28 research outputs found

    KURIKULUM PONDOK PESANTREN FAUZUL MUSLIMIN KOTAGEDE YOGYAKARTA

    Get PDF
    Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan tertua yang melekat di dunia pendidikan Indonesia. Hingga saat ini telah berkembang berbagai macam tipe pondok pesantren. Salah satu komponen terpenting pada lembaga pendidikan adalah kurikulum. Pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan murni pesantren dan tidak menyelenggarakan pendidikan formal seperti sekolah atau perguruan tinggi tentu akan lebih mudah dalam mengatur kebijakan kurikulum pendidikannya. Berbeda halnya dengan pondok pesantren yang santrinya selain menempuh pendidikan di pesantren juga menempuh pendidikan formal di sekolah atau luar lembaga pesantren. Tentu diperlukan rumusan kurikulum yang sesuai, menarik dan tetap bisa memberikan yang terbaik bagi berlangsungnya pendidikan pesantren.   Berdasarkan pemikiran tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang penerapan kurikulum di pondok pesantren tersebut yaitu Fauzul Muslimin, dengan rumusan masalah bagaimanakah penerapan kurikulum di pondok pesantren Fauzul Muslimin dan faktor-faktor apa saja yang menghambat penerapan kurikulumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas tentang penerapan kurikulum pondok pesantren Fauzul Muslimin, dan untuk mengetahui faktor- faktor penghambat penerapan kurikulum pondok pesantren Fauzul Muslimin. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil latar Pondok Pesantren Fauzul Muslimin, Kotagede, Yogyakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif, yaitu semua data diklasifikasikan kemudian dianalisa dan diinterpretasikan dengan kata-kata untuk menggambarkan objek penelitian sehingga dapat diambil kesimpulan. Dengan penilitian tersebut peneliti memperoleh beberapa kesimpulan atau hasil yaitu : 1.Pondok pesantren Fauzul Muslimin dalam penerapan kurikulumnya mengacu pada makna kurikulum segala usaha untuk mempengaruhi proses belajar, baik itu di sekolah atau di luar sekolah yang meliputi semua kegiatan. Sistem pendidikannya menggunakan dua progam, pertama progam materi pokok dan kedua progam materi tambahan yang semuanya disusun internal pondok pesantren. 2. Kurikulum pondok pesantren Fauzul Muslimin secara umum sudah sesuai dengan teori-teori kurikulum dan visi, misi, dan tujuan pembelajaran di pesantren, dan secara khusus diarahkan pada peningkatan kualitas lulusan (output) yaitu diwujudkan dengan penerapan target-target pembelajaran di pesantren. 3. Beberapa faktor yang menghambat penerapan kurikulum di pondok pesantren Fauzul Muslimin adalah manajemen waktu santri, kurangnya sumberdaya manusia pengajar dan pengurus, faktor keuangan pesantren yang masih minim sehingga kurang maksimalnya peningkatan kualitas pendidikan seperti pengajar, sarana dan prasarana, dan belum adanya standarisasi penyeleksian calon santri baru sehingga berpengaruh ke tingkat keseriusan santri dalam menempuh pendidikan di pesantren

    BOOKLET SPINAL ANESTESI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

    Get PDF
    Tindakan operasi sectio caecarea dapat menimbulkan gangguan potensial maupun aktual pada integritas pasien yang dapat membangkitkan reaksi terhadap stres fisiologis maupun psikologis sehingga dibutuhkan suatu penangan untuk menurunkan tingkat kecemasan melalui pendidikan kesehatan tentang spinal anestesi kepada pasien section caecarea pada preanestesi dengan menggunakan booklet. Tujuan penelitian: Mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan menggunakan booklet spinal anestesi terhadap kecemasan pada pasien sectio caecarea. Metode: Jenis penelitian quasi experiment without control group. Jumlah responden 24 orang yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling. Instrumen menggunakan kuesioner APAIS (Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale) yang telah diuji validitas 0,840–0849 dan reliabilitas (α 0,852) pada 102 orang. Pengambilan data tanggal 12 November–17 Desember 2016 di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo, Jawa Tengah. Analisis data menggunakan uji paired t-test. Hasil: Sebagian besar responden mengalami cemas berat sebelum menjalani anestesi (79,2%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan, lebih dari setengah responden mengalami kecemasan ringan (62,5%). Skor rata-rata sebelum intervensi adalah 21,38 dan setelah intervensi adalah 11,58. Hasil paired t-test menunjukkan ada penurunan secara signifikan tingkat kecemasan dari sebelum ke setelah pemberian pendidikan kesehatan. Simpulan: Pendidikan kesehatan menggunakan booklet spinal anestesi dapat digunakan untuk melengkapi intervensi yang sudah ada di rumah sakit dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan kelompok kontrol dan jumlah sampel yang lebih besar Kata Kunci: booklet, kecemasan, sectio caecarea, pendidikan kesehata

    Desain dan Uji Kinerja Mesin Pemarut Sagu Tipe TPB 01

    Get PDF
    Sago processing conducted by the people of Papua have used grater, but it lacks of attention on food safety because one of iron part (corrosion) having contact to the sago. However, it may affect the quality of sago starch. This study aimed to design and to test the performance of machine grater use stainless steel grade eyes. The method used was through the engineering design approach consists of problem identification, formulation and refinement of the design concept, design analysis and work drawing, machinery manufacturing, functional testing and performance testing. The results showed that the designed sago grater machines has a capacity of 649.38 kg/h at a speed of 1400 rpm rotary cylinder grate, and the sago pith loss rate of 6.71%. ABSTRAKPengolahan sagu yang dilakukan kelompok masyarakat di Pulau Papua hanya menggunakan mesin pemarut. Namun mesin pemarut yang digunakan kurang memperhatikan faktor keamanan pangan karena ada bagian alat yang kontak dengan empulur sagu yang terbuat dari besi yang mudah berkarat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi mutu dan kualitas pati sagu yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan desain dan uji kinerja mesin pemarut sagu dengan mata parut stainless steel. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu melalui pendekatan rancangan teknik yang terdiri atas indentifikasi masalah, perumusan dan penyempurnaan konsep desain, analisis desain dan gambar teknik, pembuatan mesin, uji fungsional, dan uji kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin pemarut sagu hasil rancangan memiliki kapasitas 649,38 kg/jam pada kecepatan putar silinder parut 1400 rpm, dan tingkat kehilangan empulur sagu sebesar 6,71%

    Kriteria Perancangan Mesin Panen Jagung Berdasarkan Karakteristik Fisik-Mekanik Tanaman Jagung Siap Panen

    Get PDF
    Development of the corn combine harvester is needed in support of food self-sufficiency program in particular Pajale program (Rice, Maize and Soybean). Currently the paddy harvesting machine (combine harvester) imported from China and Japan as well as adaptation of domestic rice harvest machines (such as Quick products) already known and introduced in the community either through the provision of government assistance programs as well as procurement by the private sector and farmer groups. However, research related to the development of the design of corn combine has not been done in Indonesia. Though the presence of corn harvester machine is needed. Corn combine introduced today is modified from rice harvesting machines (i.e. by CMG Ltd, BB-Mektan, etc.) but the reliability and performance is questioned because corn stalks are harder than in rice. The research in this paper is the basic and applied research to support the development of special designs corn harvester. Medium-term goal of this research is to support government programs, especially the corn commodity in Pajale program. The method used in this study was the measurement of the physical and mechanical properties of the plant and the corn associated with the processes in the corn harvesting machine. Measurements of these characteristics carried out in the field and in the laboratory. The physical characteristics are plant height, stem size, the number of plants per hole, planting distance. The corn physical characteristics include: high of cobs from the land, the length, diameter ofthe cobs. While the mechanical characteristics include tensile strength and compressivestrength of the stems of plants, plant flexural strength, shear strength of the stems, tensile strength of the cobs, force to release the husk, force to thresh the corn, and the force to break the cobs.Keywords: corn combine harvester, characteristic of maize plant, mechanical properties of maiz

    PENGARUH PUPUK KANDANG KAMBING DAN PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET OKULASI (Hevea brasiliensis Muell.Arg) KLON PB 260

    Get PDF
    Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pupuk kandang kambing dan pupuk NPK Phonska serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit karet okulasi,dan untuk mengetahui dosis pupuk yang tepat untuk memperoleh pertumbuhan bibit karet okulasi yang baik.Penelitian  dilaksanakan pada bulan Pebruari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015, di Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan Sekolaq Darat, Kabupaten Kutai Barat.Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam faktorial 4 x 4, dan ulangan sebanyak 3 kali, yang terdiri 2 faktor penelitian.  Faktor I adalah Pupuk Kandang Kambing (K), terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk kandang kambing atau kontrol (k0), dosis pupuk kandang kambing 5 ton/ha atau setara dengan 5 g/polibag (k1), 10 ton/ha setara 10 g/polibag (k2), dan 15 ton/ha setara 15 g/polibag (k3).  Faktor II adalah Pupuk NPK Phonska (P), terdiri atas 4 taraf, yaitu: tanpa pupuk NPK Phonska atau kontrol(p0), dosis pupuk NPK Phonska 2,5  g/polibag (p1), 5 g/polibag (p2), dan 7,5 g/polibag (p3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pupuk kandang kambing (K) berbeda sangat nyata terhadap tinggi bibit karet umur 2, 3 dan 4 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 3 dan 4 bulan setelah okulasi dan diameter bibit umur 4 bulan setelah okulasi.  Berbeda nyata pada jumlah daun umur 2 bulan setelah okulasi dan diameter bibit umur 3 bulan setelah okulasi. Berbeda tidak nyata terhadap diameter bibit umur 2 bulan setelah okulasi.Perlakuan pupuk NPK Phonska (P) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 4 bulan serta diameter bibit umur 3 dan 4 bulan setelah okulasi.  Berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 2 dan 3 bulan setelah okulasi  serta diameter bibit umur 2 bulan setelah okulasi.Interaksi perlakuan (KxP) berbeda nyata terhadap tinggi bibit umur 3 dan 4 bulan setelah okulasi.  Berbeda tidak nyata terhadap tinggi bibit umur 2 bulan setelah okulasi, jumlah daun umur 2, 3 dan 4 bulan setelah okulasi serta diameter bibit umur 2, 3 dan 4 bulan setelah okulasi

    Rancang Bangun Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah (Arachis hypogaea) Tipe Engkol

    Get PDF
    Abstrac One cause of reduced productivity of peanut husk is peeled peeling process is still done manually, using the power of man. To overcome this, a system designed to cuticle peeling peanuts which facilitates mechanical stripping process peanut husk. Peeling epidermis is mechanically done by using two rubber-covered rollers are designed to be able to peel the peanut husk easily. Having conducted research, produced peeler bean husk, which consists of, Hopper, stringer system, the framework, dirt thrower fan / epidermis, and hoppers expenses. From the test results from test 10 times, each repetition is about 100 grams paring the results obtained about 70% whole shelled peanuts. Or can be calculated with engine capacity of about 35 kg / hr with a percentage split of about 35%, it is because the rubber on the roll is less balanced / less flashlight, so the workmanship is required with appropriate accuracy by using a lathe. Keywords: epidermis stripper mechanical peanuts, roll stripper, Fan separator Abstrak Salah satu penyebab yang menghambat produktivitas pengupasan kulit ari kacang tanah adalah karena proses pengupasan masih dilakukan secara manual , DENGAN menggunakan tenaga manusia. Untuk mengatasi hal tersebut, sistem ini dibuat untuk mengupas kulit ari kacang tanah dengan proses pemisahan kulit ari kacang tanah secara mekanik. Pemisahkan kulit ari dilakukakn secara mekanik dengan menggunakan dua roller yang dilapisi karet, yang didesain agar bisa mengupas kulit ari dengan mudah.  Melalui penelitian yang telah dilakukan, pembuatan pemisah kulit ari kacang tanah terdiri dari bagian hopper (mulut pemasukan), bagian sistem pengupas, rangka mesin, kipas pelempar kulit ari, dan hopper penampung. Dari hasil pengujian 10 kali ulangan, dengan jumlah 100 gr setiap pengulangan, didapatkan 70% kulit ari kacang tanah terkupas. Atau jika dihitung, dihasilkan kapasitas mesin sebesar 35 kg/jam dan persentase pemisahan 35%, itu karena karet pada roller tidak terlalu seimbang, sehingga pekerja membutuhkan akurasi yang tepat dengan mengunakan mesin pemotong. Kata kunci: kipas separator, roll strippe

    KAJIAN KARAKTERISTIK SPEKTRUM TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV – VIS

    Get PDF
    Pemanenan TBS kelapa sawit yang masih mengandalkan tenaga manusia menyebabkan kualitas panen dipengaruhi pengalaman, keahlian, dan pengetahuan.  Alternatif lain yang perlu dikembangkan adalah penggunaan sensor dalam mendeteksi tingkat kematangan TBS. Untuk menentukan sensor yang tepat maka diperlukan kajian karakteristik optik dari TBS kelapa sawit menggunakan spektrofotometer UV – Vis.  Citra TBS ditangkap oleh digital spotting scope dan reflektan TBS akan dibaca oleh spektrometer ocean optics USB 650 (fiber optic solids) pada panjang gelombang 200-850 nm. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kematangan untuk klon marihat, dampy dan selapan jaya dapat dibedakan pada kisaran panjang gelombang 630 – 690 nm. Pada panjang gelombang ini mengindikasikan terjadinya perbedaan warna antara buah yang belum matang dan buah matang.  Setiap klon mempunyai karakteristik yang berbeda selama proses pematangan pada klon marihat kadar minyak optimal terjadi pada fraksi 2, sedangkan pada klon dumpy dan selapan jaya kadar minyak optimal terjadi pada fraksi 1. Hubungan kurang baik antara data reflektan dan kadar minyak TBS dengan R2 untuk klon Marihat, Dumpy dan Selapan Jaya secara berurutan masing – masing sebesar  0,288 ; 0,614 dan 0,516

    Evaluasi Sistem Penggerak dan Modifikasi Mesin Penanam Jagung Bertenaga Traktor Tangan

    Get PDF
    To improve the performance of corn planter powered by hand tractor, the following efforts were carried out: a) the evaluation of minimum tillage (strip tillage) using rotary tiller, b) the evaluation of the performance of the drive system for seed metering device; and c) modifications of the planting and fertilizing units. The machine capacity to be improved by using two planting rows in one pass. The machine was driven by a hand tractor equipped with a rotary tiller unit. The experiment results show that the strip tillage using the rotary tiller could be done when the soil is plowed, in a relatively loose condition. Among the five types of drive wheel to rotate the seed metering device, lugged rubber wheel had the lowest level of sliding (21- 22%), and produced seed spacing of the closest to the target (19-21 cm). The evaluation showed that one drive wheel is not able to drive two units of seed metering device and two units of fertilizer metering device. Rotation of tractor axle can be used effectively to drive the rotor of two units of the fertilizer applicator and corn seed metering devices of two planter units, using the sprocket-chain transmission. Modifications were constructed for two planting units; two fertilizing units; and the addition of drive system for the metering devices using rotation of the tractor axle
    corecore