102 research outputs found
Hubungan Persepsi Terhadap Kompensasi Dengan Motivasi Kerja Di PT Syncrum Logistics
Tolak ukur karyawan yang produktif adalah tumbuhnya motivasi kerja yang baik dari dalam diri karyawan. Sistem kompensasi yang dibuat diharapkan dapat dipersepsi baik oleh karyawan sehingga karyawan memiliki motivasi kerja
yang baik. PT. Syncrum Logistics sebagai tempat penelitian merupakan perusahaan yang menuju kepada pengelolaan kerja yang terstandar. Tujuan utama pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan persepsi terhadap kompensasi dengan motivasi kerja di PT Syncrum Logistics dengan hipotesis ada hubungan positif antara persepsi terhadap kompensasi dengan motivasi kerja di PT Syncrum Logistics. Subjek penelitian ini adalah supir yang bekerja di PT Syncrum Logistics
sebanyak 76 orang. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Penelitian menggunakan skala persepsi terhadap kompensasi dan motivasi kerja dan hasil penelitian di uji korelasi dengan teknik product moment. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukan adanya hubungan persepsi
terhadap kompensasi yang siginifikan dengan motivasi kerja, dengan hasil analisis koefisien korelasi (r) sebesar 0,264 dengan signifikansi p= 0,021. Hal ini berarti persepsi supir di perusahaan mengenai kebijakan kompensasi yang telah dibuat dapat mempengaruhi motivasi kerja mereka. Kategorisasi supir mengenai persepsi terhadap kompensasi tergolong sedang RE = 50,68 (77,63%) sedangkan motivasi
kerja supir tergolong tinggi RE= 33,2 (50%) dan sedang 42,11%. Persepsi terhadap kompensasi mempengaruhi motivasi kerja sebesar 7%
Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Pt Pln (Persero) Apj Surakarta
Motivasi kerja adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan keingiinan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang berhubungan dengan lingkungan kerja sehingga melakukan pekerjaan sebaik mungkin guna mencapai suatu tujuan. Seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan harus mendapatkan jaminan finansial, kesempatan untuk berkembang, lingkungan kerja, jaminan sosial yang sesuai dengan pekerjaannya, hubungan yang baik dengan rekan kerja sehingga dapat meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Berdasarkan fakta yang ada sekarang menunjukkan tidak semua karyawan memiliki motivasi kerja yang tinggi sesuai harapan perusahaan. Masih banyak terdapat beberapa karyawan yang memiliki motivasi kerja yang rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan kepuasan kerja dengan motivasi kerja karyawan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja karaywan PT. PLN (Persero) APJ Surakarta.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling, sebanyak 60 orang. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala motivasi kerja dan skala kepuasan kerja.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS 15.0 menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,523 dengan signifikasi = 0,000 ; (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada karyawan. Variabel motivasi kerja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 87,75 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti motivasi kerja pada subjek penelitian tergolong tinggi (positif). variabel konsep diri mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 87,75 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti kepuasan kerja pada subjek penelitian tergolong tinggi (positif). Sumbangan efektif dari kedua variabel ditujukan oleh nilai R^2 = 0,273 yang menunjukan bahwa variabel kepuasan kerja mempengaruhi variabel motivasi kerja sebesar 27,3% dan 72,7 % sisanya dipengaruhi faktor lainnya diluar variabel kepuasan kerja.
Kata kunci: motivasi kerja, kepuasan kerj
Pengaruh Vicarious Experience Terhadap Motivasi Berwirausaha Pada Siswa SMK N 2 Salatiga
Vicarious experience adalah salah satu metode symbolic modeling, yaitu dengan cara mengamati model secara simbolik. Dalam metode ini subjek akan diperlihatkan seorang
model untuk kemudian diamati atau diobservasi dengan cara diberikan suatu video tentang pengalaman keberhasilan orang lain yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh vicarious
experience terhadap motivasi berwirausaha pada siswa SMK Negeri 2 Salatiga. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah vicarious experience meningkatkan motivasi
berwirausaha pada siswa SMK Negeri 2 Salatiga terbukti.
Subjek dalam penelitian ini sebanyak 20 orang. Sampel ini diambil dari siswa kelas XII SMK Negeri 2 Salatiga angkatan 2012 / 2013 yang berjumlah 488 orang. Sedangkan cara
yang dilakukan dalam pengambilan sampel adalah purposive random sampling, dengan karakteristik subjek sebagai berikut: a) Sudah mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL). b)
Memiliki motivasi berwirausaha yang sedang. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre test and pos test design. Sedangkan alat pengumpul data
menggunakan skala motivasi berwirausaha dengan metode analisis data Wilcoxon match pairs test. Hasil analisis data menunjukkan hipotesis diterima, yaitu nilai Z sebesar – 2,072, p sebesar 0,019 (p<0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan vicarious experience terhadap motivasi berwirausaha. Sedangkan pada peringkat rerata motivasi berwirausaha pada saat pre test dan post test terdapat perbedaan yaitu rerata pre test sebesar 123,20 sedangkan untuk post test sebesar 126, 70. Hasil ini menunjukkan kenaikan yang signifikan antara tingkat motivasi berwirausaha sebelum (pre test) dan sesudah (post test) diperlihatkan video vicarious experience
Disiplin Kerja Dalam Perspektif Islam Pada Karyawan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada dasarnya sikap disiplin bekerja pada karyawan yaitu bekerja dengan menaati aturan-aturan yang ada pada organisasi atau sistem kerja yang telah ditetapkan oleh perpustakaan dimana karyawan harus bisa bekerja sesuai aturan. Hal ini apabila dilihat dalam pandangan islam dimana seseorang yang bisa bekerja secara disiplin berarti sudah dapat melaksanakan amanah yang telah diberikan
oleh orang banyak dengan baik. Dimana seorang yang bekerja secara berorganisasi menghendaki akan perubahan dan mencapai tujuan yang telah direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai yang melandasi disiplin kerja dalam perspektif Islam pada karyawan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dari tujuan penelitian tersebut muncul pertanyaan penelitian : “Nilai-nilai apa saja yang melandasi disiplin kerja dalam
perspektif Islam pada karyawan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta?”. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjumlah 7 orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan alat pengumpulan data interview, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif naratif. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa ketika bekerja sebisa mungkin datang ketempat kerja itu dengan tepat waktu sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan selalu mentaati segala peraturan yang ada serta melaksanakan tanggung jawab dan amanah yang telah diberikannya. Segala sesuatu apabila
dikerjakan dengan tepat waktu maka akan bisa bermanfaat dengan baik serta bisa sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak organisasi. Bekerja apabila berkomitmen pada ajaran Agama Islam maka segalanya akan bisa
dikerjakan dengan tepat waktu seperti melaksanakan sholat dengan tepat waktu serta ketika bekerja dengan memiliki niat untuk beribadah. Selain itu bekerja bukan hanya selalu tepat waktu tetapi juga harus bisa memiliki rasa tanggung
jawab terhadap pekerjaan serta terhadap amanah yang telah diberikan agar pekerjaan bisa terlaksanakan dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kemudian ketika bekerja harus bisa memiliki sikap dan kepribadian yang baik dengan menunjukkan keteladanan dalam melaksanakan tugas seperti memiliki rasa empati yaitu merasakan apa yang dirasakan orang lain, hal ini bertujuan ketika bekerja tidak mengecewakan pengunjung maupun
pimpinan. Ketika bekerja juga harus bisa saling menghormati dan menghargai agar terjalin kerjasama yang baik antar teman kerja dan pimpinan kerja
Hubungan Antara Bermain Game Online Dengan Perilaku Agresif Anak Di Surakarta
Masalah perilaku agresif merupakan masalah yang sangat penting bagi pertumbuhan, perkembangan dan masa depan anak. Bila tidak ditangani dengan baik dan benar, perilaku agresif dapat berdampak negatif pada kehidupan anak di kemudian hari. Namun kenyataannya dari tahun-ketahun perilaku agresif anak semakin meningkat. Masalah perilaku agresif anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu contoh penyebab anak berperilaku agresif adalah game. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ada hubungan antara bermain game online dengan perilaku agresif pada anak di Surakarta. Hipotesis ada hubungan yang positif antara bermain game online dengan perilaku agresif anak. Populasi penelitian adalah anak 3-12 tahun yang menungjungi ame center. Sampel penelitian anak usia 9-12 tahun yang bermain game online. Penelitian ini dilakukan di warnet daerah kelurahan Karangasem, Laweyan, yang ditentukan dengan menggunakan teknik insidental non random. Alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku agresif anak dan skala intensitas bermain game online. Analisis dalam penelitian ini menggunakan product moment dengan memasukkan data menggunakan program aplikasi SPSS 15. Hasil analisis karelasi product moment diperoleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,781 dengan p < 0,01 yang menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara bermaiin game online dengan perilaku agresif anak. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian ini memiliki tingkat intensitas bermain game online yang tergolong sedang, sedangkan perilaku agresif yang tergolong sedang. Sumbangan efektif antara variabel bermain game online dengan perilaku agresif anak sebesar 61%
Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta
Mahasiswi diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas dirinya sebagai
agent of control, yang nantinya akan berkontribusi terhadap nusa dan bangsa dan
diharapkan tidak terlibat dengan gaya hidup hedonis. Pada kenyataannya
mahasiswi kurang mampu mengontrol dirinya. Sebagian besar dari mereka,
menghabiskan waktu dan uangnya untuk berburu kesenangan. Tujuan penelitian
ini adalah mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan gaya
hidup hedonis pada mahasiswi di Surakarta. Hipotesis yang diajukan yaitu : Ada
hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis
pada mahasiswi di Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi se-Surakarta. Teknik
pengambilan Sampel yang digunakan adalah stratified random sampling yaitu
melakukan random pada universitas kemudian melakukan random kedua untuk
menentukan fakultas yang akan dikenai penelitian, sehingga terpilihlah 6 fakultas
dari 3 universitas dengan jumlah subjek sebanyak 140 orang. Karakteristik
sampelnya adalah mahasiswi yang berusia 17-21 tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari
Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,169 dengan p = 0,046 (p <
0,05) artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan
kecenderungan gaya hidup hedonis. Hasil menunjukkan hipotesis diterima.
Sumbangan efektif variabel kontrol diri terhadap kecenderungan gaya hidup
hedonis sebesar 2,8% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r²) = 0,028
Rerata empirik variabel kontrol diri 76,57 dan rerata hipotetik sebesar 70 yang
berarti kontrol diri pada Subjek tergolong sedang. Rerata empirik variabel kontrol
diri 59,92 dan rerata hipotetik sebesar 60 yang berarti kecenderungan gaya hidup
hedonis pada Subjek tergolong sedang
Hubungan Antara Harga Diri Dengan Kecenderungan Gaya Hidup Hedonis Pada Mahasiswi Di Surakarta
Kecenderungan gaya hidup hedonis adalah kecenderungan untuk memilih hidup enak, mewah dan serba berkecukupan tanpa harus berusaha. Gaya hidup hedonis cenderung dengan nongkrong di mall, berkumpul dengan orang – orang yang berduit, dan selalu memilih barang dengan harga mahal dengan tujuan supaya terkesan mewah di hadapan banyak orang. Karakteristik Gaya hidup hedonis identik dengan gaya hidup glamor, hura–hura, foya – foya dan bersenang-senang. Salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan kecenderungan gaya hidup hedonis pada seseorang adalah kepribadian yang didalamnya terdapat harga diri. Seseorang yang memiliki harga diri tinggi maupun rendah, maka akan mempengaruhi perilaku seseorang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada mahasisiwi di Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara harga diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada mahasiswi di Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi se-Surakarta. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan stratified random sampling yaitu melakukan random pada universitas kemudian melakukan random kedua untuk menentukan fakultas yang akan di kenai penelitian, sehingga terpilihlah 6 fakultas dari 3 Universitas dengan jumlah subyek sebanyak 140 orang. Karakteristik sampelnya adalah mahasiswi yang berusiaa 17-21 tahun.
Hasil analisis data menunjukkan hipotesis diterima, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,168 dengan p = 0,047 (p < 0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara harga diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada mahasiswi di Surakarta. Sumbangan efektif dari harga diri terhadap kecenderungan gaya hidup hedonis sebesar 2,8% yang ditunjukkan oleh koefisien deteminan (r2) = 0,028. Rerata empirik variabel harga diri = 76,65 dan rerata hipotetik = 67,5 yang berarti harga diri subyek tergolong tinggi. Rerata empirik variable kecenderungan gaya hidup hedonis = 59,92 dan rerata hipotetik = 60 yang berarti kecenderungan gaya hidup hedonis subyek tergolong sedang
Hubungan Antara Intensitas Bermain Game Online Dengan Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi sangat dibutuhkan dalam berhubungan dengan orang lain. Namun, saat ini semakin banyak masalah yang harus dihadapi individu yang dapat berakibat buruk terhadap kecerdasan emosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu intensitas bermain game online. Tujuan utama pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara intensitas bermain game online dengan kecerdasan emosi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya hubungan yang negatif antara intensitas bermain game online dengan kecerdasan emosi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Angkasa Lanud Adi Soemarmo dan siswa SMP Negeri 2 Kartasura yang bermain game online. Teknik sampling
menggunakan purposive non random sampling. Penelitian menggunakan skala intensitas bermain game online dan kecerdasan emosi dan hasil penelitian diuji korelasi dengan teknik product moment. Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan intensitas bermain game online yang signifikan dengan kecerdasan emosi, dengan hasil analisis korelasi (rxy) sebesar -0,190 dengan signifikansi (p)=0,024; (p)≤0,05. Hal ini berarti intensitas bermain game online pada remaja dapat mempengaruhi kecerdasan emosi mereka. Kategorisasi remaja mengenai intensitas bermain game
online tergolong sedang RE = 24,19 (63,89%) sedangkan kecerdasan emosi remaja tergolong tinggi RE =113,83 (73,14%). Intensitas bermain game online mempengaruhi kecerdasan emosi sebesar 3,6%
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pelayanan Keperawatan Dengan Loyalitas Pelanggan RSUD Dr. Moewardi Di Surakarta
Loyalitas pelanggan merupakan hal penting bagi perusahaan jasa rumah sakit
untuk kelangsungan perusahaannya, loyalitas pelanggan adalah respon yang
terkait dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh komitmen biasanya
tercermin dalam pemakaian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas dasar
dedikasi maupun kendala pragmatis. Namun, meskipun loyalitas pelanggan
terbentuk, pasien yang datang didasari karena tidak bisa memilki alternatif lain
untuk perawatan kesehatan di tempat lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi
loyalitas pelanggan adalah persepsi terhadap pelayanan keperawatan. Pelayanan
yang baik akan memberikan persepsi positif pasien sehingga memiliki kaitan
dengan kondisi psikologis pasien yang pada akhirnya menimbulkan rasa puas,
rasa ingin kembali berkunjung sehingga menimbulkan kesetiaan (loyalitas), begitu
juga sebaliknya pelayanan yang buruk akan menimbulkan persepsi negatif pasien.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1) Untuk mengetahui hubungan antara
persepsi terhadap pelayanan keperawatan dengan loyalitas pelanggan RSUD Dr.
Moewardi di Surakarta. 2) Untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap pelayanan
keperawatan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. 3) Untuk mengetahui loyalitas
pelanggan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. 4) Untuk mengetahui berapa persen
sumbangan efektif persepsi terhadap pelayanan keperawatan dengan loyalitas
pelanggan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. Hipotesis yang di ajukan adalah ada
hubungan positif antara persepsi terhadap pelayanan keperawatan dengan loyalitas
pelanggan.
Subjek dalam penelitian ini 100 orang. Sampel diambil dari hasil penyaringan
terhadap pasien rawat inap kelas II dan III RSUD Dr. Moewardi di Surakarta.
Cara yang digunakan untuk mengambil sampel adalah purposive sampling.
Karakteristik sampelnya adalah sebagai berikut : (a) pasien yang sudah berobat ke
rumah sakit tersebut sebanyak lebih dari 2 kali, (b) pasien yang berada di kelas II
dan III (c) pasien yang berumur 27 tahun ke atas. Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan skala, skala persepsi terhadap pelayanan keperawatan
dan skala loyalitas pelanggan. Teknik analisis data yang digunakan korelasi
product moment.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pelayanan keperawatan dengan
loyalitas pelanggan RSUD Dr. Moewardi di Surakarta. 2) Tingkat pesepsi
terhadap pelayanan keperawatan RSUD Dr. Moewadi di Surakarta tergolong
tinggi. 3) Tingkat loyalitas pelanggan RSUD Dr. Moewadi di Surakarta tergolong
tinggi. 4) Peran persepsi terhadap pelayanan keperawatan dengan loyalitas
pelanggan sebesar 29,3%, masih terdapat 70,7% variabel lain yang dapat
mempengaruhi loyalitas pelanggan selain variabel persepsi terhadap pelayanan
keperawatan
Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengembangan Karir Karyawan Dengan Loyalitas Kerja CV. Sinar Abadi
Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan
perusahaan dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Roda kehidupan
perusahaan yang baik adalah bila perusahaan tersebut memiliki kinerja karyawan
yang baik yang akhirnya mampu menciptakan kinerja perusahaan yang baik pula.
Kinerja karyawan yang baik dapat dilihat dari berbagai sisi. Oleh karena itu,
penilaian kinerja sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui sejauh
mana karyawan mampu berperan dalam perkembangan karir dan pertumbuhan
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan, usaha pengembangan karir biasanya
datangnya dari manajemen perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara persepsi terhadap pengembangan karir karyawan dengan
loyalitas kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara
persepsi terhadap pengembangan karir karyawan dengan loyalitas kerja pada
perusahaan CV. Sinar Abadi Klaten.
Populasi penelitian ini adalah 67 karyawan yang bercirikan berusia antara
21-40 tahun, ciri-ciri yang dipakai ini diperkuat oleh pendapat staf operasional
bahwa untuk mengetahui persepsi terhadap pengembangan karir karyawan yang
telah bekerja lama di perusahaan ini karena telah mengetahui kebijakan yang telah
diberikan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yaitu skala
persepsi terhadap pengembangan karir dan loyalitas kerja.
Hasil analisis data dengan menggunakan korelasi product moment
diperoleh rxy = 0,489 dengan p = 0,00 (p < 0,01), hal ini menunjukkan adanya
hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap pengembangan
karir karyawan dengan loyalitas kerja. Semakin tinggi persepsi terhadap
pengembangan karir karyawan maka akan semakin positif loyalitas kerja, begitu
pula sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap pengembangan karir maka
semakin negatif loyalitas kerja. Tingkat persepsi terhadap pengembangan karir
karyawan subyek penelitian tergolong tinggi, tingkat loyalitas kerja subyek
penelitian tergolong tinggi, sedangkan sumbangan efektif persepsi terhadap
pengembangan karir karyawan terhadap loyalitas kerja sebesar 0,239%
- …