27 research outputs found
Fractal capacitors
A linear capacitor structure using fractal geometries is described. This capacitor exploits both lateral and vertical electric fields to increase the capacitance per unit area. Compared to standard parallel-plate capacitors, the parasitic bottom-plate capacitance is reduced. Unlike conventional metal-to-metal capacitors, the capacitance density increases with technology scaling. A classic fractal structure is implemented with 0.6-μm metal spacing, and a factor of 2.3 increase in the capacitance per unit area is observed. It is shown that capacitance boost factors in excess of ten may be possible as technology continues to scale. A computer-aided-design tool to automatically generate and analyze custom fractal layouts has been developed
Estudio de análisis y evaluación de mermas de producción para la mejora de procesos en una empresa farmacéutica
El presente trabajo de investigación se realizó en un laboratorio industrial farmacéutico con
el objetivo de mejorar los procesos productivos a través de un estudio de mermas a lo largo de
toda la producción. Se propone una metodología donde se detallarán el análisis y evaluación
de las mermas por medio de criterios estadísticos. Los resultados de la implementación de este
estudio, permiten en las organizaciones una mejora integral de los procesos, mejorando de
forma continua la calidad, reduciendo costos, optimizando productividad, reduciendo precios,
incrementando la participación del mercado e incrementando la rentabilidad de la
organización. El estudio, tiene como apartados el análisis de las causas que a lo largo de los
procesos de fabricación y envasado-acondicionado generan mermas y la evaluación mediante
herramientas estadística, así como también el impacto económico que se tiene por dichas
pérdidas en los procesos en sus diferentes líneas de producción. Tras el estudio realizado, se
concluye que mediante una política de prevención de las mermas, se genera una visión de
reducir la cantidad de mermas a través de planes de acción. Adicionalmente se tiene como
consecuencia el mejoramiento de la gestión interna de la empresa con el fin de cumplir con
los lineamientos de la normativa nacional (BPM) que establecen como exigencia a los
laboratorios farmacéuticos, que se tenga un control de los rendimientos y conciliación de los
productos.Tesi
PENINDAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT (DITBINMAS) POLDA JABAR BANDUNG DALAM MENCEGAH TERJADINYA TINDAKAN KRIMINALITAS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya tindakan Kriminal yang terjadi, merupakan salah satu indikator belum berjalannya secara maksimal tugas preventif kepolisian, dimana adanya tindakan kriminal yang kadang tanpa dapat diprediksi harus mampu diantisipasi dan ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa termasuk dalam hal ini Kepolisian, khususnya Direktorat Pembinaan Mayarakats selaku pelaksana tugas preventif Kepolisian dalam mencegah terjadinya tindakan kriminal. Pada tesis ini yang menjadi identifikasi masalahnya adalah: Bagaimanakah penindakan Ditbinmas Polda Jabar dalam rangka mencegah tindakan kriminalitas berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku; Kendala- kendala apa yang terjadi dalam hal pencegahan tindakan kriminalitas oleh Ditbinmas Polda Jabar; Bagaimanakah upaya dalam rangka memaksimalkan Penindakan Ditbinmas sehingga dapat mencegah tindakan kriminalitas.
Metode yang digunakan dalam ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Sementara itu Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif-analitis, dimana dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala tertentu. Penelitian yang dilakukan melalui dua tahap yaitu studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan merupakan tahap penelitian utama, sedangkan penelitian lapangan merupakan hanya bersifat penunjang terhadap data kepustakaan
Penindakan Ditbinmas Polda Jabar dalam rangka mencegah tindakan kriminalitas pada prakteknya meliputi: faktor hukumnya sendiri, yaitu pemenuhan SOP (peraturan), Faktor penegak hukum, yaitu meningkatkan kemampuan personil fungsi Binmas untuk dengan memberikan pelatihan keamanan swakarsa; peningkatan profesional anggota Polri, Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, yaitu dengan: peningkatan kesejahteraan anggota Polri, penyusuna program anggaran dan rencana kerja, Faktor masyarakat, yaitu meningkatkan penyuluhan hukum kepada masyarakat guna memperoleh kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat serta menumbuhkan kesadaran masyaraakat agar pentingnya menjaga keamanan secara swakarsa; dan Faktor kebudayaan, yakni meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan instansi pemerintah/non pemerintah dan potensi masyarakat lainnya dan meningkatkan pelayanan prima, memberdayakan potensi masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan maupun kesadaran masyarakat. Kendala- kendala yang terjadi dalam hal pencegahan tindakan kriminalitas oleh Ditbinmas Polda Jabar yaitu: kurangnya kesadaran hukum masyarakat, kurangnya pembinaan, pengawasan dan penindakan yang dilakukan Polri terhadap bentuk-bentuk pengamanan yang dilakukan masyarakat; pemenuhan personil Ditbinmaas belum proporsional serta terbatasnya sarana dan prasarana kepolisian. Upaya dalam rangka memaksimalkan penindakan Ditbinmas yaitu: diperlukan aturan yang memadai dalam bentuk Peraturan Kapolda dalam rangka pelaksanaan tugas Ditbinmas, para personil Ditbinmas seyogyanya dibekali dengan kemampuan hukum yang memadai, diperlukan penambahan jumlah personil dan sarana prasarana yang memadai serta diperlukan penyuluhan hukum kepada masyarakat. Sran yang dapat penulis kemukakan salah satunya adalah diperlukan peraturan hukum dalam bentuk Peraturan Kapolri maupun Peraturan Kapolda guna memperjelas tugas dan fungsi Ditbinmas dalam rangga pencegakan tindakan kriminal
Peran Kepolisian Sektor Gedebage Bandung dalam Rangka Memelihara Kamtibmas dan Penegakan Hukum Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Suatu wilayah memerlukan adanya keamanan dan ketertiban, apalagi di daerah yang sangat strategis yang dalam hal ini adalah kecamatan Gede Bage Kota Bandung yang secara hukum merupakan kewajiban dari Kepolisian Sektor Gede Bandung untuk menciptakan kondisi ideal dan diharapkan dalam rangka memelihara Kammtibmas dan penegakan hukum. Berdasarkan data yang ada, untuk kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2013 terdapat 129 tindakan pelanggaran hukum yang ditangani oleh Polsek Gedebage berdasarkan adanya laporan dari masyarakat, dan tentunya masih banyak pelanggaran hukum lainnya yang memang tidak dilaporkan oleh masyarakat ke pihak Polsek Gede Bage. Pada skripsi ini yang menjadi identifikasi masalahnya adalah: bagaimanakah peran Polsek Gede Bage Bandung dalam memelihara Kamtibmas dan penegakan hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia?; dan faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat peran Polsek Gede Bage Bandung dalam memelihara Kamtibmas dan penegakan hukum serta bagaimanakah solusi dalam rangka memelihara Kamtibmas dan penegakan hukum oleh Polsek Gede Bage Bandung berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif, yaitu menguji dan mengkaji data sekunder yaitu asas-asas yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan. Spesifikasi penelitian dalam menyusun skripsi ini dilakukan dengan cara deskriptif analitis yaitu menggambarkan permasalahan yang ada kemudian menganalisisnya dengan menggunakan bahan hukum primer yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari norma (dasar) atau kaidah dasar, Peraturan perundang-undangan, Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum adat, Yurisprudensi, Traktat, Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku. bahan hukum sekunder yaitu yang memberikan penjelasan menganai bahan hukum primer.Polsek Gede Bage Bandung dalam rangka memelihara kamtibmas dan penegakan hukum berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri, yaitu: Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan; Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan; Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan; Turut serta dalam pembinaan hukum nasional; Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum; Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa; Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya; dan lain sebagainya. Belum optimalnya peran Polsek Gedebage dalam memelihara kamtibmas dan gakum disebabkan beberapa hal yaitu : Tidak adanya pembenahan sistem manajemen Polsek; Tidak adanya standarisasi proses kerja, standarisasi hasil kerja dan standarisasi sumber daya manusianya serta formalisasi tugas yang jelas; dan kualitas sumber daya anggota Polsek yang belum optimal, Solusi dalam rangka memelihara kamtibmas dan penegakan hukum yaitu dengan mengacu pada Problem Oriented Policing, yang meliputi Scanning (Pemetaan masalah), Analysis (Analisa Masalah) dan Response (Tindak Lanjut Terhadap Masalah). Saran yang dapat penulis kemukakan salah satunya adalah perlu adanya standarisasi proses kerja, standarisasi hasil kerja dan standarisasi sumber daya manusianya serta formalisasi tugas yang jelas bagi anggota Polsek demi pencapaian tujuan organisasi Polri
PENINDAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT (DIT BINMAS) POLDA JABAR BANDUNG DALAM MENCEGAH TERJADINYA TINDAKAN KRIMINALITAS DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
Adanya tindakan Kriminal yang terjadi, merupakan salah satu indikator belum
berjalannya secara maksimal tugas preventif kepolisian, dimana adanya tindakan kriminal
yang kadang tanpa dapat diprediksi harus mampu diantisipasi dan ditanggulangi oleh
segenap komponen bangsa termasuk dalam hal ini Kepolisian, khususnya Direktorat
Pembinaan Mayarakats selaku pelaksana tugas preventif Kepolisian dalam mencegah
terjadinya tindakan kriminal. Pada tesis ini yang menjadi identifikasi masalahnya adalah:
Bagaimanakah penindakan Ditbinmas Polda Jabar dalam rangka mencegah tindakan
kriminalitas berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku; Kendala- kendala apa yang
terjadi dalam hal pencegahan tindakan kriminalitas oleh Ditbinmas Polda Jabar;
Bagaimanakah upaya dalam rangka memaksimalkan Penindakan Ditbinmas sehingga
dapat mencegah tindakan kriminalitas.
Metode yang digunakan dalam ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap
peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Sementara itu Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif-analitis, dimana
dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan
atau gejala-gejala tertentu. Penelitian yang dilakukan melalui dua tahap yaitu studi
kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan merupakan tahap
penelitian utama, sedangkan penelitian lapangan merupakan hanya bersifat
penunjang terhadap data kepustakaan
Penindakan Ditbinmas Polda Jabar dalam rangka mencegah tindakan kriminalitas
pada prakteknya meliputi: faktor hukumnya sendiri, yaitu pemenuhan SOP (peraturan),
Faktor penegak hukum, yaitu meningkatkan kemampuan personil fungsi Binmas untuk
dengan memberikan pelatihan keamanan swakarsa; peningkatan profesional anggota
Polri, Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum, yaitu dengan:
peningkatan kesejahteraan anggota Polri, penyusuna program anggaran dan rencana
kerja, Faktor masyarakat, yaitu meningkatkan penyuluhan hukum kepada masyarakat
guna memperoleh kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat serta menumbuhkan
kesadaran masyaraakat agar pentingnya menjaga keamanan secara swakarsa; dan Faktor
kebudayaan, yakni meningkatkan kerjasama dan kemitraan dengan instansi
pemerintah/non pemerintah dan potensi masyarakat lainnya dan meningkatkan pelayanan
prima, memberdayakan potensi masyarakat dan menumbuhkan kepercayaan maupun
kesadaran masyarakat. Kendala- kendala yang terjadi dalam hal pencegahan tindakan
kriminalitas oleh Ditbinmas Polda Jabar yaitu: kurangnya kesadaran hukum masyarakat,
kurangnya pembinaan, pengawasan dan penindakan yang dilakukan Polri terhadap
bentuk-bentuk pengamanan yang dilakukan masyarakat; pemenuhan personil Ditbinmaas
belum proporsional serta terbatasnya sarana dan prasarana kepolisian. Upaya dalam
rangka memaksimalkan penindakan Ditbinmas yaitu: diperlukan aturan yang memadai
dalam bentuk Peraturan Kapolda dalam rangka pelaksanaan tugas Ditbinmas, para
personil Ditbinmas seyogyanya dibekali dengan kemampuan hukum yang memadai,
diperlukan penambahan jumlah personil dan sarana prasarana yang memadai serta
diperlukan penyuluhan hukum kepada masyarakat. Sran yang dapat penulis kemukakan
salah satunya adalah diperlukan peraturan hukum dalam bentuk Peraturan Kapolri
maupun Peraturan Kapolda guna memperjelas tugas dan fungsi Ditbinmas dalam rangga
pencegakan tindakan krimina
Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan [Studi Kasus Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kanca Slamet Riyadi Surakarta]
The purpose of this study is to improve work motivation and motivation on the performance of employees. The population of this study are employees of PT. Bank Rakyat Indonesia Kanca Slamet Riyadi which was taken 310 employees and the sample was taken as many as 80 respondents. Based on the results of the study, work discipline has an important meaning for performance. Motivation has a significant influence on performance. While the results of the analysis, F test, shared variables, work discipline and motivation on performance
ANALISIS PENDAPATAN USAHA SAPI POTONG POLA PENGGEMUKAN PADA ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK BANGUNREJO II DI DESA POLOSIRI KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan, profitabilias dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan bersih usaha penggemukan sapi potong pada anggota kelompok tani ternak Bangunrejo II di Desa Polosiri Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 59 orang peternak anggota kelompok tani ternak Bangunrejo II. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Progaram SPSS 17, hasil penelitian menunjukkan bahwa secara signifikan pendapatan bersih sebesar Rp 907.306 per bulan dan pendapatan peternak Rp 1.094.974 per bulan lebih rendah dari upah minimum regional Kabupaten Semarang, profitabilias usaha penggemukan sapi potong 18% lebih tinggi dari bunga deposito bank. Uji t menunjukkan skala usaha, biaya pakan tambahan, biaya bakalan dan lama periode berpengaruh parsial terhadap pendapatan bersih sedangkan pengalaman usaha, pendidikan, biaya tenaga kerja, dan biaya pakan hijauan tidak berpengaruh terhadap pendapatan bersih. Persamaan regresi Y = 1.019.397,358 + 1.535.670,358X1 – 4.022,582X2 – 38.446,837X3 – 0,264X4 – 16.404,039X5 – 0,452X6 + 0,131X7 – 1.011.633,331X8 dengan nilai Adjusted R2 sebesar 93%. Secara signifikan seluruh variabel mempengaruhi pendapatan bersih. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendapatan usaha penggemukan sapi potong lebih rendah dari upah minimum regional Kabupaten Semarang, profitabilitas usaha penggemukan sapi potong lebih tinggi dari suku bunga deposito bank, variabel skala usaha, biaya pakan tambahan, biaya bakalan, dan lama periode berpengaruh terhadap pendapatan bersih
Celebrities and Shoes on the Female Brain: The Neural Correlates of Product Evaluation in the Context of Fame
Celebrity endorsement is omnipresent. However, despite its prevalence, it is unclear why celebrities are more persuasive than (equally attractive) non-famous endorsers. The present study investigates which processes underlie the effect of fame on product memory and purchase intention by the use of functional magnetic resonance imaging methods. We find an increase in activity in the medial orbitofrontal cortex (mOFC) underlying the processing of celebrity-product pairings. This finding suggests that the effectiveness of celebrities stems from a transfer of positive affect from celebrity to product. Additional neuroimaging results indicate that this positive affect is elicited by the spontaneous retrieval of explicit memories associated with the celebrity endorser. Also, we demonstrate that neither the activation of implicit memories of earlier exposures nor an increase in attentional processing is essential for a celebrity advertisement to be effective. By explaining the neural mechanism of fame, our results illustrate how neuroscience may contribute to a better understanding of consumer behavior
Sharing Information to Reconstruct Patient-Specific Pathways in Heterogeneous Diseases
Advances in experimental techniques resulted in abundant genomic, transcriptomic, epigenomic, and proteomic data that have the potential to reveal critical drivers of human diseases. Complementary algorithmic developments enable researchers to map these data onto protein-protein interaction networks and infer which signaling pathways are perturbed by a disease. Despite this progress, integrating data across different biological samples or patients remains a substantial challenge because samples from the same disease can be extremely heterogeneous. Somatic mutations in cancer are an infamous example of this heterogeneity. Although the same signaling pathways may be disrupted in a cancer patient cohort, the distribution of mutations is long-tailed, and many driver mutations may only be detected in a small fraction of patients. We developed a computational approach to account for heterogeneous data when inferring signaling pathways by sharing information across the samples. Our technique builds upon the prize-collecting Steiner forest problem, a network optimization algorithm that extracts pathways from a protein-protein interaction network. We recover signaling pathways that are similar across all samples yet still reflect the unique characteristics of each biological sample. Leveraging data from related tumors improves our ability to recover the disrupted pathways and reveals patient-specific pathway perturbations in breast cancer.United States. Army Research Office (Institute for Collaborative Biotechnologies Grant W911NF-09-0001)National Institutes of Health (U.S.) (Grant U54-CA112967)Future & Emerging Technologies (Program) (Open Grant 265496)European Research Council (Grant 267915
Bajak Laut sebagai SUmber Inspirasi Penciptaan Busana Kasual
Penciptaan karya busana ini berawal dari ketertarikan pada film Pirates of the Caribbean. Film yang dinilai fenomenal ini menampilkan tokokh-tokoh bajak laut dengan busana yang unik. Film ini juga menjadi sumber inspirasi untuk desainer busana dunia, Jean Paul Gaultier. Ia bereksperimen dengan warna, bentuk, dan karakter pada koleksinya. Setelah melihat koleksinya, keinginan untuk menciptakan busana bertema bajak laut semakin menjadi dan diwujudkan dalam bentuk karya Tugas Akhir. Pada proses penciptaannya, pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan studi pustaka dengan metode analisa data secara kualitatif. Metode pendekatan yang digunakan adalah teori ergonomi sebagai karya fungsional dan teori estetika sebagai karya seni, sedangkan metode penciptaanya menggunakan metode tiga tahap enam langkah dalam penciptaan karya oleh S.P. Gustami. Teknik yang digunakan dalam pembuatan karya adalah tie dye, batik, macrame dan teknik sulam payet. Hasil yang dicapai dalam penciptaan karya merupakan busana kasual yang nyaman, unik dan inovatif. Jenis-jenis busana yang dihasilkan adalah celana yang diubah kedalam bentuk rok, modifikasi harempants, ataupun rok yang dipadukan dengan blus berlengan lonceng lengkap dengan korset yang telah di ubah kedalam bentuk yang sederhana (beberapa dilengkapi dengan mantel). Dalam proses pembuatannya, banyak kendala yang dihadapi, kesalahan dalam teknik pengerjaan pun kerap terjadi. Walaupun jauh dari kata sempurna, karya busana ini mampu menghadirkan apa yang diimajinasikan pada dunia bajak laut