57 research outputs found

    PENGARUH INTENSITAS CAHAYA DAN KONSENTRASI PENGENCERAN LIMBAH DALAM MEREDUKSI KADAR AMONIUM, FOSFAT, DAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) PADA LIMBAH CAIR DOMESTIK OLEH Chlorella vulgaris TERIMOBILISASI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu kontak, intensitas cahaya dan pengenceran limbah dalam mereduksi kadar amonium, fosfat, dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair domestik oleh Chlorella vulgaris terimobilisasi. Penelitian ini dilakukan pada sistem batch dan terdiri dari tiga tahap penelitian. Tahap pertama untuk menentukan waktu kontak optimum dengan variasi hari ke-0, ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, ke-10 dan ke-12. Hasil yang didapatkan pada tahap pertama digunakan untuk pengujian sampel tahap kedua dan ketiga. Tahap kedua untuk menentukan intensitas cahaya optimum dengan variasi 0 lux, 3000 lux, 5000 lux, dan 7000 lux. Hasil yang didapatkan pada tahap kedua digunakan dalam desain penelitian pada tahap ketiga. Tahap ketiga untuk menentukan pengenceran limbah optimum dengan variasi 0%; 12,5%; 25%; dan 50%. Analisis data ini terdiri dua macam, yaitu analisis deskriptif (tabel dan grafk) dan analisis data statistik dengan menggunakan uji Anova One Way jika ada beda dan uji Mann Whitney jika tidak ada beda. Uji data statistik menggunakan α = 0,05. Hasil dari penelitian ini adalah variasi waktu kontak, intensitas cahaya, dan pengenceran limbah berpengaruh dalam menurunkan kadar amonium, fosfat, dan COD. Waktu kontak optimum yang didapatkan dalam penelitian ini adalah hari ke enam dengan efisiensi penurunan amonium sebesar 94,3%, penurunan fosfat sebesar 74,9%, dan COD sebesar 80,7%. Intensitas cahaya optimum yang didapatkan dalam penelitian ini adalah 5000 lux dengan efisiensi penurunan amonium sebesar 82,4%, penurunan fosfat sebesar 67%, dan COD sebesar 67,4%. Pengenceran limbah optimum dalam penelitian ini adalah pengenceran 0% dengan efisiensi penurunan amonium sebesar 88,4%, penurunan fosfat sebesar 80,8%, dan COD sebesar 56,3%

    PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK BENGKUANG (Pachyrhizus erosus L.) dan SURUHAN (Peperomia pellucida L.) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT TIKUS JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL

    Get PDF
    Bengkuang merupakan tanaman yang telah digunakan secara luas dalam bidang pengobatan, bengkuang dapat bekerja sebagai hepatoprotektor. Suruhan merupakan tumbuhan liar yang mengandung alkaloid, tanin, saponin, terpenoid, dan flavonoid yang memiliki efek sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak bengkuang dan suruhan terhadap kadar SGOT dan SGPT pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi etanol. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental laboratory dengan desain Post Test Only Control Group. Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan galur wistar dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari, kelompok I (kontrol normal, tanpa perlakuan), kelompok II (kontrol negatif, induksi etanol di hari ke 14), kelompok III (Kombinasi ekstrak umbi bengkuang dengan tumbuhan suruhan dengan dosis 100 mg/kgBB secara per oral), kelompok IV (Kombinasi ekstrak umbi bengkuang dengan tumbuhan suruhan dengan dosis 200 mg/kgBB peroral), dan kelompok V (Kombinasi ekstrak umbi bengkuang dengan tumbuhan suruhan dengan dosis 400 mg/kgBB per oral). Perlakuan dilakukan selama 14 hari, setelah 1 jam perlakuan pada hari ke-14, tikus diinduksi etanol 96% secara peroral dengan dosis 1 mL/200 gBB. Setelah 24 jam, tikus dibedah dan diambil darah melalui vena aorta jantung tikus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak dengan dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol negatif. Kombinasi ekstrak bengkuang dan suruhan mampu menurunkan kadar SGOT dan SGPT

    PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN GOOD CORPORATE GOVERNACE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kinerja keuangan yang diproksikan (ROA), Good Corporate Governance dengan mekanisme perhitungan yaitu: kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan institusional (KI), komisaris independen (KOMIN) dan komisaris audit (KA) terhadap nilai perusahaan (PBV) dalam laporan tahunan (annual report) dan ringkasan kinerja perusahaan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam penelitian ini ditetapkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling, dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel sebanyak 120 sampel. selama tahun 2014-2018. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (2) kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (3) kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (4) komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan (5) komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaa

    ESTIMATION OF NUMBERS OF COLIFORM BACTERIAL AS WATER QUALITY INDICATOR IN KEPAHIANG DISTRICT RIVERS, BENGKULU PROVINCE

    Get PDF
    Coliform is a group of microbes that are used as indicators of water quality. Water pollution is generally caused by pathogenic microbes from feces, household waste, and industrial activity waste. This study aimed to estimate the total number of coliform contamination in several rivers in Kepahiang Regency, namely Tebat Monok (TM), Sempiyang (SPY), Penanjung Panjang (PP), Embong Ijok (EI) Air Langkap(ALK), and Air Belimbing (ABB).  Total coliform and Fecal coliform tests were carried out using the Most Probable Number (MPN) method on Lactose Broth, Brillian Green Lactose Bile Broth and pour plates on Eosin Methylene Blue Agar media. Measurement of abiotic factors was on temperature and pH parameters. The test results of total coliform showed that 6 rivers contained total coliform under the Class II river water quality standards with a range of 1210/100 mL– 4310/100 mL and 2 rivers that were contaminated with Fecal coliform, TM and ALK, have the content of 1500/100 mL and 1700 / 100 mL. The results of the measurement of the abiotic factor, the river pH range was 7.4 - 8.2. The lowest temperature was 25oC in SPY river and the highest temperature was 26 oC on the TM, PP, EI, ALK, and ABB rivers

    Hubungan Lama Menderita Penyakit dan Kadar Glukosa Darah Terhadap Kejadian Kandidiasis Oral Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu

    Get PDF
    Latar Belakang: Penderita diabetes melitus rentan terhadap komplikasi infeksi jamur. Salah satu infeksi yang paling sering mengenai penderita diabetes melitus adalah kandidiasis. Beberapa faktor yang memudahkan infeksi kandidiasis, yaitu kesehatan mulut yang buruk, penurunan sekresi dan pH saliva, peningkatan kadar glukosa darah, serta keadaan imunodefisiensi. Pasien DM dapat mengalami infeksi kandidiasis sebesar 36,7% yang disebabkan oleh jamur Candida albicans. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara lama menderita penyakit dan kadar glukosa darah terhadap kejadian kandidiasis oral. Metode: Penelitian ini menggunakan studi observatif analitik dengan desain penelitian cross-sectional dilakukan di RSUD Harapan dan Doa Kota Bengkulu pada bulan Mei 2019 dengan jumlah sampel 96 pasien diabetes mellitus tipe 2 melakukan kontrol di poli penyakit dalam diambil secara consecutive sampling. Analisis hubungan antara dua variabel menggunakan uji komparatif Chi Square. Analisis multivariat antar semua variabel menggunakan regresi logisitik. Hasil: Subjek penelitian kelompok lama menderita penyakit DM tipe 2 ≥5 tahun merupakan kelompok positif kandidiasis oral tertinggi sebanyak 32 orang (66,7%) dan kelompok kadar glukosa darah tidak terkontrol 43 orang (76,8%). Hasil uji statistik bivariat Chi Square untuk lama menderita DM tipe 2 diperoleh nilai p=0,024 (p < 0,05), untuk hasil uji statistik bivariat Chi Square kadar glukosa darah tipe 2 diperoleh nilai p<0,001 (p < 0,05), menunjukan terdapat hubungan yang bermakna  antara lama menderita DM dan kadar glukosa darah dengan kejadian kandidiasis. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logisitik diperoleh nilai untuk kadar glukosa darah OR=11,393, nilai lama menderita DM dengan OR=1,735. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita penyakit dan kadar glukosa darah dengan kejadian kandidiasis oral. Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Kadar Glukosa Darah, Kandidiasis Ora

    Analisis Kebutuhan Masyarakat dalam Pengembangan Dewi Sambi (Desa Wisata Samiran Boyolali) di Desa Samiran, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali

    Get PDF
    AbstrakDewi Sambi (Desa Wisata Samiran Boyolali) merupakan salah satu bentuk community-based tourism dan merupakan desa wisata unggulan di Kabupaten Boyolali. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan masyarakat yang terlibat dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini memilih wilayah di lereng sebelah timur Gunung Merapi di Desa Samiran di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Dasar utama pemilihan wilayah ini adalah desa wisata ini mengusung konsep pemberdayaan, dimana aktivitas utamanya berasal dari masyarakat lokal dan hasilnya juga untuk masyarakat lokal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang mengarah ke paradigma konstruktivis. Penelitian ini menggunakan studi kasus yang menyelidiki kebutuhan masyarakat sejalan dengan pengembangan desa wisata.  Analisis kebutuhan dalam penelitian ini digambarkan dalam bentuk diagram pohon masalah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat yang dirasakan menjadi pemicu dalam pengembangan desa wisata. Aspek partisipasi masyarakat, nilai, norma, penghargaan, dan aktualisasi diri menjadi entitas kebutuhan dalam penelitian ini. Analisis kebutuhan menjadi dasar dalam pengembangan desa wisata Samiran Boyolali. AbstractDewi Sambi (Samiran Boyolali Tourism Village) is a form of community based tourism and is a leading tourism village in Boyolali Regency. This study aims to analyze the needs of the people involved in developing tourist villages. This study chose the area on the eastern slope of Mount Merapi in Samiran Village in Selo District, Boyolali Regency. The main basis for the selection of this region is that the tourist village carries the concept of empowerment, where the main activity comes from the local community and the results are also for local people. The method used in this study is qualitative which leads to the constructivist paradigm. This research uses a case study that investigates community needs in line with the development of a tourist village. The needs analysis in this research is illustrated in the form of a problem tree diagram. Data analysis was performed using the Miles and Huberman method. The results showed that the perceived community needs became a trigger in the development of tourism villages. The aspects of community participation, values, norms, appreciation, and self-actualization are needed entities in this research. Analysis of needs is the basis for developing the Samiran Boyolali tourism village

    The Driving Factors of Public’s Interest in The Use of QRIS to Achieve Cashless Society

    Get PDF
    The market serves as a traditional market that has been renovated by the local government to transform the traditional system into a modern market without abandoning its traditional traits. On the other hand, the modern system refers to improved sanitation and payment mechanisms. The payments in traditional markets have been done by using cash, but the modern market system promotes non-cash payments. In this case, the non-cash payments are implemented using a barcode scanning system provided by the Indonesian national bank under the name QRIS. Therefore, an in-depth study was essential to be carried out to understand the public’s interest in the use of QRIS or non-cash for transactions in the Oro-Oro Dowo Market. The research methods used in this study were field research and survey. For the data analysis, several theories were applied, namely Theory of Reasoned Action (TRA), Theory of Planned Behaviour, and Technology Acceptance Model (TAM). Then, the theories were analyzed by utilizing a software called SMART PLS to identify whether there was a correlation and effect of the use of QRIS and the buying interest or transaction rates in the Oro-Oro Dowo Market. The results of this study indicate that the three variables of reliability, construct validity, structural model, and discussions related to complexity, the usefulness of QRIS, time constraints, ease of use, and e-learning self-efficiency show appropriate consistency as most of the respondents used QRIS as an electronic transaction system that allowed them to do a faster transaction due to its efficiency and accessibilit

    Soil Chitinolytic Bacteria from Jambi Province to Produce Antifungal of Plant Pathogens

    Get PDF
    Chitinolytic bacteria are bacteria that have chitinolytic activity, which is able to hydrolysis the composition of chitin which composes many fungal cell walls. Chitinolytic bacteria are currently more widely used because of their ability as a biological control agent to the pathogenic fungi especially in horticultural and plantation crops. This research was conducted with the aim of obtaining isolates of chitinolytic bacteria that were able to inhibit the growth of plant pathogenic fungi in Vitro on chitin agar media. Fusarium oxysporum, Sclerotium rolfsii, and Rhizoctonia solanii are used in the inhibition test of chitinolytic bacteria. Bacteria were isolated and screened from the soil of Bukit Dua Belas National Park and Oil Palm Plantations in Jambi using 0.3% chitin agar media. The results showed that two of 10 bacterial isolates were able to produce inhibition zones to the growth of hyphae of pathogenic fungi on potato dextrose agar (PDA) media. TB04-13 isolate was able to produce the largest inhibition in F. oxysporum and R. solanii about 42% and 42.05% respectively, while TB04-15 isolate produced the biggest inhibition in S. Rolfsii ranged to 25.50%. Based on the chitinolytic index (CI) values, isolates TB04-13 and TB04-15 produced CI values ​​of 1.60 and 0.63, respectively. The morphological characteristics and Gram staining of both TB04-13 and TB04-15 chitinolytic isolates are included in rod-shaped and Gram-positive bacteria. Both of these isolates can be used as antifungal-producing candidates for plant pathogenic fungi in Indonesia

    Endophytic Bacteria Identification of Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) From Enggano Island

    Get PDF
    Abstract: Endophytic bacteria are bacteria associated with the tissues of healthy plants that are beneficial. Almost every higher plant has some endophytic bacteria, one of which is Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) from Enggano Island. This research aims to obtain endophytic bacteria and to identify the Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) endophytic bacteria collected from Enggano Island. Endophyte bacteria isolation was carried out by the paste method on medium Nutrient Agar (NA) after sterilizing the surface of plant organs using alcohol and sodium hypochlorite 5,25%. A total of 24 isolates of endophytic bacteria of Red Ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) were isolated from rhizomes (stem modification), leaf sheath, and leaf sheet. Endophytic bacteria were identified based on morphological observation, biochemical tests, and Gram-staining. As a result, the diversity of bacteria consists of 7 genera, namely the genus Bacillus, Sporosarcina, Amphibacillus, Azotobacter, Eubacterium, Pimelobacter, and Micrococcus. The genus Bacillus consists of 4 species, the genus Sporosarcina consists of 6 species, the genus Amphibacillus consists of 1 species, the genus Azotobacter consists of 2 species, the genus Eubacterium consists of 1 species, the genus Pimelobacter consists of 1 species, and the genus Micrococcus which also consists of 1 species. Bacillus is the most common type of endophytic bacteria that was found in red ginger from Enggano Island.Abstrak: Bakteri endofit adalah bakteri yang berasosiasi dengan jaringan tanaman yang memiliki banyak manfaat, baik bagi manusia maupun tumbuhan itu sendiri. Hampir setiap tumbuhan tingkat tinggi memiliki beberapa bakteri endofit, salah satunya jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) yang berasal dari Pulau Enggano. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bakteri endofit dan mengetahui keanekaragaman bakteri endofit yang diisolasi dari jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) asal Pulau Enggano. Isolasi bakteri endofit dilakukan dengan metode tempel pada media Nutrient Agar (NA) setelah dilakukan sterilisasi permukaan organ tanaman menggunakan alkohol dan natrium hipoklorit 5,25%. Sebanyak 24 isolat bakteri endofit jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) diisolasi dari rimpang (modifikasi batang), pelepah daun, dan helaian daun. Bakteri endofit diidentifikasi berdasarkan pengamatan morfologi, uji biokimia, dan pewarnaan Gram. Hasilnya, keanekaragaman bakteri terdiri dari 7 genus, yaitu Bacillus, Sporosarcina, Amphibacillus, Azotobacter, Eubacterium, Pimelobacter, dan Micrococcus. Genus Bacillus terdiri dari 4 spesies, genus Sporosarcina terdiri dari 6 spesies, genus Amphibacillus terdiri dari 1 spesies, genus Azotobacter terdiri dari 2 spesies, genus Eubacterium terdiri dari 1 spesies, genus Pimelobacter terdiri dari 1 spesies, dan genus Micrococcus yang juga terdiri dari 1 spesies. Bacillus merupakan genus yang mendominasi keanekaragaman bakteri endofit yang diisolasi dari jahe merah asal Pulau Enggano

    Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) Meningkatkan Imunitas Tubuh sebagai Pencegahan COVID-19

    Get PDF
    Pada bulan Desember, 2019, serangkaian kasus pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui muncul di Wuhan, Hubei, Cina, dengan gambaran klinis sangat menyerupai virus pneumonia. Setelah dilakukan uji laboratorium menunjukkan adanya virus baru, yang diberi nama COVID-19. Jumlah kasus terus tumbuh secara eksponensial menyebabkan WHO mengingatkan semua negara untuk melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian yang kuat agar dapat menghentikan penyebaran virus ini. Sejauh ini, belum ditemukannya obat spesifik untuk penyembuhan infeksi COVID-19. Terapi yang digunakan hanyalah menghilangkan gejala yang muncul dengan meningkatkan imunitas penderita. Potensi peningkatan imunitas dari jamu dapat diperoleh dari tanaman obat keluarga (TOGA). Tanaman obat dapat meningkatkan kekebalan tubuh, karena bersifat pencegahan (preventif) dan promotif melalui kandungan metabolit sekunder contohnya seperti gingiro pada jahe dan santoriso pada temulawak yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Berdasarkan observasi mahasiswa UNIB dan masyarakat di Kelurahan Pematang Gubernur, Kecamatan Muara Bangkahulu RT. 22, masih membutuhkan jamu sebagai pencegahan terhadap penyebaran virus COVID-1
    • …
    corecore