9 research outputs found

    Pelabelan Prime Cordial Pada Beberapa Graf Yang Terkait Dengan Graf Sikel

    Full text link
    Prime cordial labeling of a graph is a bijective mapping of the set vertex to the set where is the number of vertex . The edge labeling induced the vertex labeling, which is obtained by finding the great common divisor (gcd) of the label of vertex which it\u27s adjacent. If gcd of the adjacent vertex label is 1 then the label of edge is 1, but if gcd of the adjacent vertex label value other than 1 then the label of edge is 0, and the absolute value of the difference between the number of edges labeled 0 and the number of edges labeled 1 is less than equal with 1. A graph admits prime cordial labeling is called prime cordial graph. In this paper, we study about edge duplication cycle graph (except for ), vertex duplication cycle graph , path union union of cycle the graph and friendship graph one point union of copies of cycle

    PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SETIAJI MANDIRI

    Get PDF
    Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan manufaktur untuk menjaga kestabilan produksi adalah melakukan pemeliharaan mesin atau peralatan. Sistem pemeliharaan mesin dapat digunakan sebagai tolak ukur pengukuran efektivitas mesin produksi. PT. Setiaji Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang fibrecement manufacture. Kapasitas produksi sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri yang tinggi menyebabkan sering terjadi permasalahan breakdown mesin yang tinggi dan waktu setup mesin yang tidak standar. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan metode yang umum digunakan untuk mengukur dan memaksimalkan efektivitas berdasarkan pada tiga kategori Six Big Losses yaitu availability rate, performance rate dan quality rate. Dari hasil perhitungan nilai OEE untuk sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri secara garis besar masih berada dibawah nilai 85% yang merupakan standar JIPM. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan penentuan critical downtime menggunakan diagram pareto. Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga critical downtime sheet machine 3 yaitu pada unit hydropulper, sheet stacker dan felt conveyor. Usulan yang diberikan untuk mengurangi tingginya breakdown yang disebabkan oleh ketiga critical downtime tersebut antara lain penerapan autonomous maintenance dan perubahan sistem pemeliharaan yang semula corrective menjadi preventive maintenance. Kata kunci : Maintenance, Overall Equipment Effectivenes

    Incentivizing compliance: evaluating the effectiveness of targeted village incentives for reducing burning in Indonesia

    Get PDF
    Periodic peat and forest fires in Sumatra and Kalimantan result in haze that blankets Indonesia and neighboring countries, with effects on human health, the environment and the economy. Although the prevailing approach for preventing and reducing the incidence of fire in Indonesia is regulatory, village-level incentive schemes have been trialed by agribusinesses and pulp and paper companies to prevent burning. In this article, we review one integrated incentive program for villages launched by a pulp and paper company in Riau, Sumatra, in 2015. As part of the study, we surveyed six of the villages that participated in the first year of the program as well as six non-program villages, complemented by spatial analyses of hotspots and burn scars. Our analyses show a declining pattern of burning in the years prior and including 2015, followed by the almost total cessation of burning in the years after. During 2015, a severe El Nino event, the program villages experienced 40% fewer fires, while in non-program villages, there were 23% more fires. The main reason cited by the villages was the increased awareness of the regulations in force prior to the program. The information about these laws and regulations had been disseminated to program villages, as well as some of the adjacent non-program villages, prior to the commencement of the incentive program. The transition to non-burning livelihoods was enabled by ongoing changes in the landscape to permanent agricultural crops such as oil palm and rubber, as well as non-farming livelihoods. Although the benefits of the program were valued at the community level, the incentives appeared to function as a pathway for incentivizing compliance with prevailing regulations rather than inducing voluntary behaviors. We argue that the current trend for strict environmental regulations undermines the potential for using voluntary incentives. Consequently, we suggest that future incentive schemes should focus on providing agricultural support to smallholders to enable them to adapt to the strict requirements of the environmental regulations in force

    Peran Mobile Combat PCR dalam Deteksi Dini Corona Virus Disease 2019 di Provinsi Jawa Tengah

    Get PDF
    Deteksi dini merupakan faktor yang sangat penting dalam penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Keterlambatan deteksi mengakibatkan isolasi dini tidak dapat dilakukan yang pada akhirnya berkontribusi terhadap penyebaran virus yang lebih luas. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan molekuler COVID-19 secara merata untuk deteksi dini COVID-19 melalui ‘Mobile Combat PCR’ yang dapat berkeliling ke daerah-daerah di Jawa Tengah dan memberikan hasil yang cepat. Tim Rumah Sakit Nasional Diponegoro/Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro bertugas 6 kali di 5 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Tim pengabdian Mobile Combat PCR telah memeriksa 752 sampel yang terdiri dari 673 pelayan publik, 45 kontak erat, dan 34 suspek/pasien COVID-19. Tiga belas orang (1,9%) pelayan publik teridentifikasi positif SARS-CoV-2 meskipun tidak bergejala. Mereka langsung diminta untuk melakukan isolasi mandiri guna mencegah penyebaran lebih lanjut. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Mobile Combat PCR ini sangat berperan dalam menjangkau daerah yang tidak memiliki fasilitas pemeriksaan molekuler COVID-19, memberikan hasil pemeriksaan secara cepat, dan mendeteksi dini COVID-19 bahkan pada kasus tanpa gejala.Early detection is a crucial factor in addressing the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pandemic. Delays in detection might prevent early isolation from being done, which would have led to the virus's greater spread. The purpose of this community service was to increase the number of COVID-19 molecular tests equally across Central Java province using 'Mobile Combat PCR' which can travel to many areas across the province and provide fast results. The Diponegoro National Hospital/Diponegoro University Medical Faculty team has served 6 times in 5 districts/cities in Central Java. The Mobile Combat PCR service team has examined 752 samples originating from 673 public servants, 45 close contacts, and 34 COVID-19 suspects/patients. Thirteen people (1.9%) of the public servants were identified as positive for SARS-CoV-2 even though they were asymptomatic. They were immediately instructed to self-isolate to prevent further spread. This Mobile Combat PCR community service activity plays a very important role in reaching areas that do not have COVID-19 molecular examination facilities, providing rapid examination results, and detecting COVID-19 early even in asymptomatic cases

    Utilization of Silver Nanoparticles as Adsorbent of Methylene Blue

    Get PDF
    This study has successfully synthesized silver nanoparticles (Ag NPs) using banana stem extract as the bioreductor and reported its application in adsorption of methylene blue (MB). Adsorption of MB was tested under ultraviolet light by varying pH solution values (3, 4, 5, 7, 9, 10, and 11), irradiation times (0,5, 1, 2, 3, 4, 5 hours), and MB concentrations (50, 100, 150, and 200 ppm) to determine their optimum values. The results revealed that the optimum pH value and irradiation time were at 9 and 1 hour, demonstrating the highest deconcentration percentage (%D) of 89.19% and 94.58%, respectively. The %D of MB dye by samples with concentrations of 50, 100, 150, and 200 ppm were 86.294%, 78.416%, 69.366%, and 66.638%, respectively, with an average of %D of 75.189%. The least degraded MB was 90.643 mg, obtained at 50 ppm. Meanwhile, the most degraded MB was 280.181 mg, attained at 200 ppm. The average concentration of degraded MB was 188.538 mg/gr

    PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SETIAJI MANDIRI

    Get PDF
    Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan manufaktur untuk menjaga kestabilan produksi adalah melakukan pemeliharaan mesin atau peralatan. Sistem pemeliharaan mesin dapat digunakan sebagai tolak ukur pengukuran efektivitas mesin produksi. PT. Setiaji Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang fibrecement manufacture. Kapasitas produksi sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri yang tinggi menyebabkan sering terjadi permasalahan breakdown mesin yang tinggi dan waktu setup mesin yang tidak standar. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan metode yang umum digunakan untuk mengukur dan memaksimalkan efektivitas berdasarkan pada tiga kategori Six Big Losses yaitu availability rate, performance rate dan quality rate. Dari hasil perhitungan nilai OEE untuk sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri secara garis besar masih berada dibawah nilai 85% yang merupakan standar JIPM. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan penentuan critical downtime menggunakan diagram pareto. Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga critical downtime sheet machine 3 yaitu pada unit hydropulper, sheet stacker dan felt conveyor. Usulan yang diberikan untuk mengurangi tingginya breakdown yang disebabkan oleh ketiga critical downtime tersebut antara lain penerapan autonomous maintenance dan perubahan sistem pemeliharaan yang semula corrective menjadi preventive maintenance

    ENGLISH TE AC HER’ S VA RIAT I ON I N AS KIN G ORAL QUESTIONS (A STUDY OF THE FIRST AND SECOND GRADE OF SMA 8 BENGKULU IN 2012/2013 ACADEMIC YEARS)

    No full text
    English Teachers’ Variation in Asking Questions (A Study of the First and Second Grade of SMA 8 Bengkulu in 2012/2013 Academic Years). Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu. Pembimbing Utama : Drs. Syahrial. Dip. TESL., MA., M.phil. and dan Pembimbing Pendamping : Esti Ambaratsari. S,S, M.pd. Penelitian ini meneliti variasi pertanyaan lisan yang digunakan guru bahasa inggris di SMA 8 Kota Bengkulu. Data dikumpul dengan menggunakan tape recorder, variasi pertanyaan diklasifikasikan berdasarkan Mulyadi dan Puspita. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dalam penelitian secara langsung untuk teknik pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa guru bahasa inggris di SMA 8 Bengkulu menggunakan 13 variasi : Memulai bertanya dengan pertanyaan yang mudah 6,5%, guru mengulangi pertanyaan sendiri 8,4%, guru mengulang jawaban yang diberikan siswa 13,2%, guru menjawab pertanyaan sendiri 1,8%, guru menanyakan pertanyaan yang menghendaki jawaban serentak 12%, guru mengajukan pertanyaan ganda 3,6%, guru menunjuk siswa menjawab pertanyaan 23,3%, pertanyaan guru jelas dan singkat 3%, guru bertanya dengan memberi acuan5,4%, guru melakukan pemusatan pertanyaan ketika bertanya kepada siswa 2,4%, guru memindahkan giliran siswa yang menjawab pertanyaan 10,8%, guru menyebarkan pertanyaan kepada siswa 4,2%, guru memberikan waktu berfikir 5,4%. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa variasi guru dalam memberikan pertanyaan lisan di kelas bahasa inggris di Sekolah Menengah Atas nomor 8 sangat bervariasi. Dari ke 13 variasi yang ada di checklist observasi, semua digunakan oleh guru, beberapa dari variasi digunakan, variasi yang paling dominan digunakan adalah menunjuk siswa menjawab pertanyaan 23,3%, dan mengulang jawaban yang diberikan siswa 13,2%. Hal ini penting untuk guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memvariasikan pertanyaan dan dalam membuat pertanyaan, sehingga murid juga dapat meningkatkan pengetahuannya dalam pelajaran tersebut sehingga dapat menciptakan interaksi yang baik di kelas

    PENGUKURAN EFEKTIVITAS MESIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. SETIAJI MANDIRI

    No full text
    Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan manufaktur untuk menjaga kestabilan produksi adalah melakukan pemeliharaan mesin atau peralatan. Sistem pemeliharaan mesin dapat digunakan sebagai tolak ukur pengukuran efektivitas mesin produksi. PT. Setiaji Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang fibrecement manufacture. Kapasitas produksi sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri yang tinggi menyebabkan sering terjadi permasalahan breakdown mesin yang tinggi dan waktu setup mesin yang tidak standar. Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan metode yang umum digunakan untuk mengukur dan memaksimalkan efektivitas berdasarkan pada tiga kategori Six Big Losses yaitu availability rate, performance rate dan quality rate. Dari hasil perhitungan nilai OEE untuk sheet machine 3 PT. Setiaji Mandiri secara garis besar masih berada dibawah nilai 85% yang merupakan standar JIPM. Sehingga dalam penelitian ini dilakukan penentuan critical downtime menggunakan diagram pareto. Berdasarkan hasil analisis, terdapat tiga critical downtime sheet machine 3 yaitu pada unit hydropulper, sheet stacker dan felt conveyor. Usulan yang diberikan untuk mengurangi tingginya breakdown yang disebabkan oleh ketiga critical downtime tersebut antara lain penerapan autonomous maintenance dan perubahan sistem pemeliharaan yang semula corrective menjadi preventive maintenance
    corecore