3 research outputs found

    Studi Karakterisasi Laju Korosi Logam Aluminium dan Pelapisan dengan Menggunakan Membran Sellulosa Asetat

    Get PDF
    Korosi terjadi akibat adanya reaksi oksidasi dan reduksi antara material dengan lingkungannya. Reaksi oksidasi diartikan sebagai reaksi yang menghasilkan elektron dan reduksi adalah antara dua unsur yang mengikat elektron . Korosi merupakan peristiwa yang tidak mungkin dielakan dalam kehidupan baik dalam lingkungan industri maupun rumah tangga. Korosi tidak dapat dihilangkan, namun dapat dikendalikan lajunya. Secara teoritis, menurut tabel deret volta, Aluminium merupakan logam yang mudah terkorosi. Pada penelitian ini dilakukan upaya untuk mengkarakterisasikan jenis korosinya dengan menggunakan media asam lemah (asetat), asam kuat (HCl), dan basa kuat (KOH). Pada percobaan dengan menggunakan media asam lemah (asetat), korosi yang terjadi adalah korosi sumuran (pitting corrosion). Pada percobaan menggunakan media asam kuat (HCl), pada konsentrasi rendah yang terjadi adalah korosi sumuran, sedangkan pada konsentrasi tinggi yang terjadi adalah korosi erosi. Salah satu metode pencegahan terjadinya korosi yaitu dengan menggunakan metode pelapisan (coating). Pada penelitian ini, upaya yang dilakukan untuk memperlambat laju korosinya adalah dengan cara melapisi logam dengan “Sellulosa Asetat”(CA). Sellulosa asetat terdiri dari powder sellulosa dilarutkan dengan asam asetat 99%, kemudian diaplikasikan pada logam aluminium. Hasil percobaan perendaman dengan media asam asetat, yang terjadi adalah bahwa sellulosa asetat membuat laju korosi semakin meningkat sebesar 54% dibanding sebelum dilapisi. Pada percobaan perendaman dengan menggunakan asam HCl, sellulosa asetat mampu memperlambat laju korosi sebesar 47.479%. Dan pada percobaan perendaman dengan larutan KOH, efisiensi inhibisinya mencapai 255% lajunya lebih cepat dibandingkan sebelum dilapisi. Hal ini terjadi dikarenakan adanya proses deasetilasi dimana proses ini adalah proses terputusnya gugus asetil pada membran sellulosa asetat sehingga kemampuan menempel pada permukaan logam menjadi menurun

    Nata de Cassava Type of Bacterial Cellulose Doped with Phosphoric Acid as a Proton Exchange Membrane

    No full text
    This work aims to encourage the use of natural materials for advanced energy applications, such as proton exchange membranes in fuel cells. Herein, a new conductive membrane produced from cassava liquid waste was used to overcome environmental pollution and the global crisis of energy. The membrane was phosphorylated through a microwave-assisted method with different phosphoric acid, (H3PO4) concentrations (10–60 mmol). Scanning electron microscopy (SEM), X-ray diffraction analysis (XRD), dynamic mechanical analysis (DMA), swelling behavior test, and contact angle measurement were carried out on the membrane doped with different H3PO4 levels. The phosphorylated NdC (nata de cassava) membrane doped with 20 mmol (NdC20) H3PO4 was successfully modified and significantly achieved proton conductivity (maximum conductivity up to 7.9 × 10−2 S cm−1 at 80 °C). In addition, the fabricated MEA was assembled using an NdC20 membrane with 60 wt% Pt/C loading of 0.5 mg cm−2 for the anode and cathode. Results revealed that a high power density of 25 mW cm−2 was obtained at 40 °C operating temperature for a single-cell performance test. Thus, this membrane has the potential to be used as a proton exchange membrane because it is environment-friendly and inexpensive for fuel cell applications

    Recent developments in sustainable corrosion inhibitors: design, performance and industrial scale applications

    No full text
    corecore