9 research outputs found

    PENINGKATAN DAYA SAING USAHA MIKRO OLAHAN IKAN (TUNA SPRINGROLL DAN PEMPEK IKAN TENGGIRI) MELALUI SERTIKASI HALAL PRODUK

    Get PDF
    AbstrakKewajiban sertifikasi halal produk makanan dan minuman yang berlaku mulai 2024 membuat pelaku usaha harus mempersiapkan diri mendaftarkan produknya. Permasalahan mitra adalah kurangnya pengetahuan dan sumberdaya dalam persiapan sertifikasi halal. Tujuan dari pengabdian ini adalah mendaftarkan sertifikat halal produk olahan ikan berupa pempek ikan tenggiri dan tuna springroll. Metode yang digunakan adalah 1) transfer teknologi, 2) penyusunan manual SJPH, 3) pelatihan penyelia halal internal, 4) bimbingan teknis, 5) perbaikan sarana produksi, 6) pendampingan implementasi sistem jaminan halal serta 7) pendampingan pendaftaran sertifikasi halal melalui jalur self declare.Ā  Hasil dari pengabdian ini adalah manual Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH), penunjukkan penyelia halal internal yang telah memiliki sertifikat pelatihan oleh pimpinan mitra, penguasaan mekanisasi peralatan giling ikan dan kemasan vacuum khusus produk basah. Mitra telah berhasil mendapatkan sertifikasi halal dengan nomor ID33110000437550622) yang berlaku mulai tanggal Ā 29 September 2022 sampai 29 september 2026.Ā AbstractBusinesses must get ready to register their products before the 2024 implementation of the requirement to certify halal food and beverage products. The major issue for micro and small business owners is a lack of expertise and human resources when preparing for halal certification. This community service's main objective is to register a halal certificate for tuna springrolls and savoury fishcakes made with mackerel from a small-micro enterprise. Methods used consisted of 7 steps. First step is the transfer of technology. Second step is preparation for manual of halal product guarantee. Next is internal halal supervisor training. After that is technical guidance following by registering halal certification through self-declare system. This service results in the creation of the manual of halal assurance system, the appointment of an internal halal supervisor with a training certificate from the leader of business owner, the mastery of automated fish grinders, and the usage of vacuum packaging for wet goods. Partners have acquired halal certification (ID33110000437550622), valid from September 29, 2022 to September 29, 2026

    Effects of mycorrhiza and phosphate fertilizers on the growth and yield of foxtail millet (Setaria italica L.) under drought stress conditions

    Get PDF
    Millet is a cereal plant thatā€™s potential for rice substitution. This plant is adaptive to be cultivated in dry land but has a tolerance limit to drought stress. Mycorrhiza and phospate (P) fertilizer treatments help plants adapt to this condition. This study aimed to determine the effects of phosphate fertilizer and mycorrhiza as well as their interaction effects on the growth and yield of foxtail millet (Setaria italica L.) under drought stress. The experiment was carried out from January to June 2020 in the experimental farm, Faculty of Agriculture, University of Jenderal Soedirman. The research was arranged in a factorial randomized complete block design consisting of two factors. The first factor was the dose of SP-36 fertilizer per polybag, namely P0 = 0 g, P1 = 37,5 kg.haā»Ā¹ (25%), P2 = 75 kg.haā»Ā¹ = 0.88 g/polybag (50%), and P3 = 150 kg.haā»Ā¹. The second factor was the dose of mycorrhiza biofertilizer, namely M0 = 0 g.polibagā»Ā¹, M1 = 33.3 g. polibagā»Ā¹ and M2 = 66.6 g.polybagā»Ā¹. The treatment was replicated three times. The data observed were analyzed using the F test, continued with DMRT test at p=0.05. The results showed that SP-36 fertilizer application at half of the recommended dose (0.88 g/polybag) could increase growth variables, such as leaf area, panicle length, and seed weight. Mycorrhizae application 33.3 g/polybag could improve variables such as plant height, leaf area, panicle length, and seed weight. It also accelerated the initiation of panicle emergence compared to control

    Pemanfaatan Mikoriza-Trichoderma dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Vitamin C Kubis Bunga

    Get PDF
    Kubis bunga merupakan komoditas sayuran yang potensial karena mengandung vitamin dan mineral. Budidaya kubis bunga perlu dikembangkan ke lahan marjinal seperti Ultisol. Pemanfaatan mikoriza-trichoderma dapat meningkatkan kesuburan ultisol. Tujuan penelitian untuk menentukan dosis mikoriza dan trichoderma dengan pengurangan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan vitamin C kubis bunga di ultisol. Penelitian berupa percobaan pot yang diletakkan di lahan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap faktorial yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah kombinasi mikoriza+Trichoderma yaitu 0 g + 0 g (tanpa mikoriza+trichoderma), 10 g + 10 g dan 20 g + 20 g, faktor kedua adalah pengurangan pupuk anorganik (urea, SP36 dan KCl) dari dosis rekomendasi yaitu 0%, 25% dan 50%. Data dianalisis dengan uji F dan DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 20 g mikoriza + 20 g trichoderma tanaman-1 meningkatkan persentase infeksi mikoriza 56.7% dibandingkan dengan 10 g mikoriza + 10 g Trichoderma tanaman-1. Kombinasi terbaik dengan tanaman tertinggi diperoleh pada tanpa mikoriza-Trichoderma dengan pengurangan 25% pupuk anorganik, sedangkan pada bobot akar kering tertinggi pada 10 g mikoriza + 10 g Trichoderma dengan 50% pupuk anorganik. Kombinasi terbaik dengan hasil (curd) tertinggi diperoleh pada 20 g mikoriza + 20 g Trichoderma dengan pengurangan dosis pupuk anorganik 25%, sedangkan kandungan vitamin C tertinggi pada 20 g mikoriza + 20 g trichoderma dengan pengurangan anorganik sebesar 50%.Kata kunci: budidaya, lahan marjinal, pupuk hayati, sayuran Cauliflower is a potential vegetable commodity because it contains vitamins and minerals. Cauliflower cultivation needs to be expanded to marginal lands such as Ultisol. The aim of this research was to determine the dosage of mycorrhiza-Trichoderma with reduced anorganic fertilizer on the growth, yield, and vitamin C content of cauliflower in ultisol. This research was carried out on experimented pots using a factorial completely randomized block design, and three replications. The first factor is mycorrhiza+Trichoderma combinations is 0 g + 0 g, 10 g + 10 g, and 20 g + 20 g; the second factor is anorganic fertilizer reduction (urea, SP36, and KCl) from the recommended dosages is 0%, 25%, and 50%. The data were analyzed using F-test and DMRT. The research results showed that 20 g mycorrhiza+20 g Trichoderma plant-1 increased the infection percentage of mycorrhiza up to 56.7% when compared to 10 g mycorrhiza-10 g Trichoderma. The best combination with the highest plants was obtained without mycorrhizal-Trichoderma with a 25% reduction of anorganic fertilizer, while the highest dry root weight on 10 g mycorrhiza + 10 g Trichoderma with 50% anorganic fertilizer. The highest yield (curd) was obtained at 20 g mycorrhiza + 20 g Trichoderma with a 25% reduction in anorganic fertilizer, while the highest vitamin C content was obtained at 20 g mycorrhiza + 20 g Trichoderma with a 50% reduction of anorganic fertilizers. Keywords: biofertilizer, vegetables, cultivation, marginal lan

    Exploration and remediation ability test of indigenous bacteria from rice field pemalang regency on lead (Pb) contamined soil

    Get PDF
    The research aims to obtain isolates and determine the morphological characteristics of bacteria that are resistant to Lead (Pb) contamination. The materials and tools used were soil from conventional rice farming land, Nutrient Agar (NA) medium, alcohol 70%, aquades, PbNO3 solution, aluminum foil, cling wrap, heat-resistant plastic, spiritus, physiological solution of 0.85% NaCl, autoclave, test tubes, petri dishes, erlenmeyer flasks, measuring cylinder, beaker glass, laminar air flow (LAF), shaker, magnetic stirrer, micropipette, refrigerator, analytical balance, ose needle, pH meter, vortex, ice box, shovel , tube racks, bunsen, stationery, labels, and other supporting materials and equipment. This research is a sampling research and continued with laboratory tests including bacterial isolation, colony count calculation and macromorphological characterization. The data obtained from morphological observations are presented in the form of descriptions, while quantitative data are presented in the form of numbers and are used as primary data. The results of isolating bacteria with NA medium added with 5 ppm lead, there are five bacterial isolates were selected, namely KMPb O, KT1Pb C, KT2Pb H, KB1Pb H, and KB2Pb K. Based on the TPC (Total Plate Count) test with a range of 30-300 colonies, the number of bacterial colonies ranged from 10,45 x 106 ā€“ 28,9 x 106 CFU/ml. The colony morphological characteristics of the five bacterial isolates were dominated by round in shape, smooth texture and flat elevation

    Peningkatan efisiensi pemupukan kimia melalui penggunaan POC Urin Kelinci pada tanaman Labu Madu (Cucurbita moscata)

    No full text
    Rendahnya efisiensi penggunaan pupuk kimia menjadi hambatan dalam produksi pertanian yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia melalui penggunaan pupuk organik cair dari urin kelinci pada budidaya labu madu. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan menguji faktor POC urin kelinci dan beberapa taraf pupuk N, P dan K. Faktor POC terdiri dari perlakuan tanpa POC dan perlakuan POC urin kelinci 350liter/ha. Pengurangan dosis pupuk N, P dan K dilakukan dengan mecobakan dosis 100% N, P, K rekomendasi (220 kg/ha Urea; 80 kg/ha SP-46, dan 130 kg/ha KCl), 50% dosis dan 25%. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh nyata penggunaan urin kelinci maupun penurunan dosis pupuk N, P, K terhadap parameter pertumbuhan dan hasil tanaman labu madu kecuali pada kadar klorofil. Kadar klorofil terbaik didapatkan pada pemupukan dosis 50% N, P, K

    Pemberdayaan Santri Pondok Pesantren Darussalam Purwokerto Melalui Pelatihan Budidaya Rempah Organik

    Get PDF
    Gerakan santri enterpreuneurship mendorong santri untuk berlatih mandiri secara ekonomi melalui berbagai pelatihan kewirausahaan. Budiaya rempah golongan rimpang jahe kunyit dan kencur sangat prospektif pada era pandemic covid-19. Selain memiliki khasiat bagi kesehatan rimpang tersebut merupakan tanaman industri, biofarmaka dan bumbu penyedap masakan sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Melihat peluang usaha yang bagus ini maka perlu adanya kegiatan pelatihan budidaya rimpang sebagai upaya pemberdayaan santri agar dapat berwirausaha bidang pertanian. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan alih teknologi berupa pembuatan kompos, biopestisida dan perawatan tanaman guna mendukung budidaya rimpang jahe kunyit dan kencur. Mitra kegiatan adalah santri pondok pesantren Darussalam Purwokerto. Waktu pelaksanaan kegiatan adalah bulan Mei ā€“ Oktober 2021. Metode yang digunakan adalah Partisipatory Rural Apppraisal (PRA) dengan tahapan kegiatan: pemberian materi pelatihan budidaya rempah, praktek pembuatan demplot budidaya, pendampingan dan evaluaasi kegiatan Hasil kegiatan menunjukkan bahwa santri pondok pesantren Darussalam sangat antusias terhadap kegiatan sosialisasi dan pelatihan budidaya rimpang. Peningkatan pemahaman santri meningkat 65% dan ketrampilan dalam kegiatan budidaya rimpang meningkat sebesar 50% dari sebelum pelaksanaan kegiatan. Pembuatan demplot budidaya jahe kunyit dan kencur menunjukkan peningkatan ketrampilan santri dalam menerima transfer teknolog

    PENERAPAN HIDROPONIK DAN PASCAPANEN SAYURAN PADA ORANGTUA SISWA SDN KARANGSALAM KABUPATEN BANYUMAS

    Get PDF
    Abstract. Community service activities in the form of application of cultivation techniques and post-harvest processing of vegetable crop into healty and nutritious food products with the target of elemetary school students were proven to be able to increase: studentā€™s interest, knowledge, and skills towards vegetable farming activities; consumption frequency of vegetable-based food; knowledge of various types of vegetables dan their benefits. The activitis need to be transmitted to the parents to solve problems: the habit of parents preparing instant foods that are minimal vegetable content for their childrenā€™s breakfast; the lack of parental knowledge in processing vegetabales to a variety of foods that are preferred by the children; limited knowledge about vegetables benefit for children growth and development; and house environment have not been used optimally for vegetable cutivation. The purpose of this activity were: training on vegetable cultivation techniques using two different hydroponic system (NFT and wick system); post-harvest knowledge transfer of vegetable into preferred foods for the children; knowledge transfer about the importance of vegetables for childern growth and development. The method implemented in this activity were making demonstration and plot (demplot) of NFT dan wick system; vegetable cultivation activities through direct practice; post-harvest knowledge transfer of vegetable into preferred foods for the children; transfer of knowledge about healthy food with balanced nutrition to support the growth and development of school-age children. As a result, all activities are going well with high target audience participation. Hydroponic demonstration plots are prepared to produce crops of kale, spinach, pakcoy up to four times. Through this activity, parents' knowledge and skills have increased in: cultivation of vegetable plants using hydroponic techniques; postharvest processing of vegetable products into foods that children like; Ā knowledge of the importance of the benefits of vegetables for children. Ā  Ā  Abstrak. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa aplikasi budidaya dan pameran produk makanan berbasis sayuran dengan khalayak sasaran siswa sekolah dasar terbukti mampu meningkatkan ketertarikan, pengetahuan, dan keterampilan siswa terhadap kegiatan bertanam sayuran; frekuensi konsumsi makanan berbahan sayuran; pengetahuan ragam jenis sayur dan manfaatnya. Kegiatan perlu diterapkan lebih luas kepada orang tua siswa untuk mengatasi permasalahan kebiasaan orang tua menyiapkan makanan instan yang minim sayur untuk anaknya; minimnya pengetahuan orang tua dalam melakukan kegiatan pengolahan tanaman sayuran menjadi aneka makanan yang disukai anak-anak; terbatasnya pengetahuan pentingnya manfaat sayuran bagi anak usia sekolah, dan; belum termanfaatkannya lingkungan rumah untuk kegiatan bertanam sayuran. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua siswa SDN Karangsalam melalui pelatihan teknik budidaya tanaman sayuran menggunakan teknik hidroponik NFT dan Wick system untuk pemanfaatan lahan pekarangan rumah; transfer pengetahuan pascapanen produk tanaman hasil panen menjadi produk makanan yang disukai anak-anak, dan; transfer pengetahuan pentingnya manfaat sayuran bagi pertumbahan dan perkembangan anak usia sekolah. Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan pengabdian ini adalah metode partisipatif. Khalayak sasaran diajak berperan aktif dalam kegiatan pembuatan perangkat hidroponik tanaman sayuran; demplot hidroponik; kegiatan budidaya tanaman sayuran dengan praktik langsung; transfer pengetahuan pascapanen produk tanaman hasil panen menjadi produk makanan yang disukai anak-anak; transfer pengetahuan pentingnya manfaat sayuran bagi anak usia sekolah. Hasilnya, pengetahuan dan keterampilan orang tua meningkat dalam hal: budidaya tanaman sayuran menggunakan teknik hidroponik; pengolahan pascapanen produk sayuran menjadi makanan yang disukai anak-anak; dan pentingnya manfaat sayuran bagi anak-anak

    Validasi Kuesioner Eating In The Absence of Hunger Versi Bahasa Indonesia

    No full text
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan validitas konstruk kuesioner Indonesian Eating in the Absence of Hunger (EAH). Skala EAH asli (PEMS) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Inggris untuk mengkonfirmasi kesetaraan konseptual dan linguistik. Skala tersebut diberikan kepada mahasiswa. Analisis faktor konfirmatori menunjukkan bahwa EAH versi Indonesia memiliki validitas dan reabilitas yang baik. Dengan demikian, alat ukur ini dapat digunakan untuk memahami fenomena EAH di Indonesia yang diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya obesitas. Selain itu, kuesioner ini dapat digunakan untuk memetakan keadaan psikologis masyarakat Indonesia terkait perilaku makan. Dengan demikian akan membantu dalam upaya preventif dan kuratif untuk mengatasi obesitas

    Mapping of Rice Field to Support Food Safety at Banyumas Regency

    Get PDF
    The rice area in Banyumas Regency needs attention in an effort to support food security and avoid land conversion. The objective of this study was to update the information through mapping rice land area at Banyumas Regency based on the type of irrigation, altitude and soil type. The research method was carried out using geographic information system (GIS) -based software, then analyzed by using the overlay method and direct checking / surveying in the field. The process of analyzing spatial data of paddy fields in Banyumas Regency is mostly done by using a Geographic Information System (GIS) software tool, namely ArcView 3.2. Mapping was carried out on three variables, namely irrigation type, altitude and soil type. The results showed that the irrigated rice field type is more dominant than the rainfed type, the altitude is lowland with an altitude of 25-250 m above sea level and the dominant soil types are andosols and latosols with an area of> 12,000 ha.The rice area in Banyumas Regency needs attention in an effort to support food safety and avoid land conversion. The objective of this study was to update the information through mapping rice land area at Banyumas Regency based on the type of irrigation, altitude and soil type. Geographic Information System (GIS) ArcView 3.2 -based software was applied, then analyzed by using the overlay method and direct checking/surveying in the field to process of analyzing spatial data of paddy fields in Banyumas Regency. Mapping was carried out on three variables, namely irrigation type, altitude and soil type. The results showed that the irrigated rice field type is more dominant than the rainfed type, the altitude is lowland with an altitude of 25-250 m above sea level and the dominant soil types are andosols and latosols with an area of> 12,000 ha
    corecore