662,638 research outputs found
Influence of Quaternary Benzophenantridine and Protopine Alkaloids on Growth Performance, Dietary Energy, Carcass Traits, Visceral Mass, and Rumen Health in Finishing Ewes under Conditions of Severe Temperature-humidity Index.
Twenty Pelibuey×Katahdin ewes (35±2.3 kg) were used to determine the effects of the consumption of standardized plant extract containing a mixture of quaternary benzophenanthridine alkaloids and protopine alkaloids (QBA+PA) on growth performance, dietary energetics, visceral mass, and ruminal epithelial health in heat-stressed ewes fed with a high-energy corn-based diet. The basal diet (13.9% crude protein and 2.09 Mcal of net energy [NE] of maintenance/kg of dry matter) contained 49.7% starch and 15.3% neutral detergent fiber. Source of QBA+PA was Sangrovit RS (SANG) which contains 3 g of quaternary benzophenathridine and protopine alkaloids per kg of product. Treatments consisted of a daily consumption of 0 or 0.5 g SANG/ewe. Ewes were grouped by weight and assigned to 10 pens (5 pens/treatment), with two ewes per pen. The experimental period lasted 70 days. The mean temperature humidity index during the course of this experiment was 81.7±1.0 (severe heat stress). There were no treatment effects on water intake. Dry matter intake was not affected (p = 0.70) by treatments, but the group fed SANG had a numerically (11.2%) higher gain in comparison to the control group, SANG improved gain efficiency (8.3%, p = 0.04), dietary NE (5.2%, p<0.01) and the observed-to-expected NE (5.9%, p<0.01). Supplemental SANG did not affect (p≥0.12) carcass characteristics, chemical composition of shoulder, and organ weights (g/kg empty body weight) of stomach complex, intestines, and heart/lung. Supplemental SANG decreased liver weight (10.3%, p = 0.02) and increased visceral fat (16.9%, p = 0.02). Rumen epithelium of ewes fed SANG had lower scores for cellular dropsical degeneration (2.08 vs 2.34, p = 0.02), parakeratosis (1.30 vs 1.82, p = 0.03) and neutrophil infiltration (2.08 vs 2.86, p = 0.05) than controls. It is concluded that SANG supplementation helped ameliorate the negative effects of severe heat on growth performance of feedlot ewes fed high-energy corn-based diets. Improvement in energetic efficiency may have been mediated, in part, by anti-inflammatory effects of supplemental SANG and corresponding enhancement of nutrient uptake
Indication for the disappearance of reactor electron antineutrinos in the Double Chooz experiment
The Double Chooz Experiment presents an indication of reactor electron
antineutrino disappearance consistent with neutrino oscillations. A ratio of
0.944 0.016 (stat) 0.040 (syst) observed to predicted events was
obtained in 101 days of running at the Chooz Nuclear Power Plant in France,
with two 4.25 GW reactors. The results were obtained from a single 10
m fiducial volume detector located 1050 m from the two reactor cores. The
reactor antineutrino flux prediction used the Bugey4 measurement as an anchor
point. The deficit can be interpreted as an indication of a non-zero value of
the still unmeasured neutrino mixing parameter \sang. Analyzing both the rate
of the prompt positrons and their energy spectrum we find \sang = 0.086
0.041 (stat) 0.030 (syst), or, at 90% CL, 0.015 \sang 0.16.Comment: 7 pages, 4 figures, (new version after PRL referee's comments
Relasi Sang Ego dan Sang Liyan dalam Tjerita Njai Dasima Soewatoe Koeban dari pada Pemboedjoek : Kajian Feminis Pascakolonial
This ND text tells complexity of matters on the relation betweenthe ego and the other. The relation is suspected for annexation.Elucidation of the relation shows that the ego annexes the other many times over. Identity games, role obscurity, power loss and good deeds of the ego lead the main body and mind, is used as a device and politics by the ego to destroy, disdain and civilize the other. The ND text also deconstructs or demolishes its\u27narrative building\u27 and textual strategy. It is evident when Mark Buyung as a tangent area breaks down ond destroys various discourse and the ego construction to annex the other (indigenous). Nyai Dasimo is a representation and symbol of a colony, women and colonial power so os to become a prey for the ego and the other, her legal owner
ANALISIS PENGALAMAN PENGGUNA PADA APLIKASI SANG KURIR DENGAN MENGGUNAKAN USABILITY TESTING DAN USER EXPERIENCE QUESTIONNAIRE (UEQ)
Sang Kurir merupakan aplikasi lokal yang dikembangkan di Desa
Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Aplikasi ini menyediakan jasa pelayanan
seperti delivery makanan , layanan ojek dan jasa lainya yang memudahkan
masyarakat Pesanggaran. Satu satu keberhasilan aplikasi mampu memberikan
pengalaman yang baik dan respon positif dari para pengguna, sehingga untuk
mengetahui pengalaman pengguna pada Sang Kurir perlu adanya analisis User
Experience Questionnaire Experience dengan melakukan pengujian Usability
Testing Testing menggunakan metode Scenario Task dan pengukuran User
Experience Questionnaire Experience Questionnaire (UEQ). Pada pengujian
Scenario Task terdapat 5 tugas yang harus dikerjakan oleh 10 responden sesuai
dengan 4 parameter Scenario Task (Number of Click During Task Completion, Task
Succes Rate, Error During Task Perfomance dan Time Per Completed Task). Pada
pengukuran UEQ terdapat 6 skala (AttractivenessDaya Tarik, Efficiency,
Percpicuit, Dependability, Stimulation, dan Novelty) dengan 26 item pertanyaan
dan 85 responden . Dari hasil pengujian Scenario Task pada Number of Click
During Task Completion rata-rata 5.18, parameter Task Succes Rate mendapatkan
96% keberhasilan, hasil Error During Task Perfomance mendapatkan persentase
13.75%. Dan hasil rata-rata Time Per Completed Task 22.04. Kemudian untuk
pengukuran User Experience Questionnaire Experience Questionnaire berada pada
level Benchmark mendapatkan level Above (Diatas Rata-rata) untuk semua
skalanya. Sehingga pada hasil analisis aplikasi Sang Kurir mendapatkan respon
yang baik bagi para pengguna
Somya Rupa (Babak 1)
Deskripsi karya :
Dikisahkan Dewi Uma diiringi oleh para bidadari sedang mengasuh putranya yang bernama Sang Hyang Rare Kumara, didampingi oleh Sang Hyang Siwa di sorga (Siwaloka). Tiba-tiba Sang Hyang Rare Kumara terjatuh dari pangkuan ibundanya, yang mengakibatkan kepalanya pecah dan mengeluarkan darah segar. Seketika Dewi Uma merangkul kembali putranya yang masih bayi itu, namun anehnya darah Sang Hyang Rare Kumara berbau harum. Sertamerta dicicipinya darah tersebut oleh Dewi Uma. Melihat gelagat tak wajar itu Sang Hyang Siwa marah, beliau mengutuk Dewi Uma menjadi Dewi Durga, seorang raksasi yang sangat mengerikan, kemudian menyuruh Dewi Durga turun ke bumi menghuni kuburan (Setra Gandamayu).
Pada suatu saat Sang Hyang Siwa sangat merindukan Dewi Uma. Karena rindunya yang tak tertahankan, maka beliau merubah wujutnya menjadi Sang Hyang Kala Rudra, seorang raksasa yang besar yang menakutkan. Sang Hyang Kala Rudra kemudian turun ke Marcapada (dunia) menemui istrinya, Dewi Durga. Pertemuan antara Sang Hyang Kala Rudra dan Dewi Durga mengakibatkan guncangan yang sangat luar biasa. Wabah penyakit menyebar ke mana-mana, banyak terjadi pembunuhan, kebakaran hutan, banjir, maupun gempa bumi.
Sang Hyang Tri Semaya, yaitu Sang Hyang Brahma, Sang Hyang Wisnu, dan Sang Hyang Iswara, turun ke dunia untuk menetralisir keadaan tersebut dengan menyelenggarakan berbagai bentuk kesenian, yakni Sang Hyang Brahma menjadi Telek (peret), Sang Hyang Wisnu menjadi Topeng (tekes), Sang Hyang Iswara menjadi Barong (iswari) dan dalang (redep). Berkat peran Sang Hyang Trisemaya, maka keadaan dunia menjadiberangsur-angsur pulih kembali. Sang Hyang Kala Rudra dan Dewi Durga kembali ke wujud semula, yakni Sang Hyang Siwa dan Dewi Uma, yang berwajah lemah lembut (somya rupa). Selanjutnya kesenian dijadikan salah satu unsur tuntunan sekaligus tontonan
Sang Kaca
Abstract
Sang Kaca adalah manusia setengah dewa yang dipilih oleh para dewa untuk mencuri ilmu Sanjiwani dari Begawan Sukra. Karena melihat penampilan dan kepolosan Sang Kaca, Begawan Sukra menerimanya sebagai murid. Tujuan kedatangan Sang Kaca menuntut ilmu diketahui oleh para murid Begawan Sukra yaitu para raksasa. Ketika Sang Kaca menggembala Lembu, ia disergap oleh para raksasa, kemudian dibunuh, dibakar dan abunya dimasukkan ke dalam anggur. Wrihasparwa (Murid Guru Sukra) beserta anak buahnya menghaturkan anggur tersebut kepada guru Sukra tanpa diketahui bahwa dalam anggur tersebut terdapat abunya Sang Kaca, ternyata Sang Kaca berada di dalam dirinya. Guru Sukra sangat marah kepada para raksasa. Untuk jalan yang terbaik maka guru Sukra mengajarkan Sang Kaca Ilmu Sanjiwani. Untuk mengeluarkan Sang Kaca guru Sukra membelah diri
- …