32 research outputs found

    KAJIAN ANALISIS TINGKAT LAYAN PENGARUH POLISI TIDUR DI JALAN BABARSARI YOGYAKARTA

    Get PDF
    Arus terganggu pada jalan raya dapat dijumpai pada persimpangan, pasar, sekolah, gerbang tol, dan polisi tidur. Di Yogyakarta biasanya polisi tidur dipasang di jalan lokal/lingkungan, tetapi akhir-akir ini dipasang di jalan arteri dan kolektor. Fenomena ini nampak jelas di jalan Babarsari dengan diberi polisi tidur sangat mengganggu aksesbilitas dan kenyamanan serta timbulnya antrian. Tujuan penelitian ini mengkaji ketidakefektifan dari dipasang polisi tidur di jalan Babarsari. Ketidakefektifan dapat dilihat dari hasil tingkat layan (LOS) sebelum dan adanya polisi tidur. Akar permasalahannya adalah akibat dipasangnya polisi tidur di jalan Babarsari menurunkan tingkat layan jalan di setiap saat. Perlu diindentifikasi tingkat layan di jalan yang belum terganggu dan yang terganggu adanya polisi tidur. Penelitian ini akan mengkaji ketidakefektifan dari dipasangnya polisi tidur di jalan Babarsari. Dari analisis hubungan parameter kondisi operasi yaitu kecepatan kendaraan lalu lintas dan ratio perbandingan volume/kapasitas jalan raya akan ada solusi untuk mengatasi ketidakefisiensi di masa yang akan datang. Hasil yang dapat disimpulkan: di daerah tidak ada dan ada polisi tidur tingkat pelayan (LOS) F. Pengaruh polisi tidur membuat pengemudi pada jarak mendekati sudah mengurangi kecepatan. Kecepatan aliran bebas di daerah tidak ada polisi tidur Vfree = 38,095 km/jam, sedangkan di daerah polisi tidur Vfree = 5,561 km/jam. Aliran maksimum di daerah tidak ada polisi tidur Fmak. = 11.163 kendaraan/jam, sedangkan di daerah polisi tidur Fmak. = 1.196 kendaraan/jam. Terjadi penuruan aliran maksimum di daerah polisi tidur. Tindakan yang tidak jelas dari suatu rekayasa lalu lintas di Jalan Babarsari dengan dipasang polisi tidur tentu saja menurunkan tingkat pelayanan jalan tersebut. dapat dikatakan LOS Jalan Babarsari sepanjang waktu pada tingkat LOS F. Perlu ada pemahaman yang mendasar bagi pihak yang menentukan kebijakan dan dikembalikan fungsi Jalan Babarsari seperti semula tanpa polisi tidur

    KEAMANAN UTILITAS TIANG JALAN RAYA

    Get PDF
    Akhir-akhir ini, suatu tabrakan dengan tiang utilitas menjadi kejadian sangat berbahaya dalam suatu tabrakab yang mematikan. Paper ini mendiskusikan penangan yang representatif untuk menangani tiang utilitas pada daerah tabrakan tinggi. Lokasi penelitian di Persimpangan Mirota Universitas Gajahmada. Hasil Studi menginformasikan bahwa pada simpangan lengan utara, tiang utilitas berada pada manfaat jalan. Pada setiap lengan simpang, Seluruh tiang-tiang utilitas tidak mempunyai bandalan pelindung untuk melindungi tiang-tiang utilitas dari tabrakan. Analisis dari ketiga skenario bahwa tiang-tiang utilitas sangat berbahaya bagi banyak pengemudi. Perlu memindahkan tiang-tiang utilitas dari manfaat jalan ke sisi jalan dan melindungi tiang-ting utilitas dengan cluster crash cushion atau pole guardrail

    KEAMANAN UTILITAS TIANG JALAN RAYA

    Get PDF
    Akhir-akhir ini, suatu tabrakan dengan tiang utilitas menjadi kejadian sangat berbahaya dalam suatu tabrakab yang mematikan. Paper ini mendiskusikan penangan yang representatif untuk menangani tiang utilitas pada daerah tabrakan tinggi. Lokasi penelitian di Persimpangan Mirota Universitas Gajahmada. Hasil Studi menginformasikan bahwa pada simpangan lengan utara, tiang utilitas berada pada manfaat jalan. Pada setiap lengan simpang, Seluruh tiang-tiang utilitas tidak mempunyai bandalan pelindung untuk melindungi tiang-tiang utilitas dari tabrakan. Analisis dari ketiga skenario bahwa tiang-tiang utilitas sangat berbahaya bagi banyak pengemudi. Perlu memindahkan tiang-tiang utilitas dari manfaat jalan ke sisi jalan dan melindungi tiang-ting utilitas dengan cluster crash cushion atau pole guardrail

    HUBUNGAN DIMENSI, WORKING LOAD DAN SETTLEMENT FONDASI BORED PILE DI LAPISAN PASIR

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan suatu wacana dalam desain fondasi bored pile di lapisan pasir. Ada hubungan erat antara semakin bertambahnya dimensi tiang terhadap working load dan settlement yang akan timbul. Metode dasar prinsip analisis praktis yang lansung menggunakan data CPT untuk desain fondasi bored pile. Ada kesamaan antara Cone Penetrometer dan tiang (pile). Penetrometer dapat dipandang sebagai sabagai suatu model pile. Hasil penelitian ini menginformasikan ultimate base resistance (Fub), tidak selalu meningkat sesuai pertambahan ukuran diameter bored pile. Ultimate shaft resistance (Fus) secara bertahap meningkat sesuai pertambahan ukuran diameter tiang. Pertambahan diameter bored pile akan semakin meningkatkan woking load (use load). Settlement, s1 = 25a3 tidak selalu meningkat sesuai pertambahan ukuran diameter bored pile. Sedangkan, settlement, s2 = 0,2D [(FPILE - Fs )/ Fb]2 selalu meningkat sesuai pertambahan ukuran diameter bored pile. Ketidakpastian yang ada pada tanah di mana bored pile berpijak dan bermacam metode desain kapasitas bored pile termasuk metode desain dengan cone resistance qc dari uji CPT. Untuk mengetahui penyimpangan maupun keakurasian dari hasil desain suatu metode pendekatan perlu diuji kemampuan struktur suatu bored pile dengan uji in situ loading test seperti dynamic load testing dengan alat FPDS-7. Kebijakaan akan muncul apakah safety factor dalam desain dapat mengatasi perbedaan sehingga masih dapat ditoleransi dalam kondisi batas aman dan sebagai evaluasi desain selanjutnya ke arah lebih baik

    ASSESSMEN KERUSAKAN PERMUKAAN TANAH AKIBAT GEMPA BUMI BERDASARKAN DATA UJI SPT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk melakukan assessmen keruskan permukaan tanah akibat gempa dengan mengambil wilayah studi di Kabupaten Bantul. Untuk tujuan tersebut sudah dilakukan pengeboran sebanyak 10(sepuluh) titik bor dan Standard Penetration Test (SPT) di wilayah tersebut. Studi eksperimen yang sudah dilakukan adalah : mencari parameter-parameter fisika tanah seperti distribusi saringan, kadar air, berat volume dan berat jenis dengan standar pengujian yang berlaku. Parameter dan kuat geser tanah juga dilakukan dengan alat uji geser langsung pada kedalaman-kedalaman tertentu tanah yang diperoleh dari pengeboran, terutama sampel diatas dan dibawah muka air tanah. Kemudian dilakukan assessmen untuk setiap titik bor yang diambil dengan Indeks Potensi Likuifaksi (IPL), yang sebelumnya perlu dilakukan analisis rasio tegangan akibat gempa/cyclic stress ratio (CSR) dan rasio tegangan ketahanan tanah terhadap likuifaksi/cyclic resistance ratio (CRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa litologi tanah berupa tanah pasir halus sampai kasar bergradasi seragam sehingga rentan terhadap likuifaksi. Semakin besar percepatan horisontal tanah, harga IPL dan potensi kerusakan permukaan tanah meningkat. Pada gempa ringan sampai sedang, harga IPL 0,30g, likuifaksi terjadi hampir disemua kedalaman yang berakibat pada harga IPL > 15. Pada keadaan tersebut, kerusakan tanah dipermukaan cukup berat

    Parametric study on the behaviour of bagasse ash–calcium carbide residue stabilized soil

    Get PDF
    A series of experiments including unconfined compression tests, three-axial tests, compaction tests, and split tensile tests were undertaken to investigate the influence of compaction parameters on the behaviour of bagasse ash–calcium carbide residue stabilized soil. A preliminary study on soil with the addition of 4%, 6%, 8%, 10%, and 12% calcium carbide residue established that the lime fixation point (LFP) was 4%. Then 9% bagasse ash was added to soil with 4% calcium carbide residue, and the cation exchanges and pozzolanic reactions were investigated. The addition of calcium carbide residue to bagasse ash stabilized soil caused short-term changes due to cation exchange reactions, including an increase in the friction angle and cohesion in the stabilized soil. In addition, due to the short-term reaction, the maximum stiffness in three-axial tests occurred in the samples moulded with less than their optimum moisture content (OMC), whereas the peak strength occurred in the samples moulded at their OMC. After a 28-day curing period, pozzolanic reactions improved significantly the three-axial peak strength and stiffness of the stabilized soil, and the maximum three-axial shear strength and stiffness occurred in the samples prepared below their OMC

    PENGARUH TEMPERATUR PEMERAMAN PADA PERILAKU GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN SEMEN

    No full text
    Pengaruh temperatur peneraman pada kekuatan beton, mortar atau tanah berbutir kasar yang distabilisasi dengan semen sudah banyak dilaporkan didalam literatur. Namun demikian, pengaruh tempertaur pemeraman pada tanah lempung yang distabilisasi dengan semen masih belum banyak dilakukan. Perbedaan mendasar antara kedua hal tersebut adalah adanya reaksi posolanik yang terjadi didalam tanah yang distabilisasi dengan semen yang menghasilkan perilaku geser yang lebih kompleks dibandingkan dengan pada beton, mortar maupun tanah berbutir yang distabilisasi dengan semen. Serangkaian pengujian dilakukan pada penelitian ini untuk mengkaji perbedaan tersebut dengan menggunakan lempung lokal yang diambil dari Wates yang distabilisasi dengan semen portland biasa (ordinary portland cement). Sejumlah komposisi campuran lempung Wates- semen diperam dengan temperatur pemeraman yang berbeda ( 25, 30, 40, dan 50OC). Kuat geser tanah tersebut diuji di dalam alat kuat tekan bebas dengan waktu pemeraman yang berbeda – sampai dengan 56 (limapuluh enam) hari (7, 14,21, 28, 36, dan 56 hari) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kuat tekan bebas tanah lempung anorganik yang distabilisasi dengan semen meningkat dengan bertambahnya suhu pemeraman pada waktu pemeraman yang sama akibat tingginya derajat sementasi dan reaksi posolanik.Pada kandungan semen rendah, reaksi posolanik tetap berlangsung oleh adanya disosiasi silikat dan aluminat pada temperatur tinggi. Kadar air pada saat pencampuran berpengaruh pada hasil kuat tekan bebas walaupun waktu dan suhu pemeraman sama.Jika dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu yang diacu dari referensi, hasil penlitian menunjukkan kecenderungan yang mirip

    PERILAKU TANAH EKSPANSIF YANG DISTABILISASI DENGAN ABU AMPAS TEBU- LIMBAH KARBIT DAN INKLUSI SERAT POLYESTER

    Get PDF
    Abu ampas tebu adalah bahan limbah sisa pembakaran tebu yang bersifat kohesif, dengan ukuran butiran lebih kecil dari tanah normal. Sementara itu, libah karbit adalah limbah sisa pembakaran acetylene yang dijumpai di banyak tempat. Sedangkan tanah ekspansif di jumpai dibanyak tempat di Indonesia terutama di daerah-daerah tandus. Tanah ini mempunyai kelemahan terutama pada ketahanan volumenya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dari individu atau gabungan serat polyester yang dicampur secara acak didalam tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu dan limbah karbit. Abu ampas tebu diambil dari pabrik gula Madukismo, Bantul, DIY dan dicampur dengan tanah ekspansif dengan proporsi yang bebeda. Sifat-sifat geoteknik sampel tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu, dan sampel tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu plus 1% serat polyester yang dicampur secara acak diuji kepadatan dan kuat gesernya. Serangkaian pengujian kepadatan, dan geser langsung di berlakukan pada tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu + 3% dan 6% limbah karbit, dan tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu + limbah karbit dan inklusi 1% serat dengan waktu pemeraman 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan limbah karbit tidak banyak meningkatkan MDD (Moisture Dry Density) tanah yang distabilisasi dengan abu ampas tebu. Parameter geser tanah tidak secara konsisten terpengaruh oleh inklusi serat. Namun demikian, pola peningkatan kuat geser tanah oleh penambahan serat polyester terlihat konsisten. Oleh penambahan serat, daktilitas tanah meningkat

    Studi Parametrik pada Tanah Lempung Berplastisitas Rendah yang Distabilisasi dengan Semen

    Get PDF
    Di daerah pantai kepulauan Mentawai propinsi Sumatera Barat dijumpai tanah lempung berwarna abu-abu dan memiliki kandungan kapur tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang pengaruh kadar air (w), kadar semen (C) dan pengaruh rasio air-semen (FAS) pada parameter kuat geser tanah lempung Mentawai dengan indikator sudut gesek dalam dan kohesi. Penelitian ini mencakup: penelitian awal untuk mengidentifikasi komposisi kimia tanah lempung, sifat-sifat fisik dan mekanik tanah asli. Kedua adalah penelitian lanjutan yang terdiri dari pengujian pemadatan untuk mencari kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum untuk tanah asli. Tanah dalam keadaan kering dicampur dengan semen dengan proporsi: 6, 9, 12, 15, dan 18%; kemudian ditambahkan air dengan kadar air yang juga bervariasi: 12, 18, 24, 28 opt , 30 dan 36%. Kemudian di uji dengan alat uji tekan bebas dengan waktu pemerama: 0, 7, 28 dan 56 hari. Peningkatan kuat tekan bebas proporsional terhadap kandungan semen (C), semakin tinggi prosentase semen yang ditambahkan kedalam tanah kuat tekan bebas semakin meningkat terutama pada masa pemeraman 56 hari. Pada masa peram tersebut kuat tekan bebas naik dari 60 kPa (kadar semen 0%) menjadi 225 kPa ( kadar semen 18%) pada kadar air optimumnya. Oleh pengaruh kadar air (w), kuat tekan bebas maksimum terjadi pada kadar air optimumnya (w opt = 28%) untuk semua proporsi semen dan waktu pemeraman. Pada kadar semen 18%, kuat tekan bebas naik dari 123 kPa (w = 12%) menjadi 226 kPa (w opt = 28%) dan turun menjadi 110 kPa ( w =36%). Oleh pengaruh rasio air-semen, pola peningkatan kuat tekan bebas terlihat acak , namun memiliki kecenderungan bahwa kuat tekan bebas menurun dengan meningkatnya rasio air-semen. Pada waktu peram 0 hari, kuat tekan bebas turun dari 80 kPa (fas = 0,5) menjadi 61 kPa (fas = 6). Pada waktu peram 28 hari, kuat tekan bebas juga mengalami penurunan dari 141 kPa (fas = 0,5) menjadi 59 kPa (fas = 6). Penurunan kuat tekan bebas juga terlihat pada waktu pemeraman 56 hari. Kuat tekan bebas turun dari 162 kPa (fas = 0,5) menjadi 69 kPa (fas = 6%)
    corecore