1,181 research outputs found

    EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT MANGGIS(Garcinia mangostana) TERHADAP JUMLAH LIMFOSIT T CD4+ DAN KADAR IL-2 PADA PENDERITA HIV DENGAN TERAPI ANTIRETROVIRAL

    Get PDF
    Background : HIV attacks human’s CD4+ T lymphocytes immunity system. IL-2 initiate cell cycle progression and CD4 T Lymphocytes proliferation. IL-2 becoming Indicator of immunity system repair within HIV infection2. HIV patients under ARV medication with high virus level and high ROS (Reactive oxygen species). ROS can induce apoptosis on CD4+ and raise inflammation. Mangosteen Peel Extract (MPE) contains high antioxidant level which can suppress ROS using its active ingredients, xanthone. This research purposed to prove effectiveness MPE to raise CD4 T ymphocytes and IL-2 on HIV patients under ARV therapy. Method : The research’s method is an experimental with double blind randomized control group pretest-posttest design. Research subjects are patients within ARV therapy > 6 months, selected by inclusion and exclusion criteria. Patients divided into 2 groups which is control (placebo) and treatment (given MPE) dosed 2400 mg/day, consumed in 30 days. Tests was done before and after the treatment to analyze CD4 T Lymphocytes number and IL-2 level. Result :MPE Group and placebo group shows increasing number on CD4+ T cell lymphocytes resulting P0,05).But, There were no significant decrease in the level of IL-2 from baseline in the treatment group (p=0.260) and there were significant decreasein placebo group (p=0,008).Spearmans correlation shows r=-0,121 for MPE group and r=-0,018 for the placebo group. Negative values shows opposite direction. Significant correlation between CD4+ T cell lymphocytes and IL-2 level. Conclussion : Mangosteen (Garcinia mangostana) peel extract act as antioxidant that supress apoptosis that will keep the level of IL-2 and the number of CD4+ T cells constant. No correlation occur were caused by proliferation impairment. Keywords: HIV, MPE (Mangosteem Peel Extract), CD4+ T Lymphocytes, IL-2 Leve

    Upaya Meningkatkan Intensitas Salat Melalui Metode Pembiasaan Berjamaah Salat Dhuhur Siswa Kelas 6 MI Muhammadiyah Kranggan Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun 2011/2012

    Get PDF
    Tujuan yang menjadi kajian peneliti, yaitu: Untuk mengetahui bagaimanakah tingkat intensitas salat sebelum dan sesudah dilakukan salat berjamaah siswa kelas 6 MI Muhammadiyah Kranggan Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun 2011/2012. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode dokumentasi, metode observasi dan angket. Indikator kinerja penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan klasikal. Hasil data penelitian menunjukkan bahwa intensitas peserta didik dalam salat berjamaah berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan belum dilakukan proses pembiasaan salat berjamaah salat dhuhur. Atas dasar itu, peneliti bersama guru menyusun rencana untuk perbaikan prosentasi peserta didik dengan memberikan pendidikan pembiasaan salat berjamaah di kelas 6 MI Muhammadiyah Kranggan Tersono Kabupaten Batang. Setelah peneliti mengidentifikasi masalah, maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu berupa penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan pembiasaan. Hasil siklus I: Dalam proses pembelajaran pembiasaan ini peneliti mencatat aktivitas dan reaksi saat peserta didik melakukan salat dhuhur berjamaah. Diketahui beberapa peserta didik kurang memperhatikan guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada pembelajaran pembiasaan. Artinya, hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam pembelajaran. Sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan pembiasaan salat berjamaah kurang optimal. Hal ini terlihat pada data hasil prosentase peserta didik pada siklus I yang menunjukkan bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai, peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai 62,2%. Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar. Hasil Siklus II, Perbaikan pada siklus II, intensitas salat siswa mengalami peningkatan. Peserta didik yang telah tuntas ada 33 anak dan 4 anak tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah tercapai. Ada 5 peserta didik yang mendapat nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan hanya 4 peserta didik yang belum mencapai nilai 70. Ketuntasan secara klasikal telah mencapai 89,2%. Hal ini menunjukkan bahwa upaya meningkatkan intensitas salat melalui metode pembiasaan berjamaah salat dhuhur siswa kelas 6 MI Muhammadiyah Kecamatan Tersono Kabupaten Batang tahun 2011/2012, telah berhasil

    ANALISIS KEMAMPUAN COMPUTATIONAL THINKING SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL HOTS OPEN ENDED DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN IMPULSIF

    Get PDF
    The ability of computational thinking is the ability needed to balance the development in the 21st century digitalization era. The purpose of this study was to describe the ability of students' computational thinking in solving open ended HOTS problems in terms of reflective and impulsive cognitive styles. This research is a descriptive research with qualitative approach with the research subjects are four students of class VIII SMP Muhammadiyah 1 Sumberpucung, namely two students with reflective cognitive style and two students with impulsive cognitive style. The results of this study found that the ability of computational thinking students with reflective cognitive style is in the high category while students with impulsive cognitive style in the medium category. R1 can fulfill the aspects of decomposition, pattern recognition, abstraction, and algorithm design but the solution obtained is not correct because it is less careful when working. R2 also fulfills all four aspects and the solution obtained is correct. I1 and I2 both could not fulfill the algorithm design aspect, but could fulfill the aspects of decomposition, pattern recognition, and abstraction even though they were still less precise

    Bondev-Bc: Crew-Sent Vıllage Busıness Through Development Of Local Potentıals To Improve The Value Of Sell And Exıstence Of Banana Fruıt In Ngambon Dıstrıct, Indonesıa

    Get PDF
    Indonesia is blessed with a variety of natural resources. The diversity is spread in several regions, one of which is in Ngambon District, Bojonegoro Regency. In this area, there is local wisdom in the form of abundant bananas with superior quality. However, this potential is not matched by efforts to optimize the processing and diversification of products so as to reduce the selling value and existence. Therefore, green design is needed to overcome these problems, one of them is through BONDEV-BC. The purpose of this study is to increase the selling value and existence of bananas through a creative economy with society development. The method used is descriptive qualitative analysis with secondary data to describe the phenomena that occur in the field. Based on the study conducted it can be concluded that the implementation of this program will help develop the potential of banana's wisdom in Ngambon District

    Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi Aritmetika Sosial

    Get PDF
    Pelajaran matematika harus diberikan kepada siswa sejak usia dini dalam membekali mereka untuk berpikir tingkat tinggi. Pemberian soal matematika yang berhubungan dengan kemampuan berpikir tingkatan tinggi dianggap sebagai salah satu upaya untuk memutus ketergantungan siswa menggunakan rumus untuk penyelesaian soal matematika. Siswa akan terlatih untuk mengembangkan logika berpikir dan kreativitas mereka, dengan pembiasaan dalam memberikan masalah yang berorientasi terhadap proses berpikir tingkat tinggi untuk menemukan solusi terhadap permasalahan yang disajikan. LKPD adalah salah satu perangkat pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan kualitas pembelajaran dan menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dengan melibatkan kegiatan olah tangan seperti penyidikan serta kegiata berpikir seperti penganalisisan data hasil penyidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan LKPD berbasis kemampun berpikir tingkat tinggi pada materi aritmetika sosial yang valid. Penelitian pengembangan ini menggunakan model Borg and Gall dengan langkah penelitian pengembangannya disederhanakan menjadi empat langkah yaitu langkah pengumpulan data, langkah perencanaan, langkah pengembangan produk, serta langkah validasi dan revisi. Teknik pengumpulan data berupa angket. Teknik analisis data pada penelitian ini menerapkan teknik analisis data kualitatif yaitu kritik dan saran, teknik analisis data kuantitatif diperoleh dari data pengumpulan angket. Hasil uji validitas pada LKPD menunjukan kriteria valid. Dengan demikian, dihasilkan LKPD berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi pada aritmetika sosial yang valid

    Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah: Negara Vs Swasta

    Full text link
    Kinerja Keuangan diukur dengan Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Finance (NPF), Return on Asset (ROA),Return on Equity (ROE) dan Financing Deposit to Ratio (FDR).Metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatifdeskriptif dan alat analisis data menggunakan Independent SampelT Test. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datasekunder, didapati dari laporan keuangan empat bank umumsyariah yang dikelompokan menjadi dua kelompok yaitu BankUmum Syariah Milik Negara : Bank Negara Indonesia Syariah danBank Mega Syariah, Bank Umum Syariah Milik Swasta : BankMuamlat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. yang menjadisampel peneliti yang telah diaudit dan dipublikasikan periode tahun2010-2013.Penelitian Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BUS Milik Negaradan BUS Swasta terdapat perbedaan, Non Performing Finance(NPF) pada BUS Milik Negara dan BUS Swasta terdapatperbedaan, Return on Asset (ROA) pada BUS Milik Negara dan BUSSwasta terdapat perbedaan, Return on Equity (ROE) pada BUSMilik Negara dan BUS Swasta terdapat perbedaan dan FinancingDeposit to Ratio (FDR) BUS Milik Negara dan BUS Swasta terdapatperbedaan. Hasil Penelitian menunjukan adanya perbedaan KinerjaKeuangan BUS Milik Negara dan BUS Swasta secara signifikandilihat dari rasio keuangan, dan Kinerja Keuangan BUS MilikNegara lebih baik dibandingkan dengan Kinerja Keuangan BUSSwasta

    BROSUR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SMP/MTS DI KOTA SEMARANG

    Get PDF
    ABSTRAKArtikel ini mengangkat masalah tentang bagaimanakah prototipe brosur sebagai media dalam pembelajaran. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendeskripsikan prototipe brosur sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi teks berita. Jenis penelitian yang diangkat dalam artikel ini adalah penelitian campuran (mix method) dengan metode penelitian yang digunakan berupa metode Research and Development (R&D) disertai teori Borg dan Gall yang disesuaikan dengan kebutuhan. Data diolah dengan teknik analisis deskriptif. Teori yang digunakan sebagai dasar meliputi teori tentang media pembelajaran dan brosur. Pada akhir artikel ini, dipaparkan hasil penelitian bahwa brosur dapat diangkat menjadi media pembelajaran. Brosur dikreasikan dengan menyertakan gambar, warna, dan contoh serta terapannya. Di dalamnya terdapat beberapa ruang (space) dengan fungsi yang berbeda-beda. Brosur dicetak dengan media kertas Art Paper atau Matte Paper dengan ukuran luas A3 dengan dimensi 29,7 x 42 cm. Media pembelajaran ini dinyatakan layak digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa-siswa dalam mengingidentifikasi teks berita. Kata kunci: brosur, media pembelajaran ABSTRACTThis article raises the problem of how to prototype brochure as a medium in learning. The purpose of writing this article is to describe the brochure prototype as a medium used in learning to identify news texts. The type of research raised in this article is mixed research (mix method) with the research method used in the form of the Research and Development (R&D) along with the Borg and Gall theory which is adapted to the needs. The data were processed using descriptive analysis techniques. The theory used as a basis includes the theory of learning media and brochures. At the end of this article, presented that brochure can be used as a learning media. Brochure are created by including images, colors, and examples and their applications. Inside there are several rooms (spaces) with different functions. Brochure are printed on Art Paper or Matte Paper with an area of A3 size with dimensions of 29,7 x 42 cm. this learning media is declared feasible to be used to improve student’s ability in identifying news texts. Keyword: learning media, brochur

    PENERAPAN PICTURES EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM (PECS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI ANAK DEAFBLIND KELAS III DI SLB-A PEMBINA TINGKAT NASIONAL JAKARTA

    Get PDF
    Komunikasi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Melalui komunikasi, seseorang dapat berhubungan dengan yang lainnya. Seorang anak deafblind terlihat introvert dan terisolasi, karena kurangnya kemampuan untuk berkomunikasi dengan lingkungannya secara bermakna. Salah satu strategi visual untuk mengekspresikan diri mereka dengan penerapan Picture Exchange Communication System (PECS), yang merupakan program komunikasi alternatif dan augmentatif (AAC) untuk mengajar keterampilan komunikasi fungsional, seperti meminta dan mengomentari bagi penyandang disabilitas yang mengalami hambatan komunikasi verbal. Penelitian ini bertujua nuntuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak deafblind melalui penerapan PECS. Berdasarkan studi lapangan ditemukan satu-satunya siswa MDVI yang mengalami hambatan penglihatan (low vision) disertai hambatan pendengaran, hal ini membingungkan guru karena mereka tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk menanganinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen subjek tunggal (SSR) desain A-B-A.Subjek penelitian RF(11 tahun 2 bulan) seoranganak deafblind yang mengalami hambatan dalam komunikasi verbal, bentuk komunikasi yang sering muncul adalah RF menarik-narik tangan guru maupun orangtua. Hal ini sering menimbulkan kesalahpahaman mitra komunikasi dalam menanggapi bentuk komunikasi yang dilakukan RF. Akibatnya RF marah dengan perilaku berguling-guling di lantai, memukul telinganya sendiri sambil berteriak, “aaaaa…..”.Rumusan masalah dalam penelitian ini, “Apakah penerapan PECS dapat meningkatkan keterampilan komunikasi anak deafblind kelas III di SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta?”.Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan mean pada target behavior, sebelu mintervensi rata-rata terjadinya perilaku sasaran sebanyak 5 (lima) kali,setelah intervensi rata-rata terjadinya perilaku sasaran 24 (duapuluhempat) kali. Hal ini membuktikan bahwa penerapan PECS dapat meningkatkan keterampilan komunikasi anak deafblind. --- Communication is a basic skill to be possessed by every human. Through the communication, one can relate to others. A deafblind child seen introvert and isolated, due to the lack of ability to communication with the environment significantly. One of the visual strategies to express theirselves with the implementation of the Picture Exchange Communication System (PECS), that is an augmentative and alternative communication (AAC) program used to teach functional communication skills, such as requesting and commenting skills for disabilities that have verbal communication disability. The objective of this research is to improve the communication skills of children with deafblind through PECS implementation. Based on survey founded that the only MDVI’student with visual impairment (low vision) and hearing impairment, there is confusion among the teachers of the school to teach the child as they have no knowledge and skills to treat him. The methode of this experimental research is using single subject research (SSR) design A-B-A. The research subject is RF (11 years 2 months) children with deafblind who has obstacles in verbal communication. Kind of communication often appears that RF pulls teacher’s and parent’s hand. This is often miscommunication with partner. RF’s response did to communication. As a result RF angry with the behavior of rolling around on the floor, hitting his own ears while shouting,’ aaaaa….” The problem role of this research is , “Can the implementation of PECS improve the communication skills of children with deafblind third level in SLB-A Pembina Tingkat Nasional Jakarta?”. The results of the research showed that increase in mean on the target behavior before the intervention average occurance of the target behavior as much as 5 times, after the intervention average occurance of the target behavior 24 times. This proves that the implementation of PECS can improve the communication skills of children with deafblind

    HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN SOSIAL DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI DENGAN KOMPETENSI SOSIAL MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN IPS FIS UNY SEBAGAI CALON GURU

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan antara lingkungan sosial dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru, (2) hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru, (3) hubungan antara lingkungan sosial dan keaktifan berorganisasi secara bersama-sama dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY angkatan 2015 dan 2016 yang sedang aktif dalam organisasi kemahasiswaan sebanyak 91 mahasiswa. Data dikumpulkan dengan angket dan dokumentasi. Uji validitas instrumen menggunakan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil uji validitas menunjukkan dari 55 pernyataan, terdapat 11 pernyataan yang tidak valid. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat: (1) hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru. Dengan demikian, semakin baik lingkungan sosial mahasiswa maka kompetensi sosialnya juga semakin baik. (2) hubungan yang positif dan signifikan antara keaktifan berorganisasi dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru. Dengan demikian, semakin baik keaktifan berorganisasi mahasiswa maka kompetensi sosialnya juga semakin baik. (3) hubungan yang positif dan signifikan antara lingkungan sosial dan keaktifan berorganisasi secara bersama-sama dengan kompetensi sosial mahasiswa jurusan Pendidikan IPS FIS UNY sebagai calon guru. Dengan demikian, semakin baik lingkungan sosial dan keaktifan berorganisasi mahasiswa secara bersama-sama maka kompetensi sosialnya juga semakin baik Kata kunci: lingkungan sosial, keaktifan berorganisasi, kompetensi sosia

    PILIHAN PADANAN ISTILAH ASING BAHASA INGGRIS OLEH MAHASISWA DAN PENGGIAT MEDIA MASSA DI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

    Get PDF
    Abstrak Pilihan bahasa (language choice) umumnya terjadi pada masyarakat multilingual yang memiliki pilihan dua bahasa atau lebih dalam situasi global yang mengalami kemajuan di berbagai bidang. Situasi global memunculkan istilah-istilah baru dari bahasa Inggris yang dipadankan dalam bahasa Indonesia untuk memenuhi kebutuhan berbahasa masyarakat. Penelitian ini memiliki tiga masalah mendasar yang meliputi pilihan istilah, pemahaman, dan penyebab pilihan istilah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pilihan padanan istilah asing, pemahaman pilihan istilah, dan penyebab pilihan istilah oleh mahasiswa dan penggiat media massa di Universitas Negeri Surabaya. Penilitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif yang ditujukan kepada mahasiswa dan penggiat media massa dengan metode survei. Responden mengisi kuesioner berisi 50 istilah bahasa Inggris dan padanan dalam bahasa Indonesia dari empat bidang yaitu, bidang keilmuan, perkomputeran atau internet, keseharian, dan jurnalistik. Berdasar hasil penelitian, dapat ditunjukkan sebesar 87,4% mahasiswa dan 85,9% penggiat media massa memilih istilah dalam bahasa Inggris. Selanjutnya, hasil tersebut dicocokkan dengan mengukur pemahaman dan alasan atau penyebab responden atas pilihan kata yang digunakan. Berdasar hasil penelitian, responden memahami istilah yang dipilih. Di sisi lain, padanan istilah tidak lebih dipilih dibanding istilah asing karena padanan istilah dalam bahasa Indonesia karena tidak populer maupun praktis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, dalam pembentukan istilah baru yang akan dibentuk di massa mendatang perlu mempertimbangkan lima hal, yaitu kebanggaan (prestise), kepraktisan, kebergunaan, pembaruan, dan sosialiasi bahasa. Kata kunci: pilihan bahasa, pemahaman, penyebab pilihan istilah AbstractLanguage choice generally occurs in multilingual people who has a choice of two or more languages ​​in a global situation that has progressed in various fields. The global situation raises new terms of English that are matched in Indonesian to meet the language needs of the community. This research has three fundamental problems which include choice of terms, understanding, and causes of choice of terms. The purpose of this study was to determine the choice of equivalent foreign terms, understanding the choice of terms, and the causes of choice of terms by students and activists of mass media at State University of Surabaya. This research includes descriptive quantitative research aimed at students and activists of mass media using the survey method. Respondents filled out a questionnaire containing 50 English terms and equivalents in Indonesian from four fields, namely, scientific fields, computer or internet, daily life, and journalism. Based on the results of the research, 87.4% of students can be shown and 85.9% of mass media activists choose the term in English. Furthermore, the results are matched by measuring the understanding and reasons or causes of respondents for the choice of words used. Based on the results of the study, respondents understood the terms chosen. On the other hand, the equivalent terms are no more preferred than foreign terms because they are equivalent in Indonesian because they are neither popular nor practical. The results of the study show that in the formation of new terms that will be formed in the next mass, it is necessary to consider five things, namely pride (prestige), practicality, usefulness, renewal, and language socialization. Keywords: language choice, understanding, causes of choice of term
    • …
    corecore