82 research outputs found

    Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Komitmen Organisasi

    Get PDF
    Komitmen organisasi diperlukan sebagai salah satu indikator kinerja karyawan. Karyawan dengan komitmen yang tinggi dapat diharapkan akan memperlihatkan kinerja optimal. Salah satu faktor yang berpengaruh pada komitmen organisasi yakni kecerdasan emosional. Bahwa individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi karena dapat mengatur emosinya dengan baik maka pada akhirnya akan mempengaruhi sikap mereka kepada rekan kerja, pimpinan, pekerjaaan dan komitmen mereka terhadap organisasi tempat karyawan tersebut bekerja. Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi, sehingga penulis mengajukan hipotesis bahwa ”Ada hubungan positif antara kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi”. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan karyawan Rumah Sakit PKU Sukoharjo yang berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel dengan studi populasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur, yaitu: (1) skala kecerdasan emosi, dan (2) skala komitmen organisasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh koefisien korelasi (r) = 0,409 dengan p rerata hipotetik yang berarti pada umumnya karyawan Rumah Sakit PKU Sukoharjo mempunyai komitmen organisasi yang tinggi, selanjutnya rerata empirik variabel kecerdasan emosional sebesar 108,925 dengan rerata hipotetik sebesar 87,5. Jadi rerata empirik > rerata hipotetik yang berarti pada umumnya subyek mempunyai kecerdasan emosional yang juga tinggi. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan komitmen organisasi. Peranan kecerdasan emosional terhadap komitmen organisasi (SE) sebesar 16,7%, sehingga masih terdapat 83,3% faktor lain selain kecerdasan emosional yang mempengaruhi komitmen organisasi

    Hubungan Antara Persepsi Terhadap Kompensasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan

    Get PDF
    Setiap orang ingin mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja ia mengharapkan mendapat imbalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya. Namun sering kali bahwa mendapatkan imbalan saja dirasakan belum cukup. Mereka menginginkan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya. Manusia dalam bekerja mendambakan suatu kepuasan kerja baik itu segi materil maupun dalam segi moril. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui, 1) Hubungan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kepuasan kerja, 2) Untuk mengetahui tingkat persepsi terhadap kompensasi kerja. 3) Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja. 4) Untuk mengetahui peran persepsi kompensasi terhadap kepuasan kerja. Peneliti menggunakan teknik Quota Sampling yaitu pengambilan sampel sudah ditentukan terlebih dahulu, yaitu dengan jumlah subjek 50. Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah Product Moment dari pearson. Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukan bahwa permasalahan dan hipotesis yang diajukan oleh peneliti dan diuji secara empiris didapatkan hasil bahwa hipotesis terbukti. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi antara persepsi terhadap kompensasi dan kepuasan kerja diperoleh nilai rxy sebesar 0,756 dengan signifikansi sebesar 0,000 (P < 0,01). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap kompensasi dengan kepuasan kerja. Kata Kunci : Persepsi Terhadap Kompensai, Kepuasan Kerj

    Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kinerja Karyawan Bagian Produksi Pt. Samkyung Jaya Garment Di Kabupaten Semarang

    Get PDF
    Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang dimana seseorang memiliki tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai persyaratan- persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Faktor mempengaruhi kinerja antara lain stress kerja, fisik, dan kesehatan, keadaan alam, iklim,pengetahuan dan ketrampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan kinerja karyawan, tingkat kinerja karyawan, tingkat stres kerja, peran stress kerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara stress kerja dengan kinerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Samkyung Jaya Garment Di Kabupaten Semarang. Sampel penelitian berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan quota. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala stress kerja dan data dokumentasi kinerja karyawan. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar - 0,632, p = 0,000 (p < 0,01). Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan. Peranan atau sumbangan efektif stres kerja dengan kinerja karyawan 39,9% ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,399 atau pengaruh stres kerja dengan kinerja karyawan memiliki 39,9%, hal ini masih terdapat 60,1% faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Kategorisasi stres kerja PT. Samkyung Jaya Garment Di Kabupaten Semarang tergolong sedang yang ditunjukkkan dari rerata empirik (RE) sebesar 65,48 dan rerata hopotetik (RH) sebesar 72,5 dan kategorisasi kinerja karyawan PT. Samkyung Jaya Garment Di Kabupaten Semarang tergolong cukup yang ditunjukkan dari rerata empirik (RE) sebesar 69,72

    Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan Demokratis Dengan Kepuasan Kerja Pada Organisasi Pecinta Alam Di Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Kepuasan kerja adalah salah satu aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan, keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi. Kepuasan kerja sangat dibutuhkan dan penting dalam organisasi pecinta alam, hal ini disebabkan karena dengan adanya rasa kepuasan kerja diharapkan anggota akan lebih giat lagi dalam mengerjakan tugas-tugasnya dan dapat meningkatkan produktivias yaitu dapat menyelenggarakan kegiatan yang lebih berkualitas dan juga dapat menurunkan tingkat absensi pada rapat – rapat ataupun kegiatan yang dilaksanakan. Disamping itu kepuasan kerja sangat penting karena dapat meningkatkan komitmen organisasi dan prestasi kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah gaya kepemimpina demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis yang rendah akan menimbulkan rasa ketidakpuasan kerja dalam organisasi. Namun, gaya kepemimpinan demokratis yang tinggi akan menimbulkan rasa kepuasan kerja yang tinggi pula. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan demoktratis dengan kepuasan kerja pada mahasiswa pecinta alam di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh organisasi pecinta alam (MAPALA) di Universitas Muhammadiyah Surakarta yang meliputi Corps Psychopala, Metala, Dinamik, Mpa Sangguru, Rechta Mahupala, Giri Bahama, Malimpa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling yaitu tidak semua individu mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel, sampel yang dipilih berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti. Jumlah subjek yang digunakan 60 orang. Alat pengumpulan data menggunakan skala gaya kepemmpinan demokratis dan skala kedisiplinan kerja. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan hipotesis ditolak, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,197 dengan p = 0,127 (p < 0,05). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja.Sumbangan efektif variabel gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja sebesar 3,9%. ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) = 0,039. Rerata empirik variabel gaya kepemimpinan demokratis = 106.950 dan rerata hipotetik = 90 yang berarti gaya kepemimpinan demokratis tergolong tinggi. Rerata empirik variabel kepuasan kerja 47.433 dan rerata hipotetik = 40 yang berarti kepuasan kerja pada subyek tergolong sedang

    Hubungan Antara Iklim Organisasi Dengan Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) Di Kabupaten Boyolali

    Get PDF
    Pelaksanaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) oleh pemerintah Indonesia dimaksudkan supaya dalam menyelesaikan suatu tugas dan tanggung jawabnya dapat teratasi secara terampil dan cekatan dan hasil kinerjanya pun akan memuaskan seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 10 tahun 1979 tentang penilaian pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mengatur sistem kinerja pegawai yang diberi nama daftar penilaian pekerjaan pegawai (DP3). Evaluasi kinerja sampai saat ini masih bersifat formalitas saja, dalam artian tidak dilakukan secara professional, dengan mengacu pada daftar penilaian pelaksanaan pegawai (DP3), hasilnya dalam ketegori baik semua, itupun juga kurang akurat dalam penilaian kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui : (1) Hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja pegawai negeri sipil; (2) Tingkat persepsi pegawai terhadap iklim organisasi; (3) Tingkat kinerja pegawai negeri sipil; (4) Sumbangan efektif atau peran iklim organiasi terhadap kinerja pegawai negeri sipil. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara iklim organisasi dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Subjek penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) di kabupaten boyolali yaitu di satuan unit kerja pada kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, yang sebanyak 146 pegawai. Teknik pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan teknik sampel yaitu purposive sampel yaitu pengambilan sampel didasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik subjek yang telah ditentukan oleh peneliti. Adapun karakteristik sampel yaitu pegawai Kantor Badan Kepegawaian Daerah dan Kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sampel yang digunakan adalah pegawai negeri sipil di kantor Badan Kepegawaian Daerah dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga yang berjumlah 125 pegawai yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Adapun alat ukur yang digunakan adalah skala iklim organisasi yang mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Keith Davis & John W. Newstrom, (1996). dan dokumen untuk kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berupa Daftar Pelaksanaan Penilaian Pekerjaan (DP3). Teknik analisis data penelitian menggunakan program SPSS, dengan korelasi product moment dari Pearson yang menunjukkan nilai korelasi sebesar rxy = 0,202 dengan nilai sig 0,024 (P < 0,05) dalam artian ada hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hasil penelitian diperoleh sumbangan efektif variabel iklim organisasi sebesar 4,1%, yang berarti masih ada 95.6% faktor lain yang mempengaruhi kinerja Pegawai negeri Sipil (PNS) diluar faktor iklim organisasi. Selanjutnya hasil kinerja pada penelitian ini kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) tergolong baik, dan ikim organisasi masuk dalam kategori tinggi

    Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan Kinerja Karyawan PT. Sariwarna Unit II Boyolali

    Get PDF
    Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Kinerja karyawan adalah hasil kerja seseorang dimana seseorang tersebut memiliki tanggung jawab yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan danmotivasi kerja adalah salah satu faktor yang penentu meningkatnya kinerja karyawa, dimana motivasi mampu mendorong seseorag untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan, tingkat kinerja karyawan, tingkat motivasi kerja dan peran motivasi kerja terhadap kinerja karyawan. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Sari Warna Asli Unit II Boyolali bagian Produksi Rapier A. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Sari Warna Asli Unit II Boyolali bagian Produksi Rapier A, Sampel diambil sebanyak 50 karyawan. Data yang diperlukan diperoleh melalui skala motivasi kerja dan data dokumentasi kinerja karyawan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh sebagai berikut : nilai r = 0,326, p = 0,002 (p < 0,01), hal ini berarti hipotesis yang diajukan penulis diterima yaitu ada hubungan positif yang sangat signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan. Motivasi yang diberikan oleh karyawan akan memberi dampak pada kinerjanya. Peranan atau sumbangan efektif motivasi kerja (r2) sebesar 0,107 atau pengaruh motivasi kerja dengan kinerja karyawan memiliki pengaruh sebesar 10,7%, sedangkan 89,3% lainya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

    Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Efektivitas Kerja Karyawan Di CV Sujiwo Kusuma Klaten

    Get PDF
    Efektivitas kerja merupakan suatu gambaran keberhasilan pekerjaan dari para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Karyawan dengan efektivitas kerja yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk mencapai tujuan organisasi dan taat pada peraturan perusahaan. Untuk mencapai tujuan organisasi yang maksimal, maka efektivitas kerja karyawan harus tinggi. Salah satu factor yang mempengaruhi efektivitas kerja karyawan yaitu budaya organisasi. Budaya organisasi salah satu komponen penting yang berperan dalam keberhasilan peningkatan kualitas produktivitas Berdasarkan pemikiran yang telah penulis uraikan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1) Untuk mengetahui hubungan antara budaya organisasi dengan efektivitas kerja pada karyawan di CV Sujiwo Kusuma Klaten. 2) Untuk mengetahui peran budaya organisasi terhadap efektivitas kerja. 3) Tingkat budaya organisasi dan efektivitas kerja Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV Sujiwo Kusuma, Klaten berjumlah 63. Jumlah subjek 63 ini dipergunakan semua sebagai sampel, maka dalam penelitian ini disebut studi populasi. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini adalah skala. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu : 1) Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara budaya organisasi dengan efektivitas kerja. 2) Sumbangan budaya organsiasi terhadap efektivitas kerja sebesar r² = 0,277 (27,7%). Hal ini berarti masih terdapat 72,3% variabel lain yang mempengaruhi efektivitas kerja di luar variabel budaya organisasi. Variabel lain tersebut misalnya: komitmen karyawan, kepuasan kerja, dan kebutuhan akan penghargaan. 3) Tingkat budaya organisasi tergolong tinggi dan efektivitas kerja tergolong tinggi

    Hubungan Antara Persepsi Terhadap Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pramuniaga Matahari Department Store Solo

    Get PDF
    Stres kerja merupakan suatu fenomena yang sering di alami oleh para karyawan yang berdampak negatif terhadap kinerja dari karyawan tersebut karena mengakibatkan karyawan tersebut kurang optimal dalam bekerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi stres kerja yaitu persepsi terhadap beban kerja. penilaian yang buruk terhadap suatu pekerjaan akan membuat karyawan kurang bersemangat dalam bekerja sehingga mengakibatkan stres kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja pada pramuniaga Matahari Department Store Solo Square. 2) mengetahui tingkat stres pada pramuniaga. 3) mengetahui tingkat beban kerja pada pramuniaga. 4) mengetahui seberapa besar sumbangan atau peranan beban kerja terhadap stres kerja. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan negatif antara persepsi terhadap beban kerja dengan stres kerja”. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 pramuniaga Matahari Department Store Solo Square. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan didasarkan pada karakteristik memiliki masa kerja minimal satu tahun. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala, yaitu skala persepsi terhadap beban kerja dan skala sters kerja dan dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment. Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu: 1) Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara persepsi beban kerja dengan stres kerja ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,361; p = 0,010 (p ≤ 0,01). 2) Tingkat stres kerja pada pramuniaga Matahari Department Store Solo Square tergolong sedang. 3) Tingkat beban kerja pada pramuniaga Matahari Department Store Solo Square tergolong sedang. 4) Sumbangan efektif persepsi terhadap beban kerja terhadap stres kerja sebesar 13% diperoleh dari nilai koefisien determinan (r²) = 0,130

    Hubungan Antara Disiplin Kerja Dengan Prestasi Kerja Karyawan PT.Dan Liris

    Get PDF
    Prestasi kerja dalam sebuah perusahaan diantaranya dapat dilihat melalui perilaku disiplin kerja karyawan, seperti menggunakan fasilitas kantor seoptimal mungkin, dan mematuhi tata tertib kantor. Dengan adanya perilaku tersebut dapat menjadikan karyawan menghasilkan produk-produk yang berkualitas, sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui tingkat disiplin kerja, untuk mengetahui tingkat prestasi kerja karyawan, serta untuk mengetahui sumbangan efektif disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan alat pengumpulan data berupa skala disiplin kerja dan dokumentasi prestasi kerja karyawan. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.Dan Liris bagian garment konveksi I M&S yang berjumlah 908 karyawan dengan responden yang yang diambil sebanyak 50 orang karyawan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota purposive non random sampling karena subjek yang diteliti sudah ditentukan dan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi kerja, hal ini dapat dilihat dari analisis nonparametric Spearman’s diperoleh koefisien korelasi (rxy)sebesar 0,138 dan signifikansi (p) = 0,170 (p > 0,05). Disiplin kerja tergolong dalam kategori tinggi dengan rerata empirik (RE) = 114,96, sedangkan prestasi kerja tergolong dalam kategori sangat tinggi dengan rerata empirik (RE) = 29,56. Kata Kunci: disiplin kerja, prestasi kerj

    Hubungan Antara Persepsi Terhadap Insentif Dengan Sikap Kerja

    Get PDF
    Sikap kerja yang tinggi dari setiap karyawan merupakan sesuatu yang sangat diinginkan oleh semua perusahaan. Sikap kerja yang tinggi dari semua karyawan akan tercapai apabila perusahaan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut diantaranya adalah insentif. Insentif merupakan salah satu imbalan yang tidak terbatas pada gaji atau upah saja yang diharapkan mampu mengoptimalkan sikap kerja karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara persepsi terhadap insentif dengan sikap kerja pada karyawan. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara persepsi terhadap insentif dengan sikap kerja.Subjek penelitian adalah karyawan bagian marketing PT. Mandala Multifinance cabang Wonogiri sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive non random sampling. Alat pengumpulan data menggunakan skala persepsi terhadap insentif dan skala sikap kerja. Metode analisis data menggunakan teknik korelasi Kendall’s tau-b. Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendall’s tau-b diperoleh nilai koefisien korelasi ()=0.510; p untuk 2 arah sebesar 0.000; (p<0.01). Sumbangan efektif persepsi terhadap insentif terhadap sikap kerja sebesar 26.01%. Persepsi terhadap insentif mempunyai rerata empirik sebesar 60.56 dan rerata hipotetik sebesar 50 yang berarti persepsi terhadap insentif pada subjek penelitian tergolong tinggi. Variabel sikap kerja diketahui rerata empirik sebesar 64.24 dan rerata hipotetik sebesar 52.5 yang berarti sikap kerja skor tersebut masuk dalam kategori tinggi. Kesimpulan penelitian menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap insentif dengan sikap kerja pada karyawan bagian marketing PT. Mandala Multifinance cabang Wonogiri
    corecore