuanKeyword : Base line study, bird, diversity, Wetar Islan

    Birds Communities at Mangrove of Batu Ampar, Kubu Raya District, West Kalimantan Province

    Get PDF
    Batu Ampar mangrove is an important bird habitat especially for birds which have relation to mangrove ecosystem in West Kalimantan. The research was conducted in February to March 2007, at mangrove Batu Ampar demo site. Sampling was done to get representative area for bird survey. The 19 transects were chosen as sampling site to collect bird data such as species and number of individual. Bird surveys were carried out using Reconnaissance method and IPA (Index Point of Abundance) count method. The length of each transect was approximately 500 m.  The results showed that the bird community’s structure was dominated by insectivorous birds represented approximately 60% of total bird’s species at mangrove Batu Ampar demo site. The abundance between numbers of individual with the birds species have relation pattern like J opposite.   Percentage of dominant bird species was approximately 11%, those are such as stork billed kingfisher, white-collared kingfisher, common iora, chestnuts-rumped babbler, Strip-Tit Babbler, magpie robin, ashy tailorbird, mangrove blue flycatcher, pied fantail, mangrove whistler, brown-throated sunbird and Cooper-Throated Sunbird. Vertical structure of mangrove vegetation was used by birds at mangrove Batu Ampar demo site is mainly B stratum, and it be used around 60 % birds species.  Based on dendrogram analysis there were 5 cluster birds species. The mangrove bird specialists found at sampling area were mangrove blue flycatcher and cooper throated sunbird

    Persepsi dan Minat Pemuda dalam Usaha di Sektor Pertanian di Kabupaten Purbalingga

    Get PDF
    Pembangunan pertanian merupakan kegiatan untuk mengadakan, membina, dan memperbaiki sektor pertanian. Keberhasilan pembangunan pertanian di Indonesia sangat ditentukan oleh keberadaan sumber daya alam maupun ketersediaan dan kualitas dari sumber daya manusia yang berkelanjutan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketenagakerjaan di sektor pertanian umumnya berpendidikan rendah dan umumnya sudah di atas 40 tahun. Tenaga kerja usia muda di pedesaan cenderung lebih tertarik bekerja di luar sektor pertanian. Permasalahan serupa juga terjadi di Kabupaten Purbalingga. Persentase tenaga kerja usia muda di Kabupaten Purbalingga cenderung menurun dalam lima tahun terakhir. Menurut data BPS tahun 2020, persentase petani muda di Kabupaten Purbalingga hanya sekitar 3,27 persen. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian mengenai persepsi dan minat pemuda sebagai upaya untuk menentukan solusi dan kebijakan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemuda agar semakin berminat bekerja di sektor pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mendeskripsikan karakteristik pemuda di Kabupaten Purbalingga, 2) Menganalisis persepsi pemuda dalam usaha di sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga, dan 3) Menganalisis minat pemuda dalam usaha di sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2022 di empat kecamatan, yaitu: 1) Kecamatan Karangreja, 2) Kecamatan Kutasari, 3) Kecamatan Kaligondang, dan 4) Kecamatan Kejobong, atas dasar pertimbangan dua kecamatan terletak jauh dari pusat kota dan dua kecamatan dekat dengan pusat kota. Sasaran penelitian adalah pemuda yang berusia antara 19 hingga 39 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Penentuan sampel menggunakan metode kuota sampling dan diperoleh 100 responden pemuda. Metode analisis data yang digunkan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan bantuan skala likert empat poin (1-4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Rata-rata usia pemuda desa di Kabupaten Purbalingga adalah 28,72 tahun, yang artinya masuk ke dalam usia yang sangat produktif. Dari segi pendidikan, sebanyak 55 persen pemuda tergolong tinggi yaitu setara SMA dan Perguruan Tinggi. Dari segi pengalaman di sektor pertanian, rata-rata pengalaman pemuda pada kegiatan on-farm adalah 5,42 tahun dan pada kegiatan off-farm adalah 4,2 tahun. 2) Persepsi pemuda dalam usaha di sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga adalah baik. Faktor yang paling dominan membentuk persepsi pemuda dalam kegiatan usaha on-farm adalah faktor eksternal, pada indikator produk pertanian bernilai ekonomi tinggi. Faktor yang paling dominan membentuk persepsi pemuda dalam kegiatan usaha off-farm adalah faktor eksternal, pada indikator kemudahan akses pasar. 3) Minat pemuda desa dalam usaha di sektor pertanian di Kabupaten Purbalingga adalah tinggi. Indikator minat pemuda yang paling dominan dalam kegiatan usaha on-farm adalah indikator belajar. Indikator minat pemuda yang paling dominan dalam kegiatan usaha off-farm adalah indikator pelaksanaan

    ANALISIS KOVARIANSI PADA RANCANGAN PETAK TERPISAH (SPLIT PLOT DESIGN)

    Get PDF
    Analisis kovariansi adalah suatu teknik analisis statistika yang mengkombinasikan antara analisis variansi dengan analisis regresi yang dapat digunakan untuk perbaikan ketelitian pada suatu percobaan. Tujuan dari penulisan ini adalah membahas analisis kovariansi pada rancangan petak terpisah (split plot design) dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor tetap dan satu variabel konkomitan. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis kovariansi adalah model linear bersifat aditif, galat berdistribusi normal, galat memiliki variansi yang homogen, galat bersifat saling bebas, model regresi linear sederhana, koefisien regresi tidak sama dengan nol, koefisien-koefisien regresi dalam tiap perlakuan bersifat homogen, dan variabel konkomitan X bersifat tetap dan tidak dipengaruhi oleh perlakuan/ faktor yang dicobakan. Asumsi-asumsi tersebut harus dipenuhi agar bisa memberikan hasil analisis yang tidak menyimpang. Analisis kovariansi pada rancangan petak terpisah dimulai dengan memurnikan variabel respons (Y) dari pengaruh variabel konkomitan (X) dengan penyesuaian regresi, kemudian melakukan analisis terhadap variabel respons yang sudah dimurnikan dengan cara analisis variansi. Analisis kovariansi pada rancangan petak terpisah memiliki dua analisis, yaitu analisis petak utama dan analisis anak petak. Analisis petak utama digunakan untuk menentukan apakah faktor petak utama memberikan pengaruh yang signifikan pada variabel respons. Sedangkan analisis anak petak digunakan untuk menentukan apakah faktor anak petak dan interaksi antara kedua faktor memberikan pengaruh yang signifikan pada variabel respons. Langkah-langkah analisis kovariansi pada rancangan petak terpisah adalah menentukan jumlah kuadrat dan jumlah hasil kali untuk XX, YY dan XY, menentukan jumlah kuadrat galat yang sudah dimurnikan pada masing-masing petak, menentukan jumlah kuadrat yang sudah dimurnikan untuk setiap sumber variasi, menentukan derajat bebas galat yang sudah dimurnikan pada masingmasing petak, menentukan kuadrat tengah pada setiap sumber variasi, dan melakukan analisis variansi rancangan petak terpisah terhadap faktor-faktor utama. Dengan melihat hasil analisis kovariansi pada rancangan petak terpisah dalam RAL dengan dua faktor tetap dan satu variabel konkomitam, nilai KTGa (Kuadrat Tengah Galat A) dan KTGb (Kuadrat Tengah Galat B) lebih kecil dibanding dengan KTGa dan KTGb pada analisis variansnya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengikutsertakan variabel konkomitan dalam analisisnya ternyata memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan jika variabel konkomitan tersebut diabaikan dalam analisisnya
    corecore