248 research outputs found
HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL, SENSITIVITAS ETIKA, DAN KEPUASAN KERJA AUDITOR DALAM KONFLIK AUDIT PADA BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR
Auditor merupakan suatu profesi yang rentan terhadap terjadinya konflik, diantaranya adalah adanya kesenjangan antara auditor dengan rekan tim audit maupun auditor dengan auditee/klien. Banyak hal yang terjadi tidak sesuai dengan
harapan sehingga akhirnya auditor harus menentukan pilihan yang mungkin tidak sesuai dengan hati kecilnya. Pada saat itulah auditor akan dihadapkan pada “dilema etis” yaitu suatu situasi dimana seseorang dituntut untuk menciptakan
tingkah laku yang benar atau salah. Dilema etis yang terjadi dalam menghadapi situasi konflik audit dapat mempengaruhi itegritas, objektivitas, independensi, serta kepuasan kerja auditor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih
jelas mengenai perilaku auditor dalam menghadapi konflik audit yang dialami berkaitan dengan locus of control, sensitivitas etika, dan kepuasan kerja auditor.
Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Informan yang digunakan pada penelitian ini
adalah auditor yang bekerja pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur.
Penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling dan diseleksi melalui snowball sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model interaktif.
Hasil penelitian ini adalah setiap auditor memiliki karakteristik locus of control yang berbeda diantaranya internal locus of control dan eksternal locus of control. Tingginya locus of control mengacu kepada tingkat sensitivitas etika auditor. Dalam situasi konflik auditor tetap bekerja secara profesional dan mempertahankan integritas, objektifitas, serta independensinya. Hal tersebut menunjukkan bahwa konflik yang terjadi tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor.
Kata kunci : Locus of control, sensitivitas etika, kepuasan kerja, konflik audit
IMPLEMENTASI GERAKAN TERPADU MENYEJAHTERAKAN MASYARAKAT PACITAN “GRINDULU MAPAN” (Studi Kasus “Grindulu Mapan” Kebutuhan Beras di Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan)
Di lihat dari tingkat kesejahteraan sosial Kabupaten Pacitan, tengah
menghadapi persoalan yang cukup kompleks. berkenaan dengan kemiskinan atau
penyandang masalah kesejahteraan sosial.Upaya untuk mengatasi masalah ini
dengan cara melaksanakan Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat
Pacitan “Grindulu Mapan”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan
pelaksanaan Program Gerakan Terpadu Menyejahterakan Masyarakat Pacitan
“Grindulu Mapan” (studi kasus “Grindulu Mapan” kebutuhan beras di Kecamatan
Pacitan, Kabupaten Pacitan.)
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat
deskriptif kualitatif. Fokus penelian ini adalah 1. Kesesuaian data penerima beras
gratis sesuai dengan data rumah tangga sangat miskin Grindulu Mapan kebutuhan
Beras sesuai dengan data yang di keluarkan Pemda Kab. Pacitan. 2. Kesesuaian
jumlah beras gratis Grindulu Mapan yang diterima RTSM, 3. Kelayakan beras
Grindulu Mapan untuk dikonsumsi, 4. Kesesuaian waktu pemberian beras gratis
Grindulu Mapan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
dokumentasi dan wawancara. Analisa data dalam penelitian ini dengan
menggunakan model interaktif. Keabsahan data pada penelitian ini meliputi
credibility (derajat kepercayaan); transfer ability (keteralihan); dependability
(ketergantungan); confrimability (kepastian).
Hasil dari penelitian ini adalah 1.Jumlah data penerima beras gratis program
Grindulu Mapan telah sesuai dengan jumlah RTSM yang ditetapkan yaitu 267
RTSM. 2. Jumlah beras gratis yang diterima dalam program Grindulu Mapan
telah sesuai dengan ketentuan dengan yang ditetapkan yaitu 15kg/RTSM/bulan
atau ketentuan. 3.Kelayakan beras Grindulu Mapan untuk dikonsumsi oleh warga
sudah sesuai kelayakan untuk dikonsumsi. 4.Kesesuaian waktu pembagian beras
gratis program Grindulu Mapan belum konsisten dalam pelaksanaanya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah 1.Kesesuaian data penerima beras
gratis sesuai dengan data RTSM penerima beras gratis “Grindulu Mapan” yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan adalah 267 RTSM, sesuai dengan
yang di usulkan, sesuai yang tetapkan Serta yang membutuhkan. 2.Kesesuaian
jumlah beras gratis Grindulu Mapan yang diterima RTSM berdasarkan data dari
Pemerintah Kabupaten Pacitan yakni 15kg/RTSM telah sesuai. 3.Kelayakan beras
Grindulu Mapan untuk dikonsumsi oleh RTSM yang diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Pacitan sudah sesuai kelayakan untuk di konsumsi. Sehingga
masyarakat bisa mendapatkan asupan energi untuk menjalankan aktifitas seharihari.
4.Kesesuaian waktu pemberian beras gratis Grindulu Mapan yang
ketentunnya adalah 15kg/RTSM/bulan belum sesuai atau belum konsisten dalam
pemberian.
Kata kunci : Implementasi Kebijakan,Kesejahteraan masyarakat,Grindulu Mapa
Unusual migration of intrauterine device into bladder and calculus formation.
Foreign bodies in the bladder
can result in recurrent urinary
tract infection (UTI), hematuria,
calculus formation, and pelvic
pain.(1) Instruments used for surgical
and endoscopic procedures or
masturbation may migrate into the
bladder. Intrauterine device (IUD)
is a safe and cost-effective means
of contraception.(2) However, since
its application, many complications
including dysmenorrhea,
hypermenorrhea, pelvic infections,
pregnancy, spontaneous abortion,
uterine rupture, and migration into
the neighboring organs have been
reported.(3,4) Migration of the IUD
into the bladder has been rarely
reported in the literature. We report
a case of IUD migration into the
bladder and calculus formation
The role of D-dimer in one year recurrence of venous thromboembolism after anticoagulation withdrawal following a first idiopathic deep vein thrombosis
Background: After discontinuing oral anticoagulant therapy (OAT), the recurrence of venous thromboembolism (VTE) is greatest in
the 1st year and gradually diminishes. D-dimer assay was proposed to be eff ective in selecting patients with idiopathic DVT. Th e aim
of this study was to determine the rate of VTE recurrence after discontinuing OAT according to the results of D-dimer. Materials
and Methods: Th is prospective study was conducted in patients with a fi rst episode of symptomatic proximal deep vein thrombosis
(DVT) who had received OAT for at least 3 months. Patients were re-evaluated at 1st, 6th and 12th months of their follow-up. At the
fi rst (T0) and 30-day (T1) visits, venous blood samples were taken for D-dimer test. At each follow-up visit, we examined patients
for clinical symptoms or signs of recurrent VTE, bleeding, postthrombotic manifestations, adherence to treatment, and concomitant
analgesic or antiinflammatory therapy. Th e endpoint outcomes were VTE recurrence and complete of this survey follow-ups. Results:
A total of 68 eligible patients was enrolled. Four patients (two patients need to use long-term oral anticoagulation, and two patients
lost their fi rst follow-up) were excluded. At T0, D-dimer and compression ultrasonongraphy (CUS) was normal in 28 patients (44%).
Moreover, 36 patients had abnormal D-dimer but normal CUS. A follow-up of 12 months was available in 44 patients. During the
follow-up, three recurrent events were recorded. All Recurrent events were ipsilateral DVT. Among these index cases, all had an
abnormal D-dimer at either T0 and/or T1. Th e recurrence rate was higher in males than in females (8.6% vs. 2.2%, P = 0.04) with an
abnormal D-dimer at T0 and/or T1 with a multivariate hazard ratio of 2.1 (95% confi dence intervals [CI]: 1.2-5.2; P = 0.02). Patients
older than 65 years had a higher rate of events than younger and hazard ratio was about 3.8 (95% CI: 2.1-4.2; P = 0.02). Patients with
recurrences had higher mean D-dimer at both T0 and T1 when compared with those without recurrences, but the diff erence was
signifi cant only for D-dimer at T1 (P = 0.03). During the follow-up, two patients died (3%). Conclusion: Within 12 months followup,
the risk of recurrence with an abnormal D-dimer, either during or at 1-month after discontinuing OAT, was 4.6% which is much
lower to the annual risk of recurrence in most studies with idiopathic and provoked VTE. D-dimer has an acceptable prognostic
value in detecting recurrence of idiopathic VTE before discontinuing the anticoagulant therapy
A case study of predicting banking customers behaviour by using data mining
Data Mining (DM) is a technique that examines information stored in large database or data warehouse and find the patterns or trends in the data that are not yet known or suspected. DM techniques have been applied to a variety of different domains including Customer Relationship Management CRM). In this research, a new Customer Knowledge Management (CKM) framework based on data mining is proposed. The proposed data mining framework in this study manages relationships between banking organizations and their customers. Two typical data mining techniques - Neural Network and Association Rules - are applied to predict the behavior of customers and to increase the decision-making processes for recalling valued customers in banking industries. The experiments on the real world dataset are conducted and the different metrics are used to evaluate the performances of the two data mining models. The results indicate that the Neural Network model achieves better accuracy but takes longer time to train the model
KOALISI PARTAI POLITIK DALAM UU NO 10 TAHUN 2016
Koalisi merupakan suatu proses untuk memperoleh suara terbanyak dari pemilih dan untuk terhindarnya konflik sesama partai politik. Sedangkan Partai Politik merupakan kendaraan pihak tertentu untuk membawa kepentingan politik dalam tahta kekuasaan guna mencapai tujuan yang di harapkan. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah mengapa diperlukan koalisi partai politik dalam UU No 10 Tahun 2016, dan apa keuntungan serta manfaat koalisi partai politik dalam pemilihan kepala daerah. Metode yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang meletakkan hukum sebagai sistem norma yakni mengenal asas-asas, norma, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa diperlukannya koalisi partai politik menurut UU No 10 Tahun 2016 agar bisa terpilihnya calon yang diusung oleh gabungan partai politik secara maksimal dengan ketentuan dalam UU No 10 Tahun 2016. Adapun keuntungan dan manfaat koalisi patai politik dalam proses pemilihan kepala daerah bisa terhindarnya konflik sesama partai politik itu sendiri dan bisa memaksimalkan calon kepala daerah yang diusungkan oleh partai dalam pemilihan kepala daerah sesuai dengan ketentuan UU No 10 Tahun 2016.Kata kunci: Pemilihan, Kepala Daerah, UU No 10 Tahun 201
Investigating and explaining the relationship between inter-organizational factors and organizational agility by using structural equation modeling method
This study investigates the inter-organizational factors influencing organizational agility. In this study, factors such as organizational agility, information technology, organizational structure and organizational culture are mentioned. The research methodology of data collection is descriptive-survey which is considered as an applied research. Questionnaire (as primary sources) and also books, articles, theses and databases as secondary sources are used to collect the data needed to investigate the research hypotheses. The data collected from the questionnaire is initially entered into SPSS software for descriptive statistics and PLS software is used for inferential statistics and extraction of confirmatory factor analysis model and structural model. The research population is consisted of managers of the development of a Mapna company and due to the limited population the census method is used. This study is done with the expression of the general problem of inter-organizational factors influencing organizational agility. The data analysis results confirm the positive and direct impact of components. Since the t-values obtained for each of these components is a positive value, it could be clearly claimed that the impact of each of these components has a positive impact
Investigating and explaining the relationship between inter-organizational factors and organizational agility by using structural equation modeling method
This study investigates the inter-organizational factors influencing organizational agility. In this study, factors such as organizational agility, information technology, organizational structure and organizational culture are mentioned. The research methodology of data collection is descriptive-survey which is considered as an applied research. Questionnaire (as primary sources) and also books, articles, theses and databases as secondary sources are used to collect the data needed to investigate the research hypotheses. The data collected from the questionnaire is initially entered into SPSS software for descriptive statistics and PLS software is used for inferential statistics and extraction of confirmatory factor analysis model and structural model. The research population is consisted of managers of the development of a Mapna company and due to the limited population the census method is used. This study is done with the expression of the general problem of inter-organizational factors influencing organizational agility. The data analysis results confirm the positive and direct impact of components. Since the t-values obtained for each of these components is a positive value, it could be clearly claimed that the impact of each of these components has a positive impact
- …