555 research outputs found
Environmental Dynamic, Business Strategy, and Financial Performance: an Empirical Study of Indonesian Property and Real Estate Industry
Firm’s strategic orientation involves synchronizing environmental dynamics, corporate strategy and capital structure in order to achieve firm performance targets. The co-alignment model used successfully in the hospitality industry might be used in a wider context as a framework in explaining these relationships simultaneously. Using the data of public firms in Indonesia during the period of 1996-2010, we found that co-alignment model can be implemented in property and real estate industry as well as in hospitality industry
Cluster potensi kabupaten/kota di indonesia dalam pengembangan komoditas tanaman pangan dan hortikultura
Indonesia is an agricultural country which makes the agricultural sector has an important role on the national economy. Agricultural sector contribution to GDP in 2014 reached 14.43% (BPS 2014). The agricultural sector in addition to meet domestic food needs, also as revenue (income) countries in the event of surplus production. Dependency on food imports (food trap) as a result of agricultural productivity in the country that tend to slow down, causing the amount of imports increased. Major food sectors supporting Indonesia in 2014 experienced a trade deficit. Food crops sector deficit of US -1.12 billion horticulture and animal husbandry had a deficit of US $ -3.2 billion.
Efforts to increase the production of food crops and horticulture, in order to reduce dependence on food imports (food trap), can be done if the government knows the potential of the area. Potential agricultural commodities in the area can be identified by looking at the potential of the resemblance. Policies in agriculture, especially food crops and horticulture can be focused on areas of potential.
Potential agricultural commodities can be identified as a group by using clustering analysis (cluster analysis). The group formed show similarity characteristics of the region with other regions in the group. One method used cluster is a top-down clustering (k-means).
Regency/city which is the object of research there are as many as 511. The commodities which are used as variables are sorghum, rice, soybeans, corn, cassava, peanuts, potatoes, onions, garlic, peppers, oranges, grapes and apples. The initial selection of potential areas obtained 268 regency/city which has a minimum of one commodity production of 13 commodities above the average production of the Regency/City.
The using of cluster analysis towards 268 regency/city can get the best cluster formation, with a look at the value of the standard deviation in the cluster (Sw) is the smallest and the standard deviation between clusters (Sb) are optimum or value Sw/Sb smallest. Results of processing by performing eight times the simulation group, the smallest value in the number of clusters formed by 7 clusters in the amount of 0569, with Sw = 65 229.90 and Sb = 114 707.55. This result makes the grouping as many as seven clusters is considered as the best grouping at k-mean method. The clusters which are formed first (I) as many as 154 regency/city, Cluster II by 2 regency/city, cluster III in 1 regency/city, cluster IV as many as 8 regency/city, cluster V as many as 24 regency/city, cluster VI 75 regency/city, cluster VII as well as 4 regency/city. Each cluster has a dominant characteristic commodities.
Sector basis or featured on the cluster formed in food crops and horticulture, can be performed using Location Quotient (LQ). Seventh clusters are formed which became the basic sector of food crops and horticulture to the value Location Quontien (LQ)> 1. Cluster I commodities to the value of LQ> 1 are paddy, maize, potato, citrus, apples and grapes. Cluster II superior commodities are maize, cassava, peanuts, garlic, peppers and grapes. Cluster III with commodity cassava. Cluster IV commodities superior are soybean, maize, cassava, peanuts, potatoes, peppers and apples. Cluster V commodities are sorghum, rice, soybeans, onions, peppers, oranges and apples. Cluster VI main commodities are sorghum, rice, soybeans, corn, peanuts, potatoes, onion, garlic and chilli. While commodities cluster VII with cassava, peanuts and chilli.
Zoning strategy based cluster formed by using Klassen typology. The growth of food crops and horticulture at the rate of progress and grow faster than 13 commodities there are 6 commodities, namely on cluster I; rice and corn. Cluster II commodities cassava. Cluster III commodities cassava and rice. Cluster IV with maize, cassava and chili. Cluster V with paddy and apples. Cluster VI has commodities as rice, corn and onions. Cluster VII only commodity cassava. While six commodities which are lagging behind growth; sorghum, potatoes, soybeans, peanuts, oranges and grapes.
The main obstacle in getting food crops and horticulture which leads to low productivity due to plant pests, high operational costs, climate, soil conditions and natural disasters
Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011)
Manusia dilahirkan dalam keadaan membawa fitrah. Fitrah adalah agama yang lurus, maksudnya potensi untuk mengenal dan mentauhidkan Allah, cenderung kepada kebenaran, dan tidak mengalami penyimpangan. Pada masa adolesen (13-21 tahun) remaja sedang mengalami masa pancaroba, penuh dengan
kegelisahan dan kebingungan. Dalam keadaan itu, agama dan kepercayaan kepada Tuhan merupakan penolong yang sangat ampuh untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya. Agama juga mempunyai fungsi yaitu memberikan bimbingan dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran dan menentramkan batin.
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan bagian dari amal usaha persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan. Sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang bertekad menjadikan “Wacana Keilmuan dan Keislaman” sebagai filosofi penyelenggaraan dan
pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi, UMS tentu harus memberi sentuhan pada sisi keagamaan. Sebagaimana visi UMS yaitu menjadi kiblat pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sain (IPTEKS) yang Islami dan memberi arah
perubahan. Salah satu upaya UMS untuk mencapai visi tersebut yaitu melalui pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Mentoring AIK tersebut diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru, dalam penelitian ini penulis
meneliti pendidikan Mentoring AIK di Fakultas Farmasi tahun 2010/2011, dengan alasan input mahasiswa baru di Fakultas Farmasi berlatar belakang dari lulusan sekolah-sekolah umum. Selain itu, ditinjau dari segi akademik, untuk mata kuliah yang berbasis agama Islam dan Kemuhammadiyahan dinilai minim. Di samping itu, dalam bidang farmasi pada umumnya sering ditemukan tentang pembuatan obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan yang tidak halal.
Rumusan masalah penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ada atau
tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi
agama, untuk mengungkap aspek atau kondisi psikologis keberagamaan seseorang. Metode dalam pengumpulan datanya adalah metode angket sebagai metode inti, metode wawancara sebagai penyempurna data metode inti, dan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang Mentoring AIK. Model analisis penelitiannya adalah kuantitatif.
Setelah data dianalisis dengan Chi-Kuadrat maka diperoleh nilai χ2 hitung sebesar 0,944. Sedangkan χ2 tabel pada dk = 2 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 5,991. Dengan demikian nilai χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima dengan
kata lain Ha di tolak. Jadi, dengan penolakan Ha dapat diberikan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011
Konsep Pendidikan Humanistik Ki Hadjar Dewantara dalam Perspektif Pendidikan Islam
Skripsi ini membahas tentang konsep pendidikan humanistik Ki Hadjar
Dewantara dalam perspektik pendidikan Islam. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
adanya kekhawatiran terhadap sistem serta model pendidikan yang dijalankan di
negeri ini, dalam hemat peneliti beranggapan bahwa model pendidikan yang
berjalan dirasa terlalu material oriented serta sudah jauh dari nilai-nilai
kemanusiaan yang selalu dijunjung tinggi oleh Ki Hadjar Dewantara dalam setiap
pendidikan yang ia jalankan di negeri ini.
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu: 1)
Bagaimanakah konsep pendidikan humanistik Ki Hadjar Dewantara? 2)
Bagaimanakah konsep pendidikan Islam?3)Bagaimanakah konsep pendidikan
humanistik Ki Hadjar Dewantara dalam perspektif pendidikan Islam?
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library
Reseach). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
filosofis dengan jenis analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1)Konsep pendidikan humanistik Ki
Hadjar Dewantara yaitu dengan memposisikan pendidikan sebagai Penuntun,
dijalankan dengan kemurah hatian dan kasih sayang mendalam kepada peserta
didik. Dasar pendidikan yang beliau jalankan dengan menggunakan asas Panca
Dharma (kemerdekaan, kemanusiaan, kebangsaan, kodrat alam, dan kebudayaan).
Adapun metode pendidikan yang paling utama yang ia gunakan adalah dengan
metode Among yang berlandaskan atas prinsip Ing Ngarsa Asung Tuladha, Ing
Madya Amangun Karsa, Tutwuri Handayani, tujuan pendidikannya yaitu
menjadikan peserta didik benar-benar menjadi anak yang merdeka dan mandiri
dalam setiap kehidupannya. 2) Konsep pendidikan Islam yang selama ini berjalan
memang sangatlah kompleks, karena pendidikan Islam sendiri memakai tiga
istilah dalam pemaknaannya, yaitu tarbiyah, ta’dib, dan ta’lim. Pendidikan Islam
sendiri berfungsi sebagai alat untuk memproses pengembangan potensi manusia,
baik secara mikro maupun makro dengan dilandaskan pada nilai-nilai keilahiaan.
3)Pendidikan Islam memandang bahwa konsep pendidikan humanistik Ki Hadjar
Dewantara yang dijalankan selama ini bisa dikatakan selaras dengan konsep
pendidikan Islam, hal tersebut dapat kita lihat dari pandangan Ki Hadjar
Dewantara mengenai konsep tentang manusia. Pandangan Ki Hadjar yang lain
yang dianggap sejalan dengan dengan pendidikan Islam yaitu dalam hal: fungsi
pendidikan, tujuan pendidikan, konsep tentang pendidik, dan peserta didik.
Adapun hal-hal yang perlu ditekankan dalam proses pengajaran pendidikan
Islam adalah: pendidikan Islam humanis dan egalitarian, demokratisasi pendidikan
serta penuh etika dan moral. Jadi, adanya upaya memadukan kesalahen personal
dan kesalehan sosial: keselamatan insaniyah, kemaslahatan basyariyah, serta
keselamatan alam
APLIKASI PEMBELAJARAN FACILITATOR AND EXPLANING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA GRAFIK FUNGSI KUADRAT KELAS X TKJ 2 SMK NEGERI 1 NGLEGOK KAB. BLITAR JAWA TIMUR
Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika melalui penarapan aplikasi pembelajaran facilitator and expliaining pada materi grafik fungsi kuadrat kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Nglegok Blitar Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Nglegok Blitar dengan tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan aplikasi pembelajaran facilitator and explaining pada materi grafik fungsi kuadrat kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Nglegok Blitar tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan pembelajaran facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dari hasil observasi diketahui terjadi peningkatan pada keaktivan peserta didik dalam pembelajaran, yaitu pada pertemuan pertama 60% menjadi 81% pada pertemuan kedua, dan pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 90%. Sedangkan hasil belajar peserta didik 94,5% pada tes akhir secara klasikal. Dari sejumlah peserta didik sangat menyukai pembelajaran melalui pembelajaran facilitator and explaining dan berminat untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
Urgensi Penilaian Afektif dalam Kurikulum 2013
Abstract
The affective aspect is one of the three very important aspects of learning in schools. The affective aspect is an aspect of attitude that is embedded in students. A good attitude towards students will make the teaching and learning process smooth, without obstacles, and meaningful. There are several levels of the affective domain : a. Level of affective domain receiving, b. Responding level which is the participation of students, c. The level of valuing that involves determining value, d. An organization level that combines two values or values, one associated with another, e. The level of characterization of students who have a value system that controls behavior until a certain time to form a lifestyle. The 2013 curriculum requires numbering attitudinal or affective aspects in its assessment
Culture of Corruption and Symbolic Rationality of Accounting Information – Higher Education Implication
When corruption becomes daily and socially acceptable practices, the functions of financial accounting have shifted from the instrument of managerial responsibility to a symbolic rationality of actions. Professional organizations of accountants and educational institutions consider this phenomenon as an ethical issue and have made professional ethics a mandatory subject for accounting students. This study aim to gain a better understanding of the role of accounting information in a corrupt society. It also tries to gain a better understaning that the accounting higher education institutions should play their role in this context. This study uses an interpretive phenomenological approach for the analysis. It is noted that it stresses the need for higher education institutions to take additional action by criticizing accounting principles that are fundamentally very capitalistic, being more flexible to different schools of thought, and incorporating the values of divinity into all accounting subjects
Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Snowball Throwing di Kelas XI SMK Negeri I Nglegok
Matematika adalah salah satu pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa, adapun upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran snowball throwing. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan snowball throwing yang dapat meningkatkan kompetensi matematika kelas XI SMK Negeri 1 Nglegok. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus tindakan. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI Tata Boga SMK Negeri 1 Nglegok Semester II dengan jumlah 36 siswa, materi yang dibahas adalah geometri. Penelitian menemukan adalah rata-rata hasil pre-test sampai dengan siklus II yaitu rata-rata hasil pre-test adalah 33,4%, Siklus I adalah 60,4%. Sedangkan siklus II adalah 79,5% Adapun rata-rata aktivitas siswa pada siklus I = 64,3 % dan siklus II = 73,5%. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar
Default Risk Analysis In Micro, Small And Medium Enterprises: Does Debt Overhang Theory Occur?
This paper intends to analyse the default risk in micro, small and medium enterprises
(MSMEs) and its relation to new debt opportunities, debt overhang theory and growth
intention. The results confirm that cash flow, capacity and leverage are the major
determinants of firms’ default, while gross margin and efficiency measure are not
significant predictors. By analysing the rating transition behaviour, we found that the
further the rating migrates, the smaller the probability of transition and that the
probability towards default is greater along with the decreased quality rating. By
extending the analysis, we found that the debt overhang theory is not applied in
relationships between banks and MSMEs
ANALISIS LAJU DOSIS RADIASI DI SEKITAR RUANGAN RADIOTERAPI DAN RADIOLOGI RS. UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian analisis laju dosis radiasi menggunakan surveymeter fluke dan surveymeter inspector di sekitar instalasi radioterapi dan radiologi RS. Universitas Andalas Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur laju dosis radiasi dan melakukan evaluasi berdasarkan Pembatas Dosis (PD) Perka BAPETEN No 3 Tahun 2013 dan Perka BAPETEN No 8 Tahun 2011, memperkirakan efek biologis radiasi, serta evaluasi fasilitas proteksi radiasi berdasarkan Safety Report Series No. 47 IAEA dan Safety Report Series No. 39 IAEA. Pengambilan data dilakukan pada beberapa titik pengukuran di sekitar instalasi radioterapi dan radiologi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa laju dosis radiasi di sekitar instalasi radioterapi berkisar antara (0-1,907) µSv per jam. Laju dosis radiasi di instalasi radiologi berkisar antara (0-1,209) µSv per jam. Laju dosis radiasi yang didapatkan masih di bawah nilai Pembatas Dosis (PD) Perka BAPETEN No 3 Tahun 2013 dan Perka BAPETEN No 8 Tahun 2011. Perkiraan efek biologis radiasi yang ditimbukan di sekitar instalasi radioterapi dan radiologi adalah efek stokastik. Fasilitas proteksi radiasi di instalasi radioterapi dan radiologi telah memenuhi syarat Safety Report Series No. 47 IAEA dan Safety Report Series No. 39 IAEA.
Kata kunci : Efek stokastik, laju dosis radiasi, Radioterapi, Radiologi, RS. Universitas Andalas Padang Surveymeter fluke, Surveymeter Inspector
ABSTRACT
An analysis of radiation dose rate has been conducted by using surveymeter fluke and surveymeter inspector around the room of radiotherapy and radiology installation in the hospital of Andalas University Padang. This study purpose to measure the rate of radiation doses and conducts an evaluation based on Pembatas Dosis (PD) Perka BAPETEN No. 3 of 2013 and BAPETEN Regulation No. 8 of 2011, as well as estimating the biological effects of radiation and evaluation of radiation protection facilities based on Safety Report Series No. 47 IAEA and Safety Report Series No. 39 IAEA.The collecting of data has been done at several measurement points around the radiotherapy and radiology room. The measurement result shows that the rate of radiation doses around the radiotherapy installation room is ranged from (0-1,907) µSv per hour. the radiation dose rate in radiology installations ranged from (0-1,209) µSv per hour. The obtained rate of radiation dose is still below Pembatas Dosis (PD) Perka BAPETEN No. 3 of 2013 and BAPETEN Regulation No. 8 of 2011. Estimates of the biological effects of radiation incurred around radiotherapy and radiology installations are stochastic effects. The fasilities protection of radiation has been qualified from Safety Report Series No. 47 IAEA dan Safety Report Series No. 39 IAEA.
Keywords: Stochastic effect, Radiation dose rate, Radiotherapy, Radiology, Andalas University Hospital, Surveymeter fluke, Surveymeter inspecto
- …