11 research outputs found

    GOOGLE SUITE FOR EDUCATION TRAINING FOR 21ST CENTURY LEARNING IN SMA NEGERI 1 JATINOM

    Get PDF
    This google suite training activity is one form of community service activities which is done by the excellent team of LPPM Unwidha Klaten. This is aimed at teachers to prepare the 21st century skills. Before, the training activities took place, the team was conducted the observation and interview, so it was decided that the place for community service activities was SMA Negeri 1 Jatinom and it is carried out in three meeting session of training. The first meeting was training on google docs, google slides, and google sheets. The second meeting was google form and google drive. The third meeting was google site and google classroom. This training shows the enthusiasm of the participants to learn the 21st century skills. It can be seen by the participants who consistently follow and explore all the material in training. From the total of 66 participants, 70% of them have completed all the task which is given in the end of each training. Besides, the participants are considered capable in operating various google suite according to the material provided

    An Integrated Inventory and Order Pick-up Model Considering the Capacities of Vendors, the Limited Number of Vehicles, and the Duration of Vehicle Trips for the Multi-Vendor Single-Buyer (MVSB) System

    Get PDF
    Collaboration that is mutually beneficial between vendors and buyers to minimize inventory and pick-up costs is the basis for developing an integrated inventory and order pick-up model, known as inbound inventory routing problems (IIRP). Unfortunately, the IIRP model developed so far does not consider several conditions found in the manufacturing industry, including vendors’ limited capacities, limited number of vehicles, and duration of vehicle trips. Based on these conditions, this study aims to develop an integrated inventory and order pick-up model that considers vendors’ limited capacity, limited number of vehicles, and duration of vehicle trips for the Multi-Vendor Single-Buyer (MVSB) system. The total relevant costs, consisting of set-up, ordering, holding, and pick-up, are kept to a minimum. The model developed in this study is classified as mixed-integer non-linear programming (MINLP), which is hard to solve using an analytic or exact approach. So, a proposed algorithm using ant colony optimization (ACO) was developed to solve the problem. Model testing was carried out by developing three types of numerical examples: small, medium, and large-scale problems. The results obtained show that the proposed algorithm can find the best solution in a realistic amount of time

    Integrated Trajectory Planning and Vibration Suppression of Transfer Robots

    Get PDF
    豊橋技術科学大

    Pemanfaatan Cabai Merah Afkir dalam Pembuatan Bubuk Cabai Merah (Capsicum annuum L.) (Kajian : Proporsi Cabai Merah Segar : Cabai Merah Afkir dan Waktu Blansing)

    Get PDF
    Cabai merah memiliki banyak kandungan gizi, diantaranya energi, protein, lemak, kabohidarat, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Jumlah kandungan vitamin C pada cabai mengalahkan buah-buahan segar seperti mangga, nanas, pepaya, atau semangka. Cabai merah memiliki karakterisktik yang mudah rusak, menyusut, dan cepat busuk setelah masa panen sehingga menyebabkan banyak cabai merah yang terbuang percuma meskipun sebenarnya cabai tersebut masih dapat dimanfaatkan (cabai merah afkir). Oleh karena itu, diperlukan suatu metode untuk memanfaatkan cabai afkir tersebut. Salah satu cara pemanfaatan cabai afkir tersebut adalah dengan cara pengeringan untuk dijadikan bubuk cabai merah dengan ditambahkan cabai merah segar dengan proporsi tertentu. Bahan baku cabai merah segar yang digunakan berciri-ciri masih segar, berwarna merah, tangkainya berwarna hijau, dan tidak ada cacat. Sedangkan untuk cabai merah afkir dipilih cabai yang berwarna orange kemerah-merahan, cacat, tangkainya berwarna coklat, buahnya layu, dan tekstur agak lembek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi cabai merah segar dan cabai merah afkir yang tepat serta pengaruh waktu blansing terhadap sifat fisik dan kimia bubuk cabai merah dengan memanfaatkan cabai merah afkir dalam pembuatan bubuk cabai merah. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor I adalah proporsi cabai merah segar : cabai merah afkir, dengan perbandingan 75% : 25%, 50% : 50%, dan 25% : 75%. Faktor II adalah waktu blansing, yang terdiri dari 2 faktor yaitu waktu blansing selama 5 menit dan waktu blansing selama 10 menit. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan Analisis Sidik Ragam (ANOVA). Apabila terdapat beda nyata dilakukan uji BNT dengan taraf 5% dan dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) apabila terdapat interaksi pada kedua perlakuan. Pemilihan perlakuan terbaik menggunakan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan proporsi cabai merah segar : cabai merah afkir dan waktu blansing memberikan pengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C dan karotenoid, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap warna (tingkat kecerahan, kemerahan, dan kekuningan), kadar air, rendemen, dan daya serap air. Interaksi antara perlakuan proporsi cabai merah segar : cabai merah afkir dan waktu blansing tidak memberikan pergaruh yang nyata. Perlakuan terbaik bubuk cabai merah diperoleh pada perlakuan proporsi cabai merah segar 75% : cabai merah afkir 25% dan waktu blansing 10 menit yang memiliki parameter fisik dan kimia sebagai berikut : vitamin C 33,60 mg/100g, karotenoid 564,81 µg/100g, kecerahan warna (L+) 39,92, kadar air 4,32%, rendemen 16,82%, dan daya serap air 16,36%

    Integrated Trajectory Planning and Sloshing Suppression for Three-Dimensional Motion of Liquid Container Transfer Robot Arm

    No full text
    For liquid transfer system in three-dimensional space, the use of multijoint robot arm provides much flexibility. To realize quick point-to-point motion with minimal sloshing in such system, we propose an integrated framework of trajectory planning and sloshing suppression. The robot motion is decomposed into translational motion of the robot wrist and rotational motion of the robot hand to ensure the upright orientation of the liquid container. The trajectory planning for the translational motion is based on cubic spline optimization with free via points that produces smooth trajectory in joint space while it still allows obstacle avoidance in task space. Input shaping technique is applied in the task space to suppress the motion induced sloshing, which is modeled as spherical pendulum with moving support. It has been found through simulations and experiments that the proposed approach is effective in generating quick motion with low amount of sloshing

    Rainbow Connection Number on Amalgamation of General Prism Graph

    Get PDF
    Abstract Let  be a nontrivial connected graph, the rainbow-k-coloring of graph G is the mapping of c: E(G)-> {1,2,3,…,k} such that any two vertices from the graph can be connected by a rainbow path (the path with all edges of different colors). The least natural numbe

    EVEKTIFITAS PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA

    Get PDF
    Politisasi proses pembangunan desa, sekurang-kurangnya dapat menggeser prinsip-prinsip dan ukuran-ukuran manejemen di bawah prioritas-prioritas politik. Delam hal terjadi pertentangan politik, maka pemborosan pembangunan tak dapat dielakkan , kerena pertentangan politik ekan menjadi identik dengan pertentangan pembangunan. Partisipasi dan keswadayaan pembengunan seolah-olah telah berubah menjadi semacam oposisi pembanguna

    EFEKTIVITAS PEMERINTAHAN DESA DALAM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DESA

    No full text
    PermasAlahan pembanguan pedesaan, kerena posisi strategiknya dalam rangka pembangunan nasional, merupakan amanat yang menuntut kepedulian mendalam banyak pihak. Kelangkaan sumber-sumber, keterbatesen penguasaan teknologi, serta terbatasnya akses ke sistem produksi maupun ke sistem kekuasaan menyebabken persoalan kemiskinan pedesaan sudah merupakan persoalan pelik yang tak mudah dipecahkan. Kepelikan persoalan ini bertambah lagi karena tiadanya institusi pembangunan pedesaan yang kapabllitasnya dapat diandalkan. Pemerintahan LokaL, khususnya Pemerintehan Desa yang karena sebab-sebab tertentu harus merangkap sebagai institusi pembangunan juga masih memiliki berbagai kelemahan, terutama daLam hal pemehaman pejabatnya akan sifat multidimensional peraoalan pembangunan, serta kemampuannya menseleksi program yang stretegik. Campur-tangan permerintahan supra desa di aatu pihak diundang, kerena sangat d1butuhkan, di lain pihak karena siratnya ter1alu politis justru menimbulkan ketegangan dan permasalahan baru
    corecore