30 research outputs found

    Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Bamk Sulselbar Kabupaten Sinjai

    Get PDF
    Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh ketiga komponen komitmen, komitmen afektif, berkelanjutan dan normatif terhadap kinerja karyawan PT. Bank Sulselbar Kabupaten Sinjai. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank Sulselbar Kabupaten Sinjai yang Berjumlah 29 orang. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 29 orang dengan menggunkan teori total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Observasi dan angket. Teknis analisi data yang digunakan adalah analisi regresi linier berganda dengan menggunakan Statistical Product and Servise Solution (SPSS). Persamaan regresi linier berganda mengahasilkan persamaan Y = -0,251 + 0,927X1 + 0,066X2 + 1,024X3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Variabel Komitmen (Komitmen Afektif, Komitmen Berkelanjutan, dan Komitmen Normatif) secara simultan berpenaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai F-hitung (157,467) > F-tabel (2,99). Hasil analisis korelasi determinasi (R Square) sebesar 0,948 yang menunjukkan bahwa variabel komitmen mampu memberikan konstribusi sebesar 94,8%. 5,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Variabel yang paling dominan mepengaruhi kinerja karyawan diantara ketiga variabel komitmen adalah variabel normatif dengan nilai (10,870) > t-tabel (1,708). Sedangkan variabel komitmen normatif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai t-hitung (0,511) < t-tabel (1,708) dan nilai sig. Ī± 0,614 > 0,05. Kata Kunci: Komitmen Organisasil, Kinerj

    Study on application of Cone Penetration Test (CPT) method for geotechnical engineering / Ed Syaifrul Enre

    Get PDF
    Many geotechnical design parameters of the soil are associated with the Standard Penetration Test (SPT) and the SPT is widely used around the world. On the other hand, Cone Penetration Test (CPT) is becoming more popular for site investigation and geotechnical design. Without disturbing the ground, CPT provides information about soil type, geotechnical parameters like shear strength, relative density, sensitivity, etc. Further on, as it can be seen as a scale model of pile. This study will focus on to study the relationship between the parameters of soil which obtained from CPT result and their effect towards the pile bearing capacity. Through the study, CPT parameters such as tip resistance (qL ),skin friction ( fs), friction ratio (FR) and pore water pressure ratio (Bq) are investigated. Their relationships in aspect of soil classification and pile capacity are presented. Most of the estimated pile capacity in this study is overestimate while the rest considered as underestimate and acceptable capacity

    PERMUKIMAN YANG AKOMODATIF DI WILAYAH PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIFITAS DAN PRODUKTIFITAS NELAYAN (Studi Kasus Pesisir Jasirah Selatan. Sulawesi Selatan)

    Get PDF
    Permukiman yang akomodatif adalah hal penting yang dibutuhkan oleh nelayan dalam meningkatkan kesejahteraannya, sebab dengan hal tersebut nelayan akan dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lancar, aman, dan nyaman sehingga kreatifitas dan produktifitas akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian pemukiman nelayan pada beberapa kantong-kantong permukiman permukiman nelayan dijasirah selatan Sulawesi Selatan ditemui jika kondisinya masih kurang akomodatif dalam menjawab berbagai kebutuhan dan aktifitas penghuni. Sehingga terjadi ketidaklancaran, ketidak nyamanan serta ketidak amanan dalam beraktifitas. Karena itu dibutuhkan suatu konsep permukiman yang akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka sehingga hal-hal tersebut dapat dieliminir atau dihilangkan demi terciptanya suatu kondisi yang kondusif yang mampu meningkatkan kreatifitas dan produktifitas penghuni yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan. Tujuan adalah untuk melihat bagaimana permukiman nelayan yang ada di daerah pesisir rural akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dimana data-data yang ada, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara secara purposive maupun hasil penyebaran kuesioner dikumpul dan dianalisa secara bersama dengan teori/konsep yang mendukung. Berdasarkan hasil penelitian, maka dibutuhkan suatu konsep termukiman yang akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka sehingga hal-hal tersebut dapat dieliminir atau dihilangkan demi terciptanya suatu kondisi yang kondusif yang mampu meningkatkan kreatifitas dan produktifitas penghuni yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah permukiman yang akomodatif baik bagi keluarga nelayan maupun bagi lingkungannya yaitu : \ud 1. Akomodatif terhadap pekerjaan masyarakat, maka penempatan lokasi permukiman harus dekat dengan tempat kerja, yang bertujuan untuk memudahan akses dalam pencapaian dari dan ke tempat kerja, kemudahan dalam pengontrolan terhadap keluarga yang berangkat ketempat kerja dan terhadap property. Selain itu menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain lokasi, kehadiran fasilitas-fasilitas penunjang mestilah dapat mengakomodir kebutuhan nelayan. Seperti tempat pelelangan ikan, parkir dan perbaikan perahu, tempat penjemuran atau pemrosesan hasil tangkapan nelayan dan budidaya laut lainnya. Fasilitas-fasilitas penunjang permukiman ini harus disesuaikan jenisnya, jumlahnya, letaknya, luasannya dengan kebutuhan nelayan \ud 2. Akomodatif terhadap kondisi alam (iklim), Maka bentuk permukiman dan rumah harus disesuaikan dengan kondisi iklim local. Untuk rumah maka bentuk yang tepat adalah rumah panggung (tradisional) dengan material serta bukaan-bukaan yang dapat mengalirkan udara dengan baik dair luar ke dalam rumah atau sebaliknya. Menggunakan elemen-elemen rumah tinggal seperti atap yang tinggi dengan sudut kemiringan yang besar serta lobang ventilasi pada atap (susunan timpa laja) untuk mengelimir udara panas di bawah atap demikian pula dengan penggunaan plafon. Bukaan pada dinding yang lebar pada arah tertentu dan pengurangan lebar bukaan pada arah tententu untuk menciptakan kenyamanan dalam ruang. Material yang digunakan untuk dinding dan lantai adalah yang tahan lama namun dapat mengalirkan udara. Selain lain itu hal penting lainnya adalah penggunaan warna, karena warna dapat memberikan pengaruh terhadap kenyamanan penghuni kaitannya dengan radiasi matahari, dengan penggunan warna yang baik maka akan menciptakan kenyamanan ruang yang berkontrubusi teerhadap kebetahan penghuni beraktifitas di dalamnya. Bentuk rumah panggung adalah yang paling sesuai untuk daerah pesisir karena mempunyai keuntungan-keuntungan seperti aman terhadap dan lebih sehat Semenara itu permukiman sebaiknya diarahkan membelakangi laut, karena kondisi iklim.\ud 3. Akomodatif terhadap budaya. Bentuknya mengikuti budaya masyarakat Bugis Makassar dimana rumah mensimbolkan kepercayaan terhadap kosmologi dan falsafah hidup mereka yang bertujuan untuk mendapatkan kemanan, keselamatan, rejeki, dan kesehatan penghuni rumah. selain itu bentuk ini juga mensimbolkan tubuh manusia. Pada permukiman mengikuti budaya masyarakat dimana dibentuk oleh sistem kekeluargaan, keluarga terdekat berada dalam lingkaran terdekat dan semakin jauh semakin berkurang hubungan keluarganya (intimate society). Sistem ini pula membentuk adanya ruang-ruang bersama yang sifatnya semi public dan digunakan oleh keluarga besar atau rumah-rumah yang ada disekitarnya.\ud 4. Akomodatif terhadap kebutuhan masyarakat akan ruang untuk beraktifitas. Bentuk rumah panggung sangat sesuai untuk hal ini karena bentuknya yang diangkat keatas (berkolong) menyediakan ruang yang lapang dibawahnya selain teduh dan terlindung dari panas dan hujan. juga dapat dikembangkan karena lebih efisien, murah, dan mudah, tidak memerlukan ruang yang luas dan ini sangat sesuai untuk daerah pantai dimana ketersediaan lahan sangat terbatas.\ud 5. Akomodatif terhadap penambahan ruang. Dengan bentuk konstruksi yang menggunakan sistem lobang dan pasak pada sistem sambungan struktur memungkinkan penambahan dapat dilakukan dengan mudah tanpa merusak bagian lainnya. Dengan sistem ini pula mudah untuk membongkar rumah jika ingin dipindah ketempat lain, karena dipermukiman nelayan sering sekali mengalami erosi akibat banjir dan air pasang.\ud 6. Akomodatif terhadap keamanan, baik keamanan lingkungan kampung maupun keluarga. Untuk lingkungan didekati dengan penyediaan pos-pos ronda ditempat-tempat yang stregis, pola jalan yang jalan lurus yang kurang mempunyai percabangan, serta masyarakat yang homogeneus semua ini berkontribusi untuk menciptakan keamanan lingkungan. Untuk unit rumah tinggal didekati dengan penyediaan ruang atau tempat pengontrolan terhadap lingkungan tempat tinggal.\ud 7. Sistem drainase yang harus sesuai terhadap kondisi lingkungan pantai, kondisi masyarakat, ekonomis (terjangkau), dan ramah lingkungan. ada beberapa alternative, bisa dengan cubluk ganda, wc sistem pasang surut, sistem seri, dll. \ud 8. Akomodatif terhadap kemampuan ekonomi. Dengan kondisi ekonomi masyarakat nelayan yang umumnya rendah maka diperlukan rumah yang dapat dibangun secara bertahap, selain itu penggunaan material yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi. \ud 9. Akomodatif terhadap potensi yang ada baik alam maupun budaya. Mashyarakat dan pemerintah dapat dapat mengembangkan potensi alam dan budaya yang mereka miliki, sehingga mempunyai nilai jual terhadapat kepariwisataan yang sangat baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga bagi PEMDA. Selain masyarakat bersangkutan akan mempunyai karakteristik lain yang akan membedakannya dengan kelompok yang lain dan hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan identitas diri mereka dan penghargaan dari kelompok lain akan semakin baik. \ud Konsep yang akomodatif ini akan menyebakan penghuni akan betah berada di dalamnya, dengan suasana yang nyaman, aman. Suasana yang demikian akan dapat meningkatkan kreatifitas dan aktifitas nelayan yang akhirnya akan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan hidupny

    PERMUKIMAN YANG AKOMODATIF DI WILAYAH PESISIR DALAM UPAYA PENINGKATAN KREATIFITAS DAN PRODUKTIFITAS NELAYAN (Studi Kasus Pesisir Jasirah Selatan. Sulawesi Selatan)

    Get PDF
    Permukiman yang akomodatif adalah hal penting yang dibutuhkan oleh nelayan dalam meningkatkan kesejahteraannya, sebab dengan hal tersebut nelayan akan dapat melaksanakan berbagai aktifitas dengan lancar, aman, dan nyaman sehingga kreatifitas dan produktifitas akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian pemukiman nelayan pada beberapa kantong-kantong permukiman permukiman nelayan dijasirah selatan Sulawesi Selatan ditemui jika kondisinya masih kurang akomodatif dalam menjawab berbagai kebutuhan dan aktifitas penghuni. Sehingga terjadi ketidaklancaran, ketidak nyamanan serta ketidak amanan dalam beraktifitas. Karena itu dibutuhkan suatu konsep permukiman yang akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka sehingga hal-hal tersebut dapat dieliminir atau dihilangkan demi terciptanya suatu kondisi yang kondusif yang mampu meningkatkan kreatifitas dan produktifitas penghuni yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan. Tujuan adalah untuk melihat bagaimana permukiman nelayan yang ada di daerah pesisir rural akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka. Metode yang digunakan adalah kualitatif, dimana data-data yang ada, baik data yang diperoleh dari hasil wawancara secara purposive maupun hasil penyebaran kuesioner dikumpul dan dianalisa secara bersama dengan teori/konsep yang mendukung. Berdasarkan hasil penelitian, maka dibutuhkan suatu konsep termukiman yang akomodatif bagi nelayan terkait dengan kondisi lingkungan, sosial, budaya, ekonomi dan kepercayaan mereka sehingga hal-hal tersebut dapat dieliminir atau dihilangkan demi terciptanya suatu kondisi yang kondusif yang mampu meningkatkan kreatifitas dan produktifitas penghuni yang berujung kepada peningkatan kesejahteraan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah permukiman yang akomodatif baik bagi keluarga nelayan maupun bagi lingkungannya yaitu : \ud 1. Akomodatif terhadap pekerjaan masyarakat, maka penempatan lokasi permukiman harus dekat dengan tempat kerja, yang bertujuan untuk memudahan akses dalam pencapaian dari dan ke tempat kerja, kemudahan dalam pengontrolan terhadap keluarga yang berangkat ketempat kerja dan terhadap property. Selain itu menghemat waktu, tenaga dan biaya. Selain lokasi, kehadiran fasilitas-fasilitas penunjang mestilah dapat mengakomodir kebutuhan nelayan. Seperti tempat pelelangan ikan, parkir dan perbaikan perahu, tempat penjemuran atau pemrosesan hasil tangkapan nelayan dan budidaya laut lainnya. Fasilitas-fasilitas penunjang permukiman ini harus disesuaikan jenisnya, jumlahnya, letaknya, luasannya dengan kebutuhan nelayan \ud 2. Akomodatif terhadap kondisi alam (iklim), Maka bentuk permukiman dan rumah harus disesuaikan dengan kondisi iklim local. Untuk rumah maka bentuk yang tepat adalah rumah panggung (tradisional) dengan material serta bukaan-bukaan yang dapat mengalirkan udara dengan baik dair luar ke dalam rumah atau sebaliknya. Menggunakan elemen-elemen rumah tinggal seperti atap yang tinggi dengan sudut kemiringan yang besar serta lobang ventilasi pada atap (susunan timpa laja) untuk mengelimir udara panas di bawah atap demikian pula dengan penggunaan plafon. Bukaan pada dinding yang lebar pada arah tertentu dan pengurangan lebar bukaan pada arah tententu untuk menciptakan kenyamanan dalam ruang. Material yang digunakan untuk dinding dan lantai adalah yang tahan lama namun dapat mengalirkan udara. Selain lain itu hal penting lainnya adalah penggunaan warna, karena warna dapat memberikan pengaruh terhadap kenyamanan penghuni kaitannya dengan radiasi matahari, dengan penggunan warna yang baik maka akan menciptakan kenyamanan ruang yang berkontrubusi teerhadap kebetahan penghuni beraktifitas di dalamnya. Bentuk rumah panggung adalah yang paling sesuai untuk daerah pesisir karena mempunyai keuntungan-keuntungan seperti aman terhadap dan lebih sehat Semenara itu permukiman sebaiknya diarahkan membelakangi laut, karena kondisi iklim.\ud 3. Akomodatif terhadap budaya. Bentuknya mengikuti budaya masyarakat Bugis Makassar dimana rumah mensimbolkan kepercayaan terhadap kosmologi dan falsafah hidup mereka yang bertujuan untuk mendapatkan kemanan, keselamatan, rejeki, dan kesehatan penghuni rumah. selain itu bentuk ini juga mensimbolkan tubuh manusia. Pada permukiman mengikuti budaya masyarakat dimana dibentuk oleh sistem kekeluargaan, keluarga terdekat berada dalam lingkaran terdekat dan semakin jauh semakin berkurang hubungan keluarganya (intimate society). Sistem ini pula membentuk adanya ruang-ruang bersama yang sifatnya semi public dan digunakan oleh keluarga besar atau rumah-rumah yang ada disekitarnya.\ud 4. Akomodatif terhadap kebutuhan masyarakat akan ruang untuk beraktifitas. Bentuk rumah panggung sangat sesuai untuk hal ini karena bentuknya yang diangkat keatas (berkolong) menyediakan ruang yang lapang dibawahnya selain teduh dan terlindung dari panas dan hujan. juga dapat dikembangkan karena lebih efisien, murah, dan mudah, tidak memerlukan ruang yang luas dan ini sangat sesuai untuk daerah pantai dimana ketersediaan lahan sangat terbatas.\ud 5. Akomodatif terhadap penambahan ruang. Dengan bentuk konstruksi yang menggunakan sistem lobang dan pasak pada sistem sambungan struktur memungkinkan penambahan dapat dilakukan dengan mudah tanpa merusak bagian lainnya. Dengan sistem ini pula mudah untuk membongkar rumah jika ingin dipindah ketempat lain, karena dipermukiman nelayan sering sekali mengalami erosi akibat banjir dan air pasang.\ud 6. Akomodatif terhadap keamanan, baik keamanan lingkungan kampung maupun keluarga. Untuk lingkungan didekati dengan penyediaan pos-pos ronda ditempat-tempat yang stregis, pola jalan yang jalan lurus yang kurang mempunyai percabangan, serta masyarakat yang homogeneus semua ini berkontribusi untuk menciptakan keamanan lingkungan. Untuk unit rumah tinggal didekati dengan penyediaan ruang atau tempat pengontrolan terhadap lingkungan tempat tinggal.\ud 7. Sistem drainase yang harus sesuai terhadap kondisi lingkungan pantai, kondisi masyarakat, ekonomis (terjangkau), dan ramah lingkungan. ada beberapa alternative, bisa dengan cubluk ganda, wc sistem pasang surut, sistem seri, dll. \ud 8. Akomodatif terhadap kemampuan ekonomi. Dengan kondisi ekonomi masyarakat nelayan yang umumnya rendah maka diperlukan rumah yang dapat dibangun secara bertahap, selain itu penggunaan material yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi. \ud 9. Akomodatif terhadap potensi yang ada baik alam maupun budaya. Mashyarakat dan pemerintah dapat dapat mengembangkan potensi alam dan budaya yang mereka miliki, sehingga mempunyai nilai jual terhadapat kepariwisataan yang sangat baik untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga bagi PEMDA. Selain masyarakat bersangkutan akan mempunyai karakteristik lain yang akan membedakannya dengan kelompok yang lain dan hal ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan identitas diri mereka dan penghargaan dari kelompok lain akan semakin baik. \ud Konsep yang akomodatif ini akan menyebakan penghuni akan betah berada di dalamnya, dengan suasana yang nyaman, aman. Suasana yang demikian akan dapat meningkatkan kreatifitas dan aktifitas nelayan yang akhirnya akan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan hidupny

    Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Dasar-dasar Perbankan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz dikelas X AK 1 SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR

    Get PDF
    FIRAWATI, 2018. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar-dasar perbankan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz dikelas X AK 1 SMK YPLP PGRI 1 MAKASSAR. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. (pembimbing : (1) Dr. Tuti Supatminingsi S.E M.Si, (2) Muhammad Hasan S.Pd, M.Pd). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran dasar-dasar perbankan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz. Hasil penelitian nantinya dapat memberikan manfaat dari semua pihak terutama bagi pendidik, peserta didik, maupun bagi peneliti sendiri. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang didesain dalam 3 siklus yaitu siklus 1, siklus 2 dan siklus 3, dengan alur penelitian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi atau pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X AK 1 SMK YPLP PGRI 1 Makassar yang berjumlah 35 orang. Data yang digunakan diperoleh melalui observasi, tes dan wawancara. Untuk analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bawa melalui penerapan model pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dinyatakan pada siklus I berdasarkan penerapan model pembelajaran Team Quiz hasil belajar siswa mencapai 77.14 persen atau 27 orang siswa masuk dalam kategori tuntas dan pada siklus II naik menjadi 94.29 persen atau 33 orang siswa hal ini menunjukkan hasil belajar siswa meningkat dan sudah mencapai standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penerapan model pembelajran kooperatif tipe Team Quiz hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar-dasar Perbankan dapat ditingkatkan

    PERAN MODAL SOSIAL DALAM USAHATANI RUMPUT LAUT DI DESA BONTOSUNGGU KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan dan peran modal sosial dalam usahatani rumput laut di Desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto.Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan informan secara purposive sampling yaitu informan yang dipilih atau ditentukan secara sengaja. Teknik analisis data yang digunakan analisis deskriftif kualitatif meliputipenyajian data, reduksi, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan rumput laut di Desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto di awali dengan pembibitan, penanaman di laut dan pemanenan pasca panen yang dilakukan oleh petani hanya sampai pengeringan saja. Adapun modal sosial yang dianut oleh petani dan pedagang dalam usahatani rumput laut di Desa Bontosunggu Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto (1) Kepercayaan rasa saling percaya ini tumbuh dan berakar dari nilai-nilai yangmelekat pada budaya masyarakat, salah satu unsur terpenting dalam kepercayaan adalah adanya perilaku jujur, toleransi, dan adil. (2) Norma merupakan aturan yang di harapkan dipatuhi dan diikuti oleh masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis norma sosial yang di anut oleh petani terbentuk melalui tradisi yang selalu dilakukan oleh petani. (3) Jaringan sosial yang masih mempunyai ikatan erat dan kental melalui saling tukar informasi selain itu dengan adanya jaringan maka petani mudah melakukan penjualan hasil usahataninya (4) Hubungan Timbal Balik yang masih dilakukan baik petani maupun pedagang yaitu saling membantu baik dalam segi tenaga maupun modalmaka dapat memudahkan pekerjaan petani rumput laut dalam meyelesaikan pekerjaannya dalam berusahatani rumput laut.Ā Kata kunci : modal sosial, rumput laut, usahatani, pera

    Analisis Value For Money Anggaran Pendapatan Pada Pemerintah Kota Medan

    Get PDF
    Permasalahan yang sering timbul dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah adanya pemborosan penggunaan anggaran yang dilakukan dan tidak tepat sasaran yang seharusnya dapat dirasakan oleh masyarakat umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Pemerintah Kota Medan yang diukur dengan menggunakan metode Value for Money yang terdiri atas ekonomis, efisiensi, dan efektivitas, dan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan yang dihitung dengan metode Value for Money sesuai dengan Kepemendagri No. 600.900-327 Tahun 1996. Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Medan. Pendekatan penelitian ini berupa pendekatan deskriptif yakni penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan dan menyajikan data yang diterima dari Pemerintah Kota Medan berupa data-data jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Medan sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas untuk penulis menganalisis serta membandingkan dengan teori yang ada. Teknik analisa data yang digunakan berupa teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kinerja Pemerintah Daerah kabupaten Kota Medan selama tahun 2014-2018 belum ekonomis karena memiliki rata-rata rasio ekonomis yaitu 79% dan termasuk dalam kategori kurang ekonomis. Dari segi efisiensi kurang efisien karena memiliki rata-rata rasio efisiensi yaitu 99,71% . Dan dari segi efektivitas, rata-rata rasio efektivitas sebesar 82,49% yang mana berada dalam kategori cukup efektif. Rasio ekonomis Pemerintah Kota medan mengalami penurunan, rasio efisiensi belanja daerah mengalami peningkatan, rasio efektivitas pendapatan daerah mengalami penurunan, dan kinerja Pemerintah Kota Medan yang diukur dengan menggunakan Value for Money mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan kurang maksimalnya pendapatan daerah, terbukti dengan pendapatan daerah yang tidak mampu mencapai target, dan meningkatnya belanja daerah Pemerintah Kota Medan. Maka dapat dikatakan bahwa Rasio Value for Money pada Pemerintah Kota Medan belum memenuhi standar berdasarkan Kepmendagri No. 600.900-327 Tahun 1996. Faktor penyebab Value for Money belum memenuhi standar dikarenakan besarnya realisasi atas belanja daerah yang dikeluarkan, dan juga pemerintah daerah tidak mampu dalam mencapai target pendapatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah tersebut

    Pengaruh Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian CV Obor Pematangsiantar

    Get PDF
    The development of the business world that is rapidly improving resulted in increasingly fierce competition so that various ways are done by business people to maintain and develop competitive advantage against their competitors. One of the business that also got affected by the intense competition at the moment is the building materials business in CV. Obor Pematangsiantar. Fierce competition requires the owner or manager of the CV. Obor Pematangsiantar to create a strategy that is able to compete and has an advantage so that customers decide to buy CV. Obor Pematangsiantarā€™s product. The purpose of this study was to determine the effect of price and quality of service on purchasing decisions on the CV. Obor Pematangsiantar both partially and simultaneously. The results showed that: (1) price has a positive effect on purchasing decisions, this is evidenced by the value of tcount&gt; ttable (11,669&gt; 2,026) with a significance value of 0,000 (sig ? 0.05), (2) quality of service has a positive effect on decisions purchases with tcount &gt; ttable (21,414&gt; 2,026) with a significance value of 0,000 (sig ? 0.05), (3) price and service quality have a positive effect on purchasing decisions, this is evidenced by the value of Fcount&gt; Ftable (441,681&gt; 3, 25) with a significance value of 0,000 (sig ? 0.05)

    Changes in social capital of rice farmers: An antropological study for buginese farmers

    Get PDF
    Local institutions that encourage self-organization to achieve shared-goals is a characteristic of social capital. In Bugis society, there is a social capital in farming communities called tudang sipulung, meaning ā€œsitting together for deciding various matters related to farmingā€. However, tudang sipulung has been transformed. This study aims to determine causes, processes, and consequences of social change in tudang sipulung tradition. The data from this case study were collected by using in-depth interviews, observations, and document review. The results show that the cause of change was an abandonment of traditional rituals in farming because farmers consider that such rituals delay activities and require more cost, so to reduce the effectiveness and efficiency. In addition, there is also a shift in the position of actors, where the schedule of the planting which was previously determined by indigenous knowledge possessed by traditional leaders, changed to the role of climatologists and officers from the government. The process of social change takes long and slow along with the social dynamics of the rice farming community which makes tudang sipulung tradition as a place to work together to achieve shared-goal for farmers. Nevertheless, the process of social change has consequences for the elimination of kindness to each other and lack of trust among farmers

    Adsorpsi Pewarna Tekstil Menggunakan Adsorben Kitosan Sulfat Bead Dari Limbah Kulit Udang

    Get PDF
    Abstract: Pembuatan dan pemanfaatan kitosan sulfat beadasal limbah udang sebagai adsorben zat warna methyl orange dan diuji kemampuanadsorpsinya terhadap zat warna methyl orange. Karakterisasi kitosan dan kitosan sulfat beads menggunakanFourier Transform Infra-Red Spectrophotometer (FTIR), dengan derajad deasetilase 89%.Optimasi adsorpsi kitosansulfat beads terhadap methyl orange digunakan beberapa parameter: panjang gelombang , variasi pH, variasi waktu interaksi dan variasi konsentrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kitosan sulfat beads optimum mengadsorpsi methyl orange pada pH 4 , waktu interaksi60 menit, kapasitas adsorpsi sebesar 18 mol/g dengan panjang gelombang maksimum pada 554,2 nm. Mengikuti persamaan isoterm Langmuir dengan R2 = 0,995. Kemampuan kitosan sulfat beads mengadsorpsi zat warna methyl orange karena memiliki gugus fungsi utama amin-sulfat dan hidroksil
    corecore